Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Siswa-Siswi Sma Tentang Penyakit Menular Seksual Di SMA Harapan 1 Medan

(1)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN

Oleh:

DONNY G PICAULY 070100065

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

DONNY G PICAULY NIM: 070100065

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI SMA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL DI SMA HARAPAN 1 MEDAN

Nama : Donny G Picauly

NIM : 070100065

Pembimbing Penguji I

(dr.M.Fidel Ganis Siregar,Sp.OG) (dr.Dewi Masyitah Darlan,DAP&E.MPH)

NIP. 196405301989031019 NIP. 197407302001122003

Penguji II

(dr.Zulfikar Lubis,Sp.PK) NIP. 130139215

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP. 19540220 198011 1 001


(4)

ABSTRAK

Penyakit menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, maupun masalah sosial. Angka kejadian bertambah dan tidak berkurang akibat kurangnya program penyuluhan yang menyeluruh di berbagai daerah dan tempat. Kebanyakan para penderita penyakit menular seksual ini adalah remaja dan dewasa muda sekitar usia 14 tahun sampai 29 tahun. Ini disebabkan kurang tersedianya informasi-informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap penyakit menular seksual. penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan

cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan

dengan jumlah sampel 261 orang. Pengambilan sampel diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian di distribusikan secara proporsional berdasarkan tingkat kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan penggunaan angket dan analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan dan sikan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan berada dalam kategori kurang karena terdapat 128 orang (49%) dan sikap dalam kategori sedang 137 orang (52,5%).

Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama penyakit menular seksual ini dengan tepat.


(5)

ABSTRACT

Sexually transmitted disease remains a health problem, as well as social problems. The incidence increased and not diminished by the lack of a comprehensive extension program in various regions and places. Most people with sexually transmitted diseases are adolescents and young adults around the age of 14 years to 29 years. This is due to the lack of available appropriate information about reproductive health.

This study aims to determine the level of knowledge and attitude of high school students hope a field of sexually transmitted diseases. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The study population were high school students hope a field with a total sample of 261 people. The samples were taken using stratified random sampling technique. The samples then proportionally distributed based on grade level. Data collection was performed with the use of questionnaires and data analysis conducted with descriptive statistics.

The result of their dream to test the level of knowledge and high school students hope a field of sexually transmitted diseases indicate that most high school students' knowledge of a Hope Field in a category is less because there are 128 people (49%) and attitude in the category were 137 people (52 , 5%).

From the research results are expected from the school, parents, and the environment surrounding the respondents get information about reproductive health, especially sexually transmitted diseases is to correct. Key words: Knowledge, Attitudes, Teenagers, Sexually transmitted diseases


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Karya tulis ilmiah ini berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Harapan 1 Medan ”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak dr. M.Fidel Ganis Siregar, Sp.OG, sebagai Dosen Pembimbing saya yang telah banyak memberi arahan dan masukan kepada penulis, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Bapak dr. Zulfikar Lubis, Sp.PK & Ibu dr. Dewi Masyitah Darlan, DAP & E.MPH selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktu dan pemikiran untuk kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

4. Bapak Drs. H. Sofyan Alwi, M. Hum sebagai Kepala Sekolah SMA Harapan 1 Medan, yang telah member izin dan banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian

5. Bapak dan Ibu guru SMA Harapan 1 Medan, yang telah membantu dalam administrasi perizinan untuk melakukan penelitian, dan pengumpulan data 6. Para dosen dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

7. Terima kasih juga saya tujukan kepada opa Alm. Prof.J.O. Picauly dan oma O.G. Picauly Laurens, atas doa oma kepada saya.


(7)

Fatma Dewi Picauly serta saudara saya Adrian G Picauly, S.Ked atas doa, semangat dan bantuan yang diberikan kepada penulis selama ini.

9. Seluruh siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktu untuk menjawab kuesioner pada penelitian ini.

10.Seluruh teman-teman saya khususnya teman-teman Stambuk 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuannya selama mengikuti pendidikan.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 22 November 2010

Penulis,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar isi ... vi

Dafrat Tabel ... viii

Daftar Lampiran ... ix

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 4

1.3.Tujuan Penelitian ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Penyakit Menular Seksual... 6

2.1.1.Definisi Penyakit Menular Seksual... 6

2.1.2.Etiologi Penyakit Menular Seksual... 6

2.1.3.Penularan Penyakit Menular Seksual... 7

2.1.4.Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual ... 7

2.1.5.Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual ... 8

2.1.6.Pencegahan Penyakit Menular Seksual... 8

2.1.7.Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual... 9

2.1.8.Komplikasi Penyakit Menular Seksual ... 10

2.2.Pengetahuan ... 10

2.3.Sikap ... 11

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 13

3.1.Kerangka Konsep Penelitian ... 13


(9)

3.2.1.Cara Ukur ... 13

3.2.1.1.Pengetahuan ... 13

3.2.1.2.Sikap ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1.Jenis Penelitian ... 18

4.2.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 18

4.2.1.Lokasi Penelitian ... 18

4.2.2.Waktu Penelitian ... 18

4.3.Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1.Populasi Penelitian ... 18

4.3.2.Sampel Penelitian ... 19

4.4.Metode Pengumpulan Data ... 20

4.5.Metode Pengolahan Data ... 21

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 22

5.1. Hasil Penelitian... 22

5.1.1. Deskripsi lokasi Penelitian ... 22

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 22

5.1.3. Hasil Analisa Data ... 23

5.1.3.1. Pengetahuan ... 23

5.1.3.2. Sikap ... 26

5.2. Pembahasan ... 30

5.2.1. Tingkat Pengetahuan ... 30

5.2.2. Sikap... 32

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN ... 34

6.1. Kesimpulan ... 34

6.2. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN


(10)

Daftar Tabel

TABEL

Halaman

Table 3.2. Definisi Operasional ... 12

Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan ... 13

Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap... 15

Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner Pertanyaan ... 19

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 22

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan ... 23

Tabel 5.3. Gambaran tingkat pengetahuan murid SMA Harapan 1 ... 24

Tabel 5.4. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas ... 25

Tabel 5.5. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin .... 26

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable siakp ... 27

Tabel 5.7. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 ... 27

Tabel 5.8. Gambaran sikap SMA Harapan 1 Berdasarkan Kelas ... 28

Tabel 5.9. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin ... 29


(11)

Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar Riwayat hidup

Lampiran 2. Lembar Penjelasan

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Kuesioner

Lampiran 5. Surat Keterangan SMA Harapan 1 Medan

Lampiran 6. Health Research Ethical Committee of North Sumatera


(12)

ABSTRAK

Penyakit menular seksual masih menjadi masalah kesehatan, maupun masalah sosial. Angka kejadian bertambah dan tidak berkurang akibat kurangnya program penyuluhan yang menyeluruh di berbagai daerah dan tempat. Kebanyakan para penderita penyakit menular seksual ini adalah remaja dan dewasa muda sekitar usia 14 tahun sampai 29 tahun. Ini disebabkan kurang tersedianya informasi-informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap penyakit menular seksual. penelitian ini bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan

cross sectional. Populasi penelitian adalah siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan

dengan jumlah sampel 261 orang. Pengambilan sampel diambil menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian di distribusikan secara proporsional berdasarkan tingkat kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan penggunaan angket dan analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif.

Hasil uji tingkat pengetahuan dan sikan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan berada dalam kategori kurang karena terdapat 128 orang (49%) dan sikap dalam kategori sedang 137 orang (52,5%).

Dari hasil penelitian diharapkan pihak sekolah, orang tua, dan lingkungan sekitar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi terutama penyakit menular seksual ini dengan tepat.


(13)

ABSTRACT

Sexually transmitted disease remains a health problem, as well as social problems. The incidence increased and not diminished by the lack of a comprehensive extension program in various regions and places. Most people with sexually transmitted diseases are adolescents and young adults around the age of 14 years to 29 years. This is due to the lack of available appropriate information about reproductive health.

This study aims to determine the level of knowledge and attitude of high school students hope a field of sexually transmitted diseases. This study is descriptive and was conducted by survey method with cross sectional approach. The study population were high school students hope a field with a total sample of 261 people. The samples were taken using stratified random sampling technique. The samples then proportionally distributed based on grade level. Data collection was performed with the use of questionnaires and data analysis conducted with descriptive statistics.

The result of their dream to test the level of knowledge and high school students hope a field of sexually transmitted diseases indicate that most high school students' knowledge of a Hope Field in a category is less because there are 128 people (49%) and attitude in the category were 137 people (52 , 5%).

From the research results are expected from the school, parents, and the environment surrounding the respondents get information about reproductive health, especially sexually transmitted diseases is to correct. Key words: Knowledge, Attitudes, Teenagers, Sexually transmitted diseases


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Santoso (1993), remaja merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan menuju kedewasaan. Mereka adalah anak-anak yang telah meninggalkan usia 11 tahun dan menuju usia 21 tahun. Batasan ini tentunya tidak bersifat absolut, sebab sering terjadi perbedaan angka usia yang dapat disebabkan oleh terjadinya perbedaan proses pematangan yang diperoleh. Masa remaja adalah suatu bagian dari proses tubuh kembang yang berkesinambungan, yang merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa muda.

Nelson (2000), menambahkan bahwa pada masa perkembangannya, remaja mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang cepat dalam aspek fisik, emosi, kognitif dan sosial. Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi baik oleh faktor individu (biologis, kognitif, dan psikologis) maupun lingkungan (keluarga, teman sebaya (peer group) dan masyarakat).

Cuningham et.al. (2004), menjelaskan bahwa pengetahuan remaja Indonesia mengenai masalah kesehatan reproduksi memang masih minim. Banyak remaja tidak mengindahkan bahkan tidak tahu dampak dari prilaku seksual mereka terhadap kesehatan reproduksi baik dalam waktu yang cepat maupun dalam waktu yang lebih panjang (Notoadmodjo, 2007). Hal itu disebabkan kurangnya informasi kesehatan reproduksi, baik dari sekolah, maupun lingkungan keluarganya. Minimnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi ini, tidak sedikit remaja yang menjadi korban kejahatan seksual, seperti pemerkosaan,


(15)

Pendapat diatas diperkuat oleh pendapat Achjar, (2006), minimnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi membuat remaja tidak memiliki kendali untuk menolak perilaku seks. Remaja harus membekali diri dengan berbagai ilmu pengetahuan terutama pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, agar mereka dapat mencegah hal-hal yang negatif, mengendalikan diri, mengembangkan diri dan berperilaku positif.

Menurut Moeliono (2004), Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan kesehatan reproduksi remaja adalah faktor internal antara lain pengetahuan, sikap, kepribadian remaja itu sendiri dan faktor eksternal yaitu lingkungan dimana remaja berada mempengaruhi kegiatan seksual remaja yang beresiko terhadap masalah kesehatan reproduksi. Sumber informasi eksternal yang mudah mereka jangkau adalah teman-teman sebaya (peer group), bacaan-bacaan popular, VCD porno, akses internet, dan lain-lain. Sumber informasi eksternal ini tidak selalu benar, terbaik dan bermutu.

Ini membuat para remaja tidak tahu akan akibatnya jika mereka melakukan hubungan seksual yang bebas. Mereka bisa saja hamil di luar nikah dan terkena penyakit menular seksual. Menurut Notoatmodjo (2007), penyakit menular seksual merupakan suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS) dibandingkan kelompok umur yang lain. Menurut Duarsa (2004) dalam Soetjiningsih (2004) PMS adalah golongan penyakit yang terbesar jumlahnya.

Di Medan, kejadian sifilis terus meningkat setiap tahun. Peningkatan penyakit ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4% sedangkan pada tahun 2004 terus menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005 meningkat menjadi 22.1%. setiap orang bisa tertular penyakit menular seksual. Kecenderungan kian meningkatnya penyebaran penyakit ini disebabkan perilaku seksual yang bergonta-ganti pasangan, dan adanya hubungan seksual pranikah dan diluar nikah cukup tinggi. Kebanyakan penderita penyakit menular seksual adalah


(16)

remaja usia 15-29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya (Lestari,2008).

Remaja sering kali melakukan hubungan seks yang tidak aman, adanya kebiasaan bergani-ganti pasangan dan melakukan anal seks menyebabkan remaja semakin rentan untuk tertular Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Sifilis,

Gonore, Herpes, Klamidia. Cara melakukan hubungan kelamin pada remaja tidak

hanya sebatas pada genital-genital saja bisa juga orogenital menyebabkan penyakit kelamin tidak saja terbatas pada daerah genital, tetapi juga pada daerah-daerah ekstra genital (Notoatmodjo, 2007).

Kegiatan seksual menempatkan remaja pada tantangan resiko terhadap berbagai masalah kesehatan reproduksi. Setiap tahun kira-kira 15 juta remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi, dan hampir 100 juta terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) yang dapat disembuhkan. Secara global 40% dari semua kasus infeksi HIV terjadi pada kaum muda yang berusia 15-24 tahun. Perkiraan terakhir adalah, setiap hari ada 7.000 remaja terinfeksi HIV (PATH, 1998). Oleh karena itu penyebaran informasi kesehatan dikalangan remaja, perlu diupayakan secara tepat guna agar dapat memberi informasi yang benar dan tidak terjerumus terutama di institusi pendidikan sekolah.

Oleh sebab itu, penelitian ini di lakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA tentang penyakit menular seksual supaya diketahui apakah perlu tambahan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja untuk mengurangi insiden penyakit menular seksual tersebut di kalangan remaja.


(17)

1.2. Rumusan Masalah

Bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang bahayanya Penyakit Menular Seksual(PMS)?

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).

1.3.2 Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk memperoleh informasi tingkat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).

2..Untuk memperoleh informasi tenang sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang Penyakit Menular Seksual(PMS)

3. Untuk memperoleh informasi kelas mana yang memiliki tingkat pengetahuan dan sikap dalam kategori baik.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Untuk Peneliti

Menambah pengetahuan peneliti tentang tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).


(18)

Untuk menambah pengetahuan dan sikap yang benar bagi responden tentang Penyakit Menular Seksual(PMS).

3. Untuk Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya, tentang upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual di kalangan siswa-siswi SMA.

4. Untuk Institusi(SMA Harapan 1 MEDAN)

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan penyuluhan kepada siswa-siswi SMA tentang bahayanya Penyakit Menular Seksual(PMS)


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyakit Menular Seksual

2.1.1. Definisi Penyakit Menular Seksual

Infeksi Menular Seksual (IMS) didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama jenis. (Aprilianingrum, 2002).

Terdapat lebih kurang 30 jenis mikroba(bakteri, virus, dan parasit) yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gonorrhea, chlamydia, syphilis,trichomoniasis, chancroid, herpes

genital, infeksi human immunodeficiensy virus (HIV) dan hepatitis B. HIV dan syphilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya selama kehamilan dan

kelahiran, dan juga melalui darah serta jaringan tubuh (WHO,2009). 2.1.2. Etiologi Penyakit Menular Seksual

Menurut Handsfield(2001) dalam Chiuman (2009), Penyakit menular seksual dapat diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya, yakni:

a. Dari golongan bakteri, yakni Neisseria gonorrhoeae, Treponema

pallidum, Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Gardnerella vaginalis, Salmonella sp, Shigella sp, Campylobacter sp, Streptococcus group B, Mobiluncus sp.

b. Dari golongan protozoa, yakni Trichomonas vaginalis, Entamoeba

histolytica, Giardia lamblia,

c. Dari golongan virus, yakni Human Immunodeficiency Virus(tipe 1 dan

2), Herpes Simplex Virus (tipe 1 dan 2), Human papiloma Virus, Cytomegalovirus, Epstein-barr virus, Molluscum contagiosum virus,


(20)

2.1.3. Penularan Penyakit Menular Seksual

Menurut Karang Taruna(2001), sesuai dengan sebutannya cara penularan Penyakit Menular Seksual ini terutama melalui hubungan seksual yang tidak terlindungi, baik pervaginal, anal, maupun oral. Cara penularan lainnya secara perinatal, yaitu dari ibu ke bayinya, baik selama kehamilan, saat kelahiran ataupun setelah lahir. Bisa melalui transfuse darah atau kontak langsung dengan cairan darah atau produk darah. Dan juga bisa melalui penggunaan pakaian dalam atau handuk yang telah dipakai penderita Penyakit Menular Seksual(PMS).

Perilaku seks yang dapat mempermudah penularan PMS adalah : 1. Berhubungan seks yang tidak aman (tanpa menggunakan kondom). 2. Gonta-ganti pasangan seks.

3. Prostitusi.

4. Melakukan hubungan seks anal (dubur), perilaku ini akan menimbulkan luka atau radang karena epitel mukosa anus relative tipis dan lebih mudah terluka disbanding epitel dinding vagina.

5. Penggunaan pakaian dalam atau handunk yang telah dipakai penderita PMS (Hutagalung, 2002).

2.1.4. Jenis-Jenis Penyakit Menular Seksual

Secara garis besar Penyakit Menular Seksual dapat dibedakan menjadi empat kelompok, antara lain:

a. PMS yang menunjukkan gejala klinis berupa keluarnya cairan yang keluar dari alat kelamin, yaitu penyakit Gonore dan Uretritis Non

Spesifik(UNS)

b. PMS yang menunjukkan adanya luka pada alat kelamin misalnya penyakit Chanroid(Ulkus mole), Sifilis, LGV, dan Herpes simpleks. c. PMS yang menunjukkan adanya benjolan atau tumor, terdapat pada

penyakit Kondiloma akuminata.

d. PMS yang memberi gejala pada tahap permulaan, misalnya penyakit


(21)

2.1.5. Gejala-Gejala Umum Penyakit Menular Seksual. Pada anak perempuan gejalanya berupa:

a. Cairan yang tidak biasa keluar dari alat kelamin perempuan warnanya kekuningan-kuningan, berbau tidak sedap.

b. Menstruasi atau haid tidak teratur. c. Rasa sakit di perut bagian bawah.

d. Rasa gatal yang berkepanjangan di sekitar kelamin. Pada anak laki-laki gejalanya berupa:

a. Rasa sakit atau panas saat kencing. b. Keluarnya darah saat kencing. c. Keluarnya nanah dari penis. d. Adanya luka pada alat kelamin.

e. Rasa gatal pada penis atau dubur (Hutagalung, 2002). 2.1.6. Pencegahan Penyakit Menular Seksual

Adapun upaya pencegahan Penyakit Menular Seksual yang dapat dilakukan adalah:

a. Tidak melakukan hubungan seks.

b. Menjaga perilaku seksual (seperti: penggunaan kondom).

c. Bila sudah berperilaku seks yang aktif tetaplah setia pada pasngannya. d. Hindari penggunaan pakaian dalam serta handuk dari penderita PMS. e. Tawakal pada Tuhan Yang Maha Esa.

f. Bila Nampak gejala-gejala PMS segera ke dokter atau petugas kesehatan setempat (Ningsih,1998).

2.1.7. Penatalaksanaan Penyakit Menular Seksual

Menurut WHO(2003), penanganan pasien infeksi menular seksual terdiri dari dua cara, bisa dengan penaganan berdasarkan kasus(case management) ataupun penanganan berdasarkan sindrom (syndrome management). Penanganan berdasarkan kasus yang efektif tidak hanya berupa pemberian terapi antimikroba untuk menyembuhkan dan mengurangi infektifitas mikroba, tetapi juga diberikan


(22)

perawatan kesehatan reproduksi yang komprehensif. Sedangkan penanganan berdasarkan sindrom didasarkan pada identifikasi dari sekelompok tanda dan gejala yang konsisten, dan penyediaan pengobatan untuk mikroba tertentu yang menimbulkan sindrom.

Penanganan infeksi menular seksual yang ideal adalah penanganan berdasarkan mikrooganisme penyebnya. Namun, dalam kenyataannya penderita infeksi menular seksual selalu diberi pengobatan secara empiris (Murtiastutik, 2008).

Antibiotika untuk pengobatan IMS adalah:

1. Pengobatan gonore: penisilin, ampisilin, amoksisilin, seftriakson, spektinomisin, kuinolon, tiamfenikol, dan kanamisin (Daili, 2007).

2. Pengobatan sifilis: penisilin, sefalosporin, termasuk sefaloridin, tetrasiklin, eritromisin, dan kloramfenikol (Hutapea, 2001).

3. Pengobatan herpes genital: asiklovir, famsiklovir, valasiklovir (Wells et al, 2003).

4. Pengobatan klamidia: azithromisin, doksisiklin, eritromisin (Wells et al., 2003). 5. Pengobatan trikomoniasis: metronidazole (Wells et al., 2003).

Resisten adalah suatu fenomena kompleks yang terjadi dengan pengaruh dari mikroba, obat antimikroba, lingkungan dan penderita. Menurut Warsa (2004), resisten antibiotika menyebabkan penyakit makin berat, makin lama menderita, lebih lama di rumah sakit, dan biaya lebih mahal.

2.1.8. Komplikasi Penyakit Menular Seksual

Suatu studi epidemiologi menggambarkan bahwa pasien dengan infeksi menular seksual lebih rentan terhadan HIV. Infeksi menular seksual diimplikasikan sebagai faktor yang memfasilitasi penyebaran HIV (WHO,2004).


(23)

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil dari tahu dan pengalaman seseorang dalam melakukan penginderaan terhadap suatu rangsangan tertentu. Pengetahuan tau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior).

Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seeorang terhadap suatu rangsangan dapat diklasifikasikan berdasarkan enam tingkatan, yakni:

a. Tahu (know)

Merupakan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk ke dalam tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkatan pengalaman yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui. Orang telah paham akan objek atau materi harus mampu menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis (analysis)

Kemampuan dalam menjabarkan materi atau suatu objek dalam komponen-komponen, dan masuk ke dalam struktur organisasi tersebut. e. Sintesis (synthesis)

Kemampuan dalam meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Kemampuan dalam melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek (Notoatmodjo, 2005).


(24)

2.3. Sikap

Merupakan respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak langsung dilihat akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang tertutup.

Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yakni:

a. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek b. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu konsep c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, antara lain : a. Menerima (receiving)

Mau dan memperhatikan stimulus atau objek yang diberikan. b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan masalah. d. Bertanggung jawab (responsible)

Mempunyai tanggung jawab terhadap segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertentangan dengan sikapnya, dan bisa juga merubah sikapnya sesudah yang bersangkutan merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.


(25)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Kosep Penelitian

3.2. Definisi Operasional

Table 3.2. Definisi Operasional

No .

Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1. Pengetahuan Segala sesuatu yang

diketahui responden mengenai PMS

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

2. Sikap Tanggapan atau

reaksi responden mengenai PMS

Kuesioner 1: Baik 2: Sedang 3: Kurang

Ordinal

3.2.1 Cara Ukur 3.2.1.1. Pengetahuan

Pengukuran tingkat pengetahuan mengenai penyakit menular seksual dilakukan berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Instrument yang digunakan berupa angket. Responden boleh menjawab lebih dari satu jawaban, kecuali responden sudah memilih opsi (a). Dengan jumlah

Pengetahuan

PMS Sikap


(26)

pertanyaan sebanyak 9 pertanyaan. Nilai tertinggi adalah 36 dan nilai terendah adalah 0. Pengukuran dengan skala ordinal sebagai berikut:

a. Baik, apabila jawaban responden benar > 75% dari nilai tertinggi, yaitu >27

b. Sedang, apabila jawaban responden benar antara 40-75% dari nilai tertinggi, yaitu skor 14-27

c. Kurang, apabila jawaban responden benar < 40% dari nilai tertinggi, yaitu skor < 14

Table 3.2.1.1. Table Pengukuran Pengetahuan No Pertanyaan Kode

jawaban

Kategori jawaban

Pengukuran jawaban 1 Pengertian

PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 2 Jenis-jenis

PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 3 Etiologi PMS a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a)

1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 4 Cara

penularan PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan

5 Gejala PMS

pada laki-laki

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila


(27)

dan bisa di jumlahkan

6 Gejala PMS

pada Perempuan

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 7 Pencegahan

PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 8 Komplikasi

PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 9 Pengurangan

resiko terjangkit PMS

a,b,c,d,e 0,1 0.Bila jawabanya (a) 1.Bila

jawabanya(b),(c),(d),(e) dan bisa di jumlahkan 3.2.1.2 Sikap

Sikap adalah tanggapan atau responden remaja terhadap hal-hal yang berhubungan dengan penyakit menular seksual. Pengukuran ini mengenai penyakit menular seksual dilakuakn berdasarkan jawaban pertanyaan yang diberikan oleh responden. Intrumen yang digunakan berupa angket dengan jumlah pertanyaan sebanyak 4 pertanyaan. Poin tertinggi adalah 4 dan poin terendah adalah 0

Pengukuran sikap responden dilakukan dengan menggunakan sistem skoring dengan skala ordinal sebagai berikut:

A. Baik, apabila skor yang diperoleh responden > 75% dari skor maksimum, yaitu >3


(28)

B. Sedang, apabila skor yang diperoleh responden antara 40%-75% dari skor maksimum, yaitu 1-3

C. Kurang, apabila skor yang diperoleh responden < 40% dari skor maksimum, yaitu <1

Table 3.2.1.2. Table Pengukuran Sikap

No Pertanyaan Kode jawaban

Kategori Jawaban

Pengukuran jawaban

1 Sikap

terhadap seks bebas

a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (a)

1.jika responden menjawab (b)

2 Menjauhi orang

terkena PMS

a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (a)

1. jika responden menjawab (b)

3 Timbul gejala PMS

a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (a)

1. jika responden menjawab (b)

4 Berbagi barang dengan penderita PMS

a,b 0,1 0.jika responden

menjawab (b)

1. jika responden menjawab (a)


(29)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS). Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah “cross sectional study” dimana dikumpulkan pada satu waktu tertentu

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Harapan 1 Medan, provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini dipilih karena belum ada yang melakukan penelitian tentang PMS di sekolah ini.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini diperkirakan mulai dari bulan Juli 2010 sampai dengan bulan September 2010.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1. Populasi Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, kelas XI, dan kelas XII, yang berada di SMA Harapan 1 Medan. Populasi berjumlah 745 orang.


(30)

Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan. Dalam menentukan besarnya sampel, dilakukan perhitungan sampel dengan mengunakan rumus (Notoatmodjo, 2005)

Rumus :

( )

2 1 N d

N n

+ =

( )

2 05 , 0 745 1

745

+ =

n

86 , 2

745

=

n

5 , 260

=

n

261 =

n orang

Keterangan:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d = Tingkat ketepatan

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara stratified random

sampling dengan studi deskriptif. Jumlah sampel adalah 261 orang. Sempel

tersebut kemudian di distribusikan merata pada siswa-siswi di SMA HARAPAN 1 Medan tersebut

1. Siswa-siswi SMA tingkat X : 87 orang


(31)

4.4. Metode Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan – pertanyaan di dalam kuesioner telah diuji validitas dan reabilitasnya Tabel 4.1 dengan menggunakan SPSS.

Tabel 4.1. hasil uji validitas dan reabilitas kuesioner pertanyaan Variabel Nomor

Pertanyaan

Total Pearson Correlation

Status Alpha Status

pengetahuan 1 0,879 Valid 0,790 Reliabel

2 0,746 Valid Reliabel

3 0,956 Valid Reliabel

4 0,884 Valid Reliabel

5 0,788 Valid Reliabel

6 0,879 Valid Reliabel

7 0,956 Valid Reliabel

8 0,794 Valid Reliabel

9 0,906 Valid Reliabel

Sikap 1 0,974 Valid 0,481 Reliabel

2 0,948 Valid Reliabel


(32)

4 0,937 Valid Reliabel

4.4.2. Data Sekunder

data yang didapatkan dari pihak sekolah yang berhubungan dengan jumlah siswa-siswi di SMA Harapan 1 Medan

4.5. Metode Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan, tahap pertama editing yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk, tahap kedua coding yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa, tahap ketiga entry yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS versi 17.0 (statistical product and service solution), tahap ke empat adalah melakukan cleaning yaitu mengecek kembali data yang telah di entry untuk mengetahui ada kesalahan atau tidak. Untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA HARAPAN 1 Medan dilakukan perhitungan frekuensi dan persentase. Hasil penelitian akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.


(33)

BAB 5

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

SMA Harapan 1 Medan adalah salah satu lembaga pendidikan swasta yang telah terakreditasi dengan peringkat A (amat baik). SMA Harapan 1 Medan berlokasi dijalan Imam Bonjol no.35 Medan. SMA Harapan 1 Medan memiliki 20 Kelas dengan pembagian kelas berupa kelas X berjumlah 8 kelas, kelas XI berjumlah 7 kelas, dan kelas XII berjumlah 6 kelas. Jumlah siswa di SMA Harapan 1 Medan berjumalh 830 orang yang terdiri dari 440 siswa laki-laki dan 390 perempuan.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang terpilih sebanyak 261 orang yang terdiri dari 87 orang kelas 1, 87 orang kelas 2, dan 87 orang kelas 3.

Dari keseluruhan responden ini yang diamati meliputi jenis kelamin. Data lengkap jika di tinjau dari jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase(%)

Laki-laki 124 47,5

Perempuan 137 52,5

Total 261 100

Dari tabel di atas terlihat bahwa kelompok terbesar responden adalah perempuan yaitu 137 orang(52,5%) dan kelompok terendah adalah laki-laki 124 orang (47,5%).


(34)

5.1.3. Hasil Analisa Data 5.1.3.1. Pengetahuan

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat untuk poin 0 terdapat paling banyak pada pertanyaan ke-6 gejala PMS pada perempuan yaitu 75 orang(28,7%), dan paling sedikit terdapat pada pertanyaan ke-7 pencegahan PMS yaitu 1 orang(0,4%). Untuk poin 1 paling banyak terdapat pada pertanyaan ke-8

no Pertanyaan

Jawaban responden Jmlh poin

0

Jmlh poin 1 Jmlh poin 2 Jmlh poin 3 Jmlh poin 4

n % n % n % n % n %

1 Pengertian PMS 2 8 71 27,2 83 31,8 55 21,1 50 19,2

2 Jenis-jenis PMS 5 1,9 137 52,5 64 24,5 44 16,9 11 4,2

3 Etiologi PMS 7 2,7 156 59,8 76 29,1 16 6,1 6 2,3

4 Cara penularan PMS

4 1,5 108 41,4 99 37,9 36 13,8 14 5,4

5 Gejala PMS pada laki-laki

70 26,8 88 33,7 69 26,4 21 8 13 5

6 Gejala PMS pada Perempuan

75 28,7 89 34,1 66 25,3 19 7,3 12 4,6

7 Pencegahan PMS 1 0,4 83 31,8 118 45,2 38 14,6 21 8

8 Komplikasi PMS 18 6,9 157 60,2 58 22,2 23 8,8 5 1,9

9 Pengurangan resiko terjangkit PMS


(35)

pengertian PMS yaitu 71 orang (27,2%). Selanjutnya untuk poin 2 paling banyak terdapat pada pertanyaan ke-7 pencegahan PMS yaitu 118 orang (45,2%), dan yang paling sedikit pada pertanyaan ke-2 jenis-jenis PMS yaitu 64 orang (24,5%). Seterusnya untuk poin 3 paling banyak pada pertanyaan ke-1 Pengertian PMS yaitu 55 orang (21,1%), paling sedikit pada pertanyaan ke-5 gejala PMS pada laki-laki dan ke-9 pengurangan resiko terjangkit PMS yaitu 21 orang (8%). Dan untuk poin 4 terdapat paling banyak pada pertanyaan ke-1 pengertian PMS yaitu 50 orang(19,2%),dan paling sedikit pada pertanyaan ke-9 penguranya resiko terjangkit PMS yaitu 2 orang(0,8%). Gambaran tingkat pengetahuan Murid SMA Harapan 1 dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3. Gambaran tingkat pengetahuan Murid SMA Harapan 1

Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)

Baik 8 3,1

Sedang Kurang

125 128

47,9 49

Total 261 100

Dari tabel di atas dapat dilihat tingkat pengetahuan responden tentang penyakit menular seksual paling banyak terdapat pada kategori kurang, yaitu 128 orang (49%), diikuti dengan kategori sedang yaitu 125 orang (47,9%), dan kategori baik sebanyak 8 orang (3,1%). Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas dapat di lihat di tabel 5.4.

Tabel 5.4. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas

Kelas

Tingkat pengetahuan

Total


(36)

n % n % n %

X 2 2,3 38 43,7 47 54 87

XI 3 3,4 36 41,4 48 55,2 87

XII 3 3,4 51 58,6 33 37,9 87

Total 8 3,1 125 47,9 128 49 261

Dari data di atas dapat dilihat untuk kelas X terdapat 2 orang(2,3%) dengan nilai baik, terdapat 38 orang (43,7%) dengan nilai sedang dan 47 orang (54%) dengan nilai kurang. Untuk kelas XI terdapat 3 orang (3,4%) dengan nilai baik, 36 orang (41,4%) dengan nilai sedang, dan 48 orang (55,2%) dengan nilai kurang. Dan untuk kelas XII terdapat 3 orang (3,4%) dengan nilai baik, 51 orang (58,6%) dengan nilai sedang, dan 33 orang (37,9%) dengan nilai kurang. Dapat disimpulkan nilai baik paling banyak terdapat di kelas XII dan kelas XI yaitu 3 orang (3,4%). Untuk nilai sedang paling banyak terdapat pada kelas XII dengan 51 orang (58,6%), dan yang paling sedikit terdapat pada kelas XI dengan 36 orang(41,4%). Dan untuk nilai kurang terdapat paling banyak di kelas XI dengan 48 orang (55,2%) dan paling sedikit terdapat pada kelas XIIyaitu 33 orang (37,9%). Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5. Gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin

Tingkat Pengetahuan

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n %


(37)

Perempuan 3 2,2 72 52,6 62 45,3 137

Total 8 3,1 125 47,9 128 49 261

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk responden laki-laki dengan hasil baik terdapat 5 orang (4%), sedang 53 orang (42,7%), dan buruk 66 orang (53,2%). Sedangkan untuk responden perempuan dengan hasil baik terdapat 3 orang (2,2%), sedang 72 orang (52,6%), dan kurang sebanyak 62 orang (45,3%).

5.1.3.2. Sikap

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban responden pada variable sikap dapat di lihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable sikap

no Pertanyaan/Pernyataan

Jawaban responden

Negatif Positif

n % n %

1 Sikap terhadap seks bebas 14 5,4 247 94,6

2 Menjauhi orang terkena PMS 154 59 107 41

3 Timbul gejala PMS 8 3,1 253 96,9

4 Berbagi barang dengan penderita

PMS

198 75,9 63 24,1

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat untuk pertanyaan no.1 sikap terhadap seks bebas terdapat 14 orang (5,4%) sikap negatif, dan 247 orang (94,6%) dengan sikap positif. Untuk pertanyaan no.2 menjauhi orang terkena PMS terdapat 154 orang (59%) dengan sikap negatif, dan 107 orang (41%) dengan sikap positif. Pada pertanyaan no.3 timbul gejala PMS terdapat 8 orang (3,1%)dengan sikap negatif, dan 253 orang (96,9%) dengan sikap positif. Dan untuk pertanyaan no.4 berbai barang dengan penderita PMS terdapat 198 orang


(38)

(75,9%) dengan sikap negatif, dan 63 orang (24,1%) dengan sikap positif. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 dapat di lihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1

Sikap Frekuensi Persentase(%)

Baik 123 47,1

Sedang Kurang

137 1

52,5 0,4

Total 261 100

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa sikap responden terhadap penyakit menular seksual paling banyak berada pada kategori sedang dengan 137 orang (52,5%) diikuti dengan kategori baik 123 orang (47,1%), dan kurang 1 orang (0,4%). Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas dapat di lihat di tabel 5.8.

Tabel 5.8. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas.

Kelas

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang

n % n % n %

X 36 41,4 50 57,5 1 1,1 87

XI 39 44,8 48 55,2 0 0 87

XII 48 55,2 39 44,8 0 0 87

Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4 261

Dari tabel di atas untuk kelas X didapati 36 orang (41,4%) dengan hasil uji sikap baik, 50 orang (57,5%) dengan hasil uji sikap sedang, dan 1 orang (1,1%) dengan hasil uji sikap kurang. Untuk kelas XI diperoleh 39 orang (44,8%) dengan hasil uji sikap baik, 48 orang (55,2%) dengan hasil uji sikap sedang dan tidak ada


(39)

(55,2%) dengan hasil uji sikap baik, 39 orang (44,8%) dengan hasil uji sikap sedang, dan tidak terdapat juga responden dengan hasil uji sikap kurang. Untuk Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada tabel 5.10.

Tabel 5.9. Gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin.

Jenis Kelamin

Sikap

Baik Sedang Kurang Total

n % n % n %

Laki-laki 52 41,9 71 57,3 1 0,8 124

Perempuan 71 51,8 66 48,2 0 0 137

261

Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4

Dari tabel di atas dapat dilihat untuk laki-laki dengan hasil uji sikap baik terdapat 52 orang (41,9), 71 orang (57,3%) dengan hasil uji sikap sedang, dan 1 orang (0,8%)dengan hasil uji sikap kurang. Dan untuk jenis kelamin perempuan hasil uji sikap baik terdapat 71 orang (51,8%), 66 orang (48,2%) dengan hasil uji sedang dan tidak ada yang mendapat hasil ukur sikap kurang. Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan dapat di lihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.10.Gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan

Tingkat pengetahuan

Sikap

Total

Baik Sedang Kurang


(40)

Baik

Sedang

Kurang

5 62,5 3 37,5 0 0 8

62 49,6 63 50,4 0 0 125

56 43,8 71 55,5 1 0,8 128

Total 123 47,1 137 52,5 1 0,4 261

Dari data di atas dapat dilihat banyaknya responden dengan pengetahuan baik yang mempunyai sikap baik terdapat 5 orang(62,5%), sikap sedang 3orang (37,5%), dan tidak ada orang dengan sikap kurang. Responden dengan pengetahuan sedang yang mempunyai sikap baik terdapat 62 orang (49,6%), sikap sedang 63 orang (50,4%), tidak ada orang dengan sikap kurang. Responden dengan pengetahuan kurang yang mempunyai sikap baik terdapat 56 orang (43,8%), sikap sedang 71 orang (55,5%), sikap kurang terdapat 1 orang (0,8%).

5.2. Pembahasan

5.2.1. Tingkat Pengetahuan

Dari hasil analisis data gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 didapat bahwa tingkat pengetahuan mengenai penyakit menular seksual berada dalam kategori sedang. Pada penelitian ini didapatkan bahwa responden mengetahui tentang pengertian penyakit menular seksual. Ini karena pengertian penyakit menular seksual ada di singgung dalam pelajaran biologi SMA dalam topik sistem reproduksi manusia dan topik virus. Dan juga siswa-siswi SMA atau juga bisa dibilang remaja juga dapat informasi dari media cetak atau media elektronik tentang kesehatan reproduksi remaja. Tapi tidak terlalu banyak responden yang mengetahui etiologi penyakit menular seksual tidak hanya dari virus, dan juga tidak banyak responden yang mengetahui jika penyakit menular seksual tidak hanya di tularkan melalui hubungan seksual tetapi ada dengan cara lain.Berdasarkan penelitian Chiuman (2009) pengetahuan siswa SMA masih kurang tentang penyakit menular seksual sesuai dengan hasil penelitian di atas.


(41)

Berdasarkan gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan kelas diperoleh jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikannya dengan hasil baik terdapat pada kelas XII dengan 3 orang (3,4%) sama dengan kelas XI dengan 3 orang (3,4%) juga. Dimana hasil ini juga sama dengan penelitian Kanda et al (2009) yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dengan pendidikan yang biasa saja tentang pengetahuan penyakit menular seksual. Hal ini disebabkan pengetahuan tentang penyakit menular seksual bisa didapatkan secara bebas di berbagai media dan tidak dibatasi oleh tingkat pendidikan seseorang.

Hasil analisis data gambaran tingkat pengetahuan SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin didapati hasil laki-laki dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 5 orang (4%) dibanding perempuan sebanyak 3 orang (2,2%). Dengan proporsi laki-laki sebanyak 124 orang (47,5%) dan perempuan 137 orang (52,5%). Hal ini tidak ada perbedaan yang signifikan karena sampel yang dimasukkan jumlahnya berbeda , seperti yang ditemukan Prihyugiarto (2008), bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan tentang penyakit menular seksual.

Menurut peneliti tingkat pendidikan dan jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang tentang penyakit menular seksual, karena tiap orang mempunyai kesempatan yang sama dalam mendapatkan informasi tidak dibatasi oleh tingkat pengetahuan dan jenis kelamin orang tersebut.

5.2.2. Sikap

Dari hasil analisis data gambaran sikap siswa-siswi di SMA Harapan 1 adalah sedang. Dapat dilihat dalam penelitian ini banyak responden yang memiliki sikap yang benar terhadap seks bebas dan sikap tentang jika terkena gejala-gejala penyakit menular seksual ini langsung berobat ke dokter. Namun masih banyak juga reponden yang menunjukkan sikap yang kurang terhadap para penderita penyakit menular seksual dengan menjauh dan tidak mau berbagi barang yang dipakai kepada penderita penyakit menular seksual apapun alasannya


(42)

karena takut tertular. Ini sesuai dengan hasil tingkat pengetahuan yang kurang terhadap cara-cara penularan penyakit menular seksual. Berdasarkan hasil penelitian Chiuman (2009) sikap remaja masi rendah tidak sesuai dengan penelitian ini yang menunjukkan sikap sedang terhadap penyakit menular seksual.

Berdasarkan hasil analisis data gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan kelas tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden berdasarkan tingkat pendidikannya. Paling banyak yang memiliki sikap yang baik terdapat pada kelas 3 dengan 48 orang (55,2%), diikuti kelas 2 dengan 39 orang (44,8%) dan kelas 1 dengan 36 orang (41,4%). Dimana hasil ini berbeda dengan penelitian Kanda et al (2009) yang menyatakan responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi memiliki sikap yang negative terhadap penderita penyakit menular seksual.

Dan berdasarkan hasil analisis data gambaran sikap SMA Harapan 1 berdasarkan jenis kelamin tidak terdapat perbedaan yang jelas dari sikap responden terhadap jenis kelamin. Dapat dilihat dengan hasil uji sikap yang baik terdapat pada perempuan dengan 71 orang (51,8%)lebih banyak sedikit dari laki-laki dengan 52 orang (41,9%). Dengan proporsi laki-laki-laki-laki sebanyak 124 orang (47,5%) dan perempuan 137 orang (52,5%). Sesuai dengan Chiuman (2009) pengetahuan remaja yang seragam pada setiap umur dan jenis kelamin dapat menyebabkan sikap yang seragam juga terhadap infeksi menular seksual, tanpa memandang umur dan jenis kelamin.

Dari gambaran sikap murid SMA Harapan 1 berdasarkan tingkat pengetahuan, di dapatkan yang memiliki sikap yang baik dan pengetahuan yang baik juga terdapat 5 orang (62,5%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan sedang dengan memiliki pengetahuan yang baik, terdapat 62 orang (49,6%), dan yang memiliki pengetahuan yang kurang dengan sikapnya baik terdapat 56 orang (43,8%). Sedangkan yang memiliki sikap sedang dengan pengetahuan yang baik terdapat 3 orang (37,5%), dengan pengetahuan yang sedang terdapat 63 orang (50,4%), dan yang memiliki pengetahuan kurang dengan sikap yamg sedang terdapat 71 orang (55,5%). Dari data di atas dapat dilihat tidak


(43)

tidak semua yang memiliki pengetahuan yang kurang pasti memiliki sikap yang kurang juga. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Asfriyati et al (2004), yang meneliti siswa-siswi santri di pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan memiliki tingkat penetahuan yang kurang tentang dampak prilaku seksual yang salah, tetapi memiliki sikap yang baik, ini dikarenakan pelajaran agama yang kuat, sehingga siswa-siswi tersebut memiliki sikap yang lebih baik dibandingka n dengan tingkat pengetahuannya.

Pendidikan reproduksi bagi remaja terutama siswa-siswi SMA sangatlah penting, ini bertujuan untuk para remaja mendapatkan informasi yang benar tepat. Pendidikan ini bukan hanya bertujuan untuk mengetahui organ-organ reproduksi, tetapi juga bertujuan untuk mengetahui bahayanya pergaulan bebas, penyakit menular seksual, dan kehamilan dini yang tidak diinginkan oleh remaja tersebut. Pendidikan tersebut bisa didapat dari sekolah, penyuluhan, orang tua, dan media-media yang diakui kebenarannya oleh ilmu pendidikan.


(44)

BAB 6

KESIMPULAN dan SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan :

1. Tingakat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual berada paling banyak berada pada kategori kurang, yaitu, 49% dari jumlah responden.

2. Sikap Tingakat pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual berada paling banyak berada pada kategori sedang yaitu 52,5% dari jumlah responden.

3. Kelas yang memiliki tingkat pengetahuan baik adalah kelas XI dan kelas XII sebanyak 3,4 % dari jumlah responden tiap kelas.

4. Kelas yang memiliki sikap yang baik adalah kelas XII sebanyak 55,2% dari jumlah responden tiap kelas.

6.2. Saran

1. Pengetahuan dan sikap siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan tentang penyakit menular seksual, masi dibilang kurang. Untuk itu diharapkan untuk pihak sekolah dapat memberikan penyuluhan tentang penyakit menular seksual secara keseluruhan tingkat pendidikannya, bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat dan pengurangan dini angka kejadian penyakit menular seksual di kalangan remaja.

2. Pendidikan kesehatan reproduksi hendaknya juga diberikan oleh orang tua kepada anaknya yang bertujuan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai hal-hal yang akan berubah dari organ-organ reprodusi


(45)

3. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman bagi penelitian-penelitian selanjutnya.


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Achjar, K.A.H. 2006. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan Reproduksi

oleh Kelompok Sebaya (Peer Group) Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di Kelurahan Kemiri Muka Depok. Tesis UI.

Aprilianingrum, F., 2002, Survei Penyakit Sifilis dan Infeksi HIV pada Pekerja Seks Komersial Resosialisasi Argorejo Kelurahan Kalibanteng Kulon Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang Tahun 2002, Laporan

Penelitian, Semarang.

Asfriyati, Sanusi,Sri Rahayu., Siregar, Fazidah A., 2004. PrilakuSeksual Remaja

Santri di Pesantren Purba Baru Tapanuli Selatan Serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. [Laporan Penelitian Dosen Muda] Medan: Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Chiuman, Linda., 2009. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja SMA Wiyata

Dharma Medan Terhadap Infeksi Menular Seksual. [skripsi] Medan :

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Daili,S,F.,2007. Tinjauan penyakit menular seksual (PMS). Dalam: Djuanda,A., Hamzah,M., Aisah, S. (eds). 2007. Ilmu Penyakit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Handsfield, H. H., 2001. Color Atlas and Synopsis of Sexually Transmitted

Diseases. 2nd ed. USA: Mc Graw-Hill.

Hanifah, Laily, 2007. Gender dan HIV/AIDS. http://www.kesrepro.info/?q=node/217.

Hutagalung, Ellisma., 2002. Hubungan Karakteristik Anak Jalanan Terhadap

Perilaku Seksualnya dan Kemungkinan Terjadinya Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS) di Kawasan Terminal Terpadu Pinang Baris Medan Tahun 2002. [skripsi] Medan : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara.

[Diakses 8 November 2010]

Kanda,Koji., Obayashi,Yoshi., Ditangco, Rossana A., Matibag, Gino C., Yamashina, Hiroko., Okumura, Shoko., Silva, K. Tudor., Tamashiro, Hiko.


(47)

HIV/AIDS in Sri Lanka.

[

Karang Taruna, 2001. Bahaya & Akibat Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari :

diakses pada 9 Desember 2010]

[diakses 3 april 2010]

Lestari,C. L, 2008. Penyakit Menular Seksual. Diperoleh dari:

Moeliono. L, 2004. Seksualitas Remaja: Belajar dari Remaja yang Tak Terlayani

(Underserved Youth) di Kota Jakarta. I.M.Hidayana, seksualitas Teori dan

Realitas. Program Gender dan Seksualitas FISIP UI bekerjasama dengan Fotd Foundation.

[Diakses pada 20 April 2010]

Nisma, Hayatun., 2008. Pengaruh Penyampaian Pendidikan Kesehatan

Reproduksi oleh Kelompok Sebaya (peer group) Terhadap Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja di SMP Negeri 2 Kasihan Banyul Yogyakarta. [skripsi] Yogyakarta: Program Studi Keperawatan Fakultas

Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Notoatmodjo, Prof.Dr.S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. 116-133.

Notoatmodjo,s.,2007. Konsep perilaku dan perilaku kesehatan. Dalam: Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.rineka Cipta, Jakarta

Prihyugiarto,T.Y.,2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Perilaku Seks Pranikah pada Remaja di Indonesia. Dalam : Jurnal Ilmiah

Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi II (2).

www.bkkbn.go.id/webs/detailJurnalLitbang.php.

Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto.

[Diakses 8 November 2010]


(48)

Warsa, U.C., 2004, Superbugs Mikroba Yang Kebal Antibiotika, http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/kes2.html

Wells, B.G., Dipiro, J.T., Schwinghammer, T.L., Hamilton, C.W., 2003,

Pharmacotherapy Handbook, 5 th

edition. USA: Mc Graw Hill Medical Publishing Division: 435-450.

[Diakses pada 2 April 2010]

World Health Organization, 2003. Guidelines for Management of Sexually

Transmitted Infections.[pdf] Swizerland: World Health Organization.

Available at:

[accessed 2 April 2010]

, 2009. Sexually Transmitted Infection. Available at:

http://www.who.int/topics/sexually_transmitted_infections/en/ [accessed 2 April 2010]

,2004. Sexually Transmitted Infection : Issue in adolescent Health and

Development. [pdf] Geneva: World Health Organization. Availabel at:


(49)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Donny Geraldo Picauly Tempar / Tgl Lahir : Medan / 23 Mei 1990

Agama : Islam

Alamat : Kompleks Taman Setia Budi Indah Blok VV No. 86, Medan

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Dasar Harapan 2 Medan( 1996-2002 )

2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Harapan 2 Medan ( 2002-2004 )

3. Sekolah Menengah Atas Harapan 1 Medan ( 2004-2007 )

4. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007- Sekarang )

Riwayat Organisasi : 1. Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa SCORA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2007-2009) 2. Anggota Kelompok Aspirasi Mahasiswa Ar-Rahmah

Fakultas Kedokteran Sumatera Utara ( 2008-Sekarang )

3. Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa SCORA Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara ( 2009-sekarang)


(50)

Lampiran 2

LEMBAR PENJELASAN Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Saya, Donny Geraldo Picauly, mahasiswa semester VI Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, saat ini tengah melakukan penelitian yang berjudul “Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA Harapan 1 Medan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap.

Saya mengharapkan keikutsertaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya dalam penelitian ini. Jawaban yang Saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini dan tidak akan disalahgunakan untuk maksud-maksud lain. Identitas Saudara/i akan tetap dirahasiakan dan tidak akan dipublikasikan.

Keikutsertaan Saudara/i dalam penelitian ini sangat saya harapkan. Partisipasi Saudara/i bersifat bebas dan tanpa ada paksaan. Saudarai berhak untuk menolak berpartisipasi tanpa dikenakan sanksi apapun.

Demikian penjelasan ini saya sampaikan. Atas partisipasi dan kesediaan Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Medan, ________________ 2010


(51)

Lampiran 3

LEMBAR PERNYATAAN

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Kelas :

Setelah membaca dan mendapat penjelasan serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian :Tingkat Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi SMA Tentang Penyakit Menular Seksual di SMA HARAPAN 1 Medan Nama Peneliti : Donny G Picauly

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi subyek penelitian dengan sukarela dan tanpa paksaan.

Medan, ... 2010

( ___________________________ ) Nama dan Tanda Tangan


(52)

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Kelas :

I.Pengetahuan

1. Apa yang di maksud dengan Penyakit Menular Seksual ? (boleh jawab lebih dari 1)

a. Tidak tahu

b. Sekelompok penyakit yang bisa diderita akibat ganti-ganti pasangan c. Sekelompok penyakit yang bisa diderita orang-orang yang mempunyai

perilaku seks menyimpang

d. Sekelompok penyakit yang ditularkan/menular melalui hubungan seksual dengan penderita penyakit menular seksual

e. Sekelompok penyakit yang bisa di tularkan ibu ke bayinya melalui proses kelahiran, jika ibu tersebut menderita penyakit menular seksual 2. Penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin ?

(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu

b. Sifilis c. Chlamydia d. Gonore e. HIV

3. Penyakit menular seksual(PMS) bisa di sebabkan oleh ? (boleh jawab lebih dari 1)

a. Tidak tahu b. Bakteri c. Virus d. Parasit e. Jamur

4. Penyakit menular seksual dapat ditularkan melalui ? (boleh jawab lebih dari 1)


(53)

b. Berhubungan seksual dengan penderita penyakit kelamin c. Memakai handuk atau celana dalam penderita penyakit kelamin d. Tindakan aborsi yang tidak steril

e. Melakuakan oral seks(hubungan seksual dengan kelamin ke mulut) 5. Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada laki-laki adalah ?

(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu

b. Rasa sakit atau panas saat kencing c. Keluar darah saat kencing

d. Keluar nanah saat kencing e. Ada luka pada penis/dubur

6. Gejala yang timbul akibat penyakit menular seksual pada perempuan adalah ?

(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu

b. Gatal berkepanjangan pada sekitar kelamin c. Rasa sakit di perut bagian bawah

d. Menstruasi atau haid tidak teratur e. Keluar nanah dari kemaluan perempuan

7. Bagaimana cara mencegah penyakit menular seksual ? (boleh jawab lebih dari 1)

a. Tidak tahu

b. Tidak melakukan hubungan seksual

c. Jika sudah berperilaku seks yang aktif, tetaplah setia pada pasangannya d. Menggunakan pakaian pribadi sendiri

e. Tingkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa 8. Komplikasi dari penyakit menular seksual adalah

(boleh jawab lebih dari 1) a. Tidak tahu

b. Kemandulan (Infertilitas)

c. Meningkatkan risiko penularan HIV d. Keguguran tiba-tiba (Abortus spontan) e. Radang panggul pada wanita

9. Resiko penyakit menular seksual dapat dikurangi dengan ? (boleh jawab lebih dari 1)

a. Tidak tahu

b. Berhubungan seksual dengan satu pasang saja seumur hidup c. Jika timbul gejala langsung ke dokter tanpa berhubungan seksual


(54)

d. Membersihkan peralatan pribadi dengan diterjen sebelum meminjamkan barang tersebut ke penderita PMS

e. Mencuci kemaluan wanita dengan air sabun saja tidak dengan produk hygiene wanita

II.Sikap

1. Apakah anda setuju dengan seks bebas? a. Setuju

b. Tidak setuju

2. Saya akan menjauhi orang yang terkena Penyakit Menular Seksual a. Setuju

b. Tidak setuju

3. Jika keluar nanah dari kemaluan saya, saya akan:

a. Membersihkan alat kelamin saya dengan air dan sabun b. Langsung berobat ke dokter

4. Jika seorang penderita Penyakit Menular Seksual ingin berbagi barang kebutuhan sehari-hari dengan saya, saya akan:

a. Tetap berbagi barang kebutuhan sehari-hari tersebut setelah dicuci bersih dengan deterjen

b. Tidak akan berbagi barang apapun dengan penderita Penyakit Menular Seksual


(55)

Lampiran 7

MASTER DATA dan OUTPUT

Pengetahuan

No Jenis kelamin kela s P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8 P 9 P Tota l Hasil Ukur P 1 laki-laki 1 3 3 3 3 2 2 2 1 1 20 Sedan

g 2 laki-laki 1 0 1 1 0 0 0 2 1 1 6 Kuran

g 3 perempua

n

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran g 4 perempua

n

1 2 1 1 1 1 1 2 1 1 11 Kuran g 5 laki-laki 1 3 1 1 2 0 0 1 4 2 14 Sedan

g 6 laki-laki 1 3 1 1 2 3 1 2 1 2 16 Sedan

g 7 laki-laki 1 4 3 2 4 4 3 2 3 3 28 Baik 8 laki-laki 1 4 1 1 3 0 0 2 1 1 13 Kuran g 9 laki-laki 1 4 3 1 4 4 2 3 2 2 25 Sedan

g 10 laki-laki 1 1 3 3 1 3 4 2 0 2 19 Sedan

g 11 perempua

n

1 1 3 2 3 1 1 2 3 1 17 Sedan g 12 perempua

n

1 4 4 2 2 2 2 1 1 1 19 Sedan g 13 perempua

n

1 2 1 1 1 0 1 3 2 1 12 Kuran g 14 perempua

n

1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 14 Sedan g 15 perempua

n

1 1 1 3 2 2 2 2 1 3 17 Sedan g 16 perempua

n

1 1 4 1 1 1 3 2 4 1 18 Sedan g 17 laki-laki 1 1 1 0 2 1 0 2 2 2 11 Kuran

g 18 laki-laki 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2 14 Sedan

g 19 laki-laki 1 1 3 2 3 3 4 4 3 1 24 Sedan


(56)

20 perempua n

1 3 1 2 2 1 2 1 2 2 16 Sedan g 21 perempua

n

1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 15 Sedan g 22 perempua

n

1 2 1 1 3 0 1 3 0 2 13 Kuran g 23 laki-laki 1 3 3 1 1 2 2 2 1 2 17 Sedan

g 24 laki-laki 1 2 2 1 1 0 0 3 2 2 13 Kuran

g 25 perempua

n

1 2 4 4 1 2 3 2 1 1 20 Sedan g 26 perempua

n

1 2 4 4 1 1 3 2 1 1 19 Sedan g 27 perempua

n

1 3 2 1 2 1 1 1 1 1 13 Kuran g 28 perempua

n

1 2 4 1 3 0 0 1 1 1 13 Kuran g 29 perempua

n

1 4 3 2 2 4 2 3 2 2 24 Sedan g 30 laki-laki 1 3 1 0 1 0 0 2 1 2 10 Kuran

g 31 laki-laki 1 2 1 1 3 0 0 2 1 2 12 Kuran

g 32 perempua

n

1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 12 Kuran g 33 perempua

n

1 3 2 1 2 1 2 2 2 1 16 Sedan g 34 perempua

n

1 2 2 1 2 0 0 1 2 1 11 Kuran g 35 perempua

n

1 2 1 1 1 3 2 2 1 1 14 Sedan g 36 perempua

n

1 4 1 1 1 0 0 1 1 1 10 Kuran g 37 laki-laki 1 2 1 1 1 0 1 1 1 0 8 Kuran

g 38 laki-laki 1 2 1 1 2 1 0 2 1 1 11 Kuran

g 39 laki-laki 1 3 1 2 2 3 2 1 2 1 17 Sedan

g 40 perempua

n

1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 14 Sedan g 41 perempua

n

1 1 3 1 2 0 2 1 0 1 11 Kuran g 42 laki-laki 1 3 1 1 2 2 1 2 1 1 14 Sedan


(57)

43 laki-laki 1 3 2 1 3 0 0 2 3 3 17 Sedan g 44 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 45 perempua

n

1 3 4 2 3 2 2 2 1 2 21 Sedan g 46 perempua

n

1 1 1 0 2 0 0 1 1 2 8 Kuran g 47 laki-laki 1 3 3 2 3 0 0 1 1 1 14 Sedan

g 48 perempua

n

1 2 1 1 1 0 1 2 1 1 10 Kuran g 49 laki-laki 1 2 2 1 1 2 0 2 1 1 12 Kuran

g 50 laki-laki 1 2 1 2 3 1 2 2 2 2 17 Sedan

g 51 laki-laki 1 3 1 3 1 0 0 3 1 2 14 Sedan

g 52 perempua

n

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 10 Kuran g 53 laki-laki 1 1 2 2 1 0 0 2 0 1 9 Kuran

g 54 laki-laki 1 1 2 1 1 0 0 2 1 2 10 Kuran

g 55 laki-laki 1 1 0 1 2 0 0 2 0 3 9 Kuran

g 56 perempua

n

1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 16 Sedan g 57 perempua

n

1 3 1 1 1 0 0 1 0 1 8 Kuran g 58 perempua

n

1 4 1 1 2 1 2 1 1 1 14 Sedan g 59 perempua

n

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 Kuran g 60 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 61 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 62 laki-laki 1 2 4 2 1 2 2 2 1 2 18 Sedan

g 63 perempua

n

1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 6 Kuran g 64 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 65 perempua

n

1 3 1 1 3 1 1 2 1 2 15 Sedan g


(58)

66 perempua n

1 3 1 1 3 3 3 3 2 3 22 Sedan g 67 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 68 perempua

n

1 3 1 1 3 1 1 2 1 1 14 Sedan g 69 laki-laki 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 16 Sedan

g 70 laki-laki 1 3 1 1 2 1 0 1 1 1 11 Kuran

g 71 perempua

n

1 1 2 1 1 0 0 2 1 2 10 Kuran g 72 laki-laki 1 2 1 1 2 1 0 1 1 2 11 Kuran

g 73 laki-laki 1 3 1 1 2 0 0 1 1 2 11 Kuran

g 74 perempua

n

1 2 1 2 1 0 0 1 0 2 9 Kuran g 75 perempua

n

1 2 1 1 1 0 0 2 1 0 8 Kuran g 76 perempua

n

1 4 4 1 3 2 4 4 3 3 28 Baik

77 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran g 78 laki-laki 1 1 1 2 3 1 1 2 2 2 15 Sedan

g 79 perempua

n

1 3 1 1 2 0 0 1 1 1 10 Kuran g 80 perempua

n

1 1 1 2 3 1 1 2 1 1 13 Kuran g 81 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 82 perempua

n

1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 Kuran g 83 perempua

n

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran g 84 laki-laki 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran

g 85 perempua

n

1 3 2 3 1 1 0 3 0 1 14 Sedan g 86 perempua

n

1 4 3 1 1 2 4 2 2 2 21 Sedan g 87 laki-laki 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 12 Kuran

g 88 laki-laki 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 12 Kuran


(59)

89 perempua n

2 1 3 1 1 0 0 1 1 1 9 Kuran g 90 perempua

n

2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 7 Kuran g 91 perempua

n

2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran g 92 laki-laki 2 4 4 2 2 2 0 1 1 2 18 Sedan

g 93 laki-laki 2 1 2 0 1 0 0 0 0 0 4 Kuran

g 94 perempua

n

2 2 3 1 2 1 1 2 1 1 14 Sedan g 95 perempua

n

2 1 1 1 1 1 1 2 1 3 12 Kuran g 96 perempua

n

2 4 1 1 2 0 1 1 1 2 13 Kuran g 97 laki-laki 2 1 1 1 2 0 0 1 1 0 7 Kuran

g 98 laki-laki 2 3 3 1 3 2 1 2 2 2 19 Sedan

g 99 perempua

n

2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 11 Kuran g 10

0

perempua n

2 2 2 2 3 2 1 3 2 2 19 Sedan g 10

1

perempua n

2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 20 Sedan g 10

2

perempua n

2 3 1 2 2 1 2 2 1 2 16 Sedan g 10

3

laki-laki 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 12 Kuran g 10

4

laki-laki 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 Kuran g 10

5

perempua n

2 2 2 2 1 0 1 2 1 1 12 Kuran g 10

6

perempua n

2 1 1 2 2 0 2 1 2 1 12 Kuran g 10

7

laki-laki 2 3 2 2 4 3 3 4 3 4 28 Baik

10 8

laki-laki 2 1 1 1 0 0 2 1 0 1 7 Kuran g 10

9

laki-laki 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 12 Kuran g 11

0

perempua n

2 1 1 1 2 0 1 2 1 1 10 Kuran g 11

1

laki-laki 2 1 1 1 1 1 0 2 1 1 9 Kuran g


(60)

11 2

laki-laki 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 16 Sedan g 11

3

laki-laki 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 11 Kuran g 11

4

laki-laki 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 11 Kuran g 11

5

perempua n

2 2 2 2 3 3 2 3 1 3 21 Sedan g 11

6

perempua n

2 2 2 3 3 2 2 4 1 2 21 Sedan g 11

7

laki-laki 2 4 3 3 4 4 4 2 3 2 29 Baik

11 8

laki-laki 2 4 1 1 2 4 2 2 1 2 19 Sedan g 11

9

perempua n

2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 16 Sedan g 12

0

perempua n

2 2 1 2 2 1 0 1 1 2 12 Kuran g 12

1

perempua n

2 3 2 1 3 2 3 2 2 2 20 Sedan g 12

2

perempua n

2 4 3 2 2 3 3 3 2 2 24 Sedan g 12

3

perempua n

2 2 1 1 1 0 2 2 1 1 11 Kuran g 12

4

laki-laki 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 14 Sedan g 12

5

laki-laki 2 2 1 1 1 1 1 3 1 2 13 Kuran g 12

6

perempua n

2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 16 Sedan g 12

7

laki-laki 2 2 1 1 2 2 0 2 1 2 13 Kuran g 12

8

perempua n

2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 10 Kuran g 12

9

perempua n

2 3 2 3 3 2 3 4 2 2 24 Sedan g 13

0

laki-laki 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 13 Kuran g 13

1

laki-laki 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 10 Kuran g 13

2

laki-laki 2 1 1 3 2 1 1 2 1 1 13 Kuran g 13

3

perempua n

2 3 1 1 1 0 0 2 1 2 11 Kuran g 13 laki-laki 2 2 1 1 1 0 0 2 2 1 10 Kuran


(61)

13 5

laki-laki 2 4 4 4 3 1 1 2 3 2 24 Sedan g 13

6

perempua n

2 4 1 1 2 0 0 1 1 2 12 Kuran g 13

7

laki-laki 2 2 1 0 2 0 0 1 2 1 9 Kuran g 13

8

perempua n

2 3 1 0 1 0 1 1 1 2 10 Kuran g 13

9

perempua n

2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 11 Kuran g 14

0

laki-laki 2 4 2 2 1 1 2 2 3 2 19 Sedan g 14

1

perempua n

2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 15 Sedan g 14

2

perempua n

2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 16 Sedan g 14

3

perempua n

2 2 1 1 2 0 0 4 1 1 12 Kuran g 14

4

perempua n

2 2 1 1 1 1 0 1 1 1 9 Kuran g 14

5

perempua n

2 3 3 1 1 2 1 1 1 1 14 Sedan g 14

6

perempua n

2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 15 Sedan g 14

7

perempua n

2 1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 Kuran g 14

8

perempua n

2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 11 Kuran g 14

9

laki-laki 2 2 2 1 1 0 0 2 0 1 9 Kuran g 15

0

laki-laki 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 17 Sedan g 15

1

laki-laki 2 4 2 2 1 1 1 1 1 1 14 Sedan g 15

2

laki-laki 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 Sedan g 15

3

perempua n

2 3 2 1 2 0 0 1 0 1 10 Kuran g 15

4

perempua n

2 4 1 1 1 0 0 4 1 2 14 Sedan g 15

5

perempua n

2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 13 Kuran g 15

6

laki-laki 2 3 2 2 1 2 2 3 2 1 18 Sedan g 15

7

perempua n

2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 16 Sedan g


(1)

Valid 0 75 28.7 28.7 28.7

1 89 34.1 34.1 62.8

2 66 25.3 25.3 88.1

3 19 7.3 7.3 95.4

4 12 4.6 4.6 100.0

Total 261 100.0 100.0

P7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 .4 .4 .4

1 83 31.8 31.8 32.2

2 118 45.2 45.2 77.4

3 38 14.6 14.6 92.0

4 21 8.0 8.0 100.0

Total 261 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 6.9 6.9 6.9

1 157 60.2 60.2 67.0

2 58 22.2 22.2 89.3

3 23 8.8 8.8 98.1

4 5 1.9 1.9 100.0

Total 261 100.0 100.0


(2)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 4.6 4.6 4.6

1 134 51.3 51.3 55.9

2 92 35.2 35.2 91.2

3 21 8.0 8.0 99.2

4 2 .8 .8 100.0

Total 261 100.0 100.0

Pertanyaan Sikap

S1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 14 5.4 5.4 5.4

1 247 94.6 94.6 100.0

Total 261 100.0 100.0

S2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 154 59.0 59.0 59.0

1 107 41.0 41.0 100.0

Total 261 100.0 100.0


(3)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 3.1 3.1 3.1

1 253 96.9 96.9 100.0

Total 261 100.0 100.0

S4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 198 75.9 75.9 75.9

1 63 24.1 24.1 100.0

Total 261 100.0 100.0

Hasil Ukur Pengetahuan

hasil ukur P

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 8 3.1 3.1 3.1

Kurang 128 49.0 49.0 52.1

Sedang 125 47.9 47.9 100.0

Total 261 100.0 100.0

Hasil Ukur Sikap

Hasil Ukur S

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 123 47.1 47.1 47.1

Kurang 1 .4 .4 47.5


(4)

Hasil Ukur S

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 123 47.1 47.1 47.1

Kurang 1 .4 .4 47.5

Sedang 137 52.5 52.5 100.0

Total 261 100.0 100.0

Jenis Kelamin Responden*Hasil Ukur Pengetahuan Croostabulation

Crosstab

hasil ukur P

Total Baik Kurang Sedang

jenis kelamin laki-laki Count 5 66 53 124

% within jenis kelamin 4.0% 53.2% 42.7% 100.0%

perempuan Count 3 62 72 137

% within jenis kelamin 2.2% 45.3% 52.6% 100.0%

Total Count 8 128 125 261

% within jenis kelamin 3.1% 49.0% 47.9% 100.0%

Kelas*Hasil Ukur Pengetahuan Crosstabulation

Kelas * hasil ukur P Crosstabulation hasil ukur P

Total Baik Kurang Sedang

Kelas 1 Count 2 47 38 87

% within Kelas 2.3% 54.0% 43.7% 100.0%

2 Count 3 48 36 87

% within Kelas 3.4% 55.2% 41.4% 100.0%

3 Count 3 33 51 87


(5)

Total Count 8 128 125 261

% within Kelas 3.1% 49.0% 47.9% 100.0%

Jenis Kelamin*Hasil Ukur Sikap

jenis kelamin * Hasil Ukur S Crosstabulation Hasil Ukur S

Total Baik Kurang Sedang

jenis kelamin laki-laki Count 52 1 71 124

% within jenis kelamin 41.9% .8% 57.3% 100.0%

perempuan Count 71 0 66 137

% within jenis kelamin 51.8% .0% 48.2% 100.0%

Total Count 123 1 137 261

% within jenis kelamin 47.1% .4% 52.5% 100.0%

Kelas*Hasil Ukur Sikap

Kelas * Hasil Ukur S Crosstabulation Hasil Ukur S

Total Baik Kurang Sedang

Kelas 1 Count 36 1 50 87

% within Kelas 41.4% 1.1% 57.5% 100.0%

2 Count 39 0 48 87

% within Kelas 44.8% .0% 55.2% 100.0%

3 Count 48 0 39 87

% within Kelas 55.2% .0% 44.8% 100.0%

Total Count 123 1 137 261

% within Kelas 47.1% .4% 52.5% 100.0%


(6)

hasil ukur P * Hasil Ukur S Crosstabulation Hasil Ukur S

Total Baik Kurang Sedang

hasil ukur P Baik Count 5 0 3 8

% within hasil ukur P 62.5% .0% 37.5% 100.0%

Kurang Count 56 1 71 128

% within hasil ukur P 43.8% .8% 55.5% 100.0%

Sedang Count 62 0 63 125

% within hasil ukur P 49.6% .0% 50.4% 100.0%

Total Count 123 1 137 261