Berbagai faktor penyebab kanker antara lain zat-zat karsinogenik, virus-virus onkogenik, faktor herediter, faktor lingkungan, faktor sosio-ekonomi Pott, 1775
cit Pasaribu, 2006. Upaya utama untuk mengembangkan obat antikanker baik melalui penapisan
empiris maupun rancangan senyawa baru yang rasional hingga sekarang berjalan lebih dari 3 dekade Katzung, 2004. Sitostatika adalah zat-zat yang dapat
menghentikan pertumbuhan pesat dari sel-sel ganas, tetapi karena sel-sel kanker sangat menyerupai sel-sel normal dan kebanyakan sitostatika tidak bekerja
selektif, obat-obat ini dapat menimbulkan efek samping yang serius Tjay Raharja, 2007.
Obat-obat antikanker yang ideal paling tidak bisa memberantas sel-sel kanker tanpa merusak jaringan-jaringan normal. Sayangnya, agen-agen yang ada
sekarang ini belum memenuhi kriteria tersebut dan penggunaan klinis obat-obat ini menyangkut pertimbangan manfaat-manfaatnya terhadap toksisitas dalam
upaya mencari indeks terapetik yang menguntungkan Katzung, 2004.
3. Kanker Payudara dan Sel T47D
Kanker payudara adalah kanker yang berasal dari kelenjar, saluran, dan jaringan penunjang payudara tetapi tidak termasuk kulit payudara. Kanker
payudara merupakan kanker nomor dua terbanyak yang menyerang wanita Indonesia dan menjadi pembunuh nomor satu wanita di dunia Mangan, 2003.
Terdapat beberapa bukti bahwa hormon pertumbuhan dan prolaktin merangsang pertumbuhan karsinoma payudara Ganong, 2003.
Sebagian besar kanker payudara mulai tumbuh di dalam garis duktus susu saluran kelenjar susu. Payudara terdiri dari sekitar enam sampai delapan sistem
duktus. Adanya peningkatan sel dalam duktus disebut hiperplasia. Sel-sel tersebut kemudian menjadi “terlihat aneh” dan disebut hiperplasia atipikal. Dengan
berlalunya waktu, sel-sel tersebut akan menyerupai se-sel kanker payudara, namun hanya terbatas di dalam duktus. Ini disebut karsinoma duktus in situ
kanker yang terbatas di dalam duktus, atau DCIS ductal carcinoma in situ. Yang terakhir, sel-sel kanker akan berinvasi keluar dari duktus dan masuk ke
jaringan lemak di sekitarnya dan menjadi kanker duktus yang invasif Ornish et al., 2007.
Jaringan payudara bersifat rapuh sebab tidak tersimpan aman dalam perut seperti halnya rahim dan ovarium, serta memiliki kemampuan untuk berubah
dalam menyikapi hormon. Payudara akan bertambah besar dan menjadi lebih lunak sesaat sebelum menstruasi. Kemampuan untuk tumbuh dengan cepat ini
adalah salah satu alasan mengapa sel-sel payudara lebih rawan akan kerusakan DNA melalui kerusakan jaringan Lee, 2008. Ahli biologi kanker mengatakan
bahwa saat sebuah jaringan berlipat ganda secara cepat, kode genetisnya DNA lebih mudah rusak akibat bahan kimia, virus dan radiasi yang mungkin setelah
beberapa tahun akan berubah menjadi kanker Lee, 2008. Sel kanker payudara yang sering digunakan dalam penelitian adalah sel T47D
dan MCF-7. Sel MCF-7 merupakan sel kanker payudara yang diperoleh dari pleural effusion breast adenocarcinomal dan menunjukkan adanya diferensiasi
pada jaringan epitel mammae termasuk diferensiasi pada sintesis estradiol, sel ini bersifat resisten terhadap doxorubicin. Kumala, 2010. Sedangkan sel T47D
sensitif terhadap doxorubicin, namun obat ini dapat menimbulkan efek samping yakni toksis terhadap jaringan normal Davis et al., 2003. Pada sel tumor dengan
mutasi p53, diketahui terjadi pengurangan respons terhadap agen-agen yang menginduksi apoptosis dan tumor-tumor tersebut kemungkinan menjadi resisten
terhadap obat antineoplastik yang memiliki target pengrusakan DNA Anonim, 2009.
Sel T47D memiliki sifat dapat melipatgandakan sel dengan cepat, kehilangan kemampuan untuk berdiferensiasi tidak menjadi dewasa, mengurangi tingkat
apoptosis kematian sel, dapat membentuk persediaan darah untuk keperluan gizi sel tersebut dengan sendirinya angiogenesis, menginvasi jaringan terdekat,
mengusir ke luar sel-sel normal, mengekspresikan protein p53 yang termutasi, serta mengalami peningkatan poliferasi dengan adanya estrogen Lee, 2008.
Sel kanker payudara T47D merupakan continous cell lines yang morfologinya seperti sel epitel yang diambil dari jaringan payudara seorang wanita berumur 54
tahun yang terkena ductal carcinoma. Sel ini dapat ditumbuhkan dengan media
dasar penumbuh RPMI Roswell Park Memorial Institute 1640. Untuk memperoleh media kompleks, maka ditambahkan 0,2 UmL bovine insulin dan
Foetal Bovine Serum FBS hingga konsentrasi akhir FBS dalam media menjadi 10. Sel ditumbuhkan pada suhu 37°C dengan kadar CO
2
5 Lee, 2008. Penatalaksanaan kanker payudara sendiri telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat, akan tetapi walaupun demikian angka kematian mortality rate dan angka kejadian incidence rate kanker payudara masih tetap tinggi, hal ini
disebabkan penderita ditemukan pada stadium lanjut Hawari Dadang, 2004. Strategi terapi tang tersedia untuk mengobati kanker payudara, termasuk agen
sitotoksik kemoterapi, telah cukup banyak namun sampai saat ini belum ada pengobatan yang tepat untuk kanker payudara yang telah metastasis Jenie, 2007.
4. Uji Sitotoksik