29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.4 Penentuan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi
terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dengan
Metode Difusi Agar
Penentuan aktivitas ekstrak herba kemangi dalam fase etil asetat menunjukkan diameter daerah hambat yang lebih luas
dibandingkan dengan ekstrak fase n-heksana, fase etanol 70 dan etanol 70. Hasil pengukuran diameter daerah hambat dapat dilihat
pada tabel barikut : Tabel 4.6 Hasil uji aktivitas antimikroba ekstrak herba kemangi
Metode Difusi Agar Mikroba
Uji Konsentrasi
µgmL Diameter daerah hambat mm
Ekstrak NH Ekstrak EA
Ekstrak E1 Ekstrak
E2
Staphylo- coccus
aureus 4000
9,5 12
9 10
2000 8,5
10,5 7,5
9,0 1000
8,0 10
6,5 8,5
500 7,5
9,0 8,0
250 7,0
8,0 7,0
125 6,5
7,5 6,5
100 50
25 12,5
kontrol - pelarut
kontrol + amoksilin
36 34
31 37
Candida albicans
4000 2000
1000 500
250 125
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kontrol - pelarut
kontrol + ketokonazol
38,5 37
35,5 39
Keterangan : 0 mm = tidak terdapat diameter daerah hambat Gambar hasil uji aktivitas ekstrak herba kemangi dapat dilihat pada lampiran 9.
4.1.5 Penentuan Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi
terhadap Candida albicans Metode Dilusi Cair
Penentuan nilai KHM berdasarkan atas konsentrasi minimal ekstrak yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Penentuan nilai
KHM dilakukan terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans dengan konsentrasi 2000, 1000, 500, 250, 125 µgmL yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.7 Hasil uji aktivitas antimikroba ekstrak herba kemangi
terhadap Candida albicans Metode Dilusi Cair
Mikroba uji
Konsentrasi µgmL
Ekstrak NH Ekstrak EA
Ekstrak E1 Ekstrak
E2
Candida albicans
2000 +
+ +
+
1000
- +
- -
500 -
+ -
-
250 -
- -
-
125 -
- -
-
kontrol - pelarut
- -
- -
kontrol + ketokonazol
+ +
+ +
Keterangan : tanda positif + = aktif sebagai antijamur tanda negatif - = tidak aktif sebagai antijamur
Gambar hasil uji aktivitas ekstrak herba kemangi dapat dilihat pada lampiran 10.
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.2 Pembahasan