Membangun e-learning di SMA Darul Hikam Bandung

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

jenis kelamin : Laki - laki

tempat, tanggal lahir : Siborong-Borong, 2 Februati 1992 agama : Islam

kewarganegaraan : Indonesia status : Belum kawin

anak ke : Satu dari tiga bersaudara

alamat : Jalan SM Raja No 94 Siborong Borong Sumatera Utara telepon : +62821 1964 4912

e-mail : fahmifadli@gmail.com

2. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Sekolah Dasar : SD Negeri 05 No 173274 Siborong-Borong 1997 - 2003 2. Sekolah Menengah Pertama : MTS PP Ar-Raudhatul Hasanah Medan 2003 - 2006 3. Sekolah Menengah Atas : MAS PP Ar-Raudhatul Hasanah Medan 2006 - 2009 4. Perguruan Tinggi : FTIK Unikom Bandung tahun ajaran 2009 - 2013 Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya dalam keadaan

sadar dan tanpa paksaan.

Bandung,


(6)

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Akhir Sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

FADLI FAHMI

10109324

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2013


(7)

iii

dan rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.

Adapun topik yang diangkat oleh penulis adalah ” MEMBANGUN E-LEARNING DI SMA DARUL HIKAM BANDUNG”, penulis berharap skripsi ini dapat menambah pengetahuan dan berguna bagi kita semua.

Skripsi ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari tempat penulis melakukan observasi ditambah dengan penjelasan dari para dosen dan buku-buku yang ada hubungannya dengan topik skripsi.

Dengan terselesaikan skripsi ini, penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Hasful Huznain dan Desmar Selaku Ayah dan Ibu penulis yang telah membesarkan dan mendidik, serta memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

2. Bapak Alif Finandhita, S.Kom. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan skripsi ini. 3. Ibu Utami Dewi, S.Kom. selaku dosen penguji 2 yang telah banyak

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Nelly Indriani W, S.Si., M.T. selaku dosen wali dan penguji 3 yang telah banyak membantu dalam perbaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Irawan Afrianto, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.

6. Ibu Santi Selaku Sekretariat Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia.


(8)

iv

Komputer, Universitas Komputer Indonesia, khususnya IF-8 2009 yang telah banyak membantu penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, baik dari segi materi meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Terakhir penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Bandung, Agustus 2013 Penulis


(9)

199

[2] Madcoms, (2004), Aplikasi Program PHP & MySQL Untuk Membuat Website Interaktif, Andi, Yogyakarta

[3] Henderson, Allan J. (2003), ”The E-Learning Question and Answer Book”, American Management Association, New York, USA

[4] Darin E. Hartley. (2001), “Selling e-Learning,” American Society for Training and Development

[5] Dublin, L. and Cross, J., Implementing eLearning: getting the most from your elearning investment, the ASTD International Conference, May 2003. [6] Commerchero, Matt. Delvecchio, Kristy. Loughney, Megan. Et al. (2006), E- learning Concepts and Technique, e-book. Pensylvania University

[7] Jolliffe, A., Ritter, J., & Stevens, D. (2001). The online learning handbook: Developing and using web-based learning.

[8] A.Hasibuan, Zainal. B. Santoso, Harry, Analisis dan Perancangan Modul Representasi Knowledge Building dalam Student Centered e-Learning

Environment, 2012.

[9] Nyoman Sedana, I Gusti. Wijaya, St. Wisnu, UTAUT Model for Understanding Learning Management System, 2008.

[10] Henry M. Walker, "Collaborative Learning: A Case Study for CS1 at Grinnell College and UT-Austin", Proceedings of the Twenty-eighth SIGCSE

Technical Sym-posium on Computer Science Educa-tion February 27-March 1, 1997, pp. 209-213.


(10)

[11] M.Pinheiro, Margarida. Simoes, Dora, Collaborative E-learning Methodologies: an Experience of Active Knowledge in ICT Classrooms, 2012.

[12] Abdul Kadir, 2003, Konsep dan Tuntunan Praktis Basis Data, Andi Offset, Yogyakarta

[13] Budhi Irawan, (2005), Jaringan komputer, Graha Ilmu, Yogyakarta.

[14] Bunafit Nugroho, (2004), PHP dan MYSQL Dengan Editor Dreamweaver MX, Andi, Yogyakarta.

[15] Davis, Gordon B. (1998), Sistem Informasi Manajemen II, P.T. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

[16] Fathansyah, Ir. (1999), Basis Data, Informatika, Bandung.

[17] Jogiyanto HM, (1999) , Pengenalan Komputer, Andi Offset, Yokyakarta. [18] Pressman, Roger S, (2002), Rekayasa Perangkat Lunak, Andi Offset.

[19] R.E. Andi Wahyu, W. Timotius, T.H.W.Bambang, (2008), Membangun Situs E-Learning, Graha Ilmu, Yogyakarta.


(11)

v

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... .ix

DAFTAR TABEL ... ..xiii

DAFTAR SIMBOL ... ..xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xix

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Identifikasi Masalah ... 2

1.4 Maksud dan Tujuan ... 2

1.5 Batasan Masalah... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 2.1 Profil SMA Darul Hikam Bandung... 9

2.1.1 Tempat dan kedudukan Sekolah ... 9

2.1.2 Sejarah Instansi ... 9

2.1.3 Susunan Organisasi SMA Darul Hikam Bandung ... 10

2.1.4 Job Description ... 11

2.1.5 Visi dan Misi ... 11

2.1.5.1 Visi ... 12

2.1.5.2 Misi ... 12


(12)

vi

2.3.2 Structured Query Language (SQL) ... 18

2.4 Definisi E-Learning ... 18

2.5 Sejarah dan Perkembangan E-Learning ... 19

2.5.1 Kelebihan E-learning ... 20

2.5.2 Kekurangan E-Learning ... 22

2.5.3 Perbedaan E-Learning dengan Learning Management System ... 22

2.5.4 Langkah-langkah membangun E-Learning... 23

2.5.5 Collaborative Learning ... 24

2.5.5.1Tujuan Collaborative Learning ... 24

2.5.5.2 Metode Collaborative Learning ... 26

2.6 Pemodelan Analis ... 27

2.6.1 Entity-Relationship Diagram (ERD) ... 28

2.6.2 Data Flow Diagram (DFD) ... 28

2.6.3 Diagram Konteks ... 28

2.6.4 Kamus Data (Data Dictionary) ... 29

2.7 Pengertian Internet ... 29

2.8 Teknologi Website (www) ... 31

2.8.1 Universal Resource Locator (URL) ... 33

2.8.2 Hypertex Transfer Protocol (HTTP) ... 33

2.8.3 Aplikasi Program Berbasis Web ... 34

2.9 Tool yang Digunakan dalam Pengembangan E-Learning ... 36

2.9.1 PHP (Personal Home Page) ... 36

2.9.2 HTML (Hypertext Markup Language) ... 38

2.9.3 Javascript ... 38

2.9.4 CSS (Cascading Style Sheet) ... 38

2.9.5 MySQL ... 39


(13)

vii

3.1.2 Analisis Prosedur yang Sedang Berjalan ... 42

3.1.3 Aturan Bisnis ... 46

3.1.4 Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak ... 48

3.1.5 Analisis Kebutuhan Non-Fungsional ... 49

3.1.6 Analisis Pengguna Sistem ... 49

3.1.7 Analisis Pengkodean ... 52

3.1.8 Analisis Perangkat Keras ... 54

3.1.9 Analisis Perangkat Lunak ... 55

3.1.10 Analisis Data ... 56

3.1.11 Analisis Metode Collaborative Learning ... 58

3.1.12 Analisis Kebutuhan Fungsional ... 61

3.1.13 Diagram Konteks ... 61

3.1.14 Spesifikasi Proses ... 70

3.1.15 Kamus Data ... 80

3.2. Perancangan Sistem ... 86

3.2.1 Perancangan Data... 86

3.2.1.1 Diagram Relasi... 86

3.2.1.2 Struktur Tabel ... 87

3.2.2 Perancangan Struktur Menu ... 98

3.2.3 Perancangan Antarmuka perangkat lunak ... 100

3.2.4 Perancangan Pesan ... 123

3.2.5 Jaringan Semantik ... 126


(14)

viii

4.1.3 Implementasi Basis Data... 134

4.1.4 Implementasi Antarmuka ... 139

4.2 Pengujian Sistem ... 139

4.2.1 Rencana Pengujian ... 141

4.2.1.1 Pengujian Black Box ... 144

4.2.2.1 Pengujian Betha ... 188

4.2.3 Kesimpulan Pengujian ... 196

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ... 197

5.1 Kesimpulan ... 197

5.2 Saran ... 198


(15)

1

SMA Darul Hikam adalah SMA yang menggunakan kurikulum Diknas untuk sekolah unggulan yang berorientasi pada mutu dan ciri khas yaitu PENDALAMAN dan PERLUASAN pendidikan agama Islam, bidang studi Ebtanas, bahasa International, teknologi informasi, dan kepemimpinan . Sesuai dengan kurikulum yang masih digunakan di SMA Darul Hikam yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), kompetensi untuk siswa bisa lebih dikembangkan dan disesuaikan menurut pihak penyelenggara sekolah tersebut.

Kegiatan belajar mengajar di Darul Hikam dibantu oleh Learning Management System. Learning Management System yang telah dibangun di Darul Hikam, sangat membantu para siswa untuk mendapatkan materi pembelajaran sebelum memulai pelajaran dikelas, tetapi LMS yang sudah dibangun fokus terhadap manajemen kegiatan sekolah, dan tidak fokus pada pembelajaran mata pelajaran tertentu.

Kurangnya minat belajar Bahasa Arab di Darul Hikam yang dikarenakan siswa kurang memahami konsep pembelajaran bahasa arab, pola pikir mereka yang menganggap bahwa bahasa Arab adalah pelajaran yang sulit dipelajari daripada bahasa inggris dan mereka beranggapan bahwa bahasa arab merupakan bahasa yang tidak mendunia seperti bahasa inggris,dan waktu belajar yang singkat, sehingga minat baca siswa terhadap buku teks arab rendah, sehingga siswa kurang berani bertanya pada saat proses belajar mengajar, dan anak didik kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran dan guru juga kurang efektif karena keadaan siswa dan waktu mengajar yang kurang, dan kurangnya interaksi antara guru dan siswa dikelas, dengan metode pembelajaran yang mana guru lebih aktif dari pada siswa, dikarenakan waktu yang terlalu singkat, dan guru bahasa arab mengalami kendala bagaimana memantau keaktifan siswa dan minat dalam belajar bahasa arab diluar kelas, dan menilai bagaimana kinerja guru dalam


(16)

mengajar, sehingga guru tidak mengetahui untuk mengevaluasi cara pengajaran, karena tidak ada tolak ukur yang menilai tingkatan minat keaktifan siswa belajar dirumah, menurut hasil wawancara dengan guru bahasa arab di Darul Hikam

Pembelajaran bahasa arab di Darul Hikam yang mengalami kendala tersebut, menurut guru bahasa arab dibutuhkan sebuah media agar para siswa untuk belajar secara kolaboratif, yang memancing para siswa untuk turut berperan aktif, sehingga dibutuhkan sebuah aplikasi yang dapat membantu belajar para siswa sehingga siswa yang minatnya kurang terhadap buku teks arab, dan siswa yang kurang berani bertanya dapat belajar dengan metode e-learning yang akan dibangun yang bersifat kolaboratif. Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penelitian tugas akhir ini diberi judul membangun e-learning di SMA Darul Hikam Bandung.

1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana membangun e-learning di SMA Darul Hikam Bandung.

1.3. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, jelas dapat diidentifikasikan masalahnya bahwa masalah yang diangkat dan diselesaikan diantaranya

1. Kurangnya minat belajar bahasa arab siswa SMA Darul Hikam 2. Kurangnya waktu belajar bahasa arab di SMA Darul Hikam

3. Siswa belum dapat belajar secara kolaboratif dan berkontribusi melalui LMS yang sudah dibangun

4. Guru belum dapat memantau keaktifan dan tingkat minat siswa belajar bahasa arab dirumah

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan skripsi ini adalah membangun e-learning yang bersifat kolaboratif sekolah di SMA Darul Hikam Bandung.


(17)

Sedangkan tujuan yang akan dicapai dalam pembuatan aplikasi ini adalah : 1. Meningkatkan minat siswa belajar bahasa arab dengan media

pembelajaran yang lebih inovatif

2. Memaksmialkan waktu siswa di sekolah SMA Darul Hikam Bandung mendalami pelajaran bahasa arab diluar kelas.

3. Membantu siswa untuk turut berperan aktif, dan berkontribusi secara langsung, dengan berkomunikasi dengan murid lain dan guru, serta mengutarakan pendapatnya tentang suatu materi pelajaran menggunakan E-learning yang bersifat kolaboratif

4. Membantu guru agar lebih mudah memantau keaktifan dan tingkat minat siswa dalam belajar bahasa arab dirumah

1.5. Batasan Masalah

Dalam pembahasan dan permasalahan yang terjadi, diperlukan beberapa pembatas sehingga penyajian lebih terarah dan terkait satu sama lain.

Adapun batasan dari permasalahan ini adalah sebagai berikut : 1. Aplikasi e-learning ini berbasis website

2. Pengguna dalam aplikasi e-learning ini adalah admin, guru, dan siswa 3. E-learning ini bukan merupakan pengganti sistem KBM tatap muka.

Tetapi sebagai media pendukung dari KBM tatap muka.

4. Setiap guru dapat mengunggah (upload) materi pelajaran kedalam aplikasi tersebut.

5. Materi yang di upload dapat berupa file dokumen (word, excel, pdf & power point), gambar, video dan simulasi animasi.

6. Setiap guru yang telah mengunggah materi pelajaran, guru dapat mengupload latihan sesuai materi yang diunggah

7. Setiap siswa dapat melihat dan mengunduh (download) materi pelajaran yang ada diaplikasi.

8. Aplikasi ini menyediakan forum diskusi untuk melakukan tanya jawab antara sesama siswa maupun guru.


(18)

10.siswa dapat mengerjakan latihan dari materi yang telah ditentukan

11.Soal latihan yang didukung adalah soal yang bersifat optional (pilihan ganda).

12.Pilihan jawaban dari soal latihan bersifat pilihan ganda dapat berbentuk gambar, video, dan suara.

13.Aplikasi ini dapat memonitoring kemampuan peserta berdasarkan latihan dan frekuensi keaktifan siswa di forum yang telah disediakan sebagai bahan evaluasi untuk guru

14.Kemampuan peserta dari hasil analisa sebagai bahan koreksian guru tentang materi yang belum dipahami murid, bukan menjadi nilai akhir siswa

15.Aplikasi ini untuk media pembelajaran bahasa arab.

16.Aplikasi ini menyediakan simulasi animasi, pada jenis ini digunakan simulasi al-kitabatu,as-sam’u dan al-muhadatsatu pada bidang bahasa arab

17.Simulasi ini akan dibuat menggunakan flash dengan bahasa pemrograman ActionScript. Simulasi yang berbentuk animasi ini akan dibuat bersumber dari materi-materi yang diajarkan di sekolah SMA Darul Hikam Bandung. 18.Pembangunan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP 5 dan

Database atau basis data yang akan digunakan adalah MySQL

1.6. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan untuk membangun aplikasi media pembelajaran menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diperlukan, melalui teknik sebagai berikut:

1. Pengumpulan data

Metodologi yang digunakan dalam mengumpulkan data yang berkaitan dengan penyusunan laporan dan pembuatan aplikasi ini adalah sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan


(19)

permasalahan yang akan dibahas dengan bersumber pada buku-buku, serta bacaan lain yang kiranya dapat membantu menyelesaikan pembangunan aplikasi ini.

b. Studi Wawancara

Tahap kedua ini digunakan untuk memperoleh data dengan cara komunikasi langsung dengan Kepala Sekolah SMA Darul Hikam Bandung dan staf terkait yang mengetahui seluk beluk tentang seluruh data yang berhubungan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

c. Studi Dokumentasi

Dengan mengumpulkan informasi mengenai laporan dan dokumen database kurikulum pelajaran serta data-data yang diperlukan agar lebih mudah untuk didefinisikan dan dirumuskan pada permasalahan yang ada. 2. Metode pembangunan perangkat lunak.

Menurut Pressman (2010) model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada dua gambaran dari waterfall model.

Fase-fase dalam model waterfall menurut referensi Pressman:

Gambar 1.1 Model Waterfall (Pressman, 2010) a. Communication

Langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan customer, maupun mengumpulkan data-data tambahan baik yang ada di jurnal, artikel, maupun dari internet.

b. Planning

Proses planning merupakan lanjutan dari proses communication (analysis requirement). Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement


(20)

atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan software, termasuk rencana yang akan dilakukan.

c. Modeling

Proses modeling ini akan menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen yang disebut software requirement.

d. Construction

Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemahan desain dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemahkan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan suatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan ini. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki.

e. Deployment

Tahapan ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharaan secara berkala


(21)

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun untuk memberikan deskripsi/gambaran umum tentang penelitian yang telah dijalankan di SMA Darul Hikam Bandung, dalam membangun suatu sistem yang dibutuhkan di sekolah tersebut. Sistematika penulisan skripsi akhir ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Tahapan ini membahas tentang latar belakang permasalahan dalam membangun aplikasi, setelah itu merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, serta menentukan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan, kemudian diikuti dengan pembatasan masalah yaitu batasan dalam pembangunan aplikasi, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tahapan ini membahas tentang profil SMA Darul Hikam Bandung beserta visi misi sekolah dan struktur organisasi yang ada di SMA Darul Hikam Bandung. Selain itu adanya pembahasan lain tentang berbagai konsep dasar dan landasan teori seperti definisi sistem, pengertian basis data, definisi pendidikan, sejarah dan perkembangan e-learning, definisi internet dan tool yang digunakan dalam pembangunan sistem ini seperti PHP, HTML, Javascript, CSS, MySQL, Dreamweaver dan WAMP.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Tahapan ini merupakan tahapan analisis sistem, analisis kebutuhan dalam membangun perangkat lunak, analisis proses pada e-learning sesuai dengan pendekatan analisis terstruktur, yaitu dengan analisis kebutuhan fungsional atau DFD. Selain itu terdapat juga perancangan sistem yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisis dan antarmuka.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

Tahapan ini merupakan tahapan yang dilakukan dalam penelitian skripsi berisi hasil implementasi dari hasil analisis dan perancangan yang telah dibuat disertai juga dengan hasil pengujian dari aplikasi ini yang dilakukan di SMA Darul Hikam Bandung.


(22)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Tahapan ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang sudah diperoleh dari hasil penulisan skripsi dalam membangun suatu aplikasi pembelajaran tersebut.


(23)

9

SMA Darul Hikam Bandung adalah SMA yang menggunakan kurikulum Diknas untuk sekolah unggulan yang berorientasi pada mutu dan ciri khas yaitu PENDALAMAN dan PERLUASAN pendidikan agama Islam, bidang studi Ebtanas, bahasa International, teknologi informasi, dan kepemimpinan . Sesuai dengan kurikulum yang masih digunakan di SMA Darul Hikam yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran (KTSP), kompetensi untuk siswa bisa lebih dikembangkan dan disesuaikan menurut pihak penyelenggara sekolah tersebut.

2.1.1 Tempat dan Kedudukan Sekolah

SMA Darul Hikam Bandung berlokasi di Jl. Tubagus Ismail Depan No. 78,Bandung Jawa Barat 40134 telp. (022) 2505375

2.1.2 Sejarah Instansi

Cikal bakal Yayasan Darul Hikam dirintis oleh KHE. Hasbullah Hafidzi pada tahun 1942, setelah beliau selesai belajar dipesantren Allanah Cianjur. Kegiatan pertama yang dilaksanakan adalah penyelenggaraan Madrasah Islam di Kampung Cisitu Girang Bandung. Pada revolusi fisi, Madrasah ini dihentikan karena rakyat harus mengungsi meninggalkan Bandung. Sekembalinya dari mengungsi, pada tahun 1949, Madrasah dibuka kembali dan dinaikkan statusnya menjadi Sekolah Dasar Islam dengan nama Sekolah Rakyat Muslimin. Alhamdulillah pada tahun 1951, sekolah sudah memiliki bangunan milik sendiri di atas lahan pinjaman milik Ustaz Abdussalam.

Pada tahun 1953 dibuka SMP dengan waktu belajar siang hari dan tidak lama kemudian SMP ini dipindahkan ke Jalan Puyuh No.5 dengan nama SMP Muslimin. Sementara itu pada tahun 1953 bangunan SD Islam yang berlokasi di Cisitu mendapat musibah yaitu ambruk tertimpa angina. Para murid dipindahkan ke sekolah-sekolah sekitarnya. Setelah bangunan di Cisitu hancur, pada tahun


(24)

1964 dibuka Taman Kanak-Kanak Islam bertempat di rumah Hj. Dedeh Ruyati Hasbullah di jalan Ir. H. Juanda No. 212 Bandung. Seusai kegagalan pemberontakan G 30 S/PKI, atas izin Allah SWT dan perjuangan keras KHE Hasbullah Hafidzi disertai dukungan istri dan keluarganya, dibangun Masjid Darul Hikam berukuran 12 x 18 di jalan Ir. H Juanda No. 285 Bandung (lokasi sekarang). Pada tahun 1980, berdirilah SMA Darul Hikam berdasarkan keputusan Menteri Pnedidikan tanggal 11 september 1980 Nomor 022h/0/1980 dan Nomor 0241/0/1980 dengan status “Terdaftar”. Perkembangan yang baik dari tahun ke tahun menjadikan SMA Darul Hikam mendapatkan status “Diakui” pada tahun 1984. Dengan perbaikan mutu yang keras terus menerus SMA Darul Hikam mendapat status “Disamakan” pada tahun 1994 sampai 2005. Dan akhrinya SMA Darul Hikam berstatus terakreditasi “A”.

2.1.3 Susunan Organisasi SMA Darul Hikam Bandung

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi dan hubungan-hubungan yang menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran. Struktur keorganisasian pada SMA Darul Hikam Bandung dapat dilihat pada gambar 2.1 :


(25)

2.1.4 Job Description

Komite Sekolah : Komite Sekolah SMA Darul Hikam berada dibawah naungan Yayasan Darul Hikam yang memiliki dewan komite sekolah yang bertugas untuk mengawasi dan memantau setiap perkembangan dari lembaga-lembaga pendidikan yang bernaung dibawah Yayasan Darul Hikam.

Kepala sekolah : Kepala Sekolah SMA Darul HIkam dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bertanggung jawab terhadap komite sekolah. Kepala sekolah berfungsi dan bertugas sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator dan motivator serta memastikan kelangsungan SMA Darul Hikam ke sasaran yang telah ditetapkan. Kepala Urusan

Tata Usaha

: Kepala Urusan Tata Usaha betugas untuk menyusun program tata usaha sekolah, mengurus administrasi ketenagaan dan siswa, membina dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah, menyusun administrasi perlengkapan sekolah, menyusun dan penyajian data statistik sekolah, mengkoordinasikan dan melaksanakan K6 (Keamanan, Kebersihan, Ketertiban, Keindahan, Kenyamanan dan Kekeluargaan), membuat laporan kegiatan tata usaha.

Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

: Pembantu Kepala Sekolah Bidang Kurikulum bertugas menyusun program pengajaran, pembagian tugas guru dan jadwal pelajaran, jadwal ulangan dan evaluasi, kriteria kenaikan, ketidaknaikan atau kelulusan, membina lomba akademis, dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) Pembantu Kepala

Sekolah Kesiswaan

: Pembantu Kepala Sekolah Kesiswaan bertugas menyusun program pembinaan OSIS, melaksanakan pembimbingan dan pengarahan kegiatan OSIS, melaksanakan koordinasi K6, pemilihan siswa teladan atau penerima beasiswa, mutasi siswa, program ekstra kurikuler, dan membuat laporan kegiatan kesiswaan secara berkala.


(26)

Koordinator Sarana & prasarana

: Koordinator Humas bertugas mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua atau wali siswa, membina hubungan antar sekolah, komite sekolah, lembaga dan instansi terkait, dan membuat laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala.

Koordinator Mata Pelajaran

: Koordinator Mata Pelajaran bertugas mengatur dan menyusun mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada, menyusun bahan ajar bagi tiap-tiap mata pelajaran dan mengatur jadwal mata pelajaran yang akan diterapkan.

Guru : Bertugas mengelola proses belajar mengajar siswa/i di sekolah, berdasarkan ketentuan yang diberikan oleh pihak sekolah.

2.1.5 Visi dan Misi 2.1.5.1Visi

Visi SMA Darul Hikam adalah : ” Menjadi sekolah Islam terbaik di Jawa Barat melalui Budaya (Jatidiri, Ciri Khas, dan Keunggulan)

Berakhlak Berprestasi”. 2.1.5.2Misi

1. Melaksanakan pendidikan Islam secara utuh, terpadu, dan sempurna untuk membangun akhlak karimah Siswa dan semua civitas

akademika.

2. Melaksanakan pendidikan Islam secara utuh, terpadu, dan sempurna untuk meraih prestasi Siswa dan civitas akademika dalam berbagai bidang kependidikan.

3. Membangun citra baik sekolah Islam sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.

4. Membangun silaturahim dan kerjasama dengan orang tua siswa dalam proses pendidikan Islam bagi putra dan putri mereka


(27)

2.1.6 Tujuan SMA Darul Hikam Bandung

Membangun pribadi yang kokoh, utuh dan seimbang antara aqidah, ibadah dan akhlak atau seimbang potensi intelektual, emosional, spiritual dan sosial siswa sehingga dapat melahirkan kader-kader unggulan siswa shaleh, BERAKHLAK & BERPRESTASI di antara seluruh siswa Darul Hikam, yang siap memberikan keteladanan dan manfaat bagi siswa, keluarga dan masyarakat.

2.1.7 Logo SMA Darul Hikam Bandung

Berikut ini merupakan gambar logo SMA Darul Hikam bandung.

Gambar 2.2 Logo SMA Darul Hikam Bandung

2.2 Definisi Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang menekankan pada prosedur, mendefinisikan sistem sebagai berikut:

“ Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. “ [1]


(28)

Sedangkan, pendekatan komponen atau elemennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

“ Suatu sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. “ [1]

Sasaran atau tujuan dalam sistem untuk menentukan operasi yang akan dilaksanakan. Selain itu juga mempengaruhi jenis masukkan yang dibutuhkan dan keluaran yang dihasilkan oleh sistem. Suatu sistem dapat dikatakan berhasil apabila sasaran atau tujuan tersebut telah tercapai.

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu yaitu [1] : 1. Komponen Sistem (Component)

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen atau elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian – bagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli berapapun kecilnya, selalu mengandung komponen atau sub sistem. Setiap sub sistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra system.

2. Batas Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem (Environment)

Environment dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem, dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan luar yang


(29)

merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup sistem.

4. Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber daya mengalir dari suatu sub sistem yang lainnya. Keluaran (output) dari suatu sub sistem akan menjadi masukkan (input) untuk sub sistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu sub sistem berintegrasi dengan sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukkan Sistem (Input)

Masukkan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukkan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukkan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapat keluaran.

6. Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolah yang akan merubah masukkan menjadi keluaran.

7. Keluaran Sistem (Output)

Output adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran y ang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukkan untuk sub sistem yang lain atau kepada supra system.

8. Sasaran Sistem (Objective)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukkan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.


(30)

Gambar 2.3 Karakteristik Sistem [1]

2.3 Sistem Basis Data

Sistem basis data adalah satu kesatuan basis data dan software DBMS (Database Management System). Basis data itu sendiri adalah kumpulan data yang mempunyai sifat saling berhubungan satu sama lain. Sedangkan DBMS adalah sekumpulan program yang dapat digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. Dan bahasa pemrograman yang digunakan untuk mengelola basis data adalah SQL (Structured Query Language) [2].

2.3.1 Penjelasan Basis Data

Basis data dan sistem basis data telah menjadi komponen yang cukup penting pada zaman ini, karena banyak aktivitas manusia yang membutuhkan interaksi dengan aplikasi basis data, baik tradisional maupun modern. Disebut aplikasi basis data tradisional karena sebagian besar data yang disimpan hanya melibatkan teks dan angka. Sedangkan aplikasi basis data modern contohnya adalah basis data multimedia yang mampu menyimpan gambar, suara, dan video, basis data realtime yang digunakan pada industri kontrol dan proses manufaktur, dan sistem data warehouse untuk data skala besar.


(31)

Sistem basis data adalah sistem yang terdiri dari kumpulan file (tabel) yang saling berhubungan (dalam sebuah basis data sistem komputer) dan sekumpulan program yang memungkinkan beberapa pemakai dan program lain untuk mengakses dan memanipulasi file-file (tabel-tabel) tersebut [2]. Komponen- komponen utama sebuah sistem basis data [2] :

1. Perangkat Keras (Hardware) 2. Sistem Operasi (Operating System) 3. Basis Data (Database)

4. Sistem Pengolahan Basis Data 5. Pemakai (User)

6. Aplikasi (perangkat lunak) lain (bersifat opsional)

Sistem manajemen basis data (Database Management System, DBMS) adalah sekumpulan program yang dapat digunakan untuk membuat dan mengelola basis data. Proses yang dijalankan oleh DBMS dibagi tiga tahap, yaitu:

1. Mendefinisikan basis data, yaitu menentukan tipe data, struktur dan konstrain-konstrain data yang disimpan.

2. Membuat basis data, yaitu proses menyimpan data pada media penyimpanan yang dikontrol oleh DBMS.

3. Memanipulasi basis data, yaitu menjalankan fungsi-fungsi untuk mengambil data-data tertentu yang dibutuhkan, meng- update basis data, dan membuat laporan-laporan berdasarkan data yang telah masuk.

Berdasarkan model data yang dipakai, ada beberapa macam DBMS, yaitu:

1. Relasional (Relational Database Management System, RDBMS), yang salah satu contohnya adalah database Oracle dan Microsoft Access. 2. Objek (Object Database Management System)

3. Objek-Relasional (Object-Relational Database Management) 4. Hirarkis (Hierarchial Database Management System) dengan


(32)

5. Jaringan (Network Database Management System) dengan konsep struktur data dalam bentuk himpunan (Set).

2.3.2 Structured Query Language (SQL)

SQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. Dalam dunia database istilah query dapat diartikan “permintaan data”. SQL juga merupakan bahasa tingkat empat yang berfungsi menampilkan hasil atau melakukan sesuatu pada data yang kita inginkan. Saat ini SQL merupakan bahasa query standar di berbagai software database. Berbagai software database dapat diakses menggunakan bahasa SQL. Anda dapat mengunakan SQL di software database apapun.

Cakupan SQL sebenarnya cukup luas. Dalam pembahasan ini, kita hanya membahas perintah – perintah SQL yang penting dan sering digunakan. Jika Anda ingin lebih memperdalam menguasai bahasa SQL, Anda dapat membacanya di dokumentasi Oracle di internet.

SQL merupakan bahasa standar yang digunakan untuk manipulasi dan memperoleh data dari sebuah basis data relasional. SQL dapat digunakan untuk hal sebagai berikut [2]:

1. Mengubah struktur basis data

2. Mengubah pengaturan keamanan sistem

3. Memberikan hak akses kepada user untuk mengakses basis data atau tabel 4. Pembaharuan isi basis data

5. Mendapatkan informasi dari basis data

2.4 Definisi E-learning

Definisi mengenai E-learning dapat dikemukakan di bawah ini : Allan J. Henderson (2003) [3] :

1. E-learning adalah pembelajaran jarak jauh menggunakan teknologi computer (menggunakan Internet)

2. E-learning memungkinkan siswa belajar dengan computer tanpa harus mengikuti pelajaran di ruangan kelas


(33)

3. E-learning dapat menjadwalkan sesi pelajaran dengan instruktur dan guru yang lain, atau dapat mengikuti pelajaran sesuai permintaan pegawai dan dapat mengikuti pelajaran secara dengan mandiri waktu yang flexible.

Darin E. Hartley (2001) : E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan mneggunakan media internet.

Dari berbagai definisi tersebut di atas dapat kita kita simpulkan bahwa e-learning merupakan media yang membantu proses belajar mengajar yang menggunakan internet sebagai sarana penghubung antara guru dan murid, yang mana proses belajar tidak terbatas oleh ruang dan waktu.[4]

2.5 Sejarah dan Perkembangan E-learning

Uraian singkat tentang perkembangan e-learning dari masa ke masa adalah seperti yang dijelaskan oleh Cross (2002):

1. 1990: CBT (Computer Based Training)

Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak Macromedia mengeluarkan tool pengembangan bernama Authorware, sedangkan Asymetrix (sekarang bernama Click2learn) juga mengembangkan perangkat lunak bernama Toolbook.

2. 1994: Paket-Paket CBT

Seiring dengan mulai diterimanya CBT oleh masyarakat, sejak tahun 1994 muncul CBT dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

3. 1997: LMS (Learning Management System)

Seiring dengan perkembangan teknologi internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan Internet. Kebutuhan akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Disinilah muncul sebutan Learning management system atau biasa disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi


(34)

masalah interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard.

Standard yang muncul misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

1999: Aplikasi e-learning Bebasis Web

Perkembangan LMS menuju ke aplikasi e-learning berbasis Web secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya dengan berpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standard, berukuran kecil dan stabil.[5]

2.5.1 Kelebihan E-learning

Menurut Kristy DelVecchio dan Megan Loughney (2006,p5), e-learning sangat berguna bagi pendidikan dan perusahaan serta untuk semua tipe pelajar. E- learning sangat terjangkau, menghemat waktu, dan memiliki hasil yang dapat diukur. E-learning mempunyai berbagai kelebihan, yaitu [6]:

a) Mengurangi biaya : E-learning lebih hemat dibanding dengan cara belajar tradisional karena waktu dan uang yang dihabiskan saat dalam transportasi. E-learning dapat diakses dari berbagai lokasi dan tidak ada biaya transportasi sama sekali, e-learning lebih hemat dibandingkan dengan belajar tradisional

b) Fleksibilitas : E-learning memiliki kelebihan dalam pengaksesan dimana saja dan kapan saja. Pendidikan tersedia kapanpun dan dimanapun dibutuhkan. E- learning dapat digunakan di kantor, rumah, jalan, 24 jam sehari dan 7 hari dalam satu minggu. E-learning juga memiliki pengukuran terhadap hasil belajar yang dapat dibuat agar instruktur dan pelajar dapat mengetahui apa saja yang telah dipelajari, kapan mereka akan menyelesaikan pelajarannya dan bagaimana hasil yang telah mereka capai.


(35)

c) Pelajar sangat menyukai e-learning karena mengakomodir cara belajar yang berbeda. Pelajar bisa mengambil keuntungan belajar sesuai dengan keinginan mereka. Pelajar juga bisa menyesuaikan e-learning dengan jadwal kesibukan mereka.

Jolliffe, Ritter, Stevans (2001) menjabarkan beberapa keunggulan internet (www) dalam menyampaikan materi pembelajaran, yaitu :

a) Increased client base

Dengan menempatkan materi pembelajaran pada web, maka dapat meningkatkan jumlah pengguna (user).

b) Increased learner accessability

Bahan pengajaran, tugas, tanggapan (feed back) terhadap pertanyaan pada sebuah diskusi yang diberikan pengajar atau fasilitator dapat disimpan dalam sebuah server, sehingga para pelajar dapat mengakses secara langsung ke server untuk mendapatkan materi terbaru, mengumpulkan tugas, bertanya atauberdiskusi. Dengan demikian pengaksesan terhadap situs lebih sering dilakukan oleh para pelajar.

c) Ease of updating the learning materials

Dengan menggunakan software yang mendukung e-learning, maka kemungkinan para pengajar memberikan materi, tugas dan bahan diskusi secara cepat.

d) Platform independence

Seluruh materi pembelajaran yang disimpan di server dapat diakses oleh pengajar maupun pelajar dengan menggunakan web browser yang berbeda- beda (internet explorer, firefox, opera, netscape, dll) dan menggunakan sistem operasi yang berbeda pula.

e) Increased learner effectiveness

Perubahan paradigma dari Teacher Centered Teaching menjadi Student Centered Learning. Pembelajaran konvensional menempatkan seorang pengajar menjadi sumber informasi yang memberikan materi kepada seluruh pelajar yang datang untuk mendengarkan. Sedangkan pada pembelajaran dengan e-learning, seorang pelajar akan menjadi pusat pembelajaran, dimana


(36)

pelajar lebih banyak aktif dalam mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya.

2.5.2 Kekurangan E-learning

Disamping kelebihannya, menurut Kristy DelVecchio dan Megan Loughney (2006,p5) e-learning juga mempunyai kekurangan, yaitu [6] :

a) Pelajar harus memiliki akses ke komputer dan internet.

b) Pelajar juga harus memiliki keterampilan komputer dengan programnya, seperti program word processing, internet browser, dan e-mail.

c) Koneksi internet yang baik, karena sangat dibutuhkan dalam pengambilan materi pelajaran.

2.5.3 Perbedaan e-learning dengan Learning management system

Beberapa Perbedaan e-learning dan Learning management system dibawah ini , yaitu:

1. Zainal A. Hasibuan dan Harry B. Santoso : yaitu Learning management system yaitu komponen yang menyediakan fitur-fitur pembelajaran sebagaimana layaknya dieprlukan dalam suatu lingkungan belajar secara konvensional, sedangkan content e-learning adalah materi ajarnya sendiri. Penelitian dibidang LMS lebih berfokus pada aspek lingkungan pembelajaran dan sisi instruksional pengajar atau fasilitator. Sementara content e-learning, memerlukan berbagai sentuhan bagaimana content tersebut disajikan, bagaimana tingkat kesulitannya, dan bagaimana seseorang pembelajar belajar, bagaimana mengevaluasi pemahaman dan lain sebagainya.[8]

2. I Gusti Nyoman Sedana dan St. Wisnu Wijaya : defenisi dari LMS adalah infrastruktur dimana e-learning dapat dibangun dan diantarkan, sementara e-learning adalah proses pembelajaran yang dimanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin.[9]


(37)

2.5.4 Langkah-langkah Membangun e-learning

Menurut Henderson (2003) ada beberapa langkah yang bias dilakukan untuk membangun sebuah system e-learning:

1. menentukan tujuan dari system e-learning

pada tahap ini pengembang system harus menentukan apa yang ingin dicapai dengan adanya e-learning tersebut. Tahap ini biasanya dengan mudah dilupakan akibat antusiasme berlebihan dari pengembang system e-learning. Pada akhirnya e-learning tersebut tidak akan sesuai dengan kebutuhan calon pengguna dan tidak memberikan hasil yang diharapkan.

2. Memulai system dalam skala kecil

Beberapa pengembang memilih untuk memulai system e-learning langsung pada skala besar. Hal ini kurang baik ditinjau dari segi manajemen resiko karena proyek dalam skala besar juga memiliki resiko kegagalan yang besar pula. Sebaiknya e-learning dimulai terlebih dahulu pada sebuah unit yang kecil dan dievaluasi sepenuhnya terlebih dahulu untuk menjadi model bagi system dalam skala yang lebih besar

3. Mengkomunikasikan dengan peserta didik

Menerapkan sebuah system baru akan memberikan tingkat keberhasilan lebih baik apabila sasaran dari system tersebut memahami dengan baik system tersebut. Demikian pula dengan e-learning, apabila peserta didik memahami tentang system yang dibangun dan dikembangkan maka mereka dapat turun memberikan bantuan untuk mencapai tujuan e-learning tersebut. Didasari alasan tersebut maka pengembang system e-learning seharusnya selalu mengkomunikasikan system yang sedang coba dibangun kepada peserta didik

4. Melakukan evaluasi secara kontinyu

evaluasi terhadap system dan segenap aspeknya perlu dilakukan secara terus menerus untuk menjamin keberhasilan penerapan e-learning. Membangdingkan hasil belajar peserta didik dengan pembelajaran


(38)

secara konvensional dapat memberikan justifikasi apakah system e-learning yang dikembangkan memenuhi standar keberhasilan proses pembelajaran atau tidak

5. Mengembangkan system dalam skala lebih besar

Setelah system mencapai keberhasilan dalam skala kecil maka selanjutnya adalah mengembangkan system dalam skala lebih besar. Menambah jumlah peserta didik, mata pelajaran, model evaluasi dan berbagai aspek pembelajaran lainnya dapat dilakukan dengan mengacuk pada model dari skala yang lebih kecil yang telah dikembangkan sebelumnya. [3]

2.5.5 Collaborative Learning

Definisi mengenai Collaborative learning dapat dikemukakan di bawah ini 1. Anuradha dan Gokhale (1995) : yaitu suatu metode instruksi dimana para siswa bekerja dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan akademik tertentu. 2. S.Gupta dan Dr.Robert P.Bostrom (2004): Pembelajaran Kolaboratif mengacu pada metode yang terstruktur untuk mendorong siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama, bermanfaat bagi semua dan melibattan hubungan sosial antara peserta dengan saling membantu dan mendorong satu sama lain untuk bekerja sama dalam meningkatkan pembelajaran

2.5.5.1 Tujuan Collaborative Learning

Tujuan utama penggunaan Collaborative Learning (Henry, 1997) Fokus pada belajar yang aktif , dan beberapa tujuan collaborative learning yaitu [10] :

1. Usaha dalam the Calculus Reform Movement (Henry, 1997) mengindikasikan bahwa kelas menjadi tempat yang paling efektif saat para siswanya ikut serta atau terlibat dalam materi yang disampaikan. Format pengajar memungkinkan seorang instruktur meringkas sejumlah materi dengan efesien namun hal ini tidak otomatis mengefektifkan proses penyampaian materi pada siswa.


(39)

2. Membangun skill menulis dan komunikasi lisan

Collaborative learning mendorong siswa untuk berkomunikasi satu sama lain, menyatakan respon pada pertanyaan, bekerja dalam lontaran pendapat yang berbeda-beda dan menuliskan kesimpulan dengan jelas.

3. Memberikan tanggungjawab belajar secara eksplisit

Jika dalam kelas lebih terfokus pada kerja secara kelompok, dan bukan pada instruktur, maka siswa akan menyadari bahwa kelompok mereka tidak dapat mengikuti pelajaran sehari-hari bila tanpa persiapan. Hal ini akan mendorong kegiatan membaca dan penyelesaian pekerjaan lain pada suatu hari untuk disampaikan pada kelompok mereka dikemudian hari.

4. Memperjelas peran pengajar sebagai fasilitator dan mentor

Seorang instruktur akan semakin melepaskan control terhadap kelas apabila format kelas menekankan pada aktivitas kelompok, sehingga peranya akan menjadi pemberi tanggapan jika ada pertanyaan, sebagai pelatih kelompok secara individual, mengatasi kesulitan-kesulitan yang umum terjadi dan menyarankan suatu pendekatan baru.

5. Dapat mencakup materi lebih banyak atau lebih baik (untuk materi yang sama)

Dengan semakin aktifnya siswa dalam kelas dan semakin reponsif atas proses belajar maka ditemukan bahwa kelas dapat mengalami percepatan sebanyak 20% (Henry, 1997), sehingga disemester selanjutnya materi dapat diperbanyak.

6. Membangun rasa percaya diri dan mandiri pada siswa

Sebuah kelas yang melibatkan siswa dan partisipasi kelompok, akan mengurangi ketergantungan siswa pada pengajar dan siswa belajar bagaimana cara belajar, Siswa menjadi cakap saat membaca dan berlatih, dan mereka akan membuat strategi dalam menguasai pengetahuan yang baru.

7. Memiliki pengalaman bekerja secara kelompok

Saat kelompok kerja melakukan perancangan dan membuat sebuah program, anggota kelompok harus menentukan bagaimana struktur solusi yang diberikan, task apa yang akan ditangani suatu modul dan bagaimana bentuk


(40)

interface dari modul tersebut kemudiah source code dibuat, kelompok akan mengetahui apa yang berjalan dan yang mana yang tidak. Aktivitas seperti ini akan menekankan prinsip-prinsip software engineering, misalnya seperti kebutuhan akan spesifikasi yang baik.

8. Mendukung Peer Review Saat bekerja

pada proyek pemrograman sebagai bagian dari suatu kelompok, secara alami siswa akan melihat sumber kelompok lain untuk mengetahui pendekatan yang digunakan, menganalisa efisiensinya dan memperkirakan kesalahan yang mungkin terjadi.

2.5.5.2 Metode Collaborative Learning

Collaborative Learning, menurut Margarida M. Pinheiro dan Dora Simões (2012) adalah suatu pembelajaran dimana siswa belajar how to know, dan juga belajar how to do, dimana siswa dan guru dapat menyediakan pola pendidikan dengan stuktur methodology koolaboratif learning, sehingga mampu mengevolusi proses belajar mengajar menjadi how live together, dan learning how to be, dan menurut beberapa pandangan terhadap proses belajar mengajar, proses tersebut tidak dapat terpenuhi tanpa orang-orang , referensi , dan juga hubungan sosial antara orang-orang tersebut. Dan disisi lain, metodologi collaborative Learning yang mengubah paradigma belajar dengan mengubah pusat sumber belajar dari guru kepada siswa, yang menciptakan siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar, dan metode dalam pembelajaran secara kolaboratif adalah sebagai berikut[11]:

1. Mempersiapkan materi 2. Menganalisis materi

3. Mempresentasikan materi menggunakan konten wiki

a. Mempersiapkan materi

Tahapan ini Para siswa diminta untuk mempersiapkan materi yang sedang dipelajari didalam kelas, dengan memngumpulkan beberapa sumber atau


(41)

referensi yang berhubungan dengan materi tersebut, setelah para siswa mengumpulkan referensi materi tersebut.

b. Menganalisis materi

Tahapan selanjutnya, yaitu sebelum materi yang diajarkan oleh guru didalam kelas, setelah siswa tersebut mempersiapkan referensi untuk materi tersebut, para siswa diminta untuk menganalisis materi tersebut , dengan menyesuaikan antara materi dan referensi yang terkait materi tersebut

c. Mempresentasikan materi menggunakan konten wiki

Tahapan terakhir yaitu siswa mempresentasikan materi dari hasil analisis yang berasal dari referensi dari guru dan juga yang diperoleh oleh siswa, siswa mempresentasikan materi tersebut menggunakan konten wiki sebabagai tool presentasi, setelah siswa mempresentasikan menggunakan tool wiki, para siswa lain dapat memberi saran, atau suntingan terhadap presentasi materi yang kurang tepat, dan guru dapat mengubah segala kesalahan atau kekurangan yang ada dikonten wiki yang telah dibuat oleh siswa.

2.6 Pemodelan Analis

Model analisis merupakan representasi teknis yang pertama dari sistem, tetapi saat ini ada yang mendominasi landasan pemodelan analisis. Pertama, analisis terstruktur adalah metode pemodelan klasik, dan analisis berorientasi objek.

Analisis terstruktur adalah aktivitas pembangunan model. Analisis terstruktur menggunakan notasi yang sesuai dengan prinsip analisis operasional dapat menciptakan model yang menggambarkan muatan dan aliran informasi, membagi sistem secara fungsional dan secara behavioral, dan menggambarkan esensi dari apa yang harus dibangun.

Entity-relationship Diagram adalah notasi yang digunakan untuk melakukan aktivitas pemodelan data. Atribut dari masing-masing objek data yang dituluis pada ERD dapat digambarkan dengan menggunakan deskripsi objek data, sedangkan data flow diagram (DFD) memberikan informasi tambahan yang digunakan selama analisis domain informasi dan


(42)

berfungsi sebagai dasar bagi pemodelan fungsi [12].

2.6.1 Entity-Relationship Diagram (ERD)

ERD adalah model konseptual yang mendeskripsikan hubungan antara penyimpanan (dalam DFD) [12]. ERD digunakan untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data. Dengan ERD, model dapat diuji dengan mengabaikan proses yang dilakukan.

ERD pertama kali dideskripsikan oleh Peter Chen yang dibuat sebagai bagian dari perangkat lunak Case.

2.6.2 Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interkasi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut [12].

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana data tersebut akan disimpan.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur.

2.6.3 Diagram Konteks

Diagram konteks menggambarkan hubungan antara sistem dengan entitas luarnya. Diagram konteks berfungsi sebagai transformasi dari satu proses yang melakukan transformasi data input menjadi data data output [12].

2.6.4 Kamus Data (Data Dictionary)

Merupakan katalog (tempat penyimapnan) dari elemen-elemen yang berada dalam suatu sistem. Kamus data mempunyai fungsi yang sama dalam


(43)

pemodelan sistem dan juga berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detail dan mengorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem sehingga pemakai dan penganalisa sistem punya dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses [12].

2.7 Pengertian Internet

Internet adalah himpunan informasi dan sumber daya komputer yang paling besar di dunia. Internet merupakan koneksi berbagai macam jaringan komputer dengan berbagai jenis hardware dan teknologi yang berbeda[3]. Komunikasi yang dibangun pada jaringan internet menggunakan mekanisme tertentu yang disebut dengan protocol. Protocol yang digunakan untuk menjalankan komunikasi antar jaringan komputer pada internet ini adalah Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP). Dengan menggunakan protokol yang sama yaitu TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan sistem operasi tidak menjadi masalah. TCP/IP pada awal perkembangannya digunakan oleh Defense Advanced Research Project Agency (DARPA) untuk membangun jaringan untuk keperluan militer. Nama TCP/IP sendiri diambil dari nama protokol pada layer network yaitu Internet Protocol (IP) dan protokol pada layer transfort yaitu Transmission Control Protocol (TCP). Dengan mengacu pada nama ini, TCP/IP internet kemudian sering disebut sebagai Internet. Arsitektur protokol TCP/IP ini dapat dimodelkan dengan empat layer sebagaimana yang dapat dilihat pada gambar berikut.


(44)

Gambar 2.4 Arsitektur Protokol TCP/IP

TCP/IP terdiri dari empat lapis kumpulan protokol yang bertingkat. Empat tingkat itu adalah :

1. Application Layer, yaitu layer yang bertanggung jawab terhadap aplikasi- aplikasi yang menggunakan TCP/IP.

2. Transport Layer, yaitu layer yang bertanggung jawab memberikan layanan pengiriman data dari satu node ke node yang lain.

3. Internet Layer, yaitu layer yang menentukan jenis datagram dan menangani perutean data yang dikirim.

4. Network Interface Layer, yaitu layer yang bertanggung jawab untuk mengirim dan menerima data pada media fisik transmisi yang digunakan.

Proses yang terjadi pada internet mempunyai mekanisme yang telah diatur berdasarkan protokol standar. Proses yang terjadi di internet adalah ada satu program yang meminta kepada program yang lain untuk memberikan suatu layanan. Dua program tersebut dapat terletak dalam subnet yang sama ataupun berbeda. Komputer dengan program yang meminta layanan disebut dengan client sedangkan yang memberikan layanan disebut server.[7]


(45)

Gambar 2.5 Model Client Server Internet

2.8 Teknologi Website (WWW)

World Wide Web (WWW) merupakan suatu sistem penyedia informasi dengan skala yang besar yang mengelola informasi tersebut secara terdistribusi dalam internet dengan menggunakan teknologi hypermedia. WWW mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a) Dukungan interface yang terintegrasi

WWW menyediakan suatu interface yang terintegrasi terhadap protokol, format data, sistem pengalamatan, dan lain-lain. Hal ini menyebabkan berbagai macam layanan dan basis data yang ada di internet dapat diakses secara langsung.

b) Kemudahan pada sisi pengguna

WWW mendukung secara transparan sebagian besar aplikasi-aplikasi yang terdapat di internet seperti telnet, gopher, anonymous file tranfer protocol, finger, dan aplikasi lainnya.


(46)

c) Kemudahan dalam perkembangan

Kapabilitas server WWW dapat dikembangkan secara mudah dengan menggunakan standar PHP antara server WWW dengan alplikasi yang lain. Program PHP juga memungkinkan perubahan informasi secara dinamis yang dapat diperoleh secara real time.

d) Tidak tergantung pada flatform tertentu

WWW memungkinkan seseorang dapat membangun server WWW di berbagai sistem yang berlainan dan memberikan informasi dalam bentuk hypermedia. WWW tidak didesain untuk mendukung sistem tertentu.

WWW menggunakan model client server. WWW juga menggunakan ekspresi informasi, transfer informasi, metode penamaan informasi yang standar sehingga dapat memproses dan mentransfer informasi secara terdistribusi yang dilakukan secara sistematik.

Informasi yang terdistribusi disimpan di dalam server WWW dan user mengakses informasi tersebut menggunakan suatu software yang disebut dengan browser. Server menyimpan informasi di dalam file-file terstruktur menggunakan Hypertext Markup Language (HTML). Hypertext merupakan kumpulan teks-teks yang saling berhubungan satu sama lainnya. Hypermedia serupa dengan hypertext, hanya saja media yang digunakan bukan hanya teks akan tetapi meliputi juga audio, image, dan video.

WWW menggunakan standar untuk mencapai konsistensi dalam menghasilkan dan melakukan transfer informasi. WWW menggunakan HTML sebagai standar produksi informasi dengan menggunakan Hypertext Transfer Protocol (HTTP) sebagai standar transfer informasi. WWW menggunakan standar penamaan yang disebut dengan Universal Resource Locator (URL) untuk mendukung penyediaan informasi secara universal dalam server yang terdistribusi.


(47)

2.8.1 Universal Resource Locator (URL)

URL digunakan untuk menentukan lokasi dari informasi terdistribusi pada suatu server WWW. User dapat mengakses informasi yang tersimpan di suatu server dengan menentukan lokasi server sesuai dengan ekspresi URL. Ekspresi URL mempunyai bentuk sebagai berikut :

Protocol ://Alamat Internet [: nomor port]/[directory]/[nama file]

Pada bagian protokol pada URL tersebut adalah protokol transfer data yang dapat berupa http, ftp, gopher, mailto, news, telnet, dan lain-lain.

2.8.2 Hypertext Transfer Protocol (HTTP)

HTTP merupakan sebuah protokol yang didesain untuk men-trasfer informasi dalam bentuk hypermedia antara server dengan sebuah client. HTTP juga men- transfer data suatu informasi melalui header-nya. Header HTTP ini merupakan bentuk pengembangan dari Multipurpose Internet Mail Extentions (MIMEs). Pengembangan ini memungkinkan HTTP untuk men-transfer informasi dalam bentuk biner dan informasi dalam bentuk yang tidak standar yang berhasil dinegosiasi antara server dan client. Secara umum, delay akan terjadi pada saat melakukan suatu negosiasi sebelum proses transfer data. Karena lama dari delay yang disebabkan oleh overhead akan menjadi relative lebih besar pada transfer data yang sebetulnya singkat.

HTTP merupakan protokol yang bersifat stateless, sehingga server akan memproses setiap request dari user secara terpisah dari request yang lain, independen terhadap request yang sebelumnya. HTTP menggunakan 8 bit untuk men-transfer semua tipe data yang mungkin.


(48)

Gambar 2.6 Proses Koneksi Protokol HTTP antara Client dan Server

2.8.3 Aplikasi Program Berbasis Web

Banyak situs internet yang memiliki halaman dengan sifat statis seperti profil perusahaan, artikel, dan keterangan-keterangan lain. Situs ini mempunyai dokumen dengan teks yang sederhana, image dan hyperlinks ke dokumen yang dimilikinya. Untuk mengembangkan situs yang bersifat statis, kita menggunakan teknologi client side. HTML dan Cascading Style Sheet (CSS) dapat digunakan untuk mengatur struktur dan menampilkan halaman isi. Seandainya ingin diperindah dapat ditambahkan script yang sifatnya client side, seperti JavaScript, Jscript ataupun VBScript.

Dengan berkembangnya internet, situs yang ada di internet tidak hanya berfungsi untuk mempresentasikan content tetapi cenderung berupa aplikasi yang kebanyakan terhubung ke suatu basis data. Pada tahapan ini situs akan bersifat dinamis, karena content yang dipresentasikan akan bervariasi dan berubah-ubah sesuai dengan data yang diminta dan action dari user. Untuk mengembangkan situs yang dinamis diperlukan teknologi server side seperti PHP, ASP, Perl dan CGI yang lain. Dengan teknologi server side kita dapat mengembangkan suatu aplikasi berbasis internet yang dapat mengahsilkan dan menampilkan content secara dinamis [13].

Pada gambar 2.6 diperlihatkan cara kerja situs dengan content yang statis. Pada saat terjadi suatu request dari browser, server web selanjutnya


(49)

membaca request yang dikirim oleh browser, mencari dan menemukan halaman di server, dan mengirim halaman yang diminta melalui internet ke browser. Selanjutnya halaman tersebut ditampilkan di browser.

Gambar 2.7 Web yang Statis

Pada gambar 2.7 diperlihatkan cara kerja situs dengan content yang dinamis. Kronologis gambar adalah sebagai berikut :

a. Browser (client) melakukan request halaman web ke WEB Server.

b. WEB Server kemudian membaca request yang dikirim dari browser, mencari dan menemukan halaman di server.

c. Menterjemahkan perintah yang diberikan oleh bahasa program server-side menjadi halaman HTML.

d. Setelah konversi ke halaman HTML selesai kemudian mengirim halaman yang diminta ke browser.

e. Setelah halaman HTML yang dikirim dari WEB server sampai, selanjutnya browser client akan menampilkan halaman web.


(50)

Gambar 2.8 Web yang Dinamis

2.9 Tool yang Digunakan dalam Pengembangan E-learning 2.9.1 PHP (Personal Home Page)

PHP adalah salah satu bahasa sever-side yang didesain khusus untuk aplikasi web. PHP dahulunya merupakan proyek pribadi dari Rasmus Lerdorf (dengan dikeluarkannya php versi 1) yang digunakan untuk membuat home page pribadinya. Versi pertama ini berupa kumpulan script PERL. Untuk versi keduanya, Rasmus menulis ulang script-script PERL tersebut mengunakan bahasa C, kemudian menambahkan fasilitas untuk form html dan koneksi MYSQL. Adapun PHP didapat dari singkatan Personal Home Pages.

PHP merupakan bahasa script yang digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis. Dinamis berarti halaman yang ditampilkan dibuat saat halaman itu diminta oleh client. Mekanisme ini menyebabkan informasi yang diterima client selalu yang terbaru. Semua script PHP dieksekusi pada server dimana script tersebut dijalankan. Oleh karena itu, spesifikasi server lebih berpengaruh pada eksekusi dari script PHP daripada spesifikasi client. Namun tetap diperhatikan bahwa halaman web yang dihasilkan tentunya harus dapat dibuka oleh browser pada client.


(51)

pada client tidak lagi bertanggung jawab dalam menjalankan kode-kode PHP[12], melainkan web server proses ini diilustrasikan ke dalam gambar berikut.

Gambar 2.9 PHP Side Scripting

Pertama-tama web browser pada client me-request sebuah file (1). Dalam kasus ini bagaimanapun juga file yang di-request ber-ekstensi/berakhiran .php (contoh: File.php), tanda bahwa didalam file tersebut terkandung kode-kode PHP yang perlu diproses oleh server. Web server mengenali file ini dan tidak mengirim file tersebut langsung ke browser, tetapi dikirim ke PHP scripting engine (2) (mesin pengolah kode-kode PHP). PHP engine merupakan komponen perangkat lunak dari server yang mampu mengartikan kode-kode PHP dan memberikan output dalam kode HTML. Setiap kode PHP dapat memberikan output kode HTML yang berbeda, tergantung pada jenis request dari client (browser). Proses tersebut membangkitkan halaman HTML secara dinamis lalu dikirimkan kembali ke client (browser) untuk merespon terhadap request yang sebelumnya telah dikirimkan.

Pemograman disisi server biasanya digunakan untuk membuat sebuah website yang interaktif yang dihubungkan ke dalam basis data atau data store lain.


(52)

2.9.2 HTML (Hypertext Markup Language)

Untuk menyediakan informasi terdistribusi dalam suatu bentuk yang terintegrasi, di perlukan suatu standar untuk mengekspresikan informasi HTML merupakan bahasa yang digunakan oleh WWW untuk konsistensi ekspresi suatu informasi. Sebuah dokumen hypermedia meliputi teks, image, suara, video, dan tape, informasi yang lain. HTML juga dapat menghubungkan informasi dalam dokumen yang berbeda. Bahasa HTML bersifat independen terhadap fletform sehingga dapat digunakan tanpa adanya batasan dari jenis hardware maupun software.

2.9.3 Javascript

Merupakan sosok pemrograman modern, yaitu bahasa pemrograman berorientasi script (object-oriented scripting language), yang berbasis kepada konsep prototype. Bahasa ini banyak dikenal di dalam lingkungan website. Bahasa ini diperkenalkan pertama kali oleh Brendan Eich dari perusahaan Netscape Corporation dengan nama awal Mocha kemudian berubah menjadi LiveScript namun diganti akhirnya menjadi JavaScript.

Cara untuk menjalankan javascript hanya dengan JavaScript enabled browser yaitu browser yang mampu menjalankan javascript misalnya Netscape Navigator (versi 2.0 ke atas) atau Microsoft Internet Explorer (MSI versi ke atas).

2.9.4 CSS (Cascading Style Sheet)

Cascadding stylesheet (CSS) adalah bahasa stylesheet yang digunakan untuk mengatur tampilan suatu dokumen yang ditulis dalam bahasa markup[14].

Penggunaan yang paling umum dari CSS adalah untuk memformat halaman web yang ditulis HTML dan XHTML. Walaupun demikian, bahasanya sendiri dapat digunakan untuk semua jenis dokumen XML termasuk SVG dan XVL. Spesifikasi CSS diatur oleh world wide web consortium (W3C).


(53)

ditulis denganHTML atau bahasa markup lainnya) dengan presentasi dokumen (yang ditulis dengan CSS). Pemisahan ini dapat meningkatkan aksesibilitasi isi, memberikan lebih banyak keleluasaan dan kontrol terhadap tampilan, dan mengurangi kompleksitas serta pengulangan pada struktur isi.

CSS memungkinkan halaman yang sama untuk menampilkan cara yang berbeda, seperti mrelalui layar, cetak, suara (sewaktu dibacakan oleh browser basis suara atau pembaca layar), dan juga alat pembaca braille, halaman HTML atau XML yang sama juga dapat ditampilkan secara berbeda, baik dari segi gaya tampilan atau skema warna dengan menggunakan CSS.

2.9.5 MySQL

MySQL merupakan salah satu software database management system (DBMS) yang berguna sebagai suatu Database Server yang cukup terkenal. Kepopulerannya seiring dengan pengguanan script PHP untuk web programming. Database server itu sendiri merupakan suatu software yang bertugas untuk melayani permintaan (request) query dari client. MySQL sebagai suatu database server mempunyai beberapa kemampuan, salah satunya harus menyediakan suatu sistem manajemen database yang dapat mengatur bagaimana menyimpan, menambah, mengubah, menghapus mengakses data, memanipulasi dan transaksi- transaksi database lainnya. MySQL cepat sekali berkembang, karena MySQL merupakan suatu software yang Open Source. [2]

2.9.6 Macromedia Dreamweaver MX

Macromedia Dreamweaver adalah sebuah HTML editor professional untuk mendesain secara visual dan mengelola situs Web maupun halaman Web. Macromedia Dreamweaver merupakan software utama yang digunakan oleh Web Designer maupun Web Progremer guna mengembangkan situs Web. Ruang kerja, fasilitas dan kemampuan Macromedia Dreamweaver mampu meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam desain maupun membangun situs Web. [14]


(54)

2.9.7 Pengenalan WAMP

WAMP adalah singkatan dari inisial sistem operasi Microsoft Windows dan komponen utama dari paket Apache, MySQL, dan PHP. Apache adalah web server. MySQL adalah sebuah perangkat lunak manajemen basis data. PHP adalah bahasa scripting yang dapat memanipulasi informasi yang dimiliki dalam basis data dan menghasilkan halaman web dinamis setiap isi waktu diminta oleh browser. Selain itu, terdapat program lain dalam WAMP seperti phpMyAdmin yang menyediakan antarmuka pengguna grafis untuk manajemen basis data MySQL.


(55)

dan perancangan system yang akan dibangun di SMA Darul Hikam Bandung yang berfungsi untuk mempermudah, memahami dan menyusun perancangan pada bab selanjutnya. Selain itu juga berfungsi untuk memberikan gambaran dan solusi pada pembuatan aplikasi ini

3.1 Analisis Sistem

Analisis sistem (systems analysis) dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan, yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya. Adapun tahapan-tahapan analisisnya meliputi Analisis masalah, Analisis sistem yang sedang berjalan, Analisis aturan bisnis, Analisis pengkodean, dan Analisis spesifikasi kebutuhan perangkat lunak.

3.1.1 Analisis Masalah

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi didalam sistem yang sedang berjalan saat ini diantaranya :

1. kurangnya minat belajar bahasa arab siswa SMA Darul Hikam 2. kurangnya waktu belajar bahasa arab di SMA Darul Hikam

3. Siswa belum dapat belajar secara kolaboratif dan berkontribusi melalui LMS yang sudah dibangun

4. Guru belum dapat memantau keaktifan dan tingkat minat siswa belajar bahasa arab dirumah


(56)

meliputi prosedur pembelajaran mata pelajaran Bahasa Arab , dan latihan. 1. Prosedur penyampaian materi bahasa arab (gambar 3.1), pada prosedur ini

kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Materi pembelajaran Bahasa Arab berupa buku cetak yang digunakan sesuai kurikulum di SMA Darul Hikam Bandung dan juga berupa . hand out yang berasal dari referensi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibuat.

b. Guru memberikan hand out mata pelajaran ketika belajar dikelas

c. Setiap siswa di SMA Darul Hikam Bandung menerima handout pelajaran yang dibeli oleh guru

d. Setiap siswa di SMA Darul Hikam Bandung, mempunyai buku cetak pelajaran dan materi pembelajaran yang disediakan oleh guru

e. Materi pembelajaran yang diberikan oleh siswa kemudian akan dipelajari dan dicatat yang nantinya akan menjadi arsip siswa


(57)

A1

Pencatatan Materi Pembelajaran

Materi Pembelajaran Buku Pejaran Sesuai

Kurikulum Catatan Materi

Pembelajaran Penyampain

materi pembelajaran

Gambar 3.1 FlowMap Pemberian modul materi pelajaran Bahasa Arab Keterangan :


(58)

kemudian soal latihan pelajaran disimpan sebagai arsip dan lembar jawaban dikumpulkan untuk dinilai.

3. Guru menerima lembar jawaban latihan yang sudah dikerjakan untuk kemudian dinilai dan dimasukan ke dalam daftar nilai siswa. Daftar nilai siswa disimpan sebagai arsip

4. Kemudian guru mengembalikan lembar jawaban latihan yang sudah dinilai.

5. Siswa menerima lembar jawaban latihan yang telah dinilai dan disimpan sebagai arsip.


(59)

Soal latihan pelajaran 1

2

Soal latihan pelajaran 1

2

Pengerjaan latihan pelajaran

Soal latihan pelajaran Yang sudah dikerjakan 1 2 n Lembar jawaban latihan pelajaran 1 2 n Lembar jawaban latihan pelajaran 1 2 n Penilaian latihan Daftar nilai Lembar jawaban latihan pelajaran yang

sudah dinilai 1

2 n

Lembar jawaban latihan pelajaran yang

sudah dinilai 1 2 n A2 A3 A4

Gambar 3.2 FlowMap Soal Latihan Pelajaran Keterangan :

A2 : Arsip soal latihan pelajaran yang disimpan oleh siswa A3 : Arsip daftar nilai siswa yang disimpan oleh guru


(1)

Persentase (%) 43,33 56,66 0 0 0 Skor= ( 13 responden x 5 ) + ( 17 responden x 4 ) + ( 0 responden x 3 ) + ( 0 responden x 2 ) = 133

Intrepretasi skor = 133/150 x 100% = 88,67%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan positif kesatu, responden menilai bagus.

2. Tampilan pembelajaran ini terlihat menarik

Skala SS S BS KS STS

Jumlah Responden 11 19 0 0 0

Persentase (%) 36,67 63,33 0 0 0

Skor= ( 11 responden x 5 ) + ( 19 responden x 4 ) + ( 0 responden x 3 ) + ( 0 responden x 2 ) = 131

Intrepretasi skor = 131/150 x 100% = 87,33%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan positif kedua, responden menilai bagus.

3. Aplikasi pembelajaran ini membantu dalam proses belajar mengajar?

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 12 18 0 0 0

Persentase (%) 40 60 0 0 0

Skor= ( 12 responden x 5 ) + ( 18 responden x 4 ) + ( 0 responden x 2 ) = 132 Intrepretasi skor = 132/150 x 100% = 88%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan positif ketiga, responden menilai bagus.

4. Aplikasi ini dapat mendongkrak keaktifan siswa belajar diluar kelas

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 11 19 0 0 0

Persentase (%) 36,67 63,33 0 0 0

Skor= ( 11 responden x 5 ) + ( 19 responden x 4 ) + ( 0 responden x 3 ) + ( 0 responden x 2 ) = 131


(2)

Intrepretasi skor = 131/150 x 100% = 87,33%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan positif keempat, responden menilai bagus.

5. Aplikasi ini dapat menambah minat siswa belajar bahasa arab ?

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 11 19 0 0 0

Persentase (%) 36,67 63,33 0 0 0

Skor = (1 responden x 2) + (11 responden x 3) + (16 responden x 4) + (2 responden x 5) = 131

Interpretasi skor = 131 / 150 x 100% = 87,33%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan , responden menilai bagus.

6. Aplikasi pembelajaran ini memberikan kemudahan komunikasi antara siswa dan guru ?

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 16 14 0 0 0

Persentase (%) 53 47 0 0 0

Skor = (16 responden x 5) + (14 responden x 4) + (0 responden x 3) + (0 responden x 2) = 136

Interpretasi skor = 136 / 150 x 100% = 91%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan, responden menilai bagus.

7. Aplikasi pembelajaran ini membantu dalam mempermudah pembelajaran siswa belajar bahasa arab ?

Skala SS S BS KS TS


(3)

Persentase (%) 40 60 0 0 0 Skor = (12 responden x 5) + (18 responden x 4) + (0 responden x 3) + (0 responden x 2) = 132

Interpretasi skor = 132 / 150 x 100% = 88%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan, responden menilai bagus.

8. Siswa mudah memperoleh materi bahasa arab

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 17 13 0 0 0

Persentase (%) 57 43 0 0 0

Skor = (17 responden x 5) + (13 responden x 4) + (0 responden x 3) + (0 responden x 2) = 137

Interpretasi skor = 137/ 150 x 100% = 91,33%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan , responden menilai bagus.

9. Siswa mudah mengerjakan latihan

Skala SS S BS KS TS

Jumlah Responden 13 17 0 0 0

Persentase (%) 43 57 0 0 0

Skor = (13 responden x 5) + (17 responden x 4) + (0 responden x 3) + (0 responden x 2) = 133

Interpretasi skor = 133 / 150 x 100% = 88,67%

Berdasarkan hasil presentase, dapat disimpulkan bahwa pada pertanyaan , responden menilai bagus.

4.2.3 Kesimpulan Pengujian Beta

Berdasarkan hasil pengujian black box dan beta yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


(4)

1. E-learning yang dibangun telah memenuhi kebutuhan fungsional.

2. E-learning yang dibangun mudah digunakan oleh pengguna.

3. E-learning yang dibangun membantu dalam pendistribusian materi

pelajaran dengan baik.

4. E-learning yang dibangun cukup memberikan informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna.

5. E-learning yang dibangun membantu komunikasi guru dan siswa

6. E-learning yang dibangun membantu pembelajaran bahasa arab di SMA Darul Hikam Bandung

7. E-learning yang dibangun memudahkan siswa untuk mengerjakan latihan

dan mendapat materi, serta belajar bahasa arab diluar kelas 8. E-learning meningkatkan minat siswa belajar bahasa arab

9. E-learning memaksimalkan waktu siswa belajar bahasa arab diluar kelas 10.E-elarning membantu siswa untuk turut berperan aktif


(5)

197

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kesimpulan yang berisi hasil yang diperoleh setelah dilakukan analisis, desain, dan implementasi dari perancangan perangkat lunak yang dibangun dan telah dikembangkan serta saran-saran yang akan memberikan catatan penting dan kemungkinan perbaikan yang perlu dilakukan untuk pengembangan perangkat lunak selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan analisis, perancangan, dan pengujian, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi e-learning meningkatkan minat siswa belajar bahasa arab di SMA Darul Hikam Bandung

2. Aplikasi e-learning ini dapat mempermudah komunikasi antara guru dan siswa dimanapun dan kapanpun selama memiliki koneksi internet, sehingga waktu belajar dapat dimaksimalkan.

3. Aplikasi ini membantu siswa untuk turut berperan aktif dan berkontribusi secara langsung dengan berkomunikasi dengan murid lain dan guru

4. Aplikasi e-learning ini dapat menampilkan proses monitoring dari setiap aktifitas siswa dalam sistem ini, sehingga guru dapat mengevaluasi kualitas mengajar dan memantau keaktifan siswa belajar bahasa arab dirumah.


(6)

198

5.2 Saran

Untuk pengembangan aplikasi e-learning ini, ada beberapa saran yang dapat dilakukan, antara lain :

1. Menambah fasilitas webcam sehingga siswa dapat bertatap muka langsung dengan guru diluar kegiatan belajar mengajar dikelas

2. Membuat kuisioner secara online untuk mengevaluasi kinerja dan pembelajaran yang guru berikan, sebagai bahan monitoring peningkatan mutu pembelajaran yang telah dilakukan.