commit to user
III-5
dengan 10 hampir sering. Tingkat keterjadian occurence berdasarkan Y.M. Wang, et al 2009.
7. Menganalisis kesulitan pengendalian yang dilakukan detection Detection merupakan pengukuran terhadap kemampuan mendeteksi atau
mengontrol kegagalan yang dapat terjadi. Detection menggunakan penilaian dengan skala dari 1 sampai 10. Penilaian tingkat kemampuan untuk dideteksi
berdasarkan Y.M. Wang, et al 2009. 8. Perhitungan Risk Priority Number RPN
Langkah ini bertujuan untuk memperoleh
urutan
tingkat kepentingan failure mode dalam metode FMEA, analisis tingkat kepentingan dihitung dengan
menggunakan Risk Priority Number RPN. Nilai RPN Risk Priority Number diperoleh dari perkalian nilai SOD Severity, Occurrence, Detection. Cause of
failure mode yang memiliki nilai RPN tinggi mempunyai prioritas penyelesaian yang lebih tinggi.
RPN = severity x occurence x detection
3.8 ANALISIS DAN INTEPRETASI HASIL
Data-data penelitian
yang telah
diolah, kemudian
dianalisis, diintrepretasikan dan dijadikan pedoman dalam melakukan perbaikan. Usulan
perbaikan merupakan usulan umum yang dapat diterapkan dalam semua jenis kecelakaan yang terjadi.
3.9 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada tahap ini akan disimpulkan hasil dari penulisan. Kesimpulan ini mencakup dari tujuan yang dicapai dalam penulisan laporan. Selain itu pada
bagian ini akan dibahas juga rekomendasi sebagai saran implementasi lebih lanjut.
commit to user
IV-1
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini dilakukan proses pengumpulan data dan langkah-langkah dalam pengolahan data penelitian untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya
kecelakaan kerja serta penentuan tingkat kepentingan failure mode untuk prioritas penanganan dengan metode Failure Mode and Effect Analysis di PT GE Lighting
Indonesia.
4.1 Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, data-data yang dikumpulkan meliputi semua informasi data yang diperoleh berupa record data kecelakaan kerja mulai tahun
2004 sampai dengan tahun 2010. Selain menggunakan data kecelakaan kerja yang merupakan data primer juga mengumpulkan data sekunder yakni berupa hasil
wawancara, diskusi, brainstorming dengan pihak manajerial, staf EHS, karyawan serta engineer control masing-masing departemen yang terkait dengan kecelakaan
kerja yang telah terjadi pada tahun tersebut. Dari data kecelakaan kerja di perusahaan diketahui bahwa terjadi 162
kecelakaan tapi hanya 151 kecelakaan kerja yang masuk dalam pengolahan data Sortir ini dilakukan dengan bantuan microsoft excell 2010 untuk memisahkan
kondisi kejadian kecelakaan kerja sesuai dengan definisi yang ditetapkan di latar belakang. Rekapitulasi jumlah kecelakaan kerja tiap tahun di PT GE Lighting
Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1 dan untuk grafik kejadian kecelakaan kerja tiap bulan selama tujuh tahun ditunjukkan gambar 4.2.
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kecelakaan Kerja PT GE Lighting Indonesia tahun 2004
sampai dengan 2010
Tahun Jumlah Kecelakaan Kerja
2004 61
2005 35
2006 12
2007 21
2008 8
2009 6
2010 8
IV-2
Gambar 4.1 Grafik Kecelakaan Kerja tahun 2004-2010
commit to user
IV-3 4.1.1
Identifikasi Kecelakaan Kerja Tahun 2004-2010
Latar belakang permasalahan kecelakaan kerja di PT GE Lighting Indonesia yaitu banyaknya kejadian kecelakaan kerja yang terjadi sehingga mengakibatkan
terganggunya proses kerja. Kejadian kecelakaan kerja ini dapat mengakibatkan kehilangannya jam kerja karyawan, terhambatnya proses kerja bahkan
meningkatnya biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memulihkan kondisi karyawan. Kasus kecelakaan kerja tersebut akan dianalisis kecelakaan
kerja apa yang sering terjadi, dan diprioritaskan untuk diperbaiki terlebih dahulu dan dicari penyelesaiannya. Identifikasi kecelakaan kerja yang terjadi PT GE
Lighting Indonesia dibagi sesuai dengan kolom yang terdapat pada record perusahaan yakni waktu terjadinya kecelakaan sesuai shift kerja, jenis
penanganan, letak luka dan departemen dimana operator yang mengalami kerja berada. Hasil identifikasi kecelakaan sesuai shift kerja ditunjukkan oleh gambar
4.2, sedangkan untuk jenis penanganan gambar 4.3 , identifikasi berdasarkan letak luka gambar 4.4, dan berdasarkan departemen kerja ditunjukkan gambar 4.5.
Gambar 4.2 Kecelakaan kerja tahun 2004-2010 berdasarkan shift kerja
Dalam sehari PT GE Lighting Indonesia membagi shift menjadi tiga bagian yaitu :
a. Shift I : 06.00
– 15.00 b. Shift II
: 15.00 – 22.00
c. Shift III : 22.00
– 06.00
commit to user
IV-4
Gambar 4.3 Kecelakaan kerja tahun 2004-2010 berdasarkan jenis
penanganan Pada dasarnya kecelakaan kerja di PT GE Lighting Indonesia digolongkan
menjadi 4 yaitu : a. Near miss
Suatu kejadian yang tidak diinginkan yang tidak menyebabkan luka atau kerusakan tetapi dapat menyebabkan atau memulai bahaya.
b. First aid Kasus kecelakaan yang hanya membutuhkan perawatan pertolongan
pertama. c. Recordable
Kasus kecelakaan atau sakit akibat kerja yang harus diperhitungkan sebagai kecelakaan serius
d. Fatality Kejadian yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Sedangkan incident merupakan kejadian yang bukan berdampak terhadap diri atau tubuh seseorang tetapi terhadap mesin, peralatan atau lingkungan sekitar.
commit to user
IV-5
Gambar 4.4 Kecelakaan kerja tahun 2004-2010 berdasar letak luka
Gambar 4.4 menunjukkan letak luka dari kejadian kecelakaan yang terjadi selama tahun 2004 sampai dengan 2010 dilihat dari bagian tubuh atau diluar tubuh
mesin.
Gambar 4.5
Kecelakaan kerja tahun 2004-2010 berdasar letak kejadian Gambar 4.5 menunjukkan letak kejadian kecelakaan kerja selama tahun
2004-2010. Diketahui bahwa departemen FL 456 yang memproduksi lampu Flouresence menduduki peringkat tertinggi jumlah kejadian kecelakaan kerja.
commit to user
IV-6
4.2 PENGOLAHAN DATA