PENDAHULUAN Evidensialitas Dalam Bahasa Melayu Serdang

❏ Tengku Thyrhaya Zein Evidensialitas dalam Bahasa Melayu Serdang LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 EVIDENSIALITAS DALAM BAHASA MELAYU SERDANG Tengku Thyrhaya Zein Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara Abstract This work attempts to present the semantic category of epistemic modality, evidentially, which involves the sources of information such as degree of reliability, belief, inference, sensory evidence, hearsay evidence, general expectation, induction, and deduction in the Serdang Malay Language SML, especially in the text of Serdang Malay Oral Literature SMOL. It concludes that the information of belief and inference are dominant in SML but degree of reliability and general expectation are rarely found. The information of inference, especially sensory evidence which marked by the verb of direct perception, is often used in the text of SMOL. On the contrary, the tendency of using the verb of indirect perception is frequently uttered by the speaker of SML. Key words: epistemic modality, evidentially, source of information

1. PENDAHULUAN

Bahasa Melayu Serdang selanjutnya disingkat BMS merupakan salah satu dialek bahasa Melayu yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara selain bahasa Melayu Langkat, Deli, Asahan, dan Labuhan Batu. BMS terdapat di Kabupaten Deli Serdang khususnya di Kecamatan Perbaungan. Seperti bahasa-bahasa daerah lainnya di Indonesia, BMS memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat Melayu di wilayah pemakaiannya, yaitu berfungsi sebagai alat komunikasi antarwarga masyarakat Melayu Serdang dalam kegiatan sehari-hari dan dalam upacara adat. Sementara itu, di luar wilayah pemakaiannya, BMS juga digunakan oleh masyarakat Melayu Deli. Agar bahasa daerah tetap dapat berkembang, bahasa daerah ini harus tetap dibina. Hal ini tercantum dalam Pasal 36 UUD 45 bahwa bahasa-bahasa daerah itu akan tetap dihormati dan dipelihara. Salah satu upaya melestarikan eksistensi bahasa-bahasa daerah itu adalah dengan cara melakukan kajian tentang bahasa-bahasa tersebut. Kajian yang simultan tentang bahasa- bahasa daerah itu dapat menyebarluaskan informasi tentang bahasa-bahasa daerah itu kepada berbagai komunitas di dunia ini. Dengan berkembangnya bahasa-bahasa daerah tersebut maka budaya etnis penutur bahasa daerah tersebut akan dikenal dunia luar. Dengan menyebarnya informasi tentang budaya penutur bahasa-bahasa daerah tersebut maka ada kemungkinan pengkajian dan pengembangan budaya masyarakat penutur bahasa tersebut akan lebih cepat dilakukan. Sebagaimana bahasa-bahasa daerah lain di Sumatera Utara, BMS pun perlu diteliti, misalnya, yang berkenaan dengan semantik evidensialitas. Ada perbedaan yang perlu dipahami antara evidensialtitas dan modalitas. Bila dalam modalitas 1 penutur menyampaikan sikap atau penilaian terhadap proposisi yang dibuatnya, dalam evidensialitas penutur menunjukan sikap yang berbeda terhadap faktualitas sebuah proposisi. Evidensialitas dianggap sebagai satu epistemik modalitas yang mengandung penilaian atau taksiran penutur mengenai bukti untuk mendukung ucapannya. Bentuk evidensial dapat berupa afiks verbal, yaitu bentuk gramatikal evidensialitas. Evidensialitas menggambarkan kuat lemahnya tanggung jawab, komitmen terhadap aktualitas pernyataan. Faktualitas ada selama menggambarkan tanggung jawab penutur dan kesediaan penutur dalam memberikan bukti atau fakta. Latar belakang penelitian ini dilakukan atas dasar keingintahuan peneliti tentang 1 sikap penutur masyarakat Melayu Serdang terhadap hal yang dibicarakan, yaitu mengenai perbuatan, keadaan, dan peristiwa; atau sikap terhadap lawan bicaranya yang tentunya berbeda dengan gambaran sikap penutur masyarakat lain yang ada di Sumatera Utara dan 2 kuat lemahnya tanggung jawab dan komitmen penutur terhadap aktualitas pernyataan. Dalam hal ini kesediaan penutur masyarakat Melayu Serdang dalam memberikan bukti atau fakta, tentunya berbeda dengan masyarakat lain yang ada di Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan data lisan dan tulis. Data tulis diperoleh dari kamus, naskah- naskah Naskah Sastra Lisan Melayu Serdang dan Struktur Sastra Lisan Melayu Serdang dan buku- buku berbahasa Melayu Serdang, sedangkan data lisan diperoleh dari tiga orang penutur suku Melayu yang tinggal di Kota Perbaungan, Deli ❏ Tengku Thyrhaya Zein Evidensialitas dalam Bahasa Melayu Serdang LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 Serdang yang termasuk anggota Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia MABMI.

2. ANCANGAN TEORETIS