Lokasi dan Waktu Penelitian
Wina Widianingsih, 2014 Perbedaan Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Debat Aktif Dengan Model
Pembelajaran Group Investigation Pada Mata Pelajaran Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2. Sampel
Menurut Arikunto 2006, hlm. 130, mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Pasundan 8 Bandung. Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak tiga kelas. Adapun rincian sampelnya yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, dan XI IPS
3.Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik purporsive sampling. Tekhnik purporsive sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel dengan
cara menentukan sendiri sampel yang akan diambil, berdasarkan kriteria- kriteria yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri.
Sampel dalam penelitian ini berdasarkan purporsive sampling, dengan pengelompokan yang terdiri atas kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan
kelas kontrol. Maka didapatkan peserta didik kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 1 dengan pembelajaran debat.Hal ini didasarkan atas kondisi
dimana peserta didik pada kelas XI IPS 3 terlihat lebih aktif diharapkan dengan diterapkannya model pembelajaran debat aktif ini akan bisa mendukung
kondisi awal yang ada sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang mereka capai. Kemudian kelas XI IPS 2 bebagai kelas eksperimen 2 dengan
pembelajaran group investigation, hal ini disesuaikan dengan kondisi kelas XI IPS 2 yang menurut guru mata pelajaran sosiologi di SMA Pasundan 8
Bandung lebih cenderung menyukai tugas yang sifatnya berkelompok dan menganalisi masalah yang ada dan kondisi ini sangat cocok untuk
diterapkannya model pembelajaran group investigation. Sedangkan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dimana guru
terbiasa menggunakan pembelajaran ceramah dan diskusi. Adapun perolehan sampel dari ketiga kelas tersebut ialah sebagai berikut: