Rancangan Penelitian Alur Prosedur Penelitian

Fachrurrozi Ramadhan, 2014 PENGUKURAN INDEKS ARSITEKTUR HIJAU GREEN ARCHITECTURE PADA LINGKUNGAN BANGUNAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Rancangan Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan dengan mengikuti kerangka berfikir paradigmatik sebagai berikut. Bagan 3.1 . Kerangka berfikir penelitian Sumber : Dokumentasi penelitian

A. Alur Prosedur Penelitian

Dalam rangka mencapai tujuan penelitian yang diharapkan, disusun prosedur penelitian, yang digambarkan dalam tabel berikut: TAHAP PENELITIAN LUARAN INDIKATOR CAPAIAN Perumusan masalah Rumusan masalah  Batasan dan kejelasan rumusan masalah Pengkajian dan pengembangan teori  Kajian pustaka: Arsitektur berkelanjutan; Arsitektur Hijau;  Kelengkapan, kemutakhiran, relevansi, dan kebermaknaan 8 Fachrurrozi Ramadhan, 2014 PENGUKURAN INDEKS ARSITEKTUR HIJAU GREEN ARCHITECTURE PADA LINGKUNGAN BANGUNAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Indeks Bangunan Hijau GBCI: Hasil penelitian yang relevan Studi pendahuluan  Gambaran umum tentang objek dan indikator penelitian  Rancangan penelitian  Rasional pemilihan objek penelitian  Keruntunan alur berfikir Penyusunan instrumen penelitian  Pedoman observasi  Kisi-kisi dokumentasi  Kejelasan indikator  Kejelasan parameter  Pengumpulan data  Data hasil pengukuran indeks arsitektur hijau  Kelengkapan  Keakuratan  Relevansi Pengolahan data Hasil pengolahan data  Ketepatan teknik analisis data  Interpretasi yang komprehensif Kesimpulan dan rekomendasi Kesimpulan penelitian yang dapat menajadi rujukan bagi pengembagan ilmu pengetahuan dan konsep pembangunan berkelanjutan  Konsep yang digambarkan secara komprehensif melalui narasi. Diseminasi penelitian  Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk Skripsi  Keberhasilan dalam Sidang Yudisiun.  Gelar Sarjana Pendidikan Arsitektur. Bagan 3.2 : Alur prosedur penelitian Sumber : Dokumentasi penelitian Fachrurrozi Ramadhan, 2014 PENGUKURAN INDEKS ARSITEKTUR HIJAU GREEN ARCHITECTURE PADA LINGKUNGAN BANGUNAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kampung Naga dan Kampung Dukuh sebagai perwujudan arsitektur vernakuler Sunda yang merupakan hasil proses berbudaya yang berlangsung sangat lama. Nilai yang tergambar dalam pandangan dan cara hidup masyarakat Kampung Naga dan Kampung Dukuh memberikan pengaruh terhadap arsitektur pada banguan di kampung tersebut. Pandangan dan cara hidup masyarakat Kampung Naga dan Kampung Dukuh yaitu hidup sederhana dan berdampingan dengan alam. Pandangan dan cara hidup yang dianut dan dijalankan tersebut juga mempengaruhi pola atau cara masyarakat dalam berperilaku terhadap sesama manusia dan alam. Keberlangsungan lingkungan tempat masyarakat adat tinggal tidak terlepas dari cara mereka memanfaatakan air, menggunakan energi serta mengolah limbah. Walupun secara umum perilaku mereka dalam memperlakukan lingkungan masih dilakukan secara sederhana atau tradisional, serta masih didasari oleh larangan adat dan mitos. Presentase penerapan konsep arsitektur hijau pada Kampung Dukuh sebesar 65,35, dan Kampung Naga sebesar 68.38 . Dengan demikian lingkungan bangunan kedua kampung tersebut memenuhi kriteria minimal arsitektur hijau. Berikut beberapa kesmpulan terkait dengan pengukuran penerapan konsep arsitektur hijau pada lingkungan bangunan di Kampung Naga dan Kampung Dukuh : 1. Secara umum, sejalan dengan pandangan dan cara hidup masyarakat Kampung Naga dan Kampung Dukuh yang hidup berdampingan dengan