commit to user
II-20
2.4 Landasan Teori
2.4.1 Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Keselamatan kerja adalah merupakan segala sarana dan upaya untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja Silalahi, 1991. Menurut
Simanjuntak 1994 keselamatan adalah suatu kondisi yang bebas dari risiko kecelakaan atau kerusakan dengan risiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat
tertentu. ILO atau WHO Joint Safety and Helath Committee menyatakan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja adalah : a. Promosi dan ememlihara derajat tertinggi semua pekerja baik secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial di semua jenis pekerjaan b. Untuk mencegah penurunan kersehatan dan terjadinya kecelakaan atau
cidera yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan mereka c. Melindungi pekerja pada setiap pekerjaan dan risiko yang timbul dari
faktor-faktor yang dapat mengganggu keselamatan dan kesehatan pekerja d. Penempatan dan memelihara pekerja di lingkungan kerja yang sesuai
dengan kondisi fisiologis dan psikologis pekerja dan untuk menciptakan kesesusaian anatar pekerjaan dengan pekerja dan setiap orang dengan
tugasnya. Tujuan dari keselama
tan kerja menurut Suma’mur 1996 yaitu : a. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas nasional
b. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja c. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
2.4.2 Definisi dan Macam-Macam Kecelakaan Kerja
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap manusia, merusak harta benda atau kerugian terhadap
proses. Juga kecelakaan ini biasanya terjadi akibat kontak dengan zat atau sumber energi Sugeng dkk., 1992.
Berdasarkan selang waktu akibatnya, kecelakaan terbagi menjadi dua yaitu kecelakaan langsung dan kecelakaan tidak langsung. Kecelakaan langsung
commit to user
II-21 merupakan kecelakaan yang akibatnya langsung tampak atau terasa. Sedangkan
kecelakaan tidak langsung adalah kecelakaan yang akibatnya baru tampak atau terasa setelah ada selang wa
ktu dari saat kejadiannya Suma’mur, 1996. Berdasarkan dari sisi korbannya, kecelakaan juga terbagi menjadi dua yaitu
kecelakaan dengan korban manusia dan kecelakaan tanpa korban manusia. Kecelakaan dengan korban manusia juga terbagi lagi menjadi tiga bagian yaitu
kecelakaan diukur berdasarkan besar-kecilnya kerugian material, kekacauan organisasi kerja, maupun dampak nega
tif yang diakibatkannya Suma’mur, 1996. Manusia juga merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja atau tingkah
laku tidak aman. Adapun faktor penyebab tingkah laku tidak aman yaitu faktor kebiasaan, emosi atau psiko
logi dan kurang terampil. Suma’mur, 1996, menyimpulkan bahwa kurang lebih 80 kecelakaan kerja disebabkan oleh
tingkah laku dan kelalaian manusia yang tidak aman. Mesin atau alat produksi juga merupakan penyebab kecelakaan kerja. Hal
ini dapat disebabkan karena bagian-bagian mesin selalu bergerak dan berputar. Dan pergeseran pada mesin atau alat produksi dapat menimbulkan suhu yang
tinggi sehingga bila kontak bahan yang mudah terbakar dapat menimbulkan kebakaran.
Selain manusia dan mesin, lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi kecelakaan kerja. Hubungan mesin dengan operator atau manusia sangat
berpengaruh sekali karena mesin dapat menimbulkan suatu kecelakaan apabila seorang operator mengalami keteledoran dalam menjalankan mesin atau alat
produksi. Di bawah ini merupakan gambar klasifikasi kecelakaan kerja menurut ILO tahun 1962, adalah sebagai berikut :
commit to user
II-22
Klasifikasi Kerja Menurut Tipe
Klasifikasi Kerja Menurut Tipe
1. Orang jatuh 2. Terpukul benda jatuh
3. Tersentuhterpukul benda yang tidak bergerak
4. Terjepit antara dua benda
5. Gerakan yang dipaksa 6. Terkena suhu yang
ekstern 7. Tersengat arus listrik
8. Terkena benda-benda atau radiasi
9. Dan lain-lain 1. Orang jatuh
2. Terpukul benda jatuh 3. Tersentuhterpukul
benda yang tidak bergerak 4. Terjepit antara dua
benda 5. Gerakan yang dipaksa
6. Terkena suhu yang ekstern
7. Tersengat arus listrik 8. Terkena benda-benda
atau radiasi 9. Dan lain-lain
Klasifikasi Kerja Menurut Penyebabnya
Klasifikasi Kerja Menurut Penyebabnya
1. Mesin - Penggerak utama
kecuali motor listrik - Gigi transmisi mesin
- Mesin kayu - Mesin pertanian
2. Alat-alat pengangkut dan sarana angkutan
- Mesin dan perlengkapan pengangkat
- Pengangkut di atas rel - Pengangkut lainnya
selain di atas rel 3. Perlengkapan lainnya
- Bejana bertekanan - Dapur oven pembakaran
- Pusat-pusat pendinginan - Instalasi listrik termasuk
motor listrik tetapi dikecualikan alat-alat listrik
atau tangan - Alat-alat kerja dan
perlengkapanya kecuali alat-alat listrik, tangga,
perancah, atau steget - Bahan-bahan seperti
zat-zat dan radiasi bahan peledak, debu, gas, cairan,
zat-zat lain yang belum termasuk golongan
tersebut hewan, penyebab lain
- Penyebab-penyebab yang belum termasuk
golongan tersebut atau data tidak memadai
1. Mesin - Penggerak utama
kecuali motor listrik - Gigi transmisi mesin
- Mesin kayu - Mesin pertanian
2. Alat-alat pengangkut dan sarana angkutan
- Mesin dan perlengkapan pengangkat
- Pengangkut di atas rel - Pengangkut lainnya
selain di atas rel 3. Perlengkapan lainnya
- Bejana bertekanan - Dapur oven pembakaran
- Pusat-pusat pendinginan - Instalasi listrik termasuk
motor listrik tetapi dikecualikan alat-alat listrik
atau tangan - Alat-alat kerja dan
perlengkapanya kecuali alat-alat listrik, tangga,
perancah, atau steget - Bahan-bahan seperti
zat-zat dan radiasi bahan peledak, debu, gas, cairan,
zat-zat lain yang belum termasuk golongan
tersebut hewan, penyebab lain
- Penyebab-penyebab yang belum termasuk
golongan tersebut atau data tidak memadai
Klasifikasi Kerja Menurut Jenis
Klasifikasi Kerja Menurut Jenis
1. Fraktur retak 2. Dislokasi
3. Terkilir 4. Gegar otak
5. Amputasi dan enuklensi 6. Luka-luka lainnya
7. Luka-luka ringan 8. Memar dan remuk
9. Keracunan akut 10. Terbakar
11. Pengaruh cuaca 12. Sesak nafas
13. Akibat arus listrik 14. Akibat radiasi
15. Lain-lain luka 1. Fraktur retak
2. Dislokasi 3. Terkilir
4. Gegar otak 5. Amputasi dan enuklensi
6. Luka-luka lainnya 7. Luka-luka ringan
8. Memar dan remuk 9. Keracunan akut
10. Terbakar 11. Pengaruh cuaca
12. Sesak nafas 13. Akibat arus listrik
14. Akibat radiasi 15. Lain-lain luka
Klasifikasi Kerja Menurut Lokasi luka
Klasifikasi Kerja Menurut Lokasi luka
1. Kepala 2. Leher
3. Badan 4. Anggota atas
5. Aneka lokasi 6. Luka-luka umum
1. Kepala 2. Leher
3. Badan 4. Anggota atas
5. Aneka lokasi 6. Luka-luka umum
Gambar 2.3 Klasifikasi Kecelakaan
Sumber : ILO, 1962
Dari klasifikasi diatas dapat disimpulkan bahwa kecelakaan kerja jarang disebabkan oleh suatu faktor tertentu melainkan berbagai faktor sekaligus.
Dimana terjadi interaksi di berbagai unsur yang terlihat dalam kecelakaan itu sendiri. Sebagaimana telah disinggung, faktor manusia merupakan faktor utama
kecelakaan kerja. Suma ’mur 1996, mengungkapkan bahwa perubahan manusia
setiap waktu menimbulkan atau mengurai kecelakaan kerja. Akibat kecelakaan kerja juga dapat dibagi atas dua kategori besar yakni
kerugian bersifat ekonomis dan kerugian bersifat non ekonomis. Maksud utama dari analisa adalah untuk memberikan jawaban mengapa kecelakaan dapat terjadi,
sehingga dapat ditentukan bagaimana agar kecelakaan sejenis tidak terjadi lagi Suma
’mur,1996.
commit to user
II-23 2.4.3
Potensi Bahaya dan Risiko
Potensi bahaya atau hazard merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai kemungkinan mengakibatkan kerugian baik pada harta benda,
lingkungan maupun manusia Sugeng dkk., 1992. Menurut Sugeng dkk. 1992, potensi bahaya sebagai sumber risiko
khusunya terhadap keselamatan atau kesehatan di perusahaan akan selalu dijumpai, antara lain :
a. Faktor fisik : kebisingan, cahaya, radiasi, vibrasi, suhu, debu.
b. Faktor kimia : solven, gas, asap, uap, logam berat.
c. Faktor biologik : tumbuhan, hewan, bakteri, virus. d. Aspek ergonomik: desain, sikap, dan cara kerja.
e. Stresor : tekanan produksibeban kerja, monotomi, kejemuan f. Listrik dan sumber energi lain.
g. Mesin, peralatan kerja, pesawat. h. Kebakajaran, peledakan, kebocoran.
i. Tata rumah tangga housekeeping. j. Sistem manajemen perusahaan
k. Pelaksanaan manusia: perilaku,kondisi fisik, interaksi. Ada beberapa definisi mengenai risiko diantaranya menurut Alijoyo dalam
Laudin 2007 memberikan definisi risiko berdasarkan dua sudut pandang: Sudut pandang hasil atau output, risiko adalah “sebuah hasil atau output
yang tidak dapat diprediksikan dengan pasti, yang tidak disukai karena akan menjadi kontra produktif”.
Sudut pandang proses, risiko adalah “faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan, sehingga terjadi konsekuensi yang tidak
diinginkan”. Sedangkan menurut Sugeng dkk. 1992, risiko adalah menifestasi atau
perwujudan potensi bahaya yang mengakibatkan kemungkinan kerugian menjadi lebih besar, tergantung dari cara pengelolaannya, tingkat risiko mungkin berbeda
dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Menurut Silalahi 1991, kecelakaan dapat terjadi tanpa disangka-sangka
dalam waktu sekejap mata. Di dalam setiap kejadian, empat faktor bergerak dalam
commit to user
II-24 satu kesatuan berantai, yakni faktor lingkungan, bahaya, peralatan dan
perlengkapan dan manusia. Digambarkan dengan gambar 2.4 di bawah ini.
Gambar 2.4 Hubungan kecelakaan dan empat faktor berantai
Sumber : Sugeng dkk., 1992.
2.5 Kategori Kecelakaan Kerja