Rumusan Masalah PERAN KARAKTER UPIN & IPIN SEBAGAI AKTOR DIPLOMASI DALAM PERBAIKAN HUBUNGAN INDONESIA – MALAYSIA

8 kepada dunia internasional. Lebih kepada state branding atau pencitraan ke negara lain melalui kecanggihan teknologi seperti yang digambarkan didalam Doraemon. Sedangkan dalam penelitian Upin-Upin lebih digambarkan kepada kesederhanaan karakter yang jauh dari modern dengan bermacam-macam penokohan dari berbagai keturunan seperti India, China , dan Indonesia. Melalui karakter yang ada di dalam serial kartun Upin-Ipin ini peneliti mencoba menganalis melalui diplomasi publik yang ada. Karena dalam karakter ini membawa nilai saling toleransi antar bangsa khususnya Indonesia dan Malaysia. Penelitian terdahulu Kedua dilakukan oleh Maspupah yang berjudul ฀Pengaruh Tayangan Kartun Animas Upin dan Ipin di Media Nusantara Citra Televisi Terhadap Penggunaan Kosa Kata Murid Raudhatul Athfal Al- Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur ฀. Dalam penelitian terkait Upin-Ipin disini lebih menjelaskan kepada pengaruh film Upin-Ipin asal Malaysia yang menggunakan bahasa melayu terhadap penayangan di Media Nusantara Citra Televisi dengan staudi kasus Murid Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati Jakarta Timur. Melalui tayangan Upin-Ipin menjadikan banyak murid yang menirukan penggunaan kosa kata dari serial kartun tersebut seperti panggilan untuk guru “cik gu”, dan kepala sekolah “guru besar”. Disini dijelaskan serial kartun Upin-Upin adalah tayangan yang tidak perlu di khawatirkan karena film ini dalam hal kosa kata mapun penyampainnya juga terjaga. Dalam penelitian terdahulu ke dua ini memiliki persamaan dalam kajian dan study kasus yang sama yaitu terkait serial kartun Upin dan Ipin. Akan tetapi terdapat perbedaan dalam fokus pembasan yaitu penelitian Maspapuh lebih 9 kepada dampak yang terjadi akibat penayangan serial ikartun Upin-Ipin terhadap pelajar Raudhatul Athfal Al-Bariyyah Kramat Jati. Jakarta Timur. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan lebih fokus kepada karakter serial kartun Upin- Ipin yang dianggap dapat memperbaiki hubungan Indonesia Malaysia. Penelitian ke tiga dilakukan oleh M.Endy Saputro berjudul “Upin Ipin: Melayu Islam, Politik Kultur, dan dekomodifikas Dekomodifikasi New Media”. Peran Media saat ini sudah tidak hanya dipandang sebagai hiburan saja melainkan juga digunakan sebagai bentuk politik luar negeri suatu negara dengan memasukkan nilai budaya di dalamnya seperti melalui film kartun Upin-Upin. Apabila Jepang memiliki Doraemon dan Hello Kity , dan Amerika Serikat memiliki Mickey Mouse, Belgia memiliki Tintin, Maka Malaysia memiliki Upin dan Upin. Slogan Malaysia Truly Asia versi untuk Upin-Ipin merupakan gambaran singkat bahwa film ini membawa kultur atau budaya melayu dalam penayangannya kepada negara lain contohnya bahasa melayu,dan adat budaya lainnya. Di lain sisi peningkatan teknologi yang modern merupakan salah satu faktor mengapa film kartun ini juga mulai berkembang pesat terlebih diwilayah Asia. Dengan perkembangan hasil gambar, dan kualitas tampilan seperti 3D adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi minat penonton untuk terus mengikutinya. Upin dan Upin menyajikan kualitas gambar yang bagus dan menarik untuk di tonton. Menarik karena Film ini menceritakan senyata mungkin yang dilakukan bocah umur lima tahun pada umumnya. Akhir dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Upin dan Ipin adalah upaya untuk mengkonstuksi realitas yang lalu menjadikan hal tersebut sebagai nilai jual kepada bangsa lain. Disini