18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pharmacy Drugs Research dan Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Mei 2012 hingga Januari 2013.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan analitik Sartonius CP224S, blender , tanur Thermolyne,
oven Memmert, serangkaian alat rotary evaporator N-1000 EYELA, Spektrofotometer UV-Vis U-2910, Hitachi, gelas ukur
Pyrex, labu ukur Pyrex, beaker gelas Pyrex, cawan petri Pyrex, erlenmeyer Pyrex, cawan penguap, plat tetes, pipet tetes, batang
pengaduk, corong Iwake, botol gelap, botol timbang, spatula, pinset, tabung reaksi, rak tabung reaksi, jarum ose, bunsen, Laminar Air Flow
EACI, refrigerator Sanyo Medicool, hot plate dan magnetic stirrer Daiki KBLee 5001, pipet mikro Epphendorf, vortex Labnet,
autoklaf Tommy, tipe SS-325 dan inkubator Gallenkamp.
3.2.2 Bahan
1. Tanaman uji. Tamanan yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah herba kemangi Ocimum americanum L. yang diperoleh dari perkebunan daerah Grogol, Kecamatan Limo, Depok. Herba
kemangi dipanen pada umur 2 bulan, dengan kondisi tanah gembur, tanpa pestisida dan sistem pengairan menggunakan air
hujan dan air kali di dekat kebun. Tanaman dideterminasi di Herbarium Bogoriense Pusat Penelitian Botani, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia LIPI, Bogor untuk memastikan bahan
uji yang akan digunakan.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Media. Sebagai media pertumbuhan digunakan Nutrient Agar
NA, Sabouraud Dextrose Agar SDA dan Sabouraud Dextrose Liquid yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia FK UI
3. Mikroba uji. Mikroba uji yang akan digunakan adalah
Staphylococcus aureus ATCC 25925 dan Candida albicans ATCC 10231 yang diperoleh dari laboratorium mikrobiologi
FK UI.
4. Bahan kimia. Pada proses maserasi pelarut yang digunakan n-
heksana, etil asetat dan etanol 70. Untuk skrining fitokimia menggunakan aquades, HCl 2 N, CHCl
3
, H
2
SO
4
pekat, HCl pekat, asam asetat anhidrad, FeCl
3,
serbuk Magnesium, reagen
Mayer serta NaCl 0,9 untuk media suspensi mikroba uji.
5. Bahan lain : kasa, kertas saring, alumunium foil, kertas cakram
dan kapas steril. 6.
Antimikroba pembanding digunakan amoksisilin 25 gmL dan ketokonazol 10
gmL yang diperoleh di laboratorium
mikrobiologi FK UI.
3.3
Metode Penelitian 3.3.1
Pembuatan Ekstrak Herba Kemangi
Herba kemangi hasil panen 34 kg disortasi, dicuci sampai bersih dengan air mengalir dan dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan dan terlindung dari sinar matahari langsung, kemudian dirajang, diblender dan diperoleh serbuk simplisia kering 4,830 kg.
Sebanyak 3,159 kg serbuk herba kemangi dimaserasi menggunakan pelarut dengan kepolaran yang bertingkat yaitu n-heksana, etil asetat
dan etanol 70. Pelarut n-heksana digunakan sebagai pelarut pertama dalam
proses maserasi sampai semua serbuk terendam. Dibiarkan selama 2-3 hari, dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, disaring dengan
kain kasa, sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat hasil saringan
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih total
pelarut n-heksana yang terpakai 29 L. Filtrat n-heksana dikentalkan menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental fase n-heksana ekstrak NH. Ampas yang telah dimaserasi dengan pelarut n-heksana
dikeringkan sampai semua pelarut menguap dan diperoleh serbuk simplisia kering. Kemudian dimaserasi lagi dengan pelarut etil asetat
sampai semua serbuk terendam. Dibiarkan selama 2-3 hari, dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, disaring dengan kain kasa,
sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat hasil saringan dengan kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas
diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih total pelarut etil asetat yang terpakai 25 L. Filtrat etil asetat dikentalkan
menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental fase etil asetat ekstrak EA.
Ampas yang telah dimaserasi dengan pelarut etil asetat dikeringkan sampai semua pelarut menguap dan diperoleh serbuk
simplisia kering. Kemudian dimaserasi lagi dengan pelarut etanol 70 sampai semua serbuk terendam. Dibiarkan selama 2-3 hari,
dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, disaring dengan kain kasa, sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat hasil saringan
dengan kain kasa, disaring lagi menggunakan kertas saring dan ampas diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih total
pelarut etanol 70 yang terpakai 20 L. Filtrat etanol dikentalkan menggunakan rotary vacuum evaporator sehingga diperoleh ekstrak
kental fase etanol ekstrak E1. Selain itu sebanyak 980 gr serbuk herba kemangi dimaserasi
langsung menggunakan etanol 70, Dibiarkan selama 2-3 hari, dengan pengocokan 2-3 kali. Setelah dimaserasi, filtrat disaring
dengan kain kasa sehingga diperoleh filtrat dan ampas. Filtrat yang telah disaring dengan kain kasa disaring lagi menggunakan kertas
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
saring dan ampas diremaserasi sampai filtrat hasil saringan mendekati jernih. Filtrat dikentalkan menggunakan rotary vacuum evaporator
sehingga diperoleh ekstrak kental etanol 70 ekstrak E2 skema proses maserasi dapat dilihat pada lampiran 2.
3.3.2 Pengujian Parameter Ekstrak Herba Kemangi