Proses Produksi PENENTUAN PRIORITAS PENANGANAN KECELAKAAN KERJA DI PT GE LIGHTING INDONESIA DENGAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA)

commit to user II-4 President Director Internal Auditor Management Representative Operation Manager Finance Manager Commercial ISO BB Legal Secretary Sensor Secreta GM Commercial Marketing Manager C I Sales Manager Product Manager Consumer Sales Manager HR manager Supply Chain Manager Factory Manager Quality Six Sigma Manager Sales Admin Manager Technology Manager Sourcing Manager Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT GE Lighting Indonesia Sumber: PT GE Lighting Indonesia, 2011

2.2 Proses Produksi

Produksi lampu di PT GE Lighting Indonesia dilakukan dalam suatu lintasan produksi yang terdiri atas mesin-mesin yang dikelompokkan menurut produk lampu yang akan dibuat. Proses produksi di PT GE Lighting Indonesia dibagi menurut produk yang dihasilkan, yaitu proses produksi lampu neon fluorescent dan proses produksi lampu pijar incandescent. Pada dasarnya bahan yang digunakan pada kedua jenis produk ini hampir sama, hanya saja ada perbedaan pada jenis glass penutup yang digunakan. Pada produk fluorescent menggunakan glass berbentuk tube panjang glass tube, sedangkan pada produk incandescent menggunakan glass berbentuk bohlam glass bulb. Sedang untuk prosesnya, pada prinsipnya untuk kedua produk tersebut sama, hanya bentuk mesinnya saja yang agak berbeda untuk menyesuaikan jenis lampu yang diproduksi. commit to user II-5 2.2.1 Proses Pembuatan Lampu Pijar Incandescent Lamp Jenis lampu yang digunakan adalah lampu clear, lampu coating, lampu froted dan lampu colour warna. Langkah-langkah proses pembuatannya yaitu : a. Flare process Bahan : flare tube Urutan proses : 1. Bahan baku flare tube dipasangkan pada masing-masing head mesin flare 2. Flare tube dipanaskan pada bagian yang akan dibentuk 3. Flare tube dipanaskan pada sisi bagian dalam dengan komposisi pengapian ditambah uap CS 2 4. Flare tube dibentuk menjadi bersudut dengan diameter tertentu dengan berdasarkan MPC Manufacturing Control Process 5. Flare tube yang telah dibentuk didinginkan agar tidak mengalami strength dan strain 6. Flare tube diturunkan untuk mendapatkan potongan atau panjang flare yang distandarkan dalam MPC 7. Flare tube didinginkan pada sisi yang akan digores dengan pisau 8. Flare tube digores dengan pisau agar rata 9. Flare tube dipotong dengan teknik api tajam thermo shock 10. Ujung hasil potongan yang masuk standar memasuki proses glassing dan annealing 11. Hasil flare tersebut langsung dilanjutkan ke proses steam b. Steam Process Bahan : flare, exhaust tube, LIW Leat in Wire Urutan proses : 1. Flare yang telah dinyatakan sesuai dengan MPC dimasukkan ke dalam bejana bervibrator 2. Flare secara otomastis masuk pada head steam 3. LIW secara otomatis masuk pada lubang yang tersedia sebanyak- banyaknya commit to user II-6 4. Exhaust tube secara otomatis melalui loading exhaust tube diterima oleh exhaust tube 5. Pada ujung flare dipanaskan sampai mencapai suhu leleh melting supaya pada penjepit satu pinching I tidak retak atau pecah 6. Proses selanjutnya melalui penjepit satu pinching I dimana material flare dan exhaust tube dijadikan satu 7. Pada bagian yang telah di pinching dipanaskan kembali untuk dilakukan proses selanjutnya 8. Untuk mendapatkan ketebalan jepitan yang sesuai dilanjutkan dengan proses pinching II 9. Dipanaskan kembali untuk persiapan proses blow dimana flare akan dibentuk lebih menggembung 10. Material dipanaskan kembali untuk kemudian dibuat lubang dengan cara meniupkan udara panas melalui lubang exhaust tube 11. Sebagai penyemburan dilakukan proses pinching III 12. Hasil proses steam diambil dari head steam dengan mount c. Mounting process Bahan : steam, cairan emiter sluri Urutan proses : 1. Stem dimasukkan ke dalam conveyor 2. Steam dipindahkan dari conveyor ke head mounting 3. Kawat Ni direnggangkan, kemudian kawat tersebut dicetak 4. Kawat Ni dibentuk sesuai dengan standar lebar filamen dengan MPC 5. Kawat Ni dipotong sehingga panjang sama 6. Pada ujung Ni diproses geping sehingga mempunyai permukaan rata, yang berfungsi sebagai penjepit filamen 7. Kedua ujung Ni ditekuk 45 o 8. Kemudian ditekuk kembali sehingga membentuk sudut 90 o 9. Kedua ujung Ni disempurnakan posisinya agar filamen dapat masuk dengan tepat dan benar commit to user II-7 10. Filamen dilakukan secara otomatis dan conveyor filamen ke ujung kawat Ni yang telah ditekuk dan kemudian melalui proses penjepitan dengan kawat Ni 11. Filamen yang dijepit direnggangkan untuk kemudian diberikan oxide atau emix 12. Untuk menjaga kerataan oxide atau emix pada filamen diberikan hisapan angin dengan tekanan udara 13. Filamen dirapatkan kembali untuk mendapatkan lebar LIW sesuai dengan MPC 14. Mounting dikeluarkan dari head mounting dengan menarik unloading ke conveyor output untuk disortir sebelum digunakan pada proses sealing d. Sealing process Bahan : coated glass tube, mounting E,mounting D Urutan proses : 1. Mounting E atau proses mounting E dimasukkan pada spindel sealing dengan otomatis 2. Glass tube masuk pada cakram head sealing secara otomatis 3. Antara glass tube dan mounting E dirapatkan dengan menurunkan posisi glass tube 4. Antena mounting E dan glass tube digabung menjadi satu dengan proses sealing 5. Dilakukan pencetakan dengan model E 6. Proses pemutaran glass tube sebesar 180 o , sehingga posisi E berada di atas, bersamaan itu juga dimasukkan mounting D 7. Antara glass tube dan mounting D dirapatkan dengan menurunkan posisi glass tube 8. Antara glass tube dan mounting D digabung menjadi sealing 9. Dilakukan pencetakan dengan mounting D 10. Hasil proses sealing dipindahkan ke conveyor D 11. LIW pada exhaust E diposisikan supaya 90 o dengan exhaust tube E 12. Exhaust tube E dipanasi lalu di bending commit to user II-8 13. Pada conveyor II dilakukan pengecetan lampu dan pemotongan exhaust tube D e. Exhaust Process Bahan : gas argon, merkuri, glass, dan proses sealing Urutan proses : 1. Memasukkan glass proses sealing yang terdapat pada rak conveyor output sealing ke head bendex 2. Glass melalui proses vakum dan pemanasan di oven sehingga mencapai di atas melting point dan penipuan nitrogen pada akhir pemanasan 3. Setelah keluar dari oven glass di roll dan ditiup dengan angin compresor menjadi lampu lingkaran 4. Lampu melalui exhaust atau pemvakuman dan proses activiting current untuk mentreatment filamen hingga proses pengisian argon 5. Memasukkan gas argon ke dalam lampu untuk sistem argon washing ditujukan untuk mengeluarkan impuriti yang terdapat dalam lampu 6. Memasukkan merkuri ke dalam lampu sebagai pengisian merkuri akhir argon filling 7. Memasukkan argon ke dalam lampu sebagai pengisian argon argon filling 8. Lampu melalui proses pemotongsn exhaust tube tipping off 9. Lampu diambil dari head dan diletakkan pada conveyor output f. Bassing procesess Peralatan : mesin, mesin gerinda Urutan proses : 1. Lampu hasil proses exhaust, socket procesess cement filter 2. Untuk mempermudah dalam pemasangan socket lampu didinginkan oleh blower pendinginan 3. Tes lacoli sebagai alat untuk mendeteksi apakah lampu dalam keadaan baik yang siap untuk diproses berikutnya atau lampu jelek yang harus dipisahkan 4. Memasang socket crimping dimasukkan ke dalam mecanic crimping commit to user II-9 5. Untuk lampu yang menggunakan socket crimping dimasukkan ke dalam mechanic crimping 6. Memasukkan lampu ke head bassing dengan menggunakan loading mechanic 7. Untuk menyempurnakan proses burner sehingga socket dan lampu dapat melekat 8. Memasukkan lampu dalam conveyor gerinda proses pemotongan kawat LIW dan mencapai dimensi panjang lampu 9. Lampu selanjutnya diproses ageing g. Ageing Processes Peralatan : mesin ageing Bahan : lampu output basing Urutan proses : 1. Lampu output basing dimasukkan ke dalam head ageing 2. Lampu melalui proses ageing 3. Lampu dikeluarkan dari head ageing dan disortir melalui proses base hasil pemotongan gerinda 4. Kedua ujung pin diberi timah solder untuk produk non crimping 5. Lampu dimasukkan ke dalam conveyor final test untuk proses akhir 6. Lampu dites di dimensi panjang lampu 7. Lampu dites menyala 8. Lampu dites ke dalam filamen 9. Lampu yang akan disortir akan memisah secara otomatis 10. Lampu yang disortir akan dites ulang dengan menggunakan tes manual 11. Lampu yang baik akan dilanjutkan ke proses pengepakan

2.2.2 Proses Pembuatan Lampu FL Fluorescent Lamp

Dalam proses pembuatan lampu FL Fluorescent Lamp terdiri dari beberapa proses yakni : a. Flare process b. Steam process c. Mounting process d. Washing coating process commit to user II-10 e. Baking process f. Sealing process g. Exhaust process h. Basing process i. Ageing process Adapun yang membedakan dari proses pembuatan lampu pijar yaitu pada proses pembuatan lampu FL menggunakan glass tube, sedangkan pada lampu pijar menggunakan glass bulb. Perbedaan lainnya yaitu : a. Washing coating process Bahan : glass tube Urutan proses : 1. Glass tube dari dimasukkan dalam proses washing coating 2. Loading adalah pemasukan glass tube ke mesin washing atau coating 3. Washing adalah proses pencucian sisi pada glass tube 4. Drying I adalah proses pengeringan air pada glass tube setelah dicuci washing Coating adalah proses pemberian sejumlah campuran phospor pada sisi dalam glass tube 5. Drying II adalah proses pengeringan phospor yang lekat pada sisi glass tube 6. Unloading adalah pengambilan glass tube dari mesin washingcoating 7. Dari hasil wahing dan coating ini dapat diajukan ke proses berikutnya apabila dari hasil belum oke disebut dengan kegagalan proses reject 8. Reject adalah gelas yang tidak sesuai dengan standar yang tidak disepakati dapat digunakan kembali dengan sebelumnya diproses ulang 9. Rewashing yaitu proses menghilangkan coating yang sebelumnya dipanasi terlebih dahulu kemudian disekat sehingga coating benar- benar hilang, selanjutnya dapat dimasukkan dalam proses coating. b. Baking process Peralatan : mesin baking Bahan : coating glass Urutan proses : commit to user II-11 1. Glass hasil proses washing coating dimasukkan ke dalam conveyor input baking 2. Glass dipanasi pada kedua ujung sebagai proses pengeringan 3. Kedua ujung glass dikerok bagian coating dengan ukuran MPC 4. Salah satu ujung gelas diberi cap atau monogram 5. Glass dipanaskan pada posisi cap sebagai pengeringan asal tinta cap 6. Glass dimasukkan ke dalam baking untuk menyempurnakan pengeringan coating 7. Glass dikeluarkan dari baking kemudian masuk ke conveyor output untuk pendinginan dan siap digunakan dalam proses sealing

2.2.3 Proses Pembuatan Lampu FCL Fluorescent Circle Lamp

a. Flare process b. Steam process c. Mounting process d. Washing coating process e. Baking process f. Sealing process g. Bendex bending exhaust process h. Capping process Pada dasarnya proses pembuatan FCL dengan FL sama, adapun yang membedakan yaitu proses pembuatan FL dengan basing dan ageing process, sedangkan FCL menggunakan capping process, yaitu : Peralatan : gunting Bahan : lampu bending, socket per pin, isolator Urutan proses : 1. Mengecek lampu bending untuk mengetahui hidup dan mati 2. Lampu mati dipisahkan dari lampu hidup 3. LIW dari lamu hasil proses bending yang hidup dimasuki isolator 4. Memasang socket pada lampu tersebut 5. Menarik LIW dan gunting LIW rata dengan pin socket 6. Meletakkan lampu ke conveyor untuk di ageing commit to user II-12

2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3