commit to user
II-4
President Director Internal Auditor
Management Representative
Operation Manager Finance Manager
Commercial ISO BB Legal Secretary
Sensor Secreta GM Commercial
Marketing Manager C I Sales Manager
Product Manager Consumer Sales Manager
HR manager Supply Chain Manager
Factory Manager Quality Six Sigma
Manager
Sales Admin Manager Technology Manager
Sourcing Manager
Gambar 2.1 Struktur Organisasi di PT GE Lighting Indonesia
Sumber: PT GE Lighting Indonesia, 2011
2.2 Proses Produksi
Produksi lampu di PT GE Lighting Indonesia dilakukan dalam suatu lintasan produksi yang terdiri atas mesin-mesin yang dikelompokkan menurut
produk lampu yang akan dibuat. Proses produksi di PT GE Lighting Indonesia dibagi menurut produk yang dihasilkan, yaitu proses produksi lampu neon
fluorescent dan proses produksi lampu pijar incandescent. Pada dasarnya bahan yang digunakan pada kedua jenis produk ini hampir sama, hanya saja ada
perbedaan pada jenis glass penutup yang digunakan. Pada produk fluorescent menggunakan glass berbentuk tube panjang glass tube, sedangkan pada produk
incandescent menggunakan glass berbentuk bohlam glass bulb. Sedang untuk prosesnya, pada prinsipnya untuk kedua produk tersebut sama, hanya bentuk
mesinnya saja yang agak berbeda untuk menyesuaikan jenis lampu yang diproduksi.
commit to user
II-5 2.2.1
Proses Pembuatan Lampu Pijar Incandescent Lamp
Jenis lampu yang digunakan adalah lampu clear, lampu coating, lampu froted dan lampu colour warna. Langkah-langkah proses pembuatannya yaitu :
a. Flare process Bahan
: flare tube Urutan proses :
1. Bahan baku flare tube dipasangkan pada masing-masing head mesin flare
2. Flare tube dipanaskan pada bagian yang akan dibentuk 3. Flare tube dipanaskan pada sisi bagian dalam dengan komposisi
pengapian ditambah uap CS
2
4. Flare tube dibentuk menjadi bersudut dengan diameter tertentu dengan berdasarkan MPC Manufacturing Control Process
5. Flare tube yang telah dibentuk didinginkan agar tidak mengalami strength dan strain
6. Flare tube diturunkan untuk mendapatkan potongan atau panjang flare yang distandarkan dalam MPC
7. Flare tube didinginkan pada sisi yang akan digores dengan pisau 8. Flare tube digores dengan pisau agar rata
9. Flare tube dipotong dengan teknik api tajam thermo shock 10. Ujung hasil potongan yang masuk standar memasuki proses glassing
dan annealing 11. Hasil flare tersebut langsung dilanjutkan ke proses steam
b. Steam Process Bahan
: flare, exhaust tube, LIW Leat in Wire Urutan proses :
1. Flare yang telah dinyatakan sesuai dengan MPC dimasukkan ke dalam bejana bervibrator
2. Flare secara otomastis masuk pada head steam 3. LIW secara otomatis masuk pada lubang yang tersedia sebanyak-
banyaknya
commit to user
II-6 4. Exhaust tube secara otomatis melalui loading exhaust tube diterima
oleh exhaust tube 5. Pada ujung flare dipanaskan sampai mencapai suhu leleh melting
supaya pada penjepit satu pinching I tidak retak atau pecah 6. Proses selanjutnya melalui penjepit satu pinching I dimana material
flare dan exhaust tube dijadikan satu 7. Pada bagian yang telah di pinching dipanaskan kembali untuk
dilakukan proses selanjutnya 8. Untuk mendapatkan ketebalan jepitan yang sesuai dilanjutkan dengan
proses pinching II 9. Dipanaskan kembali untuk persiapan proses blow dimana flare akan
dibentuk lebih menggembung 10. Material dipanaskan kembali untuk kemudian dibuat lubang dengan
cara meniupkan udara panas melalui lubang exhaust tube 11. Sebagai penyemburan dilakukan proses pinching III
12. Hasil proses steam diambil dari head steam dengan mount c. Mounting process
Bahan : steam, cairan emiter sluri
Urutan proses : 1. Stem dimasukkan ke dalam conveyor
2. Steam dipindahkan dari conveyor ke head mounting 3. Kawat Ni direnggangkan, kemudian kawat tersebut dicetak
4. Kawat Ni dibentuk sesuai dengan standar lebar filamen dengan MPC 5. Kawat Ni dipotong sehingga panjang sama
6. Pada ujung Ni diproses geping sehingga mempunyai permukaan rata, yang berfungsi sebagai penjepit filamen
7. Kedua ujung Ni ditekuk 45
o
8. Kemudian ditekuk kembali sehingga membentuk sudut 90
o
9. Kedua ujung Ni disempurnakan posisinya agar filamen dapat masuk dengan tepat dan benar
commit to user
II-7 10. Filamen dilakukan secara otomatis dan conveyor filamen ke ujung
kawat Ni yang telah ditekuk dan kemudian melalui proses penjepitan dengan kawat Ni
11. Filamen yang dijepit direnggangkan untuk kemudian diberikan oxide atau emix
12. Untuk menjaga kerataan oxide atau emix pada filamen diberikan hisapan angin dengan tekanan udara
13. Filamen dirapatkan kembali untuk mendapatkan lebar LIW sesuai dengan MPC
14. Mounting dikeluarkan dari head mounting dengan menarik unloading ke conveyor output untuk disortir sebelum digunakan pada proses
sealing d. Sealing process
Bahan : coated glass tube, mounting E,mounting D
Urutan proses : 1. Mounting E atau proses mounting E dimasukkan pada spindel sealing
dengan otomatis 2. Glass tube masuk pada cakram head sealing secara otomatis
3. Antara glass tube dan mounting E dirapatkan dengan menurunkan posisi glass tube
4. Antena mounting E dan glass tube digabung menjadi satu dengan proses sealing
5. Dilakukan pencetakan dengan model E 6. Proses pemutaran glass tube sebesar 180
o
, sehingga posisi E berada di atas, bersamaan itu juga dimasukkan mounting D
7. Antara glass tube dan mounting D dirapatkan dengan menurunkan posisi glass tube
8. Antara glass tube dan mounting D digabung menjadi sealing 9. Dilakukan pencetakan dengan mounting D
10. Hasil proses sealing dipindahkan ke conveyor D 11. LIW pada exhaust E diposisikan supaya 90
o
dengan exhaust tube E 12. Exhaust tube E dipanasi lalu di bending
commit to user
II-8 13. Pada conveyor II dilakukan pengecetan lampu dan pemotongan exhaust
tube D e. Exhaust Process
Bahan : gas argon, merkuri, glass, dan proses sealing
Urutan proses : 1. Memasukkan glass proses sealing yang terdapat pada rak conveyor
output sealing ke head bendex 2. Glass melalui proses vakum dan pemanasan di oven sehingga mencapai
di atas melting point dan penipuan nitrogen pada akhir pemanasan 3. Setelah keluar dari oven glass di roll dan ditiup dengan angin
compresor menjadi lampu lingkaran 4. Lampu melalui exhaust atau pemvakuman dan proses activiting current
untuk mentreatment filamen hingga proses pengisian argon 5. Memasukkan gas argon ke dalam lampu untuk sistem argon washing
ditujukan untuk mengeluarkan impuriti yang terdapat dalam lampu 6. Memasukkan merkuri ke dalam lampu sebagai pengisian merkuri akhir
argon filling 7. Memasukkan argon ke dalam lampu sebagai pengisian argon argon
filling 8. Lampu melalui proses pemotongsn exhaust tube tipping off
9. Lampu diambil dari head dan diletakkan pada conveyor output f. Bassing procesess
Peralatan : mesin, mesin gerinda
Urutan proses : 1. Lampu hasil proses exhaust, socket procesess cement filter
2. Untuk mempermudah dalam pemasangan socket lampu didinginkan oleh blower pendinginan
3. Tes lacoli sebagai alat untuk mendeteksi apakah lampu dalam keadaan baik yang siap untuk diproses berikutnya atau lampu jelek yang harus
dipisahkan 4. Memasang socket crimping dimasukkan ke dalam mecanic crimping
commit to user
II-9 5. Untuk lampu yang menggunakan socket crimping dimasukkan ke dalam
mechanic crimping 6. Memasukkan lampu ke head bassing dengan menggunakan loading
mechanic 7. Untuk menyempurnakan proses burner sehingga socket dan lampu
dapat melekat 8. Memasukkan lampu dalam conveyor gerinda proses pemotongan kawat
LIW dan mencapai dimensi panjang lampu 9. Lampu selanjutnya diproses ageing
g. Ageing Processes Peralatan
: mesin ageing Bahan
: lampu output basing Urutan proses :
1. Lampu output basing dimasukkan ke dalam head ageing 2. Lampu melalui proses ageing
3. Lampu dikeluarkan dari head ageing dan disortir melalui proses base hasil pemotongan gerinda
4. Kedua ujung pin diberi timah solder untuk produk non crimping 5. Lampu dimasukkan ke dalam conveyor final test untuk proses akhir
6. Lampu dites di dimensi panjang lampu 7. Lampu dites menyala
8. Lampu dites ke dalam filamen 9. Lampu yang akan disortir akan memisah secara otomatis
10. Lampu yang disortir akan dites ulang dengan menggunakan tes manual 11. Lampu yang baik akan dilanjutkan ke proses pengepakan
2.2.2 Proses Pembuatan Lampu FL Fluorescent Lamp
Dalam proses pembuatan lampu FL Fluorescent Lamp terdiri dari beberapa proses yakni :
a. Flare process b. Steam process
c. Mounting process d. Washing coating process
commit to user
II-10 e. Baking process
f. Sealing process g. Exhaust process
h. Basing process i. Ageing process
Adapun yang membedakan dari proses pembuatan lampu pijar yaitu pada proses pembuatan lampu FL menggunakan glass tube, sedangkan pada lampu
pijar menggunakan glass bulb. Perbedaan lainnya yaitu : a. Washing coating process
Bahan : glass tube
Urutan proses : 1. Glass tube dari dimasukkan dalam proses washing coating
2. Loading adalah pemasukan glass tube ke mesin washing atau coating 3. Washing adalah proses pencucian sisi pada glass tube
4. Drying I adalah proses pengeringan air pada glass tube setelah dicuci washing Coating adalah proses pemberian sejumlah campuran
phospor pada sisi dalam glass tube 5. Drying II adalah proses pengeringan phospor yang lekat pada sisi glass
tube 6. Unloading adalah pengambilan glass tube dari mesin washingcoating
7. Dari hasil wahing dan coating ini dapat diajukan ke proses berikutnya apabila dari hasil belum oke disebut dengan kegagalan proses reject
8. Reject adalah gelas yang tidak sesuai dengan standar yang tidak disepakati dapat digunakan kembali dengan sebelumnya diproses ulang
9. Rewashing yaitu proses menghilangkan coating yang sebelumnya dipanasi terlebih dahulu kemudian disekat sehingga coating benar-
benar hilang, selanjutnya dapat dimasukkan dalam proses coating. b. Baking process
Peralatan : mesin baking
Bahan : coating glass
Urutan proses :
commit to user
II-11 1. Glass hasil proses washing coating dimasukkan ke dalam conveyor
input baking 2. Glass dipanasi pada kedua ujung sebagai proses pengeringan
3. Kedua ujung glass dikerok bagian coating dengan ukuran MPC 4. Salah satu ujung gelas diberi cap atau monogram
5. Glass dipanaskan pada posisi cap sebagai pengeringan asal tinta cap 6. Glass dimasukkan ke dalam baking untuk menyempurnakan
pengeringan coating 7. Glass dikeluarkan dari baking kemudian masuk ke conveyor output
untuk pendinginan dan siap digunakan dalam proses sealing
2.2.3 Proses Pembuatan Lampu FCL Fluorescent Circle Lamp
a. Flare process b. Steam process
c. Mounting process d. Washing coating process
e. Baking process f. Sealing process
g. Bendex bending exhaust process h. Capping process
Pada dasarnya proses pembuatan FCL dengan FL sama, adapun yang membedakan yaitu proses pembuatan FL dengan basing dan ageing process,
sedangkan FCL menggunakan capping process, yaitu : Peralatan
: gunting Bahan
: lampu bending, socket per pin, isolator Urutan proses :
1. Mengecek lampu bending untuk mengetahui hidup dan mati 2. Lampu mati dipisahkan dari lampu hidup
3. LIW dari lamu hasil proses bending yang hidup dimasuki isolator 4. Memasang socket pada lampu tersebut
5. Menarik LIW dan gunting LIW rata dengan pin socket 6. Meletakkan lampu ke conveyor untuk di ageing
commit to user
II-12
2.3 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3