E. Tinjauan Pustaka
Penundaan pembayaran diajukan oleh debitor kepada pengadilan niaga bilamana debitor dalam keadaan masih mampu membayar utang-utangnya, akan tetapi
memerlukan waktu untuk membayar. Permohonan penundaan pembayaran harus diajukan kepada pengadilan niaga dengan dilampirkan surat bukti yang berkenaan
dengan jumlah piutang dan utang harta pailit, yang disertai dengan identitas daripada para pihak.
Di dalam penundaan pembayaran, debitor tidak hilang haknya untuk menguasai dan mengurus harta kekayaan, namun demikian dalam mengurus harta kekayaan
debitor harus dibantu oleh seorang atau lebih pengurus. Pengurus berkewajiban untuk memberi laporan kepada pengadilan niaga tentang keadaan harta kekayaan debitor
setiap triwulan. Secara formal kedudukan debitor yang diberi penundaan pembayaran berbeda dengan kedudukan seseorang yang dinyatakan pailit, tetapi ia tidak dapat
berbuat sesuatu dalam lapangan harta kekayaan tanpa kerjasama, kuasa dan bantuan dari pengurus, dengan sanksi pengurus berwenang melakukan segala perbuatan yang
diperlukan untuk tidak dirugikannya harta kekayaan. Dengan adanya penundaan pembayaran yang bersifat definitif, gugurlah semua
penyitaan dan penyanderaan, akan tetapi penundaan pembayaran tidak menahan jalannya diadakan perkara-perkara yang sedang bergantung dan tidak menghalangi
diadakan perkara-perkara baru. Oleh karena itu, selama penundaan pembayaran debitor
Universitas Sumatera Utara
tidak dapat dipaksa untuk membayar utang-utang yang dikenakan penundaan pembayaran.
6
Penundaan kewajiban pemebayaran utang PKPU ini dapat diajukan terhadap debitor yang memiliki lebih dari satu kreditor, dan debitor tidak dapat atau diperkirakan
tidak dapat melanjutkan pembayaran utang yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih.
7
Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU merupakan suatu istilah yang selalu dikaitkan dengan masalah kepailitan. Istilah ini juga pada umumnya sering
dihubungkan dengan masalah insolvensi atau keadaan tidak mampu membayar dari debitur atas utang-utangnya yang telah jatuh tempo dan dapat ditagih seketika. PKPU
harus ditetapkan oleh Hakim Pengadilan Niaga atas permohonan dari debitur dan atau kreditornya. Ketentuan mengenai PKPU ini diatur dalam Bab III dari pasal 222 hingga 294
Undang-Undang Kepailitan dan PKPU.
8
Debitur yang tidak dapat memperkirakan bahwa ia tidak dapat melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih, dapat memohon
penundaan kewajiban pembayaran utang, dengan maksud untuk mengajukan rencana perdamaian yang meliputi tawaran pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada
para kreditor.
9
Hal yang berbeda dari peraturan kepailitan sebelumnya adalah UU No.37 Tahun 2004 sudah lebih lengkap mengatur masalah penundaan kewajiban debitor untuk
6
Elsi Kartika Sari dan Advendi Simangunsong, Hukum dalam Ekonomi, Edisi revisi, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005, hlm 150
7
Ridwan Khairandy, Pengantar Hukum Dagang, Cetakan pertama, Yogyakarta: FH UII Press, 2006, hlm 276
8
Gunawan Widjaja, Risiko Hukum Bisnis Perusahaan Pailit,Cetakan Pertama, Jakarta: Forum Sahabat, 2009, hlm 149
9
Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis: Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Edisi revisi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008, hlm 252
Universitas Sumatera Utara
membayar utang-utangnya dengan maksud debitor yang memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan seluruh atau sebagian utang-utangnya dengan cara damai.
10
Keadaan yang demikian disebut “keadaan surseance”, di mana yang pailit dapat mengajukan
permohonan kepada pengadilan niaga atau komersial untuk suatu pengunduran umum dari kewajibannya untuk membayar utang-utangnya dengan maksud untuk mengajukan
rencana perdamaian, baik seluruh maupun sebagian utang kepada kreditur.
11
Khusus mengenai PKPU, dengan logika hukum, bahwa dengan dinyatakannya debitor berada dalam PKPU debitor tidak bebas lagi untuk berbuat terhadap harta
kekayaannya, sehingga dengan demikian penanggung tidak dapat menunjuk harta kekayaan debitur yang bebas, maka berarti dengan dinyatakannya debitor berada dalam
PKPU, kreditur dapat langsung menggugat atau memajukan permohonan pailit terhadap debitor.
12
F. Metode Penelitian