Semen Pemanfaatan Serat Ijuk Pendek Dalam Pembuatan Beton Ringan Dan Karakteristiknya

Keuntungan lain dari beton ringan antara lain: • Memiliki ketahanan panas thermal insulation yang baik • Memiliki tahanan suara peredaman yang baik • Tahan api fire resistant • Transportasi mudah • Dapat mengurangi kebutuhan bekisting formwok dan perancah scaffolding Kelemahan beton ringan adalah nilai kuat tekannya compressive strength terbatas, sehingga sangat tidak dianjurkan penggunaan untuk perkuatan struktural. http:www.itb.ac.idnews2765.xhtml

2.3 Semen

Material semen adalah material yang mempunyai sifat-sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-agregat menjadi suatu massa yang padat yang mempunyai kekuatan yang cukup. Semen merupakan hasil industri dari paduan bahan baku : batu gampingkapur sebagi bahan utama, yaitu bahan alam yang mengandung senyawa Calcium Oksida CaO, dan lempungtanah liat yaitu bahan alam yang mengandung senyawa: Siliki Oksida SiO 2 , Alumunium Oksida Al 2 O 3 , Besi Oksida Fe 2 O 3 dan Magnesium Oksida MgO atau bahan pengganti lainnya dengan hasil akhir berupa padatan berbentuk bubuk bulk, tanpa memandang proses pembuatannya, yang mengeras atau membatu pada pencampuran dengan air. Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk clinkernya, yang kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips gypsum dalam jumlah yang sesuai. http:digilib.gunadarma.ac.idgo Semen dapat digolongkan menjadi dua bagian yaitu semen hidraulik dan semen nonhidraulik. Semen hidraulik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dal;am air. Contoh semen hidraulik antara lain kapur hidraulik, semen pozollan, semen terak, semen alam, semen portland,semen alumina dan semen expansif. Contoh lainnya adalah semen portland putih, semen warna, dan semen- semen untuk keperluan khusus. Sedangkan semen non-hidraulik adalah semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non-hidraulik adalah kapur. Universitas Sumatera Utara Semen juga memiliki beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, IV, dan V. Tipe-tipe semen tersebut diurutkan berdasarkan kekuatan awalnya dalam merekatkan suatu bangunan yang dibentuk. Semen yang digunakan dalam pembuatan beton adalah semen hidraulik.

2.3.1 Semen Portland Portland Cement

Material semen adalah material yang memilik sifat adhesif adhesive dan kohesif cohesive yang memungkinkan untuk mengikat fragmen-fragmen mineralagregat-agregat menjadi suatu masa yang padat mempunyai kekuatan. Semen yang mengeras dengan adanya air yang dinamakan dengan semen hidraulis hidraulic cement. Semen jenis ini terdiri dari silikat dan lime yang terbuat dari batu kapur dan tanah liat yang digerinda, dicampur, dibakar dalam pembakaran kapur klin, kemudian dihancurkan menjadi tepung. Semen hidrolik biasa yang dipakai untuk mortar dinamakan semen portland portland cement . Edward Nawy G, l998 Dalam buku Portland Cement Association 1975, diuraikan nama-nama penemu semen yang pertama kali yaitu sebagai berikut: • John Smeaton 1756, bahwa mortarbeton yang baik diperoleh jika pozzolan semen dicampur dengan batu kapur limestone yang banyak mengandung material tanah liat. • Joseph Aspdin 1824, Pembuatan semen portland dengan jalan memanaskan campuran butir-butir halus tanah liat dan batuan kapur keras dalam tungku pembakaran, sampai CO 2 hasil pembakaran tersebut keluar dari campuran. • Issac Johnson 1845, memperbaiki cara Joseph Aspdin dengan jalan membakar campuran tanah liat dengan kapur sampai mengklinker sehingga reaksi yang diperlukan untuk membentuk tingkatan material semen terjadi. Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Menurut ASTM C-150,1985, semen portland didefinisikan sebagai semen hidraulik yang dihasilkan dengan menggiling kliner yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Universitas Sumatera Utara Semen portland yang digunakan di Indonesia harus memenuhi syarat SII.0013-81 atau Standart Uji Bahan Bangunan Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam standart tersebut. Fungsi utama semen adalah sebagai perekat.Bahan-bahan semen terdiri dari batu kapur gamping yang mengandung senyawa: Calsium Oksida CaO, lempung atau tanah liat clay adalah bahan alam yang mengandung senyawa: Silika Oksida SiO2, Aluminium Oksida Al 2 O 3 , Besi Oksida Fe 2 O 3 dan Magnesium Oksida MgO. Untuk menghasilkan semen, bahan baku tersebut dibakar sampai meleleh, sebagian untuk membentuk klinker. Klinker kemudian dihancurkan dan ditambah dengan gips gypsum. Abdul Rais,2007 Perbandingan bahan-bahan utama penyusun semen portland adalah kapur CaO sekitar 60-65, silika SiO 2 sekitar 20-25, dan oksida besi serta alumina Fe 2 O 3 dan Al 2 O 3 sekitar 7-12. Kekuatan semen merupakan hasil dari proses hidrasi. Proses kimiawi ini berupa rekristalisasi dalam bentuk interlocking-crystals ikatan kristal sehingga membentuk gel semen yang akan mempunyai kekuatan tekan yang tinggi apabila mengeras. Jika semen portland dicampur dengan air, maka komponen kapur dilepaskan dari senyawa. Banyaknya kapur dilepaskan ini sekitar 20 dari berat semen. Mulyono, 2005

2.3.1.1 Jenis-Jenis Semen Portland

Komposisi kimia semen portland pada umumnya terdiri dari CaO, SiO 2, Al 2 O 3 dan Fe 2 O 3, yang merupakan oksida dominan. Sedangkan oksida lain yang jumlahnya hanya beberapa persen dari berat semen adalah MgO, SO 3 , Na 2 O dan K 2 O. Keempat oksida utama tersebut diatas didalam semen berupa senyawa C 3 S, C 2 S, C 3 A dan C 4 AF, dengan mempunyai perbandingan tertentu pada setiap produk semen, tergantung pada komposisi bahan bakunya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan komposisi kimianya, semen portland dapat dibedakan atas beberapa jenis, seperti pada tabel 2.3 Tabel 2.5 Jenis-jenis semen Portland berdasarkan Komposisi Kimianya Tipe Semen C 3 S Trikalsium Silikat C 2 S Dikalsium Silikat C 3 A Trikalsium Aluminat C 4 AF Tetrakalsium Aluminat CaSO 4 Kalsium Sulfat C a O Kalsium Oksida MgO Magnesium Oksida Tipe I 42-67 8-31 5-14 6-12 2,4-34 0-1,5 0,7-3,8 Tipe II 37-55 19-39 4-8 6-16 2,1-3,4 0,1-1,8 1,5-4,4 TipeIII 34-70 0-28 7-17 6-10 2,2-4,6 0,1-4,2 1,0-4,8 TipeIV 21-44 57-34 3-7 6-18 2,6-3,5 0-0,9 1,0-4,1 TipeV 35-54 24-49 1-5 6-15 2,4-3,9 0,1-0,6 0,7-2,3 Sumber : Sesuai dengan ASTM C150 Sifat dan manfaat untuk tipe semen portland adalah sebagai berikut: 1. Semen Tipe I Semen penggunaan umum Sifat dari semen portland tipe I yaitu MgO dan SO 3 hilang pada saat pembakaran. Kehalusan dan kekuatannya secara berturut-turut juga ditentukan. Secara umum mempunyai sifat-sifat umum dari semen. Digunakan secara luas sebagai semen untuk teknik sipil dan konstruksi arsitektur misalnya pembangunan jalan, bangunan beton bertulang, jembatan dan lain-lain. 2.Tipe II Semen pengeras pada panas sedang Semen Portland tipe II mempunyai C 3 S kurang dari 50 dan C 3 A kurang dari 8. Kalor hidrasi 70 kal atau kurang dari 7 hari dan 80 kal atau kurang dari 28 hari pada kondisi sedang. Peningkatan dari kekuatan jangka panjang diinginkan. Secara umum dipakai untuk mencegah serangan sulfat dan lingkungan sistem drainase dengan kadar konsentrat tinggi didalam tanah. 3.Tipe III Semen berkekuatan tinggi awal Semen portland tipe III mengandung C 3 S maksimum. Kekuatan awal 1 hari dan 3 hari diintensifkan, ditentukan untuk mempunyai kekuatan di atas 40 kgcm² selama penekanan 1 hari dan di atas 90 kgcm² selama penekanan 3 hari. Kegunaannya yaitu Universitas Sumatera Utara untuk menggantikan semen penggunaan umum untuk pekerjaan yang mendesak. Cocok untuk pekerjaan dimusim dingin. Biasanya dipakai untuk konstruksi bangunan, pekerjaan pembuatan jalan, dan produk semen. 4.Tipe IV Semen jenis rendah Pada semen Portland tipe IV, kalor hidrasi lebih rendah l0 kal dari pada semen pengeras pada panas sedang, ditentukan dibawah 60 kal selama 7 hari dan dibawah 70 kal yaitu 28 hari ASTM. Memberikan kalor hidrasi minimum seperti semen untuk pekerjaan bendungan. Kegunaannya yaitu digunakan pada struktur-struktur dam dan bangunan masif. Dimana panas yang terjadi sewaktu hidrasi merupakan faktor penentu bagi kebutuhan beton. 5.Tipe V Semen tahan sulfat Semen portland tipe V mempunyai C 3 S dibawah 50 dan C 3 A dibawah 50 ASTM. Diusahakan agar kadar C 3 A minimum untuk memperbesar ketahanan terhadap sulfat. Biasanya dipakai untuk pekerjaan beton dalam tanah yang mengandung banyak sulfat dan yang berhubungan dengan air tanah dan pelapisan dari saluran air dalam terowongan. Chu Kia Wang, 1993 Kekuatan dari pasta semen-air yang telah mengeras nantinya akan menentukan kekuatan beton karena dengan agregat yang kuat, perpatahan terjadi diantara partikel pasir. Oleh karena itu, pada dasarnya jalanan masuk yang terbuat dari adukan semen dan air akan sama kuatnya dengan adukan semen, air dan agregat. Akan tetapi jika ditinjau dari segi biaya kurang menguntungkan. Oleh karena itu adukan semen-air dicampur dengan bahan agregat yang lebih kuat dan murah. Lawrence H.Van Vlack, l989

2.4 Agregat