Alat dan Bahan 1. Peralatan Metodelogi Penelitian Variabel dan Parameter Pembuatan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Peralatan • Cetakan silinder, dengan diameter 11 cm dan tinggi 11 cm. • Mesin kompresor Compressor mechine A Macklon – Smith LTD serial No. 125760.7 • Timbangan • Gelas ukur 1000 mL • Sekop • Alat pemotong • Ayakan • Wadah • Kuas • Sendok semen • Batang perojok • Serbet • Kain basah • Bak perendaman

3.1.2. Bahan - bahan

• Semen Portland Tipe I • Agregat o Halus : pasir o Kasar : kerikil • Serat ijuk • Air • Vaselin Universitas Sumatera Utara

3.2 Metodelogi Penelitian

3.2.1 Diagram Alir Penelitian

KERIKIL SERAT IJUK PASIR AIR PENCAMPURAN PENGADUKAN PENCETAKAN PENGERINGAN PERENDAMAN HASIL LAPORAN PENELITIAN ANALISIS DATA PENGERINGAN PENGUJIAN BETON SEMEN

1. Kuat Tekan 2. Penyerapan Air

3. Densitas Universitas Sumatera Utara

3.3 Variabel dan Parameter

3.3.1 Variabel Penelitian

Penambahan serat ijuk pendek dengan komposisi campuran dengan persentasi dari massa keseluruhan komposisi campuran yang terdiri dari semen, pasir, agregat 1 : 2 : 3.

3.3.2 Variabel percobaan yang diuji

Variabel yang digunakan dalam percobaan ini adalah : • Sifat fisis - Penyerapan air Water absorbtion - Kerapatan Density • Sifat mekanik - kuat tekan

3.4 Pembuatan Sampel

Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan beton ringan adalah sebagai berikut : • Persiapan alat dan bahan Seluruh peralatan dan bahan disipkan untuk mempermudah pengerjaan pengadonan dan pencetakan beton. • Perencanaan campuran beton. Dalam penelitian ini digunakan campuran beton berdasarkan tabel dibawah ini Tabel 3.1 Komposisi Adukan Beton Rencana Nama Bahan MassaVolume       3 m kg Perbandingan Semen 400 1 Pasir 800 2 Kerikil 1200 3 Air 200 0,5 Universitas Sumatera Utara Volume untuk 1 buah silinder beton : Dengan: d = 11 cm ; r = 5,5 cm t = 11 cm Volume beton = π x r 2 x t = 3,14 5,5 cm 2 11 cm = 1044,35835 cm 3 = 0,001044835 m 3 Volume untuk 1 buah sampel cetakan silinder adalah 0,001044835 m 3 , dan untuk menghindari hilangnya beton pada waktu pengecoran maka dilakukan penambahan agregat dengan tidak mengubah perbandingan agregat yang disebut dengan Safety Factor SF = 1,3 Volume pengerjaan 5 sampel silinder = 0,001044835 m 3 5 1,3 = 0,006791427 m 3 Berdasarkan perbandingan komposisi adukan beton dari tabel 2.1 maka didapatkan perbandingan agregat semen : pasir : kerikil : air : serat ijuk pendek pada setiap sampel. Tabel 3.2 Data Perbandingan Komposisi Benda Uji Beton Persentase Abu Pembakaran Serbuk Kayu Air kg Pasir kg Kerikil kg Semen kg Serat Ijuk Pendek kg normal 1,35 5,43 8,15 2,70 - 2,5 1,35 5,43 8,15 2,63 0,07 5 1,35 5,43 8,15 2,56 0,14 7,5 1,35 5,43 8,15 2,50 0,20 10 1,35 5,43 8,15 2,43 0,27 Universitas Sumatera Utara • Pemisahan serat Serat dipisahkan dari kotoran-kotoran yang menempel kemudian serat ijuk diuraikan, disusun dan dirapikan agar mempermudah pemotongannya, sebelum digunakakan serat ijuk digunting dipotong dengan ukuran panjang serat kurang dari 3 cm. Sebelum dilakukan pencampuran, serat ijuk direndam dengan air terlebih dahulu agar serat ijuk homogen dengan material lainnya. • Pencampuran a. Menyediakan bahan-bahan campuran beton yaitu semen, pasir, kerikil, air dan serat ijuk. b. Setelah semua bahan disediakan maka dimasukkan bahan pada tempat pengadonan yaitu pasir, kerikil, dan semen dan diaduk sampai rata dan diberi air pada bagian tengan adonan serta dibiarkan ± 2 – 5 menit agar campuran saling mengikat. c. Kemudian diaduk dan dicampur semua pasta beton sampai campuran benar-benar homogen, kemudian dimasukkan serat ijuk sedikit demi sedikit dan di aduk kembali. • Pencetakan d. Disiapkan cetakan berbentuk silinder dengan ukuran diameter 11 cm dan tinggi 11 cm. e. Campuran adonan beton dimasukkan kedalam cetakan silinder 13 tinggi cetakan, kemudian dirojok dengan batang perojok besi untuk menjamin kepadatan susunan campuran. f. Dimasukkan kembali 13 bagian campuran pasta beton kedalam cetakan kemudian dirojok kembali. g. Dimasukkan kembali pasta beton kedalam cetakan sampai penuh kemudian dirojok kembali. h. Permukaan cetakan diratakan dengan skrap dan benda uji diletakkan pada ruangan perawatan. i. Setelah beton berumur 24 jam cetakan dibuka dan diberi nomor kode pada benda uji sesuai yang diinginkan kemudian diletakkan pada ruangan perawatan kembali. Universitas Sumatera Utara

3.5 Pengujian Sampel