Induksi Induction Pada sumber induksi, si penutur menyimpulkan Bukti Inderawi Sensory Evidence Pada sumber bukti inderawi, informasi yang

❏ Tengku Thyrhaya Zein Evidensialitas dalam Bahasa Melayu Serdang LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 apa pun dapat saja digunakan untuk menunjukkan evidensialitas dalam bahasa yang berbeda. Berdasarkan gramatikal bahasa, bahasa yang berbeda akan mempunyai jumlah evidensialitas yang berbeda. Misalnya, bahasa Quechua mempunyai tiga jenis evidensialitas, namun bahasa Turki mempunyai dua jenis evidensialitas. Bahasa Turki membuat perbedaan antara bentuk past tense di mana penutur memiliki sumber informasi langsung dan tidak memiliki sumber informasi langsung. Ada bahasa lain yang mempunyai lebih dari tiga jenis evidensialitas. Misalnya, bahasa Tuyucha, yaitu mempunyai lima jenis evidensialitas, yaitu 6 visual atau penglihatan, nonvisual atau bukan penglihatan, apparent atau nyata, 2 nd hand atau tidak langsung, dan assumed atau anggapan.

3. EVIDENSIALITAS DALAM BAHASA MELAYU SERDANG

3.1 Keyakinan belief Sumber informasi keyakinan disampaikan tanpa

memberi bukti. Jenis evidensial ini menggunakan verba kognisi: I think guess suppose it’s raining atau It’s raining, I thinkguesssuppose. Misalnya: 11 Ambe piker Abdillah akan memenangkan Pilkada yang kejap lagi akan berlangsung. ‘Saya pikir Abdillah akan memenangkan Pilkada yang akan berlangsung tidak lama lagi.’ 12 Patik rase perempuan kinin lebeh suke pakai seluar daripada rok. ‘Saya rasa perempuan sekarang lebih suka memakai celana panjang daripada rok.’ Kalimat 11 menunjukkan keyakinan terhadap kemenangan Abdillah dalam Pilkada menjadi walikota Medan tanpa harus memberikan bukti. Tanpa harus memberi bukti si penutur yakin akan informasi yang disampaikannya. Pada kalimat 12 kata rasa tidak diartikan sebagai perasaan tetapi pikiran. Ini menjadi budaya penutur BMS untuk mengungkapkan pemikirannya melalui kata rasa. Atas dasar pemikiran itu maka penutur juga merasa yakin akan kadar informasi yang diberikannya bahwa telah terjadi pergeseran budaya berpakaian. Dahulu perempuan lebih suka memakai rok, tetapi kini perempuan lebih suka memakai celana panjang. Berikut adalah contoh jenis evidensial ‘keyakinan’ dalam BMS. 13 Pada suatu hari ayah berpiker tentang maksod nyanyian anaknye yun. Cerita si Buyung Besar ‘Pada suatu hari ayah berpikir tentang maksud nyanyian anaknya itu.’ 14 Andaike si Jibau dan Siti Ensah dewase kelak, mereke akan dikawinkan. Jibau Malang ‘Andaikan si Jibau dan Siti Ensah dewasa kelak, mereka akan dikawinkan’. 15 Raje dan Perdane Menteri mengire mereke sudah terlalu tue dan selalu saket-saketan. Tuah Burung Merbuk ‘Raja dan Perdana Menteri mengira mereka sudah terlalu tua dan selalu sakit-sakitan’. 16 Andaike mereka tak diberi gaji, mereka tak ndak mengikot belayar dengan si Buyong Besar. Cerita si Buyung Besar ‘Andaikan mereka tidk diberi gaji, mereka tidak mau mengikut berlayar dengan si Buyung Besar.’ 17 Mereke menduge bahwe si Jibau segere tewas mengingat keris yun amat bebise. Jibau Malang ‘Mereka menduga bahwa si Jibau segera tewas mengingat keris itu sangat berbisa.’

3.2 Induksi Induction Pada sumber induksi, si penutur menyimpulkan

informasi dari khusus ke umum. Contoh sumber induksi induction dalam BMS adalah: 18 Pintu masok balairiung nen seharusnya dibuke isok pagi ‘Pintu masuk balairiung ini seharusnya dibuka besok pagi’ 19 Mestinya jalan tikus nun ditutop saje ‘Seharusnya jalan kecil itu ditutup saja’ Pada kalimat 18 penutur menyimpulkan informasi tentang pintu masuk balairiung seharusnya dibuka pagi hari mengingat acara akan diadakan di ruangan utama balairiung pada siang hari. Oleh karena itu, penutur menginformasikan hal ini dari yang bersifat khusus ke umum agar informasi ini dapat didengar oleh panitia atau penjaga pintu balairiung. Demikian pula pada kalimat 19 penutur menyimpulkan jalan tikus yang selama ini tak berguna dan kotor sebaiknya ditutup saja. Untuk itu, penutur berharap informasinya tersebut dapat disebarluaskan dan diketahui oleh pihak yang berkenaan.

3.3 Bukti Inderawi Sensory Evidence Pada sumber bukti inderawi, informasi yang

diperoleh hampir sama tingkat kepastiannya. Berikut adalah contoh bukti sensoris dalam BMS. ❏ Tengku Thyrhaya Zein Evidensialitas dalam Bahasa Melayu Serdang LOGAT JURNAL ILMIAH BAHASA DAN SASTRA Volume I No. 2 Oktober Tahun 2005 20 Patek keleh di hujung jalan kampong nen bakal dibuat jembatan kayu. ‘Saya lihat akan dibangun jembatan kayu di ujung jalan desa ini’. 21 Ambe dengar macam ade suara orang begadoh di sebelah rumah kite. ‘Saya dengar seperti ada yang berkelahi di sebelah rumah kita’. 22 Hawe menyan di bilik mak nen asalnye dari rumah dukon sebelah yun. ‘Bau kemenyan di kamar ibu ini berasal dari rumah dukun sebelah itu’. Pada kalimat 20 si penutur menggunakan sumber bukti inderawi, yaitu mata untuk mendapatkan informasi tentang jembatan yang akan dibangun, sedangkan pada kalimat 21 penutur menggunakan inderawi telinga untuk memperoleh informasi tentang adanya perkelahian di sebelah rumahnya. Lain halnya dengan kalimat 22, penutur menggunakan inderawi penciuman untuk memperoleh informasi asal bau kemenyan yang masuk ke kamar ibunya.

3.4 Bukti Kabar AnginDesas-Desus Hearsay