2.3.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya maka peneliti merangkum faktor – faktor
yang di duga mempengaruhi keputusan petani dalam memutuskan melakukan usahatani kedelai adalah umur, tingkat pendidikan, luas lahan usahatani, jumlah
tanggungan, pengalaman berusahatani, tingkat kosmopolitan, pendapatan petani, dan harga komoditi.
1. Umur
Umur dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja. Bilamana dalam kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan
besar seseorang dapat bekerja dengan baik dan maksimal Hasyim, 2006. Umur seseorang menentukan prestasi kerja atau kinerja orang tersebut. Semakin
berat pekerjaan secara fisik maka semakin tua tenaga kerja akan semakin turun pula prestasinya. Dalam hal tanggung jawab semakin tua umur tenaga kerja tidak
akan berpengaruh karena justru semakin berpengalaman Suratiyah, 2008. 2.
Pendidikan Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas
manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.
Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah Kartasapoetra, 1994.
Konsep pendidikan terbagi menjadi dua jenis yaitu pendidikan formal, non
formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis,
Universitas Sumatera Utara
mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu – waktu tertentu Combs dan
Manzoor,1985. Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat guna meningkatkan kemampuan menerapkan
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik dari lingkungan formal ke dalam lingkungan pekerjaan praktis di masyrakat. Bentuk pendidikan non formal
dapat berupa pelatihan, kursus, penataran, magang, dan penyuluh. Slamet 2003 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar
sekolah pendidikan non formal untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar mereka mampu dan sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik
sesuai dengan bidang profesinya, serta mampu, sanggup dan berswadaya memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan sendiri dan masyarakatnya.
Menurut Muhibbin 2002 pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat
kelembagaan seperti sekolah dan madrasah yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan sebagainya. Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat dalam suatu pengambilan keputusan.
3. Pengalaman Bertani
Menurut Soekartawi 1999, pengalaman seseorang dalam berusaha berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai pengalaman yang sudah
cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada pemula. Lubis 2000 juga berpendapat bahwa orang yang mempunyai pengalaman yang
relatif berhasil
dalam mengusahakan
usahanya, biasanya
mempunyai
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang kurang berpengalaman.
Dalam prinsip belajar seseorang cenderung lebih mudah menerima atau memilih
sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan pengalaman masa lalunya. Keputusan petani dalam menjalankan kegiatan usahatani lebih banyak
mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun pengalaman petani lain. Bila pengalaman usahatani banyak mengalami kegagalan, maka petani
akan sangat berhati – hati dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi
yang diperolehnya Slamet,1995. 4.
Jumlah Tanggungan Menurut Hasyim 2006 jumlah tanggungan keluarga adalah salah satu faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan pendapatan dalam memenuhi kebutuhannya. Banyaknya jumlah tanggungan keluarga akan mendorong petani
untuk melakukan banyak aktivitas dalam mencari dan menambah pendapatan keluarganya.
Semakin banyak anggota keluarga akan semakin besar pula beban hidup yang
akan ditanggung atau harus dipenuhi. Jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi keputusan dalam berusaha. Petani yang memiliki jumlah
tanggungan yang besar harus mampu mengambil keputusan yang tepat agar tidak mengalami resiko yang fatal Soekartawi, 1999.
5. Tingkat Kosmopolitan
Universitas Sumatera Utara
Kekosmopolitan seseorang dapat dicirikan oleh frekuensi dan jarak yang dilakukan, serta pemanfaatan media massa. Mosher 1978 menjelaskan bahwa
keterbukaan seseorang berhubungan dengan penerimaan perubahan –perubahan
seseorang untuk meningkatkan usahatani mereka. Tingkat kosmopolitan petani dapat diketahui dengan mengetahui frekuensi petani
keluar dari desanya ke desa lain atau ke kota, frekuensi mengikuti penyuluhan, frekuensi petani bertemu dengan tokoh inovator, koran yang dibaca, siaran televisi
yang ditonton dan siaran radio yang didengar Soekartawi, 1988. Penyuluhan sendiri bertujuan untuk meningkatkan produksi pertanian, hal ini dicapai dengan
merangsang petani untuk memanfaatkan teknologi modern dan ilmiah yang dikembangkan melalui suatu penelitian Van den Ban dan Hawkins, 1999.
6. Luas Lahan
Sumaryanto dkk 2003 menejelaskan secara sosiologis, luas lahan yang dimiliki seseorang
menunujukkan tingkatan
struktur sosial
seseorang dalam
masyarakatnya. Sajogyo 1999 lahan merupakan salah satu faktor penting yang menetukan status petani, apakah tergolong sebagai petani miskin atau petani yang
lebih tinggi taraf hidupnya. Tingkat luasan usahatani menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat petani, semakin luas areal tani menggambarkan semakin
tinggi produksi dan pendapatan yang diterima. 7.
Pendapatan Petani Sahidu 1998 pendapatan usahatani merupakan sumber motivasi bagi petani dan
merupakan faktor kuat yang mendorong timbulnya kemauan, kemampuan serta terwujudnya kinerja partisipasi petani. Kartasapoetra 1991 menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
setiap petani dan keluarganya ingin meningkatkan produksi dalam usahataninya untuk memperoleh pendapatan yang sebesar- besarnya agar hidup lebih sejahtera.
Menurut Mosher 2002, pada bidang pertanian pendapatan merupakan produksi
yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama kegiatan usahatani.
8. Harga Komoditi
Gilaraso 1989 bahwa harga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran, sehingga harga memegang peranan penting dalam mengambil
keputusan jangka panjang dan jangka pendek semua tingkat dalam suatu industri. 2.4 Kerangka Pemikiran
Kedelai merupakan tanaman yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
Permintaan kedelai setiap tahunnya terus meningkat, tetapi tidak diikuti dengan produksi kedelai dalam negeri. Sehingga Indonesia menjadi negara pengimpor
kedelai. Pemerintah sudah berusaha untuk meningkatkan produksi dalam negeri diantaranya dengan mensubsidi bibit kedelai dan menargetkan pertambahan luas
tanam kedelai di setiap provinsi di Indonesia. Tetapi, kenyataan di lapangan target yang dicanangkan pemerintah jarang sekali dapat dipenuhi. Hal ini berkaitan erat
dengan petani sebagai pelaku utama dalam usahatani kedelai ini. Kecamatan Beringin merupakan salah satu Kecamatan yang mempunyai luas
panen kedelai yang tinggi di Kabupaten Deli Serdang. Di daerah tersebut hampir seluruh penduduknya bekerja sebagai petani padi sawah. Selain padi sawah,
biasanya petani juga menanam tanaman kedelai, jagung, semangka dan ubi dipilih
Universitas Sumatera Utara
sebagai tanaman rotasi. Tentu saja dalam menentukan atau memutuskan komoditi apa yang akan ditanam sebagai tanaman rotasi ada faktor
– faktor yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat faktor apa yang
mempengaruhi petani dalam memilih komoditi kedelai. Petani yang merupakan pelaku utama usahatani kedelai ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor dalam mengambil keputusan memilih atau tidak memilih komoditi kedelai. Untuk mengetahui faktor
– faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam melakukan usaha tani kedelai, maka peneliti merangkum
beberapa faktor yang diduga mempengaruhi keputusan yaitu 1umur, 2pendidikan, 3pengalaman berusahatani, 4jumlah tanggungan, 5luas lahan,
6tingkat kosmopolitan, 7pendapatan petani,dan 8rasio harga di tingkat petani.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : : Ada Pengaruh
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran 2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, tinjauan pustaka, landasan teori dan kerangka
pemikiran, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh yang nyata dari variabel umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan,
luas lahan usahatani, tingkat kosmopolitan pendapatan petani, dan harga di tingkat petani terhadap keputusan petani dalam mengusahakan usahatani kedelai.
Faktor – faktor yang mempengaruhi
keputusan petani: 1. Umur
2. Tingkat Pendidikan 3. Pengalaman Berusahatani
4. Jumlah Tanggungan 5. Luas Lahan
6. Tingkat Kosmopolitan 7. Pendapatan Petani
8. Rasio Harga di tingkat petani
Tidak Melakukan Usahatani Kedelai
Melakukan Usahatani Kedelai
Keputusan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian