commit to user
B. Tujuan Magang
1. Tujuan Umum Magang : 1. Memperluas pengetahuan dan wawasan berpikir dalam menerapkan ilmu
yang dipelajari serta keterkaitannya dengan bidang ilmu yang lain. 2.Mengetahui dan memahami secara langsung tentang pemotongan sapi
potong. 3.Memperoleh pengalaman kerja secara langsung sehingga dapat
membandingkan antara teori yang telah diperoleh dengan aplikasinya di lapangan.
4.Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan instansi pemerintah, perusahaan swasta, dan masyarakat, dalam rangka
meningkatkan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi. 2. Tujuan Khusus Magang
1. Mengetahui kegiatan – kegiatan perusahaan sapi potong di CV. PR 2. Mengetahui manajemen pemeliharaan dan pemotongan di CV. PR.
3
commit to user
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Jenis Sapi Potong
Sapi potong adalah sapi yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Sapi potong biasanya disebut sapi tipe pedaging Adapun ciri
– ciri sapi pedaging adalah sebagai berikut : tubuh besar berbentuk persegi empat atau balok, kualitas daging maksimum dan mudah dipasarkan, laju
pertumbuhan cepat, cepat mencapai dewasa, efisiensi pakannya tinggi Santoso, 1995. Menurut Abidin 2002 sapi potong adalah jenis sapi khusus
dipelihara untuk digemukan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan tingkat kualitas dagingnya cukup baik. Sapi – sapi ini
umumnya dijadikan bakalan, dipelihara secara intensif selama beberapa bulan, sehingga diperoleh pertumbuhan berat badan yang ideal untuk dipotong.
Kriteria pemilihan sapi potong yang baik yaitu sapi dengan jenis kelamin jantan atau jantan kastrasi, umur sebaiknya 1,5- 2,5 tahun atau gigi poel satu,
mata bersinar, kulit lentur, sehat, nafsu makan baik, bentuk badan persegi panjang, dada lebar dan dalam, temperamen tenang, dari bangsa yang mudah
beradaptasi dan berasal dari keturunan genetik yang baik Djarijah, 1996. Jenis sapi yang banyak dipelihara oleh peternak di Indonesia adalah
sapi Ongole, sapi Bali, sapi Madura, sapi Brahman, sapi Peranakan Ongole, sapi Simental, sapi Limosin dan sapi Frisian Holstein Abidin, 2002.
Pemilihan suatu bangsa sapi tergantung pada kesukaan peternak, keadaan lingkungan, kemampuan adaptasi, efisiensi reproduksi, kemauan memelihara
dan menyusui anak, ukuran badan dan pertambahan berat badan Blakely dan Blade, 1992. Laju pertumbuhan ternak pada usaha penggemukan terletak pada
pemilihan bakalan. Bakalan dipilih dari sapi yang cepat besar. Untuk sapi Ongole, misalnya dipilih bakalan yang berbobot 300 kg sehingga bobot yang
diperoleh setelah digemukkan 90 hari mencapai 350 kg Akoso,1996. Pemilihan bangsa sapi yang akan dipelihara perlu diperhatikan denagn
pertimbangan lokasi, tujuan peternakan, serta sifat- sifat setiap bangsa dan 4
commit to user harus mempertimbangkan harga serta performen dari bakalan tersebut.
Memilih bibit unggul sapi berarti bahwa mempunyai keunggulan dalam ketahanan penyakit, adaptasi, pemeliharaan dan mencerna makanan Santosa,
1995.
B. Manajemen Pemeliharaan