Implementation Implementasi Monitoring Pengawasan Management Pengelolaan

c. Simulation Prototyping Prototipe Simulasi

Tahap selanjutnya adalah pembuatan prototype sistem yang akan dibangun, sebagai simulasi dari implementasi MPLS VPN dan QoS. Dengan demikian penulis dapat mengetahui gambaran umum dari proses komunikasi, keterhubungan dan mekanisme kerja dari interkoneksi keseluruhan elemen sistem yang akan dibangun. Penulis membangun prototype sistem ini pada lingkungan virtual menggunakan GNS3, dengan pertimbangan bahwa apabila ada kesalahan mudah diperbaiki, proses pembuatannya lebih cepat, dan untuk melihat implementasi MPLS VPN dan QoS yang akan diuji. Pembahasan ini dapat dilihat pada bab empat sub bab 4.3.

d. Implementation Implementasi

Pada fase ini, spesifikasi rancangan solusi yang dihasilkan pada fase perancangan, digunakan sebagai panduan instruksi implementasi MPLS VPN dan QoS. Aktifitas pada fase implementasi melingkupi implementasi topologi jaringan sub bab 4.4.1, implementasi MPLS VPN sub bab 4.4.2, dan implementasi QoS sub bab 4.4.3.

e. Monitoring Pengawasan

Pada NDLC, proses pengujian digolongkan pada fase ini. Hal ini mengingat bahwa proses pengujian dilakukan melalui aktifitas pengoperasian dan pengamatan sistem yang sudah dibangundikembangkan dan sudah diimplementasikan untuk memastikan bilamana penerapan MPLS VPN beserta QoS sudah berjalan dengan baik dan benar. Aktifitas pada fase ini terdiri dari pengujian konektifitas end-to-end MPLS VPN dengan cara ping dan telnet sub bab 4.5.1. Serta pengujian sub bab 4.5.2 dan analisa sub bab 4.5.3 QoS menggunakan metode Diffserv RFC-2475.

f. Management Pengelolaan

Pada NDLC, aktivitas perawatan, pemeliharaan dan pengelolaan dikategorikan pada fase ini, karena proses manajemenpengelolaan sejalan dengan aktifitas perawatanpemeliharaan sistem yaitu meliputi pengelolaan backbone MPLS VPN dan pengelolaan QoS. Sehingga akan menjamin fleksibilitas dan kemudahan pengelolaan serta pengembangan MPLS VPN dan QoS di masa yang akan datang. Pada penelitian ini, penulis hanya melakukan sampai tahap monitoring. Untuk tahap manajemen, secara keseluruhan merupakan kewenangan dari pihak BPPT. Hal ini dapat dilihat pada bab empat sub bab 4.6. 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis akan menjelaskan proses penerapan backbone jaringan menggunakan MPLS. Dalam hal ini penulis menerapkan MPLS VPNs dengan QoS berdasarkan teknik Differentiated Services. Yaitu dengan membagi satu VPN menjadi dua kelas; kelas gold yang memberikan QoS untuk layanan traffic data voice dan kelas bronze yang memberikan QoS untuk layanan traffic data best effort . Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa user yang menggunakan layanan gold memiliki jaminan QoS yang lebih baik dibandingkan user yang menggunakan layanan Bronze. Dengan ini suatu instansi atau perusahaan, dapat membedakan QoS untuk setiap divisinya, sehingga dapat mengoptimalkan kapasitas jaringan yang ada.

4.1. Analysis Analisis

Penulis membagi aktivitas pada tahap analisis ini menjadi beberapa fase yaitu:

4.1.1. Identify Mengidentifikasi Masalah

Penggunaan sistem jaringan IP sebagai backbone baik dari segi skalabilitas. Namun permasalahan akan timbul dari segi Quality of Service. Jaringan IP yang secara default memiliki QoS best effort tidak membedakan paket yang dikirim. Apakah itu file voice, video, atau data biasa. Jadi, ketika file tersebut dilewatkan pada backbone jaringan IP dapat