Dalam hal ini peneliti tertarik pada merger dan akuisisi yang dilakukan perusahaan perbankan asing pada khususnya dilihat dari rasio-rasio keuangannya.
Adapun judul yang dipilih adalah : “Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan Asing Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merumuskan
permasalahan penelitian ini sebagai berikut : “Apakah terdapat perbedaan kinerja perusahaan perbankan asing sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang
diukur berdasarkan rasio keuangan, yaitu : Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loans NPL, Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA,
Return on Equity ROE, Loan to Deposits Ratio LDR?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan penelitian maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perubahan kinerja perusahaan
perbankan asing sebelum dan sesudah merger dan akuisisi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diukur berdasarkan rasio keuangan yaitu Capital Adequacy
Ratio CAR, Non Performing Loans NPL, Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE dan Loan to Deposits Ratio LDR.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan peneliti mengenai apakah
Capital Adequacy Ratio CAR, Non Performing Loans NPL, Net Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, Return on Equity ROE dan
Loan to Deposits Ratio LDR dapat merubah kinerja perusahaan perbankan asing sesudah merger dan akuisisi.
2. Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk memilih merger dan akuisisi sebagai strategi perusahaan
sehingga strategi yang diambil lebih efektif dan efisien. 3. Bagi peneliti selanjutnya sebagai masukan dan sumber referensi dalam
melakukan penelitian sejenis dan menyempurnakan hasil penelitian sejenis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggabungan Usaha
Penggabungan usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha yang sebelumnya terpisah, meskipun tujuan utama penggabungan usaha adalah
profitabilitas, penggabungan juga ditujukan untuk memperoleh efisiensi melalui integrasi operasi secara horizontal atau vertikal dan atau mendiversifikasikan
risiko usaha melalui operasi konglomerat. Ikatan Akuntan Indonesia dalam pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia PSAK No. 22 mendefinisikan “penggabungan usaha business combination sebagai penyatuan dua atau lebih perusahaan yang
terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan perusahaan lain”. Berdasarkan definisi tersebut, penggabungan tidak hanya terjadi
ketika dua atau lebih perusahaan yang terpisah melebur menjadi satu entitas hukum, melainkan ketika dua atau lebih perusahaan menjadi pihak pengendali.
Jenis penggabungan usaha dapat dibedakan menjadi dua yaitu penyatuan pemilikan Merger dan Akuisisi.
Penggabungan usaha adalah bagian dari lingkungan usaha yang berkelanjutan dan sering terjadi. Puncak merger terjadi pada tahun 1960-an.
Periode ini ditandai dengan merger yang menghebohkan, kadang-kadang tidak terorganisasi yang mengakibatkan terciptanya banyak konglomerasi, atau
perusahaan yang beroperasi pada berbagai jenis industri. Karena banyak
perusahaan yang kurang memiliki koherensi dalam operasinya. Banyak perusahaan yang tidak sesukses yang diharapkan, dan banyak dari akuisisi yang
terjadi pada tahun 1960-an tersebut akhirnya dijual atau dilepaskan. Pada tahun 1980-an jumlah penggabungan usaha mengalami peningkatan lagi. Pada periode
ini di lihat banyak terjadi leveraged buyouts, tetapi utang yang ditimbulkan dari transaksi tersebut menyebabkan banyak perusahaan yang mengalami kesulitan.
2.2 Pengertian Merger dan Akuisisi