Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Manfaat Penelitian Tempat Penelitian BETON

1.2 Rumusan Masalah

Serat ijuk pendek dalam pembuatan beton ringan disini merupakan beton yang dibuat dengan campuran agregat ringan yaitu serat ijuk. Dari karakteristik akan dilihat sejauh manakah pengaruh penambahan serat ijuk pada pembuatan beton ringan.

1.3 Batasan Masalah

Dalam penelitian ini batasan masalah yang dibahas meliputi: 1 Menerangkan secara rinci pembuatan beton ringan dengan serat ijuk pendek sebagai pengisi. 2 Komposisi beton ringan yang merupakan campuran antara semen dengan serat ijuk yaitu 0, 2.5, 5, 7.5, dan 10. 3 Pengujian sifat-sifat fisis meliputi: 1. Densitas. 2. Porositas. 4 Pengujian sifat Mekanik dibatasi pada uji kuat tekan compressive strength.

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Karakterisasi beton ringan dengan menggunakan agregat ringan serat ijuk. 2. Mengetahui pengaruh variasi perbandingan ratio serat ijuk-semen terhadap karakteristik beton ringan kuat tekan, densitas, dan penyerapan air. 3. Membandingkan kekuatan beton normal dengan beton campuran serat ijuk pendek.

1.5 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang proses pembuatan manufacturing dan karakterisasi dari pemanfaatan serat ijuk pada pembuatan beton untuk mendukung kebutuhan masyarakat, khususnya perumahan sederhana rumah tangga, dan lain-lain dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal yang melimpah di Indonesia seperti serat ijuk. Universitas Sumatera Utara

1.6 Tempat Penelitian

LABORATORIUM BETON TEKNIK SIPIL USU, MEDAN

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang penelitian, batasan masalah yang akan diteliti, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas tentang landasan teori yang menjadi acuan untuk proses pengambilan data, analisa data serta pembahasan.

Bab III Metodologi Penelitian

Bab ini membahas tentang peralatan dan bahan penelitian, diagram alir penelitian, prosedur penelitian, pengujian sampel.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang data hasil penelitian dan analisa data yang diperoleh dari penelitian.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan memberikan saran untuk penelitian yang lebih lanjut. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 BETON

Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan smen hidrolik portland cement, agregat kasar, agregat halus dan air. Jika diperlukan, bahan tambah admixture atau additive dapat ditambahkan untuk mengubah sifat- sifat tertentu dari beton. Perencanaan dapat mengembangkan pemilihan material yang layak komposisinya sehingga diperoleh beton yang efisien, memenuhi kekuatan batas yang disyaratkan oleh perencanaan dan memenuhi persyaratan servieceability yang dapat diartikan juga sebagai pelayanan yang handal dengan memenuhi kriteria ekonomi. Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1 - 2, pasta semen semen dan air sekitar 25 - 40, dan agregat agregat halus dan agregat kasar sekitar 60 - 75. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari. Mulyono,2004 Struktur beton memiliki banyak keunggulan dibanding materi struktur yang lain, antara lain Nugraha,2007.  Ketersediaan availability material dasar.  Kemudahan untuk digunakan versatility; masing-masing bahan dapat diangkut secara terpisah dan bisa dipakai untuk berbagai struktur tergantung kepada kebutuhan penggunaannya.  Kemampuan beradaptasi adaptability; beton bersifat monolit sehingga tidak memerlukan sambungan seperti baja, dapat dicetak dengan bentuk dan ukuran berapapun serta dapat diproduksi dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan situasi sekitar. Universitas Sumatera Utara  Kebutuhan pemeliharaan yang minimal; ketahanan durability beton cukup tinggi, lebih tahan karat, dan lebih tahan terhadap bahaya kebakaran. Disamping segala keunggulan diatas, beton sebagai struktur juga mempunyai beberapa kelemahan yang perlu dipertimbangkan Nugraha,2007.  Massa jenis beton sekitar 2400 kgm 3 .  Kekuatan tariknya rendah, meskipun kekuatan tekannya besar.  Beton cenderung untuk retak, karena semennya hidraulis.  Kualitasnya sangat tergantung pada cara pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik maupun yang buruk dapat terbentuk dari rumus dan campuran yang sama.  Struktur beton sulit untuk dipindahkan, pemakaian kembali daur ulang sulit dan tidak ekonomis. Meskipun demikian beberapa kelemahan beton tersebut diatas dapat diatasi dengan berbagai cara, antara lain Nugraha, 2007.  Untuk elemen struktural; membuat beton mutu tinggi, beton pratekan, atau keduanya, sedangkan untuk elemen non-struktural dapat memakai beton ringan.  Melakukan perawatan curing yang baik untuk mencegah terjadinya retak, memakai beton pratekan atau memakai bahan tambahan yang mengembang expansive admixtures.  Mempelajari teknologi beton dan melakukan pengawasan dan kontrol kualitas yang baik.  Memakai beton beertulang atau beton pratekan.  Beberapa elemen struktural dibuat pracetak sehingga dapat di lepas per elemen seperti baja.

2.1.1 Adukan Beton

Beton yang berasal dari pengadukan bahan-bahan penyusun agregat kasar dan agregat halus kemudian diikat dengan semen yang bereaksi dengan air sebagai bahan perekat, harus dicampur dan diaduk dengan benar dan merata agar dapat dicapai mutu beton yang baik. Pada umumnya pengadukan bahan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kecuali jika hanya untuk Universitas Sumatera Utara mendapatkan beton mutu rendah pengadukan dapat dilakukan tanpa menggunakan mesin pengaduk. Kekentalan adukan beton harus diawasi dan dikendalikan dengan cara memeriksa slump pada setiap adukan beton baru.

2.1.2 Zat-zat yang dapat mengurangi kekuatan tekan beton.

Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yang merugikan terhadap kekuatan, kemudahan pekerjaan, dan kenampaan jangka panjang disebut zat pengganggu. Bahan-bahan ini dianggap tidak diperlukan sebagai bahan tambah karena lemah, lunak, atau sifat fisik dan sifat kimiawi yang merusak sifat-sifat beton. Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam yaitu : 1. Zat yang mengganggu proses hidrasi semen 2. Zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen. 3. Butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan pastanya. Zat-zat pengganggu ini dapat berupa kendungan organik, lempung, atau bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung, kayu, arang, pyrites, tanah tambang yang mengandung belerang, dan lain- lain. Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Zat-zat yang dapat Mengurangi Kekutan Beton Sumber : Tatang Wibawa, 2008

2.1.3 Evaluasi Pekerjaan Beton

Kekuatan beton yang diproduksi dilapangan mempunyai kecenderungan untuk bervariasi dari adukan ke adukan. Besarnya variasi itu tergantung pada berbagai faktor antara lain : a. Variasi mutu bahan dari satu adukan ke adukan berikutnya. b. Variasi cara pengadukan c. Stabilitas pekerja Pengawasan terhadap mutu beton yang dibuat di lapangan dilakukan dengan cara membuat diagram hasil uji kuat tekan beton dari benda-benda uji yang diambil selama pelaksanaan. Beton yang dibuat dinyatakan memenuhi syarat mutunya tercapai jika kedua persyaratan berikut terpenuhi : a. Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing pasangan terdiri dari empat hasil uji kuat tekan tidak kurang dari fc’ + 0,82 Sc b. Tidak satupun dari hasil uji tekan rata-rata dari dua silinder kurang dari 0,85 fc’. Jika salah satu dari dua persyaratan tersebut diatas tidak terpenuhi, maka untuk adukan berikutnya harus diambil langkah-langkah untuk meningkatkan kuat tekan rata-rata betonnya. Khusus jika persyaratan kedua yang tidak terpenuhi maka selain memperbaiki adukan beton berikutnya harus pula diambil langkah-langkah untuk Kandungan unsur kimiawi Konsentrasi maksimum ppm Clorida, Cl : - beton pratekan - beton bertulangan Sulfat, SO 4 Alkali, Na 2 O + 0,658 K 2 O 500 ppm 1000 ppm 1000 ppm 600 ppm 50000 ppm Universitas Sumatera Utara memastikakn bahwa daya dukung struktur beton yang sudah dibuat masih tidak membahayakan terhadap beban yang akan ditahan. Langkah-langkah itu antara lain : a. Analisis ulang struktur berdasarkan kuat tekan beton sesungguhnya actual b. Uji yang merusak non-destructive test, misalnya dengan Schmidt Rebound Hammer hamer test, Pull-out test, Ultrasonic Pulse Velocity Test, atau Semi destructive test, yaitu uji bor inti, dan sebagainya. http:tatang-wibawa.blogspot.com .

2.2 Beton Ringan