PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION(STAD) DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (TIM AHLI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

(1)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION(STAD) DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (TIM AHLI) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI

(KuasiEksperimenterhadapPesertaDidikKelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung)

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperolehgelarSarjanaPendidikanSosiologi

Oleh

Atik Purwasih

NIM 1006260

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION(STAD) DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (TIM AHLI) PADA MATA

PELAJARAN SOSIOLOGI

(KuasiEksperimenterhadapPesertadidikKelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung)

Oleh AtikPurwasih

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan IlmuPengetahuanSosial

© AtikPurwasih2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

(4)

(5)

Ix DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN………...ii

LEMBAR PERNYATAAN ………...………..iii

MOTTO……….…iv

ABSTRAK……….v

KATA PENGANTAR ………..vi

DAFTAR ISI ………....ix

DAFTAR TABEL ………...xii

DAFTAR GAMBAR ……….…….xiii

DAFTAR LAMPIRAN ………...………...xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..…...1

B. Rumusan Masalah ………...3

C. Tujuan Penelitian ………...4

D. Manfaat Penelitian ……….….4

E. Struktur Organisasi ……….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Model Pembelajaran STAD ……….7

1. Pengertian Model Pembelajaran STAD ………7

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD …….………8

3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD ………...10

B. Tinjauan Model Pembelajaran Jigsaw (tim ahli) ………..11

1. Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw (tim ahli) ...………..11

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Jigsaw (tim ahli)………...13 3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw (tim ahli)………..15

C. Tinjauan Hasil Belajar ………..17


(6)

X

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tinjauan Mata Pelajaran Sosiologi ………...20

1. Sejarah dan Pengertian Sosiologi ………...20

2. Sifat-sifat Sosiologi ………21

3. Objek Sosiologi ………..22

4. Hakikat Pembelajaran Sosiologi ………23

5. Tujuan Pembelajaran Sosiologi ……….25

6. Manfaat Pembelajaran Sosiologi ………...25

E. Kerangka Konsep dan Hipotesis ……….25

1. Kerangka Konsep………...26

2. Hipotesis ………28

F. Definisi Operasional………28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ………...31

B. Populasi dan Sampel ………32

C. Jenis dan Desain Penelitian ………..34

D. Prosedur Penelitian ………...38

E. Variabel Penelitian ………38

F. Instrument Penelitian dan Pengembangannya ………..39

1. Analisis Item Tes……….41

2. Lembar Observasi ………...46

G. Tekhnik Pengumpulan Data ………...48

H. Tekhnik Pengelolahan Data ……….49

1. Data Hasil Tes ………...49

2. Perbedaan Model STAD dengan Model Pembelajaran jigsaw (Tim Ahli) ...………..49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Lokasi Penelitian ……….51

1. Profil Sekolah ………...51

2. Sejarah Singkat Sekolah ………...53

3. Struktur Organisasi ……….….54


(7)

xi

B. Pelaksanaan Penelitian ………..55

1. Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen 1 …………...55

2. Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Eksperimen 2 …………..56

3. Pelaksanaan Penelitian Pada Kelas Kontrol ………57

C. Matched Subjek dan Uji Hipotesis ………..58

1. Matched Subjek Pretest dan Posttest ………....58

2. Uji Hipotesis Berdasarkan Hasil Posttest ……….…...…….60

a. Pengujian Hipotesis 1 ………...……61

b. Pengujian Hipotesis 2 ………...64

c. Pengujian Hipotesis 3 ………...67

D. Hasil Penelitian ………...70

1. Hasil Pretest Dan Posttest ………...70

2. Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik ……….72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………...78

B. Saran ………...79

DAFTAR PUSTAKA ………...81

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...84 RIWAYAT HIDUP


(8)

v Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION (STAD) DENGAN PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW (TIM AHLI)

PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

(Kuasi Eksperimen terhadap Peserta didik Kelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung)

Pembelajaran sosiologi merupakan pembelajaran yang cenderung membosankan ketika disampaikan dengan model pembelajaran yang berpusat pada pendidik. Hasil belajar mata pelajaran sosiologi di SMA Kartika XIX-I Bandung cenderung rendah, dalam hal ini peneliti mencoba mencari solusi dengan menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, yang diantaranya yaitu model pembelajaran STAD, tetapi terdapat model pembelajaran yang dirasa mirip dengan model pembelajaran STAD. Karena itu peneliti meneliti manakah model yang paling cocok diterapkan pada pembelajaran sosiologi dengan dilihat manakah diantara keduanya yang mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi. Dari penelitian ini diharapkan akan mendapatkan referensi model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran sosiologi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kuasi eksperimen, perhitungan statistic dengan short method. Dalam mengumpulkan data peneliti melakukan pretest dan posttest kedalam ketiga kelas yang dikenakan penelitian, yaitu kelas XI IPS 4 sebagai kelas eksperimen 1, yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran STAD. Kelas XI IPS 3 sebagai kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan model pembelajaran

jigsaw (tim ahli) sarta kelas XI IPS 2 sebagai kels kontrol. Pada kelas kontrol diberikan perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Dari ketiga kelas ini sebelum diberi perlakuan, diberikan pretest terlebih dahulu untuk mendapatkan sampel, yaitu peserta didik yang berjenis kelamin sama dan mendapatkan nilai yang sama dari hasil pretest pada ketiga kelas tersebut. Dan pada akhirnya mendapatkan delapan pasang (masing-masing pasangan terdiri dari tiga orang yang berasal dari ketiga kelas). Setelah diberikan perlakuan, diberikan posttest dan diperhitungkan ternyata kelas eksperimen 1, yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran STAD mendapatkan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan kelas control, yang diberikan model pembelajaran konvensional. Kelas eksperimen 2, yang diberikan perlakuan model pembelajan jigsaw sama dengan kelas control yang diberikan perlakuan model pembelajaran konvensional. Dan kelas eksperimen 1, dengan model pembelajaran STAD mendapat hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen 2, yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw. Dari penelitian ini model pembelajaran STAD dapat dijadikan rujukan untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi dalam pembelajaran sosiologi.


(9)

vi

Kata Kunci : Hasil Belajar Sosiologi, Model pembelajaran STAD, Model Pembelajaran Jigsaw, Sosiologi.

ABSTRACT

RESULTS LEARNING DIFFERENCES BETWEEN STUDENT LEARNING TEAMS MODEL ACHIEVMENT DIVISION (STAD) AND USE THE LEARNING MODEL JIGSAW (TEAM OF EXPERTS) ON THE SUBJECTS

OF SOCIOLOGY

(Quasi experiment towards students of Class XI SMA Kartika XIX-1 Bandung)

Learning sociology is the study of which tend to be boring when delivered with a learning model based on educators. Results of the study subjects in high school sociology Kartika XIX-I tend to be low in Bandung, in this case the researchers trying to find a solution by implementing a learning model based on the students, who were learning the STAD, but there is a learning model that is reasonably similar to model learning STAD. Therefore researcher examines what model most suitable applied to learning sociology with seen what between them who get the learning students higher.Of research is expected to get reference kind of classroom suitable for applied in learning sociology to increase study result of the students. To get the result of this research researchers used method research quasi experiment calculation statistic with a short method. In collecting data researchers do pretest and posttest into third class worn research, namely class XI social class 4 experiment 1, as a class given the treatment with a model of learning STAD.The class XI social class 3 as a class experiment 2 given the treatment with a model of learning jigsaw ( a team of experts ) sarta class XI social class 2 as a class control. To that class of control given the treatment with a model of learning conventional.Of the three this class before given the treatment, given pretest first to get a sample, that is a student of the similar sex and get the same scores from the pretest on the third class. And eventually get eight pairs of ( each partner is composed of three people who come from third class ). Having given the treatment, given posttest and reckoned in fact, the class experiment 1 given the treatment with a model of learning STAD get the learning higher than the class control, given a model of learning conventional. Classroom experiments 2 given model treatment pembelajan jigsaw equal treatment given class control model of learning conventional.And the experiment 1 with a model of learning stad get result iearn higher than 2, experiments with class given treatment by model of learning jigsaw.Of research is kind of classroom STAD can be used as reference to get the learning learners of higher learning in sociology

Keywords : The study of Sociology, Model of learning STAD, Model of learning


(10)

vii Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi


(11)

1 BAB 1 PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Seperti yang kita ketahui proses pembelajaran di Indonesia banyak menggunakan pendekatan teacher centre. Hal ini mengakibatkan terjadinya komunikasi satu arah, informasi hanya diperoleh dari penjelasan pendidik. Sedangkan peserta didik hanya duduk, diam dan mendengarkan.

Menurut Killen dalam Hidayat (2011, hlm. 11),

Terdapat dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada pendidik (teacher centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada peserta didik (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Pada penelitian awal yang dilakukan penulis menunjukan bahwa di SMA Kartika XIX-1 Bandung, pembelajaran lebih banyak menggunakan pendekatan yang berpusat pada pendidik, khususnya dalam pembelajaran Sosiologi. Hal ini menyebabkan kegiatan belajar mengajar berlangsung pasif. Sehingga pembelajaran Sosiologi terlihat kurang menarik dan pemahaman peserta didik mengenai materi pembelajaran tidak tercapai secara maksimal. Hal ini menyebabkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sosiologi cenderung rendah.

Pembelajaran Sosiologi merupakan pembelajaran yang memiliki kontribusi penting dalam membimbing peserta didik untuk memahami fenomena sehari-hari, sehingga mereka siap untuk menjalani hidup bermasyarakat dengan baik. Dalam pembelajaran ini peserta didik diharapkan memahami konsep-konsep sosial seperti sosialisasi, kelompok sosial, struktur sosial, lembaga sosial, perubahan sosial, konflik sosial, proses terciptanya integrasi soasial, memahami berbagai peran sosial dalam masyarakat serta menumbuhkan sikap, kesadaran dan kepedulian sosial dalam kehidupannya. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik


(12)

2

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus benar-benar memperhatikan penyampaian materi pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik.

Pada tabel kerucut pengalaman belajar yang pernah diungkapkan Looper dalam Hidayat (2011, hlm. 45) bahwa, peserta didik hanya mampu memahami dan mengingat apa yang dibaca sebesar sepuluh persen, didengar sebesar dua puluh persen , yang dilihat sebesar tiga puluh persen, yang dilihat dan didengar sebesar lima puluh persen, yang dikatakan dan ditulis sebesar tujuh puluh persen dan dilakukan sebesar Sembilan puluh persen. Karena itu peserta didik membutuhkan pengalaman belajar yang tidak hanya sekedar mendengar, bahkan peserta didik perlu melakukan sesuatu dalam sebuah pembelajaran agar peserta didik dapat memahami dan mengingat materi pembelajaran dengan maksimal. Untuk menyikapi hal ini diperlukan sebuah variasi model pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran, terutama disesuaikan dengan materi pembelajaran Sosiologi yang merupakan ilmu sosial, agar hasil belajar peserta didik dapat tercapai dengan sebaik mungkin.

Salah satu model pembelajaran yang menarik untuk diterapkan dalam pembelajaran Sosiologi yaitu model pembelajaran jigsaw (tim ahli) menurut Rusman (2012, hlm. 218), yang mengungkapkan bahwa :

Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model pembelajaran yang menitik beratkan pada kerjasama kelompok peserta didik dalam suatu kelompok kecil. Dalam pola pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pendidik sebenarnya mengambil pola kerja sebuah gergaji, yaitu peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran dalam bekerjasama dengan peserta didik lain untuk mencapai tujuan bersama. Dalam model pembelajaran jigsaw ini peserta didik memiliki banyak sekali kesempatan untuk belajar dalam mengungkapkan pendapat dan mengolah informasi yang akan mampu mendapatkan hasil yang lebih tinggi ketrampilan berkomunikasi.

Pada kenyataannya terdapat model pembelajaran lain yang dalam langkah-langkah penerapannya mirip dengan model pembelajaran jigsaw, yaitu model pembelajaran STAD. Menurut Ibrahim (2000, hlm. 56),

pembelajaran STAD dapat memberikan keuntungan baik pada peserta didik kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Pembelajaran ini sangat tepat


(13)

3

digunakan untuk melatih ketrampilan-ketrampilan kerjasama, kolaborasi dan juga ketrampilan-ketrampilan lainnya.

Dari penjelasan di atas terdapat dua model pembelajaran satu tipe yang dianggap cocok diterapkan dalam pembelajaran Sosiologi. Tetapi pada setiap penggunaan model-model pembelajaran tentu disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan sehingga penggunaan model dapat difungsikan sebagaimana yang diharapkan, yaitu membantu memudahkan peserta didik dalam menyerap atau menerima materi pembelajaran, bukan untuk menyulitkan peserta didik. Peneliti melihat terdapat banyak materi yang dianggap cocok menggunakan model-model pembelajaran tersebut, tetapi untuk memfokuskan penelitian, peneliti memilih satu materi dalam penelitian ini, yaitu materi dinamika kebudayaan. Dari hal tersebut menimbulkan pertanyaan pada benak peneliti, yaitu diantara kedua model pembelajaran tersebut manakah yang memiliki tingkat keberhasilan lebih tinggi apabila diterapkan dalam materi dinamika kebudayaan pada pembelajaran Sosiologi. Karena itu peniliti mengambil judul “Perbedaan hasil belajar antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division (STAD) dengan Penggunaan Model Pembelajaran

Jigsaw (Tim Ahli) pada Mata Pelajaran Sosiologi” (Kuasi Eksperimen terhadap Peserta didik Kelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas,

rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah terdapat perbedaan

keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran tim peserta didik kelompok berprestasi dan kelas yang menggunakan model jigsaw tim ahli pada mata pelajaran Sosiologi?”Adapun rumusan masalah secara terinci adalah sebagai berikut : 1 Adakah perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang

menggunakan model pembelajaran STAD dengan kelas dengan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung?


(14)

4

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 Adakah perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung?

3 Adakah perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung?

C.Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di awal, maka tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan kelas yang menggunakan model jigsaw tim ahli. Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Untuk mengetahui perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

2 Untuk mengetahui perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) dengan kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

3 Untuk mengetahui perbedaan keberhasilan pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) pada mata pelajaran Sosiologi, di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

D.Manfaat

Manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut adalah sebagai berikut:


(15)

5

1 Teoritis

Manfaat teoretik pada penelitian ini adalah untuk menambah wawasan. Khususnya penulis pribadi selaku calon pendidik Sosiologi untuk mempraktikkan materi yang didapat diperkuliahan serta menambah perbendaharaan model-model mangajar sebelum benar-benar berperan sebagai pendidik Sosiologi. Serta memberikan sumbangan hasil penelitian guna memenuhi tugas akhir.

2 Praktis

Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan manfaat untuk peneliti, pendidik, peserta didik, maupun sekolah.

a. Bagi Peneliti :

Sebagai suatu pembelajaran dan pengetahuan dalam menerapkan berbagai model pembelajaran dalam menyampaikan materi Sosiologi untuk mencapai tujuan pembelajaran Sosiologi ketika menjadi pendidik di sekolah.

b. Bagi Pendidik :

Sebagai bahan pertimbangan dan rujukan pendidik dalam memilih model pembelajaran yang menarik dan efektif dalam kegiatan belajar mengajar, terutama pendidik Sosiologi dalam mencapai tujuan pembelajaran Sosiologi.

c. Bagi peserta didik :

Menciptakan pembelajaran yang menarik dan berkesan, serta mendapatkan hasil yang lebih tinggi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Sosiologi.

d. Bagi Sekolah :

Sebagai bahan pengembangan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan model pembelajaran yang digunakan pendidik dalam upaya peningkatan hasil belajar Sosiologi peserta didik dan mendapatkan hasil yang lebih tinggi mutu pendidikan.


(16)

6

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E.Struktur Organisasi

Struktur Organisasi pada penulisan skripsi ini dapat dipaparkan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi diantaranya : latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta struktur organisasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi : tinjauan model pembelajaran tim peserta didik kelompok prestasi, tinjauan model pembelajaran tim ahli, tinjauan hasil belajar, tinjauan mata pelajaran Sosiologi, kerangka pikir serta hipotesis, dan definisi operasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi beberapa sub bab, yang meliputi : lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, jenis dan desain penelitian, prosedur penelitian, variabel penelitian, instrument penelitian dan pengembangannya, serta tekhnik pengumpulan data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada pembahasannya berisi mengenai hasil penelitian serta pembahasan hasil penelitian yang meliputi : profil SMA Kartika XIX-1 Bandung, pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol, matched subjek dan uji hipotesis, hasil penelitian pada kelas eksperimen 1, eksperimen 2 serta kelas kontrol dan yang terakhir yaitu pemaparan hasil observasi aktivitas peserta didik selama mengikuti pembelajaran dikelas.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada pembahasannya terbagi menjadi dua sub pembahasan yaitu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan begaimana saran serta rekomendasi yang diberikan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.


(17)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih sebagai lapangan penelitian adalah SMA Kartika XIX-1 Bandung, yang bealamatkan di Jln. Taman Pramuka No. 163 Bandung. SMA Kartika XIX-I Bandung merupakan sekolah swasta dibawah naungan Yayasan.

Alasan mengambil SMA Kartika XIX-1 Bandung sebagai objek penelitian dikarenakan sudah melalui perizinan pihak sekolah yang bersangkutan, kemudian sekolah tersebut merupakan tempat PPL peneliti, sehingga data yang diperoleh akan komprehensif.

Adapun waktu penelitian ini dilakukan yaitu pada semester genap, terhitung mulai 3 Februari 2013.


(18)

32

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi penelitian ini dipilih peserta didik kelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung. Jumlah populasi kelas XI SMA Kartika XIX-1 Bandung sejumlah 207 peserta didik, dengan rincian kelas XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XIX IPS 4.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak tiga kelas. Adapun rincian sampelnya yaitu XI IPS 2, XI IPS 3, dan XI IPS 4. Teknik pengambilan sampel menggunakan tekhnik purporsive sampling. Tekhnik purporsive sampling merupakan tekhnik pengambilan sampel dengan cara menentukan sendiri sampel yang akan diambil, berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri.adapun kriteria-kriteria yang menentukan pilihan sampel yaitu mendapatkan nilai yang sama pada saat pemberian pretest, berjenis kelamin sama diantara satu pasang sampel, satu pasang terdiri 3 orang, yaitu masing-masing dari elas eksperimen 1, dengan menggunakan model STAD, eksperimen 2 dengan jigsaw (tim ahli) dan kelas control, dengan model pembelajaran konvensional.

Sampel dalam penelitian ini berdasarkan purporsive sampling,

dengan pengelompokan yang terdiri atas kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Maka didapatkan peserta didik kelas XI IPS 4 sebagai kelas eksperimen 1 dengan model pembelajaran STAD, kelas XI IPS 3 Sebagai kelas eksperimen 2 dengan model pembeajaran jigsaw (tim ahli), sedangkan kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional, di kelas ini pendidik menggunakan pembelajaran dengan model ceramah dan Tanya jawab. Adapun perolehan sampel dari ketiga kelas tersebut ialah sebagai berikut :


(19)

33

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Matched Subjects

No L/ P

Kelas Eksperimen 1 Model PembelajaranSTAD

Kelas Eksperimen 2 Model Pembelajaran jigsaw

Kelas Kontrol Model Pembelajaran

Konvensional XI IPS 4 R S XI IPS 3 R S XI IPS 2 R S 1 P Reni F 11 7,5 Lutvita S 11 7,5 RD. Dina 11 7,5 2 L Didit T.I 8 4,25 Ridwan F.R 8 4,25 Asep.M 8 4,25 3 P Papat P. 8 4,25 Febby Y.A 8 4,25 Anissa W. 8 4,25 4 P Endah P.S 8 4,25 Dina C. 8 4,25 Devi A. 8 4,25 5 P Shafira F.A 7 2,5 Nora J. 7 2,5 Gina 7 2,5 6 P Melinda R 7 2,5 Diana A.L 7 2,5 Novi G. 7 2,5 7 L Ferys A 6 1,25 Adam M.W 6 1,25 Yudika 6 1,25 8 L Himawan T 5 0 M.Albert F. 5 0 Jaya A 5 0

Jumlah 26,48 26,48 26,48

Rata-rata 3,31 3,31 3,31

Keterangan :

R : Jumlah item yang dijawab benar (Right) S : Angka (score) yang diperoleh dari penebakan

Hasil penentuan sampel didapatkan dari perolehan nilai test awal peserta didik yaitu pretest, peserta didik dari ketiga kelas tersebut memiliki nilai yang sama dan dianggap mempunyai kemampuan awal yang sama, yang kemudian secara bersamaan akan diberikan perlakuan yang berbeda yaitu kelas XI IPS 4 sebagai eksperimen 1 digunakan model pembelajaran tim kelompok ahli, kelas XI IPS 3 sebagai eksperimen 2 digunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) serta kelas XI IPS 2 sebagai kelas kontrol digunakan model pembelajaran konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab. Kemudian secara bersamaan akan diberikan test akhir sebagai posttest. Hasil dari test akhir tersebut kemudian akan diolah dan dilihat perbedaannya. Perbedaan yang menonjol dari ketiga kelas tersebut akan mengantarkan kepada suatu bentuk kesimpulan apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran STADdengan model pembelajaran


(20)

34

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Jenis dan Desain Penelitian

Penelitaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penggunaan model pembelajaran STAD dengan model pembelajaran tim ahli terhadap hasil belajar Sosiologi peserta didik pada SMA Kartika XIX-1 Bandung.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model penelitian Quasi Eksperimen yaitu dengan pendekatan kuantitatif. Jadi dalam pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian bisa didapatkan melalui angka-angka, terkait dengan variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat), akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

Model Quasi Eksperimen bertujuan untuk mengetahui besarnya perbedaan antara variabel-variabel yang menjadi objek penelitian. Model penelitian ini digunakan untuk mencari adanya perbedaan yang lebih tinggi dari hasil belajar peserta didik yang mengunakan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen 1 dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) pada kelas eksperimen 2, serta dengan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Selanjutnya, tindakan dalam eksperimen disebut dengan

treatment. Treatment diartikan sebagai semua tindakan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai tidak terbatas pada mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan tetapi juga ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda).

Penelitian ini menggunakan desain Non Equivalent (Pre Test - Post Test) Control. Adapun gambar desain penelitian adalah sebagai berikut.


(21)

35

Gambar 3.2 Desain Penelitian Keterangan :

A(KE) : Kelompok Eksperimen 1 B(KE) : Kelompok Eksperimen 2

C(KK) : Kelompok Kontrol

01 : Observasi Pertama (Pretest)

02 : Observasi Kedua (Posttest)

X1 : Treatment 1 (Pembelajaran STAD)

X2 : Treatment 2 (Pembelajaran Jigsaw (Tim ahli))

Penelitian ini menggunakan tiga kelas, dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Ketiga kelas tersebut dilakukan observasi berupa pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberi treatment atau perlakuan. Setelah dilakukannya pretest pada masing-masing kelas, maka selanjutnya masing-masing kelas tersebut diberikan treatment atau perlakuan. Pada kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan dengan model pembelajaran STAD, kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan dengan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) serta kelas kontrol tidak diberikan perlakuan secara khusus dalam pembelajaran, melainkan hanya menggunakan model ceramah. Setelah masing-masing kelas tersebut diberikan perlakuan maka selanjutnya seluruh peserta didik pada masing-masing kelas tersebut dilakukan posttest untuk melihat kemampuan peserta didik setelah dilakukannya treatment atau perlakuan. Setelah dilakukan eksperimen pada masing-masing kelas dengan berbagai perlakuan, penelitian ini dilanjutkan untuk menguji perbedaan keberhasilan antar perlakuan tesebut. Desain analisa perlakuan dapat digambarkan sebagai berikut.

Kelompok Pretest Variabel Bebas Posttest

A(KE) 01 X1 02

B(KE) 01 X2 02


(22)

36

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas A(KE) Kelas B (KE) Kelas C (KK)

0

1

X

1

0

2

0

1

X

2

0

2

0

1

0

2

X

A

X

B

X

C

Uji Nilai t/H2

Gambar 3.3 Desain Analisis Alur Penelitian Keterangan :

A(KE) = Kelompok Kelas Eksperimen 1

B(KE) = Kelompok Kelas Eksperimen 2

C(KK) = Kelompok Kontrol

0

1

=

Observasi Pertama (Pretest)

0

2

=

Observasi Kedua (Postest)

X

1

=

Treatment 1(Pembelajaran STAD)

X

2

=

Treatment 2 (Pembelajaran jigsaw)

∆A = Hasil Kelas Eksperimen 1

∆B = Hasil Kelas Eksperimen 2

∆C = Hasil Kelas Kontrol

H

1

,

H

2

,

H

3 = Hipotesiss 1,2,3

Dalam gambar di atas dijelaskan bahwa setelah masing-masing kelas diberiken treatment atau perlakuan, maka penelitian dilanjutkan untuk melihat keberhasilan dengan membandingkan masing-masing kelas tersebut. Keberhasilan pada kelas eksperimen 1 dibandingkan


(23)

37

dengan keberhasilan pada kelas kontrol sebagai uji hipotesis 1, keberhasilan kelas eksperimen 2 dibandingkan dengan kelas kontrol sebagai uji hipotesis 2 dan keberhasilan pada kelas eksperimen 1 dengan kelas eksperimen 2 sebagai uji hipotesis 3.

Penelitian ini menggunakan 3 kelompok kelas, ketiga kelompok kelas tersebut terdiri dari 1 kelas kontrol dan 2 kelas eksperimen. Kelas kontrol maupun kelas eksperimen tidak dipilih secara random. Pada penelitian ini kelas kontrol diberikan pretest dan posttest akan tetapi tidak diberikan treatment atau perlakuan, dalam pembelajaran digunakan model pembelajaran konvensional. Sedangkan pada kedua kelas eksperimen diberikan pretest dan posttest serta treatment atau perlakuan, yaitu model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen 1 dan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) pada kelas eksperimen 2. Penelitian pada ketiga kelompok kelas ini dimulai dengan memberikan tes awal yaitu pretest, untuk mengukur kemampuan peserta didik sebelum diberikan perlakuan. Kemudian kelompok A sebagai kelas eksperimen 1 diberikan perlakuan model pembelajaran STAD, kelompok B sebagai kelas eksperimen 2 diberikan perlakuan model pembelajaran Jigsaw (tim ahli), serta kelompok C sebagai kelas kontrol tidak diberikan perlakuan dalam pembelajaran menggunakan model konvensional. Tahap selanjutnya setelah memberiakan perlakuan yaitu test akhir sebagai posttest. Posttest ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar peserta didik setelah diberikan perlakuan. Hasil posttest pada masing-masing kelompok dibandingkan dan dilihat perbedaannya. Perbedaan posttest antara ketiga kelas akan mengantarkan kita pada suatu bentuk kesimpulan apakah ada perbedaan antara model pembelajaran STAD dan model pembelajaran Jigsaw (tim ahli) pada materi kebudayaan, mata pelajaran sosiaologi.

Berdasarkan pembahasan yang diuraikan di atas, maka pada dasarnya penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian suatu treatment atau perlakuan pada masing-masing subjek penelitian itu sendiri.


(24)

38

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu sebagai berikut : 1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, terdapat beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut :

a. Identifikasi masalah dan tujuan penelitian. b. Mengumpulkan studi literatur.

c. Membuat instrument penelitian serta bahan ajar. d. Melakukan uji instrumen.

e. Memperbaiki instrumen penelitian.

f. Melakukan uji dan analisis instrument penelitian. g. Mempersiapkan dan menpendidiks surat izin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan, diantaranya sebagai berikut :

a. Pelaksanaan tes awal sebagai pretest terhadap tiga kelompok kelas.

b. Pelaksanaan treatment atau perlakuan dengan memberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran STAD dan model pembelajaran jigsaw (tim ahli) pada kelas eksperimen. c. Pelaksanaan tes skhir sebagai posttest pada ketiga kelompok

kelas. 3. Tahap Akhir

a. Mengolah data hasil penelitian.

b. Menganalisis dan membahas hasil penemuan dalam penelitian.

c. Menarik kesimpulan.


(25)

39

Menurut Sugiyono (2006, hlm. 60), mengungkapkan bahwa “ variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :

1. Varibel bebas (independent) atau yang disebut dengan variabel X dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

X1: Penggunaan Model Pembelajaran STAD

X2: Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (tim ahli)

Variabel ini akan dijadikan perlakuan (treatment) bagi kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2, sementara pada kelompok kontrol pembelajaran dilakukan tanpa memberikan perlakuan khusus.

2. Variabel terikat (dependent) atau yang disebut dengan variabel Y dalam penelitian ini yaitu hasil belajar peserta didik pada materi kebudayaan dalam mata pelajaran Sosiologi di SMA Kartika XIX-1 Bandung.

F. Instrumen Penelitian dan pengembangan

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes awal sebagai pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberi perlakuan. Tes akhir sebagai posttest dilakukan untuk mengetahui kemampuan peserta didik setelah diberi perlakuan. Peserta didik akan memperoleh skor dari pretest dan posttes. Skor inilah yang dikumpulkan sebagai bahan analisis.

Tes ini digunakan untuk melihat hasil belajar Sosiologi. Tes yang akan digunakan yaitu tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban terdiri dari 25 butir soal yang telah diuji terlebih dahulu. Penulis memilih tes objektif ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam perhitungan statistik.


(26)

40

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dalam penelitian ini tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesuadah diberi perlakuan. Tes ini diberikan kepada ketiga kelompok kelas yaitu kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol. Tes awal sebagai pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum diberikan perlakuan melalui model pembelajaran STADdan jigsaw (tim ahli). Sedangkan posttest dilakukan untuk melihat hasil capaian peserta didik setelah mendapatkan perlakuan. Tes awal sebagai pretest pada mata pelajaran Sosiologi berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran Sosiologi semester ganjil kelas XI dan posttest pada materi kebudayaan. Adapun kisi-kisi soal pretest dan posttest dari soal yang telah dibuat terlampir pada lampiran.

Sebelum pretest dan posttest diberikan, soal tes terlebih dahulu diuji cobakan untuk mengetahui item yang valid dan tingkat kesukaran pada tiap butir soal tespada kelas uji coba. Apabila terdapat butir soal yang tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada soal tersebut. Apabila soal tes sudah melalui tahap perbaikan dan soal sudah valid maka selanjutnya soal tersebut diberikan pada kelas sampel. Setelah tes tersebut dilakukan maka selanjutnya membandingkan hasil pretest dan posttes untuk kelas masing-masing. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol, sehingga selanjutnya akan terlihat model pembelajaran manakah yang lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi kebudayaan, mata pelajaran Sosiologi.

Menurut Sumaatmadja (1980, hlm. 137), mengungkapkan bahwa analisa item test merupakan tugas kita yang sudah melibatkan kita pada proses pengukuran. Langkah-langkah analisa item tes dimulai dari membuat kunci jawaban, menentukan pedoman penilaian, menentukan tingkat signifikasi tiap item, menentukan tingkat kesukaran


(27)

41

tiap item, menghitung tingkat signifikasi dan indeks kesukaran tiap item. Pengolahan data tersebut disajikan sebagai berikut :

1. Analisa Item Tes

Analisis butir soal dilakukan untuk mengukur butir soal yang akan atau yang telah digunakan. Analisis butir ini merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas dari soal yang dibuat. Langkah-langkah analisis item test menurut Sumaatmajda (1980, hlm 137), yaitu dimulai dari membuat kunci jawaban, menentukan pedoman penilaian, menentukan tingkat signifikasi tiap item, menentukan tingkat kesukaran tiap item, menghitung tingkat signifikasi dan indeks kesukaran tiap item. Setelah itu yang perlu dilakukan yaitu mengganti dan memperbaiki item yang tingkat validitas dan reliabilitasnya rendah. Langkah dan ketentuan melakukan analisis item soal tersebut sebagai berikut :

1) Membuat Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban

Menurut Sumaatmajda (1980, hlm. 138) mengungkapkan bahwa pedoman penilaian objektif tes yang menggunakan model statistik, menggunakan rumus sebagai berikut :

S = R - w

0−1

Keterangan :

S = Angka (score) yang diperoleh dari penebakan R = Jumlah item yang dijawab benar (Right) W = jumlah item yang dijawab salah (Wrong) 0 = Banyak pilihan (option)

1 = Angka tetap

Untuk mengetahui item-item yang terjawab dengan benar ataupun terjawab salah dalam rangka analisis item ini, kita harus membuat kunci jawaban dari soal yang telah kita buat. Berdasarkan kunci jawaban itu, kita dapat mengetahui ranking peserta didik yang ditest. Berdasarkan


(28)

42

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ranking kita dapat menentuka 27% kelompok rendah WL dan 27% kelompok tinggi WH .

2) Membuat Ketentuan Tingkat Signifikasi Tiap Item

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan antara peserta didik yang telah menguasai materi yang diajarkan dan peserta didik yang tidak/kurang/belum menguasai materi yang diajarkan. Manfaat pembeda butir soal adalah sebagai berikut :

(1)Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau ditolak. (2)Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat

mendeteksi/membedakan kemampuan peserta didik, yaitu peserta didik yang telah memahami atau belum memahami materi yang diajarkan pendidik.

Tingkat signifikasi tiap item didasarkan atas selisih jawaban yang salah diantara kelompok rendah (WL ) dengan kelompok tinggi ( WH) atau WL- WH. Menurut J.C Stanley dalam Sumaatmadja (1980, hlm.

139), angka selisih tiap yang signifikan untuk tiap item memperhatikan daya pembeda dalam tabel dibawah ini .

Tabel 3.2 Tingkat Pembeda Tiap Item Yang Signifikan Ditunjukan Oleh Perbedaan -

Jumlah yang ditest N Jumlah kelompok rendah atau tinggi (27% N)

( - ), pada angka tersebut atau diatasnya yang ditetapkan sebagai tingkat pembeda yang

signifikan

Jumlah pilihan (option)

2 3 4 5

28-31 8 4 5 5 5

32-35 9 5 5 5 5

36-38 10 5 5 5 5

39-42 11 5 5 5 5

43-46 12 5 5 6 6

47-49 13 5 6 6 6

50-53 14 5 6 6 6

54-57 15 6 6 6 6


(29)

43

Dari tabel diatas tiap item yang dihitung (WL-WH)nya, jika

angka ini sesuai dengan tabel diatas atau lebih tinggi daripada itu, yang berarti memiliki daya pembeda yang signifikan, sehingga item tersebut mungkin tidak perlu diganti atau diperbaiki.

Dari tabel diatas maka didapatkan bahwa jumlah yang ditest adalah 29 orang sehingga kelompok rendah atau kelompok tingginya yaitu 8 dan jumlah pilihan pada masing-masing soal yaitu 5. Maka untuk menentukan signifikan atau tidaknya butir soal dilihat sebagai berikut, jika nilai WL-WH ≤ 5 maka soal tersebut signifikan dan jika nilai WL-WH kurang dari 5 maka soal tidak signifikan.

3) Menentukan Tingkat Kesukaran Tiap Item

Menurut Sumaatmaja (1980, hlm. 140), mengungkapkan bahwa tingkat item kesukaran soal merupakan gambaran kemampuan peserta didik dalam menjawab soal-soal tes. Untuk menentukan tingkat kesukaran pada analisis item ini digunakan rumus indeks kesukaran (difficulty index), sebagai berikut :

Difficulty Index = ( WL+WH)

100X0

2n(0−1)

Keterangan :

WL = Kelompok rendah yang membuat

kesalahan, menjawab item dengan salah. Kesalahan kelompok rendah = 27% dari seluruh yang di tes (27%N).

WH = Kelompok tinggi yang membuat

kesalahan, menjawab item dengan salah. Keseluruhan kelompok tinggi = 27% dari seluruh yang di tes (27%N).

100 = Konstanta

n = 27% dari yang di tes (27%N)

N = Jumlah individu yang di tes

0 = Banyak pilihan pada item (option)

Menurut Sumaatmajda (1980, hlm. 134), untuk menentukan tiga tingkat kesukaran item digunakan ketentuan sebagai berikut :

Item Mudah : jika 16% yang di tes tidak dapat menjawab item tersebut. Item Sedang: jika 50% yang di tes tidak dapat menjawab item tersebut.


(30)

44

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Item Sukar : jika 84% yang dites tidak dapat menjawab item tersebut. Menurut J.C Stanley dalam Sumaatmajda (1980, hlm. 135), mengemukakan rumus untuk mencari ( WL+WH) nilai pada tiga tingkat kesukaran dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3.3 Tiga Tingkat Kesukaran Presentase yang

ditest yang menjawab item

dengan salah

Jumlah Pilihan (Option) Tiap Item

2 3 4 5

16 0,16n 0.213n 0,240n 0,256n

50 0,50n 0,667n 0,750n 0,800n

84 0,84n 1,120n 1,260n 1,344n

Dari rumus diatas maka dapat ditentukan bahwa jumlah option pada tiap item soal pilihan ganda yang dibuat adalah 5, maka yang dilihat adalah urutan kebawah dari option 5, kemudian jumlah kelompok rendah dan kelompok tinggi yaitu 27%. 30 = 8. Perhitungannya adalah sebagai berikut :

Mudah: 0,256n = 0,256.8 =2,05 → ≤ 2 Sedang: 0,800n = 0,800.8 = 6,4 → 3-7 Sukar : 1,344n = 1,344.8 =10,75→≥ 8

4) Memperbaiki dan Mengganti Item

Menurut Sumaatmadja (1980, hlm. 140), mengungkapkan bahwa untuk memperbaiki dan mengganti item soal, digunakan ketentuan sebagai berikut:

a) Item yang diganti, jika :

(1) Daya pembedanya ( WL+WH) tidak signifikan dan

indeks kesukaran lebih dari 100.

(2) Daya pembeda tidak signifikan dan indeks kesukaran sama dengan Nol (tidak mempunyai indeks kesukaran). b) Item yang diperbaiki, jika :

(1) Daya pembeda signifikan tetapi indeks kesukaran lebih dari 100.


(31)

45

(2) Daya pembeda tidak signifikan tetapi indeks kesukaran kurang dari 100.

Hasil uji coba Pretest ditunjukan dalam tabel yang terdapat pada lampiran B.1. Data hasil uji coba soal pretest berdasarkan tingkat signifikansi, tingkat tiga kesukaran serta item yang harus diganti dan diperbaiki adalah sebagai berikut :

a) Item yang signifikan

Pada item soal pretest yang signifikan adalah no soal 4,7,13,14,16,18,25.

b) Item menurut tiga tingkat kesukaran

Pada item soal pretest ini, soal dapat diklasifikasikan menurut tiga tingkat kesukaran sebagai berikut :

Mudah = 1,6,10,11,20,22,24 Sedang = 2,4,5,7,9,16,1723,25 Sukar = 3,8,10,15,18,19,21 c) Item yang harus diganti

Pada item soal pretest yang harus diganti yaitu 3, 8, 12, 19 d) Item yang harus diperbaiki

Pada item soal pretest yang harus diperbaiki adalah soal nomor 1,2,5,6,9,10,11,15,17,20,21,22,23,24. Karena meskipun indeks kesukaran kurang dari 100 tetapi memiliki daya pembeda yang tidak signifikan.

Hasil uji coba Posttest ditunjukan dalam tabel yang terdapat pada lampiran. Data hasil uji coba soal posttest berdasarkan tingkat signifikansi, tingkat tiga kesukaran serta item yang harus diganti dan diperbaiki adalah sebagai berikut :

a) Item yang signifikan

Pada item soal postest yang signifikan adalah no soal 1,3,4,7,8,9,10,11,12,15,16,18,20,21,23,24.


(32)

46

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pada item soal posttest ini, soal dapat diklasifikasikan menurut tiga tingkat kesukaran sebagai berikut :

Mudah = 3,6,12,14,19,21,23

Sedang = 1,2,4,5,8,9,10,11,13,15,16,17,18,20,22,24 Sukar = 7,25

c) Item yang harus diganti

Pada item soal posttest tidak ada item yang harus diganti. d) Item yang harus diperbaiki

Pada item soal postest yang harus diperbaiki adalah soal nomor 2,6,13,14,16,19,23,24,25. Karena meskipun indeks kesukaran kurang dari 100 tetapi memiliki daya pembeda yang tidak signifikan.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi ini dimaksudkan untuk melihat kemampuan serta lembar observasi digunakan untuk mengobservasi keterlaksanaan model pembelajaran STAD dan jigsaw (tim ahli). Observasi dilakukan pada peserta didik yang tujuannya untuk melihat keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Observasi ini dilakukan langsung dengan melihat serta mengamati kegiatan belajar peserta didik di dalam kelas selama kegitan pembelajaran berlangsung. Berikut lembar observasi aktivitas peserta didik di kelas dalam proses pembelajaran. Hasil dari lembar observasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada lembar lampiran.

Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik di Kelas Eksperimen 1 Model Pembelajaran STAD

No Kegiatan Peserta didik Keterangan

Ya Tidak

1 Peserta didik mampu dikondisikan

untuk memulai pelajaran

2

Peserta didik mengikuti perintah pendidik untuk dibagi kedalam beberapa kelompok.


(33)

47

pendidik untuk mengikuti pembelajaran

4

Peserta didik dengan antusias membaca materi yang akan didiskusikan

5

Peserta didik mampu mengusai materi yang disampaikan oleh temannya

Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktifitas Peserta didik di Kelas Eksperimen 2

Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) No Kegiatan Peserta didik Keterangan

Ya Tidak

1

Peserta didik mampu dikondisikan untuk memulai pelajaran

2

Peserta didik mengikuti perintah pendidik untuk dibagi kedalam beberapa kelompok.

3

Peserta didik antusias membaca materi yang ditugaskan.

4

Peserta didik mampu mengusai materi yang ditugaskan

5

Peserta didik mampu mempersentasikan materi yang ditugaskan

6

Peserta didik mampu menguasi materi yang dipersentasikan oleh temannya.

7

Peserta didik mampu mengambil kesimpulan dari keseluruhan materi terkait yang disampaikan.


(34)

48

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Peserta didik di Kelas Kontrol

No Kegiatan Peserta didik Keterangan

Ya Tidak

1

Peserta didik mampu dikondisikan untuk memulai pelajaran

2

Peserta didik mengikuti arahan pendidik untuk mengikuti pembelajaran dengan baik.

3

Peserta didik

mendengarkan materi yang disampaikan oleh pendidik dengan baik.

4

Peserta didik sangat antusias untuk bertanya tentang materi yang tidak dipahami.

5

Peserta didik menghargai pertanyaan yang diajukan oleh peserta lain.

6

Peserta didik mampu membuat kesimpulan dari topik yang telah dibahas oleh pendidik dalam pembelajaran.


(35)

49

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Ada beberapa teknik pengumpulan data, diantaranya wawancara (interview), angket (kuesioner), pengamatan (observasi), dan tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan lembar observasi. Menurut Arikunto (2006, hlm. 150), mengungkapkan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes tertulis sebanyak dua kali yaitu pretest dan posttes. Peneliti memilih tes tertulis, karena peneliti menganggap bahwa dengan melakukan tes tertulis, data-data yang diperlukan akan didapatkan dengan valid, serta peneliti beranggapan bahwa dengan tes tertulis maka peneliti dapat mengetahui kemampuan dari setiap peserta didik terhadap soal yang diujikan. Hasil dari tes juga di dukung dengan lembar observasi peserta didik, yang digunakan untuk mengukur sejauh mana keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran di kelas.

H.Tekhnik Pengolahan Data

Data yang diolah dalam penelitian ini yaitu data pretest pada kelas eksperimen, posttest pada kelas eksperimen, pretest pada kelas kontrol dan posttest pada kelas kontrol. Pengelolaan data pada penelitian ini bersifat kuantitatif. Adapun langkah-langkah pengelolaan datanya adalah sebagai berikut :

1. Data Hasil Tes

Data hasil tes dipergunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik yang mendapatkan pembelajaran model pembelajaran STAD dengan model konvensional, model pembelajaran Jigsaw

(tim ahli) dengan model pembelajaran konvesional, peserta didik yang mendapatkan pembelajaran STAD dengan pembelajaran


(36)

50

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Perbedaan Model Pembelajaran STAD dengan Model

Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli)

Penelitian ini menggunakan Matched Subjects Desaign

dilakukan terhadap subjek demi subjek. Menurut Hadi (2000, hlm. 84), mengungkapkan bahwa dalam Matched Subjects Desaign terdapat pemisahan pasangan-pasangan (pair of subjects) masing-masing ke group eksperimen dan ke group kontrol secara otomatis akan menyeimbangkan kedua group. Adapun pairing of subjects yang setingkat atau seimbang dijalankan atau atau dasar pengukuran ekperimental atau atas dasar-dasar penelitian lainnya. Pada prinsipnya ada tiga cara pairing yaitu : (1) nominal pairing, (2) ordinal pairing, (3)

kombinasi nominal dan ordinal pairing. Penelitian ini menggunakan kombinasi ordinal dan nominal dan peserta didik akan dikelompokkan berdasarkan kesamaan jenis kelamin dan skor pretes yang sama atau mendekati.

Dari hasil pretest diperoleh skor yang sama yang dapat dimasukan kedalam kelompok Matched Subject Desaign terdiri dari tiga pasangan laki-laki dan lima pasangan perempuan.


(37)

78 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari penyusunan skripsi akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu pada kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD, kelas yang menggunakan model jigsaw serta kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan hasil belajar.

Terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Adapun bukti dari terdapat perbedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model


(38)

79

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli). Adapun bukti dari terdapat perbedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli), yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran

Jigsaw (Tim Ahli).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas penulis mengemukakan saran sebagai berikut :.

1. Upaya mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi perlu dilakukan secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang variatif dan dilakukan dengan cara pembelajaran yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi pendidik :

a. Model pembelajaran STAD dapat membantu mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi pada mata pelajaran sosiologi . maka dari itu pendidik bidang studi sosiologi dapat menggunakan model pembelajaran tersebut sebagai bahan alternatif untuk memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi.

b. Alokasi waktu untuk setiap tahap dalam pembelajaran hendaknya benar-benar diperhatikan agar setiap tahap pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

c. Pendidik sebaiknya menciptakan suasana pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan memancing rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi. Sehingga kejenuhan peserta didik dapat diatasi dan hasil belajar dapat di tingkatkan. 3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan manfaat, kontribusi

dan sumbangan bagi pengembangan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sosiologi.


(39)

80

4. Bagi peneliti diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan aspek penelitian yang lebih luas dengan meneliti kemampuan lain secara lebih terperinci yang belum pernah dilakukan. Misalnya menelaah penyimpangan-penyimpangan sosial dan cara menanggulanginya melalui pembelajaran sosiologi.


(40)

81 Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta : ANDI OFFSET Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hidayat, S Ujang. (2011). Model-Model Pembelajaran (Berbasis PAIKEM). Bandung: Siliwangi & Co.

Ibrahim dkk. (2000). Inovasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama. Malihan dan Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Moedjiono dan Hasibuan. (1988). Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja Karya Muslimin dkk. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran . Jakarta : kencana Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta ; Rajawali Pers.

Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru. Jakarta : PT. Grafindo Persida

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning, Teori, Riset & Praktik. Bandung : Nusa Media

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sopiyah, Iis. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah

melalui Metode Cooperative Learning Model STAD. Bandung : Tidak diterbitkan Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D). Bandung: Alfabeta.


(41)

82

Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Yogyakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Internet :

Muflihah. (2010). Manfaat Belajar Sosiologi. [Online]. Tersedia:

http://amrku.blogspot.com/2010/08/manfaat-belajar-sosiologi.html. [2 Mei 2013]. Munawar, Indra. (2009) . Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). [Online]. Tersedia:

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. [ 7 Mei 2013].

Santosa. (2010). Pembelajaran Sosiologi di SMA/MA.[ Online]. Tersedia :

http://agsasman3yk.wordpress.com/pembelajaran-sosiologi-di-smama/html. [10 Mei 2013]

(ulsain.files.wordpress.com[12 Desember 2012])

Skripsi :

Marviglia, Fenny. (2013). Pengaruh Penerpan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Devision (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa. (Pada Mata Pelajaran Akutansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus di SMA YAS Bandung). UPI : Tidak Diterbitkan

Nurbaeti, Devia. (2011). Hubungan Antara Metode Cooperative Learning tipe Student Team chievment Devision (STAD) dengan Hasil Belajar Siswa (Penelitin Deskriptif Korelsionl Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 10 Garut). Universits Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Prameswita, Evanti. (2013). Penerpan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningktkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA Kartika XIX-I Bandung). UPI : Tidak Diterbitkan Saputra, Joko Ilham. (2011). Studi komparasi Antara Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe


(42)

83

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal Penyesuaian Pada Siswa kelas XI IPS Madarasah Aliyah Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Diterbitkan

Dokumen :

Kurikulum 2004 tentang Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA dan MA Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

78 Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir dari penyusunan skripsi akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu pada kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD, kelas yang menggunakan model jigsaw serta kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional terdapat perbedaan hasil belajar.

Terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Adapun bukti dari terdapat perbedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar yang lebih besar dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model


(2)

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli). Adapun bukti dari terdapat perbedaan diantara kedua model ini yaitu dari hasil perhitungan melalui uji hipotesis yang dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD dan pada kelas yang menggunakan model pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli), yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran STAD memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model pembelajaran

Jigsaw (Tim Ahli).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas penulis mengemukakan saran sebagai berikut :.

1. Upaya mendapatkan hasil belajar peserta didik yang lebih tinggi perlu dilakukan secara terus menerus dengan cara pembelajaran yang variatif dan dilakukan dengan cara pembelajaran yang tepat untuk memperoleh hasil yang maksimal.

2. Bagi pendidik :

a. Model pembelajaran STAD dapat membantu mendapatkan hasil belajar yang lebih tinggi pada mata pelajaran sosiologi . maka dari itu pendidik bidang studi sosiologi dapat menggunakan model pembelajaran tersebut sebagai bahan alternatif untuk

memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi.

b. Alokasi waktu untuk setiap tahap dalam pembelajaran hendaknya benar-benar diperhatikan agar setiap tahap pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

c. Pendidik sebaiknya menciptakan suasana pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan memancing rasa ingin tahu peserta didik terhadap materi. Sehingga kejenuhan peserta didik dapat diatasi dan hasil belajar dapat di tingkatkan. 3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan manfaat, kontribusi

dan sumbangan bagi pengembangan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sosiologi.


(3)

80

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bagi peneliti diharapkan adanya penelitian lanjutan dengan aspek penelitian yang lebih luas dengan meneliti kemampuan lain secara lebih terperinci yang belum pernah dilakukan. Misalnya menelaah penyimpangan-penyimpangan sosial dan cara menanggulanginya melalui pembelajaran sosiologi.


(4)

81 Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Hadi, Sutrisno. (2000). Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta : ANDI OFFSET Harjanto. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hidayat, S Ujang. (2011). Model-Model Pembelajaran (Berbasis PAIKEM). Bandung: Siliwangi & Co.

Ibrahim dkk. (2000). Inovasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud

Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung : PT. Refika Aditama. Malihan dan Kolip. (2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta : Kencana.

Moedjiono dan Hasibuan. (1988). Proses Belajar Mengajar. Bandung: CV. Remaja Karya Muslimin dkk. (2010). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : University Press

Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran . Jakarta : kencana Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta ; Rajawali Pers.

Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah Bermutu Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Professionalisme Guru. Jakarta : PT. Grafindo Persida

Slavin, Robert E. (2009). Cooperative Learning, Teori, Riset & Praktik. Bandung : Nusa Media

Soekanto, Soerjono. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Raja Grafindo Persada Sopiyah, Iis. (2008). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Sejarah

melalui Metode Cooperative Learning Model STAD. Bandung : Tidak diterbitkan Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &

D). Bandung: Alfabeta.


(5)

82

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Trianto. (2010). Mendisain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Yogyakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim dan Syaodih. (2003). Perencanaan Pengajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Internet :

Muflihah. (2010). Manfaat Belajar Sosiologi. [Online]. Tersedia:

http://amrku.blogspot.com/2010/08/manfaat-belajar-sosiologi.html. [2 Mei 2013]. Munawar, Indra. (2009) . Hasil Belajar (Pengertian dan Definisi). [Online]. Tersedia:

http://indramunawar.blogspot.com/2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-definisi.html. [ 7 Mei 2013].

Santosa. (2010). Pembelajaran Sosiologi di SMA/MA.[ Online]. Tersedia :

http://agsasman3yk.wordpress.com/pembelajaran-sosiologi-di-smama/html. [10 Mei 2013]

(ulsain.files.wordpress.com[12 Desember 2012])

Skripsi :

Marviglia, Fenny. (2013). Pengaruh Penerpan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Devision (STAD) terhadap Hasil Belajar Siswa. (Pada Mata Pelajaran Akutansi Pokok Bahasan Jurnal Khusus di SMA YAS Bandung). UPI : Tidak Diterbitkan

Nurbaeti, Devia. (2011). Hubungan Antara Metode Cooperative Learning tipe Student Team chievment Devision (STAD) dengan Hasil Belajar Siswa (Penelitin Deskriptif Korelsionl Pada Pembelajaran Sejarah Kelas X SMA Negeri 10 Garut). Universits Pendidikan Indonesia : Tidak Diterbitkan

Prameswita, Evanti. (2013). Penerpan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningktkan Keterampilan Kerjasama Siswa dalam Pembelajaran Sejarah (Penelitian Tindakan Kelas XI IPS 2 SMA Kartika XIX-I Bandung). UPI : Tidak Diterbitkan Saputra, Joko Ilham. (2011). Studi komparasi Antara Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe


(6)

Atik Purwasih, 2014

Perbedaan Hasil Belajar Antara Penggunaan Model Pembelajaran Student Teams Achievment Division(Stad) Dengan Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw (Tim Ahli) Pada Mata Pelajaran Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jurnal Penyesuaian Pada Siswa kelas XI IPS Madarasah Aliyah Negeri Purwodadi Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Diterbitkan

Dokumen :

Kurikulum 2004 tentang Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sosiologi SMA dan MA Departemen Pendidikan Nasional.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar siswa atara model pembelajaran NHT (numbered head together) dengan stad (student team achievment division pada konsep laju reaksi)

3 10 173

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EKSPERIMEN PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN Eksperimen Penerapan Pembelajaran Matematika dengan Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan Jigsaw Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau dari

0 2 23

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER DAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT Studi Komparasi Hasil Belajar Antara Model Pembelajaran Number Head Together Dan Student Teams Achievement Division (Stad) Mata Pelajaran Matema

0 2 11

PERBEDAAN PENERAPAN MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 0 13

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

1 6 41