commit to user
II-31
Tabel 2.5 Detection Ranking lanjutan
Detection Likelhood of Detection
Ranking
Rendah Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab rendah 6
Sedang Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab sedang 5
Agak tinggi Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab sedang sampa tinggi 4
Tinggi Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab tinggi 3
Sangat tinggi Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab sangat tinggi 2
Hampir pasti Kemampuan alat kontrol untuk mendeteksi
bentuk dan penyebab hampir pasti 1
Sumber : Sumber : Y.M Wang et al, 2009
2.6.4.4 Risk Priority Number
Risk Priority Number merupakan produk matematis dari tingkat keparahan, tingkat keseringan atau kemungkinan terjadinya penyebab akan menimbulkan
kegagalan yang berhubungan dengan pengaruh, dan kemampuan untuk mendeteksi kegagalan sebelum terjadi. Untuk mendapatkan nilai RPN, dapat
ditunjukkan dengan persamaan dibawa ini : RPN = S x O x D
.... 1.1 Dimana,
S = Severity.
O = Occurance. D = Detectable.
Melalui nilai RPN ini akan memberikan informasi bentu kegagalan kecelakaan kerja yang mendapatkan prioritas penanganan.
2.7 Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sebelumnya yang digunakan sebagai referensi penelitian ini yaitu jurnal yang disusun ole Zeng et al. 2010. Dalam penelitian
ini, Failure Mode and Effect Analysis FMEA digunakan untuk menganalisis risiko manajemen OHS, lingkungan dan manajemen kualitas di bawah skema IMS
di Cina. FMEA dikenal sebagai prosedur sistematis untuk menganalisis sistem, mengidentidikasi potensial failure mode, penyebab dan efek terhadap performansi
commit to user
II-32 sistem dalam manajemen rancang-bangun. Analisis dilakukan di tahap awal
sehingga dapat menghapus atau memitigasi dari failure mode yang paling tepat untuk penghematan biaya. Dasar penghitungan risk priority number didapat dari
occurance, severity dan detection dari risiko-risiko potensial. Dua puluh faktor risiko potensial dihasilkan dan level acceptability. Penelitian ini memberi
masukan kepada kontraktor yang menerapkan sistem manajemen untuk mengintegrasikan manajemen risiko yang berkelanjutan dalam manajemen
proyek. Untuk mewujudkannya, manajemen risiko dihubungkan dengan siklus Deming Plan-Do-Check-Action, yang penting dalam audit dana manajemen
untuk kemajuan yang berkelanjutan. Jurnal yang disusun oleh Juniani 2002 dalam penelitian ini dilakukan
untuk mengidentifikasi Manajemen Risiko dan mengukur risiko kegagalan dari pembangkit listrik Paiton. Penyebab dan dampaknya dianalisi dengan FMEA
Failure Mode and Effect Analysis, dan pengembangan mekanisme kegagalan dianalisis dengan FTA Fault Tree Analysis. Penilaian terhadap frekuensi
kegagalan didapat dari pembagian waktu operasi peralatan tiap tahun dengan nilai MTTF Mean Time to Failure. Nilai konsekuensi merupakan biaya dari risiko
kegagalan untuk tiap komponen tunggak, nilai ini diperoleh dari biaya perbaikan C
R
dan nilai MTTF Mean Time to Failure. Hilangnya waktu saat waktu kegagalan dan kesulitan juga digunakan sebagai konsekuensi di penelitian ini.
Nilai risiko kemudian diranking untuk mendapatkan komponen yang paling tinggi nilai risikonya.
Skripsi yang disusun oleh Carel 2005. Penelitian ini menggunakan FTA dan FMEA, tahap FTA digunakan untuk menggambarkan permasalaham Jarlokat
yang berupa kejadian-kejadian penyebab munculnya gangguan, sedangkan tahap FMEA digunakan untuk mencari prioritas penyelesaian permasalahn gangguan
Jarlokat berdasarkan nilai Risk Priority Number RPN setiap penyebab gangguan. Nilai RPN diperoleh dengan mempertimbangkan severity, frekuensi, dan
kemungkinan pengendalian untuk setiap penyebab gangguan.
Hasil pengolahan data pada tahap FTA memberikan informasi adanya tiga belas kejadian dasar penyebab kejadian gangguan Jarlokat, sedangkan hasil
pengolahan data pada tahap FMEA menghasilkan prioritas penyelesaian masalah
commit to user
II-33 gangguan Jarlokat berturut-turut yaitu munculnya gangguan alam, aktivitas pihak
ke-3, aktivitas manusia, aktivitas binatang, kualitas instalasi tidak baik, kondisi material tidak baik, kerusakan komponen pesawat, kerusakan remote pairgain,
kerusakan utas telepon, adanya tegangan liar, sentral terganggu, rusaknya sekeringaristor, catuan tidak stabil.
commit to user
III-1
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan landasan berpijak agar proses penelitian berjalan secara sistematis, terstruktur dan terarah terdiri dari urutan langkah yang
harus dilakukan oleh peneliti dalam menjalankan penelitiannya. Permasalahan yang dibahas mengenai kecelakaan kerja di PT GE Lighting Indonesia
Mengidentifikasi Kecelakaan Kerja Mengidentifikasi Kecelakaan Kerja
Pengkategorian Kecelakaan Kerja Pengkategorian Kecelakaan Kerja
Mulai Identifikasi Masalah
Penetapan Tujuan dan Manfaat
Studi Pustaka Studi Lapangan
Mengidentifikasi Failure Mode and Effect Analysis
Mengidentifikasi Failure Mode and Effect Analysis
Menghitung Risk Priority Number Menghitung Risk Priority Number
Analisi dan Intepretasi Hasil Analisi dan Intepretasi Hasil
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dan Saran
Selesai Selesai
Gambar 3.1 Metodologi Penyelesaian Masalah
commit to user
III-2 Secara umum diagram flowchart di atas menunjukkan dalam tahapan
penyusunan laporan tugas akhir. Tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan menjadi beberapa bagian, adapun bagian-bagian ini dapat dijelaskan pada sub bab
berikut ini.
3.1 Identifikasi Masalah