Distribusi Data Klinik Ibu hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum di RSUP Persahabatan Pada Tahun 2010. 2011

(1)

PERSAHABATAN

PADA TAHUN 2010

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH

Syarif Hadi

NIM: 108102900048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2011 M


(2)

ii Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2011


(3)

iii

Laporan Penelitian

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Kedokteran (S.Ked)

Oleh Syarif Hadi NIM: 108102900048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1439 H/2011 M Pembimbing I

dr. Alyya Siddiqa Sp.FK

Pembimbing II


(4)

iv

Laporan Penelitian berjudul DISTRIBUSI DATA KLINIK IBU HAMIL YANG MENGALAMI HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUP PERSAHABATAN PADA TAHUN 2010 yang diajukan oleh Syarif Hadi (NIM: 108102900048), telah diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan pada 25 November 2011. Laporan penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S. Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.

Jakarta, 25 November 2011

DEWAN PENGUJI

PIMPINAN FAKULTAS Dekan FKIK UIN

Prof. DR. (hc). dr. M.K. Tadjudin, SpAnd

Kaprodi PSPD FKIK UIN

DR. dr. Syarief Hasan Lutfie, SpRM

Ketua Sidang & Pembimbing I

dr. Alyya Siddiqa Sp.FK

Pembimbing II

dr. Taufik Zain Sp.OG (K) Onk

Penguji


(5)

v

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hikmah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum di RSUP Persahabatan Pada Tahun 2010”, sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana kedokteran. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya yang suci.

Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. (Hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And selaku dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang selalu berusaha dan memberikan yang terbaik kepada mmahasiswa PSPD.

2. Kaprodi PSPD FKIK UIN, dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp. RM.

3. dr. Alyya Siddiqa Sp.FK dan dr. Taufik Zain Sp.OG (K) Onk selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, mengarahkan, dan memberikan dorongan moril kepada saya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Silvia Fitrina Nasution, M.Biomed selaku penanggung jawab penelitian untuk PSPD 2008 yang selalu mengingatkan dan memberikan arahan untuk segera menyelesaikan penelitian ini.

5. Semua dosen-dosen saya, khususnya dr.Bisatyo Mardjikoen Sp.BO dan dr.Yanti Sp.A yang telah begitu banyak membimbing dan memberikan kesempatan saya untuk menimba ilmu selama saya menjalani masa pendidikan di FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, rasa hormat saya atas segala yang telah mereka berikan.

6. Kedua orang tua saya, Muhammad Bagir Assegaf dan Chodijah Al-Jufri yang selalu memotivasi baik moril maupun materil dalam pendidikan untuk meraih kesuksesan.


(6)

vi

teman-teman dari USMR, teman-teman satu kelompok selama melakukan penelitian, dan teman-teman lain yang telah memberikan bantuan dan dukungannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Masih banyak sekali pihak yang membantu menyelesaikan penelitian ini, yang seandainya disebutkan satu persatu tidak akan cukup untuk dimuat di sini.Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat menambah informasi sehingga penelitian ini dapat lebih sempurna. Semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan menjadi bagian dari amal ibadah penulis di mata Allah SWT.

Ciputat, 25 September 2011


(7)

vii

Syarif Hadi. Program Studi Pendidikam Dokter. Distribusi Data Klinik Ibu hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum di RSUP Persahabatan Pada Tahun 2010. 2011

Kurang lebih 50-90% kehamilan disertai NVP (Nausea and Vomiting during Pregnancy), yang 20 persennya dapat berlanjut dan memberat sehingga mengganggu keseharian dan psikologis ibu hamil. NVP dapat memberat menjadi hiperemesis gravidarum, dengan angka kejadian diperkirakan dapat mencapai 2% dari seluruh angka kelahiran. Definisi baku HG adalah terjadinya muntah berlebihan dengan lebih dari 3 episode perharinya, dengan ketonuria dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi Data Klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif dengan variabel penelitian yang meliputi distribusi Data Klinik ibu dengan hiperemesis gravidarum sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen meliputi gravida, usia kehamilan, pendidikan, riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit ibu, dengan populasi seluruh ibu hamil dengan HG di RSUP Persahabatan pada tahun 2010, dan sampel yang terambil sebagai perwakilan yang telah memenuhi kriteria kelengkapan data rekam medik dari seluruh ibu hamil dengan HG di RSUP Persahabatan pada tahun 2010. Dalam penelitian digunakan jenis data sekunder, bersumber dari data rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2010. Analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat dengan hasil berupa distribusi Data Klinik. Didapatkan 29 pasien mengalami hiperemesis gravidarum, yang terdiri dari 11 pasien rawat jalan dan 19 pasien rawat inap. Pada variabel gravida ditemukan bahwa 11 orang dalam kehamilan primigravida, 16 orang multigravida, sedangkan 3 sisanya grande gravida. Kemudian pada variabel pendidikan ditemukan 3 orang berpendidikan SMP, 24 orang berpendidikan SMA, dan 3 orang berpendidikan tamat D3/S1. Pada variabel usia kehamilan didapatkan bahwa 23 orang sedang berada dalam trisemester pertama, sedangkan 7 orang pada trisemester kedua dan tidak ada yang mengalami hiperemesis pada trisemester ketiga. Pada variabel riwayat kehamilan didapatkan bahwa 2 orang mempunyai riwayat emesis gravidarum berat pada kehamilan sebelumnya, sedangkan tidak didapatkan pasien dengan molahidatidosa ataupun gemelli. Kemudian pada variabel penyakit ibu didapatkan ada satu orang yang mengalami diabetes saat kehamilannya. Pada variabel ini juga ditemukan 9 orang yang mengalami penyakit lainnya, yang terdiri dari infeksi saluran kemih (ISK) sebanyak 4 orang, ISPA sebanyak 2 orang, asma sebanyak 2 orang, sindroma dispepsia sebanyak 2 orang dan satu orang mengalami hemoroid.


(8)

viii

Syarif Hadi. Medical Study Program. Clinical Data Distribution of Woman With Hyperemesis Gravidarum at RSUP Persahabatan in 2010. 2011

About 50-90% of all pregnancies are accompanied by NVP (Nausea and Vomiting During Pregnancy) in which 20% of them can be increased in severity and disturbing the daily life and psychological aspect of pregnant woman. NVP can further increase its severity and become hyperemesis gravidarum, with estimated incidence up to 2% of all birth. A standard definition of HG is the occurence of more than three episodes of vomiting per day with ketonuria and more than 3kg or 5% weight loss. This research aim to present the clinical data distribution of pregnant woman with HG in RSUP Persahabatan (Persahabatan Central Public Hospital) in 2010. This research is done with descriptive design with hyperemesis gravidarum clinical data distribution as dependent variable and

gravida, pregnancy age, education, pregnancy history and mother’s history as

independent variable, with the population of all pregnant woman with HG at RSUP Persahabatan in 2010, and the sample that matched researcher’s criteria of complete medical record of all pregnant woman with HG at RSUP Persahabatan in 2010. In this research, secondary data from medical records are used, and the data analysis are univariate analysis, with clinical data distribution as the results. After the searching process, 29 medical records of pregnant woman with HG were found, in which 11 of them are outpatient, and 19 of them are inpatient. In gravida variable, it is found that 11 of them is primigravida, 16 of them are multigravida and the rest three are grande gravida. In education variable it is found that 3 of them has finished junior highschool, 24 of them highschool and 3 of them finished college. In pregnancy age category, it is found that 23 people are in the first semester and the rest seven is in second semester, without any people in third semester. And in the pregnancy history category it is found that 2 people has a history of severe NVP, without any of them having hydatid mole or multiple pregnancy. Also in the next category, mother’s history, it is found that 9 people have other disease when they have HG, in which 4 of them have urinary tract infection, two of them have upper respiratory tract infection, two peoples with asthma, two peoples with dyspepsia syndrome and one with hemorrhoid.


(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

DAFTAR SINGKATAN... .... xii

BAB 1: PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2: TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Landasan Teori ... 5

2.1.1. Kehamilan ... 5

2.1.2. Usia Kehamilan ... 5

2.1.3. Tanda-tanda Kehamilan ... 5

2.1.4. Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil ... 7

2.1.5. Emesis Gravidarum ... 8

2.1.6. Hiperemesis Gravidarum ... 14

2.1.7. Distribusi Data Klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum ... 22

2.2. Kerangka Teori... 24

2.3. Kerangka Konsep ... 25

2.3. Definisi Operasional... 26

BAB 3: METODOLOGI PENELITIAN ... 27

3.1. Desain Penelitian ... 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 27

3.3. Populasi dan Sampel ... 27

3.4. Cara Kerja Penelitian ... 29

3.5. Managemen Data ... 29

BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Hasil Penelitian ... 32

4.2. Pembahasan ... 35

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 38

BAB 5: SIMPULAN DAN SARAN ... 39

5.1. Simpulan ... 39

5.2. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN ... 43-46


(10)

x

Gambar 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum ... 18

Gambar 2.2 : Kerangka Teori... 24

Gambar 2.3 : Kerangka Konsep ... 25

Tabel 2.1 : Definisi Operasional... 26

Tabel 4.1 : Jumlah Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010 ... 32

Tabel 4.2 : Distribusi Data Klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiper- emesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010... 34


(11)

xi

Lampiran 1. Contoh Lembar Coding ... 43

Lampiran 2. Contoh Lembar Tablating ... 44

Lampiran 3 Surat Penelitian RSUP Persahabatan ... 45


(12)

xii HCG : Human ChorionicGonadotrophin HG : Hiperemesis Gravidarum


(13)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kurang lebih 50%-90% dari seluruh kehamilan disertai dengan mual dan muntah. Menurut sebuah penelitian dengan melibatkan lebih dari 360 wanita hamil, hanya 2% yang mengalami mual dan muntah pada pagi hari, sedangkan 80% mengeluh bahwa mual dan muntah tersebut berlanjut sepanjang hari. Keadaan ini biasanya akan hilang sendiri dan memuncak dalam waktu 9 minggu kehamilan. Sekitar minggu ke-20, gejala akan menghilang. Namun, hingga 20% kasus menunjukkan gejala hingga waktu melahirkan tiba.1

Keadaan ini dikenal dengan mual dan muntah pada kehamilan (NVP, Nausea and Vomiting during Pregnancy), atau emesis gravidarum dan tidak signifikan secara patologis hingga wanita tersebut merasakan gangguan dalam keseharian dan kegiatannya.2 Namun, ada beberapa tingkatan dari NVP, berkisar dari mual dan muntah beberapa waktu setiap pagi hingga mual dan muntah berlebihan yang berlanjut sepanjang hari. Tingkatan yang paling parah dari NVP akan mengarah ke hiperemesis gravidarum, namun sangat sulit untuk membedakan kedua kondisi ini.3

Sebuah studi prospektif yang dilakukan dengan melibatkan lebih dari 9000 wanita hamil bahwa NVP terjadi lebih sering pada wanita primigravida dan pada wanita hamil dengan pendidikan lebih rendah, lebih muda, bukan perokok, dan dengan obesitas. Indisensi NVP juga lebih besar pada wanita yang mengalami NVP pada kehamilan sebelumnya.3


(14)

Hiperemesis gravidarum (HG) memiliki angka kejadian yang diperkirakan dapat mencapai 2% dari seluruh angka kelahiran.4 Sebuah definisi baku HG adalah terjadinya muntah berlebihan dengan lebih dari 3 episode perharinya, disertai dengan ketonuria dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg atau 5%.5 Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pengaruh fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.6 Namun, diagnosis HG biasanya dibuat setelah mengeksklusi diagnosis lainnya.1

HG, pada beberapa kasus dapat mengancam hidup ibu dan anak, dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Selain itu, HG juga dapat memberikan efek pada keseharian wanita hamil yang mengalaminya. Pada sebuah penelitian yang melibatkan 147 wanita hamil dengan NVP, 82,2% dari mereka mengalami efek besar dalam kegiatan dan keseharian mereka, dan mereka juga menanggung beban psikologis yang besar dari merasa sakit saat hamil selama beberapa minggu atau bahkan bulan. Dapat diperkirakan bagaimana efeknya pada wanita yang mengalami HG.7 Pada beberapa studi dinyatakan bahwa hiperemesis gravidarum memiliki hubungan terhadap etnik tertentu, dimana didalam studi tersebut dinyatakan bahwa hiperemesis gravidarum lebih banyak terjadi pada komunitas barat (dalam studi tersebut ditemukan bahwa angka kejadiannya 1,3%, dan kebanyakan dialami oleh masyarakat imigran yang berpendidikan rendah), dan kebanyakan disebabkan oleh penyebab diluar tiroid. Selain itu, dalam studi yang sama juga disebutkan bahwa demografi juga turut menentukan, seperti pendidikan, dan budaya yang


(15)

membentuk sikap dan perilaku masyarakat sekitar terhadap NVP dan penanganannya.8

Melihat penanganan HG yang multimodalitas, mengharuskan diagnosis yang tepat dan penanganan yang tepat pula dari pelayanan primer sampai spesialis, hingga kepatuhan pasien dalam penanganannya5,6, mengetahui distribusi data klinik pasien HG dapat mejadi salah satu langkah awal dari penanganan yang tepat pada pasien yang mengalami hal ini. Bukan hanya itu, sekitar 20% dari wanita hamil, yang mengalami NVP yang dapat mengarah ke HG, dapat dicegah agar tidak mengalami HG, dan inilah yang menjadi alasan peneliti mengambil judul penelitian ini. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan deskriptif untuk mempresentasikan bagaimana distribusi data klinik pasien dengan hiperemesis gravidarum di tempat dimana penelitian dilakukan.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010.

1.3Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010.


(16)

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui distribusi data klinik ibu hamil dengan hiperemesis garvidarum di RSUP Persahabatan berdasarkan gravida, pendidikan, usia kehamilan, riwayat kehamilan dan riwayat penyakit ibu.

1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pengalaman belajar khususnya tentang faktor-faktor demografi yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana kepustakaan dan menambah informasi mahasiswa dalam melaksanakan asuhan kebidanan khususnya pada kehamilan.

1.4.3 Bagi tempat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan sumbangan pemikiran bagi pegawai/bidan di RSUP Persahabatan sebagai sarana kepustakaan untuk mempelajari hiperemesis gravidarum.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Landasan Teori 2.1.1 Kehamilan

Kehamilan adalah masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari atau 40 minggu atau 9 bulan 7 hari, dihitung dari hari pertama haid terakhir.9

Kehamilan matur (cukup bulan) berlangsung kira-kira 40 minggu (280 hari) dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Kehamilan yang berlangsung antara 28 dan 36 minggu disebut kehamilan prematur, sedangkan lebih dari 43 minggu disebut kehamilan postmatur.

Kehamilan adalah masa dimulai dari ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari (40 minggu).6

2.1.2 Usia Kehamilan

Menurut Wiknjosastro10, kehamilan dibagi dalam 3 trimester : 1) Trimester I (konsepsi sampai 12 minggu).

2) Trimester II (12 minggu sampai 28 minggu). 3) Trimester III (28 minggu sampai 40 minggu). 2.1.3 Tanda-tanda kehamilan

2.1.3.1Amenorrhoea

Gejala pertama kehamilan ialah tidak terjadi menstruasi pada tanggal yang diharapkan. Bila seorang wanita memiliki siklus menstruasi teratur dan mendadak berhenti, ada kemungkinan hamil.


(18)

Tetapi meskipun demikian sebaiknya ditunggu selama 10 hari sebelum memeriksakan diri ke dokter. Karena sebelum masa itu sulit untuk memastikan adanya kehamilan.

Haid yang terlambat pada wanita berusia 16-40 tahun, pada umumnya memang akibat adanya kehamilan. Tetapi kehamilan bukanlah satu-satunya penyebab keterlambatan haid. Haid dapat tertunda oleh tekanan emosi, beberapa penyakit tertentu, dan juga akibat makan obat-obat tertentu.

Selain kehamilan, penurunan berat badan dan tekanan emosi juga sering menjadi penyebab keterlambatan haid pada wanita yang semula mempunyai siklus normal.

2.1.3.2Perubahan pada payudara

Banyak wanita merasakan payudara memadat ketika menjelang haid. Bila terjadi kehamilan, gejala pemadatan bersifat menetap dan semakin bertambah. Payudara menjadi lebih padat, kencang dan lebih lembut, juga dapat disertai rasa berdenyut dan kesemutan pada puting susu.

Perubahan diatas disebabkan oleh fluktuasi hormon pada wanita, estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh uri (plasenta). Hormon-hormon ini menyebabkan saluran dan kantong kelenjar susu membesar, dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa kesemutan dan berdenyut disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang mengaliri payudara.


(19)

2.1.3.3Mual dan muntah-muntah

Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon yang diproduksi selama hamil seperti HCG dan estrogen. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah menyesuaikan diri, dan juga perubahan kadar hormon yang semula meningkat kembali ke normal

2.1.3.4Sering buang air kecil

Pada awal kehamilan terjadi peningkatan hemodinamik untuk menyeimbangkan tekanan darah, sehingga terjadi tingkat filtrasi glomerulus yang mengakibatkan peningkatan sekresi urin. Sedangkan perubahan ukuran uterus mengakibatkan perubahan anatomi pada organ-organ pelvis, termasuk kandung kemih, yang mengakibatkan gejala inkontinensia pada sebagian wanita hamil.

2.1.4 Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil 2.1.4.1Perubahan fisik

a) Mudah mengantuk b) Sering buang air kecil

c) Mual dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara berlebihan


(20)

d) Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam perut dan rasa kembung

e) Enggan makan dan mengidam f) Pembesaran pada payudara 2.1.4.2Perubahan psikologis

a) Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng b) Perasaan was-was, takut, elasi (rasa senang yang berlebihan yang

ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental).

2.1.5 Emesis Gravidarum 2.1.5.1Pengertian

Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil.11 Keadaan ini biasanya didahului rasa mual (Nausea).

Mual dan muntah sering terjadi pada 60-80% Primigravida dan 40-60% Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12% ibu hamil masih mengalaminya hingga usia kehamilan 9 bulan.

Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada siang hari atau bahkan pada malam hari.


(21)

Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama kehamilan.

Keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah-muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan-keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.12

2.1.5.2Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum.10

Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami gangguan kehamilan.

Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat


(22)

menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan, namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.12

Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah teriritasi.

Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang mengalami mual berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang tua mereka.

Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum.

Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6 rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual.9

2.1.5.3Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum Tanda-tanda emesis gravidarum berupa : 1) Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah


(23)

Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.

2) Nafsu makan berkurang 3) Mudah lelah

4) Emosi yang cenderung tidak stabil

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.12

2.1.5.4Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallory-Weiss akibat perdarahan gastrointestinal.10


(24)

2.1.5.5Tanda-tanda dehidrasi : 1) Berat badan menurun

2) Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)

3) Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun) 4) Mata cekung

5) Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya.

Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan.9

Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan yang sedikit terbelakang.

Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,


(25)

menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.

2.1.5.6Hal-hal Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis Gravidarum14

 Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi

besar, malam hari cukup porsi kecil.

 Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan

yang dapat menimbulkan rasa mual.

 Simpan beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk

dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.

 Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari

tempat tidur secara perlahan-lahan.

 Berolahraga dan menghirup udara segar, dengan melakukan olah raga

ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.

 Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6

mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.

2.1.5.7Hal-hal Yang Harus Dihindari

 Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng

karena akan lebih sulit untuk dicerna.


(26)

 Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil

menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

 Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau

menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.

 Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat

dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual.9

2.1.6 Hiperemesis Gravidarum

2.1.6.1 Pengertian Hiperemesis Gravidarum

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.13

Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.14

Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntah/tumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.15

Hiperemesis Gravidarum (vomitus yang merusak dalam kehamilan) adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang


(27)

sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan.16

2.1.6.2Etiologi

Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :

 Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

mola hidatidosa dan kehamilan ganda.

 Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan

metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik.

 Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.

 Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah

tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.

2.1.6.3Patologi 1) Hati

Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak sentrilobuler.

2) Jantung

Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini sejalan dengan lamanya penyakit.hsdddddddddddddddddddd


(28)

3) Otakbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb Adakalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai.

4) Ginjalmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti.

2.1.6.4Tanda dan Gejala

Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 (tiga) tingkatan:

 TingkatnImmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg

Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100/menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit mengurang, lidah mengering dan mata cekung.

 TingkatnIIismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajn

dPenderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat badan turun dan mata menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam air seni.


(29)

 TingkatnIIIJSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV

Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus, diplopia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya ikterus menunjukkan adanya payah hati.

2.1.6.5Diagnosa

Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar, namun harus dibedakan dahulu antara NVP dan juga setelah mengeksklusi diagnosis banding lainnya.1,3,5 Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga pengobatan perlu segera diberikan.JJ


(30)

2.1.6.6PenatalaksanaanMSDVCSDFDVFD

Berikut adalah algoritma alur penatalaksaan hiperemesis gravidarum5 :

1) Obat-obatanKJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD

Pengobatan mual dan muntah dengan vitamin B6 atau dikombinasikan dengan doxylamin aman dan efektif dan direkomendasikan sebagai lini pertama dari farmakoterapi. Anti histamin juga dianjurkan seperti dramamin, ovamin, atau pada keadaan lebih parah diberikan antimetik seperti promethazine, prochlorperazine, chlorpromazine, atau metoklopramid yang dapat diberikan secara parenteral, namun bila belum mencapai keadaan tersebut dianjurkan diberikan secara oral atau rektal.12

Gambar 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum (Jueckstock R et al. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010)


(31)

2) IsolasiJSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita. Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makan/minum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3) TerapinPsikologikJKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.

4) CairannParenteralSDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS

Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.

5) PenghentiannkehamilanSJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik, manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan keadaan yang memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:


(32)

a) GangguannkejiwaanjkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH (1) Delirium

(2)jiApatis,nsomnolennsampainkomakiswdckjubgksjdsk (3) Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle

b)nGangguannpenglihatandgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS (1)nPendarahanbretina

(2) Kemunduran penglihatan

c) GangguanmfaalJKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH (1) Hatibdalambbentukbikterus

(2) Ginjalbdalambbentukbanuria

(3)nJantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat (4) Tekanan darah menurun

2.1.6.7Diet Hiperemesis Gravidarum 1) Tujuan

Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup.

2) Syarat

Diet hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranyanadalah:

a) Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total b) Lemak rendah, yaitu < 10% dari kebutuhan energi total c) Protein sedang, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total


(33)

d) Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari

e) Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil

f) Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam

g) Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien

3) Macam-macambDiet

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu : a)bDietbHiperemesisbI

Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.

b)nDietbHiperemesisbII

Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.


(34)

c)nDietbHiperemesisbIII

Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan energi dan semua zat gizi.

4) Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah : a) Roti panggang, biskuit, crackers

b) Buah segar dan sari buah

c) Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer

5) Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan penyedap) juga tidakbdianjurkan.

2.1.7 Distribusi Data Klinik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum

a. Gravida

Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida.5,6

Berdasarkan hasil sebuah penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh


(35)

primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat stres dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama.17

Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80% pada primigravida dan 40-60% pada multigravida.15

b. Pendidikan

Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah.5,6

Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.9 c. Usia Kehamilan

HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan dalam hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari asosiasi yang terlihat dari peningkatan produksi HCG dan fakta bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada puncak produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.5 Pada beberapa sumber juga disebutkan bahwa hiperemesis gravidarum lebih banyak ditemukan pada primigravida dibandingkan pada multi atau grande gravida.5,6,10,12

d. Riwayat Kehamilan

Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Data klinik yang tinggi pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.6 Riwayat emesis


(36)

gravidarum berat sebelumnya juga dapat menjadi salah satu faktor predisposisi, karena emesis gravidarum berat biasanya terjadi dengan riwayat emesis gravidarum berat juga sebelumnya.3

e. Riwayat Penyakit Ibu

Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain.6 Hipertiroid pada kehamilan adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya metabolisme basal 15-20 %, kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi saat kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti hiperemesis gravidarum. Hal ini diduga karena TSH memiliki struktur protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi hiperstimulasi pada reseptor HCG.5,18

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

1. Gravida 2. Pendidikan 3. Usia Kehamilan 4. Riwayat Kehamilan 5. Riwayat penyakit ibu 6. Obesitas

7. Merokok 8. Usia Ibu

Distribusi Data Klinik Pasien Hiperemesis Gravidarum


(37)

2.3 Kerangka Konsep

Penelitian ini mengacu kepada teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 19 , independen yang diteliti : gravida, pendidikan, usia kehamilan, riwayat kehamilan, riwayat penyakit ibu. Dalam penelitian ini, penulis tertarik meneliti distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis . Untuk lebih lebih jelasnya digambarkan dalam kerangka konsep berikut ini :

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

Variabel Independen Variabel Dependen

2.3 Definisi Operasional

Pada tabel berikut akan dijelaskan mengenai definisi operasional dari setiap variabel yang diambil datanya oleh peneliti untuk menentukan bagaimana distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010.

1. Gravida 2. Pendidikan 3. Usia Kehamilan 4. Riwayat Kehamilan 5. Riwayat penyakit

ibu

Distribusi Data Klinik Pasien Hiperemesis Gravidarum


(38)

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Karakterisrtik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

No Variabel Definisi Alat

ukur

Cara

Ukur Hasil ukur Skala

1. Hiperemesis

Gravidarum

Diagnosis hiperemesis gravidarum yang tercantum di rekam medik

Rekam Medik

Hitung 1. Mengalami

2. Tidak mengalami

Ordinal

2. Gravida Jumlah kehamilan

yang pernah dialami ibu sebagaimana yang tercantum di rekam medik

Rekam Medik

Hitung 1. Primigravida (kehamilan pertama)

2. Multigravida (kehamilan ke-2 – 4)

3. Grande gravida (kehamilan >4)

Nominal

Ordinal

3. Pendidikan Tingkat pendidikan

formal yang pernah diikuti ibu sebagaimana yang tercantum di rekam medik

Rekam Medik

Hitung 1. Tidak sekolah 2.Tamat SD 3.Tamat SMP 4.Tamat SMA 5.Tamat PT(D3/SI)

Ordinal

4. Usia

kehamilan

Usia kehamilan saat pasien didiagnosis mengalami HG yang tercantum di rekam medik

Rekam Medik

Hitung 1.Trimester I (konsepsi – 12 minggu)

2.Trimester II (12 – 28 minggu) 3.Trimester III (28 – 40 minggu)

Ordinal

5. Riwayat

Kehamilan

Kondisi kehamilan ibu saat ini (berupa Molahidatidosa, gemelli, beserta riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya ) Rekam Medik

Hitung 1. Molahidatidosa 2. Gemeli

3.Riwayat Emesis Gravidarum Berat

Ordinal

6. Penyakit ibu Jenis penyakit

yang dialami ibu saat mengalami hiperemesis gravidarum yang tercantum di rekam medik

Rekam Medik

Hitung 1.Diabetes 2.Hipertyroid 3.Gastritis 4. Penyakit lainnya

Nominal


(39)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain deskriptif yaitu melakukan survei variabel-variabel penelitian pada sumber data (rekam medik) dengan distribusi data klinik hiperemesis gravidarum sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen meliputi gravida, usia kehamilan, pendidikan, riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit ibu. dimana hasilnya berupa gambaran distribusi data klinik dari variabel dependen dan independen pada semua ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan tahun 2010.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan pada bulan September 2011

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010.


(40)

3.3.2 Sampel

Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling sebagai metode pengambilan sampelnya, dengan sampel yang diteliti adalah bagian yang terambil sebagai perwakilan yang telah memenuhi kriteria peneliti19

, yaitu kelengkapan data rekam medik dari seluruh ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010. Sesuai dengan metode survai pada desain penelitian juga metode purposive sampling, kemudian dengan angka kejadian yang cukup minim (0,3-2%), maka ditentukan bahwa jumlah sampel minimal sebanyak 30.

3.3.3 Sumber dan Jenis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data sekunder, yaitu bersumber dari data rekam medik rawat inap dan rawat jalan RSUP Persahabatan tahun 2010.

3.3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gravida, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan, riwayat kehamilan, dan riwayat penyakit ibu sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah distribusi data klinik ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan.


(41)

3.3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan lembar isian sebagai alat untuk mendata ulang dari data rekam medik dari RSUP Persahabatan tahun 2010.

3.4 Cara Kerja Penelitian

Penelitian ini dikerjakan dengan cara mengumpulkan data dari rekam medik. Data yang telah memenuhi kriteria pengambilan sampel (variabel-variabel penelitian yang telah terpenuhi/lengkap) yang diambil dari data rekam medik dan dikelompokkan pada lembar isian penelitian untuk selanjutnya dilakukan analisa variabel penelitian. Setelah itu data kemudian dimasukkan dalam tabel distribusi data klinik untuk selanjutnya dipresentasikan

3.5 Managemen Data 3.5.1 Pengolahan Data

3.5.1.1 Editing

Penyuntingan data pada variabel penelitian yang telah diperoleh dari rekam medik RSUP Persahabatan tahun 2010 dimaksudkan untuk menghindari terjadinya kesalahan pengisian, dalam hal ini data yang terkumpul diperiksa kelengkapannya agar disesuaikan dan memenuhi kriteria , disusun urutannya dan dilihat apakah terdapat kesalahan dalam pengisian serta bagaimana konsekuensi kejelasannya.


(42)

3.5.1.2. Coding

Untuk memudahkan klasifikasi data yang sesuai dengan definisi operasional pada masing-masing variabel penelitian, dilakukan pengkodean. Adapaun pemberian kode pada data variabel penelitian yaitu sebagai berikut:

a) Pada variabel hiperemesis gravidarum pemberian kode berdasarkan kelompok 1. Mengalami HG dan 2. Tidak mengalami b) Pada variabel gravida pemberian kode berdasarkan kelompok 1. Primi gravida (kehamilan pertama), 2. Multi gravida (kehamilan ke-2 – 4), dan 3. Grande gravida (kehamilan >4).

c) Pada variabel pendidikan pemberian kode berdasarkan kelompok 1. Tidak sekolah, 2. Tamat SD, 3. Tamat SMP, 4. Tamat SMA, dan 5. Tamat PT(D3/S1).

d) Pada variabel usia kehamilan pemberian kode berdasarkan kelompok 1. Trimester I, 2. Trimester II, dan 3. Trimester III. e) Pada variabel riwayat kehamilan pemberian kode berdasarkan

kelompok 1. Molahidatidosa, 2. Gemeli dan 3. Riwayat Emesis Gravidarum berat sebelumnya

f) Pada variabel penyakit ibu pemberian kode berdasarkan kelompok 1. Hipertiroid, 2. Diabetes, dan 3. Gastritis. 4. Penyakit lainnya


(43)

3.5.1.3 Tablating

Yaitu mengelompokan data tersebut kedalam suatu tabel tertentu, sesuai dengan tujuan penelitian yang terlebih dahulu penghitungan data dimasukkan secara manual.

3.5.1.4 Entry

Setelah data diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke dalam komputer.

3.5.2 Analisa Data

Dalam penelitian ini analisa data yang digunakan adalah analisa data univariat yaitu analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variabel karena penelitian ini ingin mengetahui distribusi data klinik dan persentase masing–masing variabel yang diteliti. Dilakukan dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

f : data klinik n : Jumlah Populasi p : persentase

f

P= X 100 %


(44)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di RSUP Persahabatan, dengan penyeleksian rekam medis, coding dan input data ke dalam tabel. Peneliti kemudian memilih rekam medik ibu hamil dengan HG, yang berasal dari rekam medik rawat inap obstetri tahun 2010—dengan seleksi sistem komputerisasi rekam medis RSUP Persahabatan—dan rekam medik pasien hamil dari poli kebidanan tahun 2010, yang pencariannya dilakukan melalui logbook pasien . Setelah itu didapatkan total 30 pasien dengan hiperemesis gravidarum. Berikut adalah persentasinya.

Tabel 4.1

Jumlah Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

Jumlah

Pasien Hamil 6959

Pasien dengan hiperemesis gravidarum 30

Persentase 0,43%


(45)

Setelah mendapatkan 30 rekam medis ibu hamil dengan hiperemesis gravidarum, peneliti mengelompokkannya, mengurutkan, memberi kode dan memasukkanya ke dalam komputer. Dari hasil pemasukan data, pada variabel gravida ditemukan bahwa 11 orang dalam kehamilan primigravida, 16 orang multigravida, sedangkan 3 sisanya grande gravida.

Kemudian pada variabel pendidikan ditemukan 3 orang berpendidikan SMP, 24 orang berpendidikan SMA, dan 3 orang berpendidikan tamat D3/S1. Pada variabel usia kehamilan didapatkan bahwa 23 orang sedang berada dalam trisemester pertama, sedangkan 7 orang pada trisemester kedua dan tidak ada yang mengalami hiperemesis pada trisemester ketiga. Pada variabel riwayat kehamilan didapatkan bahwa 2 orang mempunyai riwayat emesis gravidarum berat pada kehamilan sebelumnya, sedangkan tidak didapatkan pasien dengan molahidatidosa ataupun gemelli.

Kemudian pada variabel penyakit ibu didapatkan ada satu orang yang mengalami diabetes saat kehamilannya. Pada variabel ini juga ditemukan 9 orang yang mengalami penyakit lainnya, yang terdiri dari infeksi saluran kemih (ISK) sebanyak 4 orang, ISPA sebanyak 2 orang, asma sebanyak 2 orang, sindroma dispepsia sebanyak 2 orang dan satu orang sisanya mengalami hemoroid. Berikut penyajiannya dalam bentuk tabel.


(46)

Tabel 4.2

Distribusi Data klinik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di RSUP Persahabatan tahun 2010

Variabel Hasil Ukur Jumlah Persentas

e

Gravida Primigravida 11 37%

Multigravida 16 53%

Grande Gravida 3 10%

Pendidikan Tidak Sekolah 0 0

Tamat SD 0 0

Tamat SMP 3 10%

Tamat SMA 24 80%

Tamat D3/S1 3 10%

Usia Kehamilan Trisemester I 23 77%

Trisemester II 7 23,3%

Trisemester III 0 0

Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa 0 0

Gemelli 0 0

Riwayat Emesis Grav Berat Sebelumnya*

2 6,67%

Penyakit Ibu Hipertiroid 0 0

Diabetes 1 3,33%

Gastritis 0 0


(47)

4.2 Pembahasan

Pada penghitungan persentase wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum ditemukan bahwa persentasenya adalah 0,43%. Hal ini sesuai dengan penelitian yang mengatakan bahwa persentasinya berkisar dari 0,3-2%17

, namun sedikit berbeda dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa persentasenya adalah berkisar dari 0,5-2%.5 Hal ini kemungkinan disebabkan karena ruang lingkup penelitian yang dilakukan kurang luas jika dibandingkan dengan kedua penelitian tersebut, yang berskala nasional. Namun hal ini juga membuktikan sebuah studi yang menyatakan bahwa persentase HG lebih besar pada komunitas Barat, dimana dalam studi tersebut didapatkan persentase sebesar 1,3%.8 Masalah ruang lingkup penelitian juga dapat menyebabkan perbedaan dengan teori dan beberapa penelitian yang nampak pada distribusi data klinik dari variabel gravida. Pada variabel ini ditemukan perbedaan yang cukup signifikan antara persentase primigravida pada kasus (37%) dan persentase multigravida (53%), dimana teori dan penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan hasil dimana persentase primigravida lebih signifikan jika dibandingkan dengan multi atau grande gravida.5,6,10,12 Selain kemungkinan disebabkan ruang lingkup penelitian, peneliti juga menduga hal ini tejadi karena pada beberapa kasus diatas, ditemukan bahwa dari sembilan orang ibu yang menderita penyakit saat kehamilannya 4 orang diantaranya bukan primigravida, yang jika 4 orang ini termasuk primigravida dapat menambah presentasinya sebesar 13,3%. Hal ini tidak dibahas lebih lanjut karena bukan bagian dari penelitian ini dan memerlukan penelitan berikutnya yang lebih lanjut mengenai hubungan dari penyakit yang diderita dengan hiperemesis gravidarum.


(48)

Pada persentase variabel pendidikan, ditemukan bahwa 80% dari wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum merupakan tamatan SMA, sementara persentase tamatan SMP dan tamatan D3/S1 sama, yaitu 10%. Hal ini kurang sesuai dengan beberapa penelitian yang menyatakan bahwa hiperemesis gravidarum biasanya terjadi pada wanita berpendidikan rendah.5,8,17,18 Beberapa tahun yang lalu diusulkan sebuah teori bahwa kelainan psikologis merupakan penyebab utama dari hiperemesis gravidarum. Hal ini disebabkan karena sampai sekarang masih belum ditemukan penyebab biologis dan fisiologis yang pasti. Dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa psikologis ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum berbeda dengan yang tidak mengalaminya, begitu juga dengan sikap dan perilakunya terhadap kehamilannya.5 Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang membentuk psikologis dan sikap dan perilaku seorang ibu terhadap kehamilannya.8 Untuk menilai apakah faktor pendidikan benar berpengaruh pada hiperemesis gravidarum, perlu dilakukan penyelidikan lebih dalam terhadap aspek-aspek psikologis dan sosiokultural lainnya, yang bukan merupakan bagian dari penelitian ini.

HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan dalam hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari asosiasi yang terlihat dari peningkatan produksi HCG (seperti pada kehamilan ganda ataupun molahidatidosa) dan fakta bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada puncak produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.5 Hal ini sesuai dengan hasil yang ditemukan peneliti, dimana persentase tertinggi (77%) dari pasien mengalami hiperemesis gravidarum pada trisemester pertama kehamilannya.


(49)

Namun, tidak ada bukti yang menopang hipotesis ini, dikarenakan beberapa wanita hamil bahkan tidak mengalami NVP, sekalipun terjadi kenaikan kadar HCG. Sebagai tambahan, pasien yang mengalami koriokarsinoma—sebuah penyakit yang dihubungkan dengan peningkatan HCG—tidak selalu mengalami mual dan muntah. Penemuan yang kontroversial ini dapat disebabkan oleh variasi aktivitas biologis dari isoform-isoform HCG dan perbedaan setiap individu terhadap stimulus emetogenik. Kemudian, interaksi-interaksi hormon-reseptor dapat memodifikasi efek HCG menjadi hiperemesis gravidarum pada sebagian orang dan sebagiannya lagi tidak.5 Hal ini menjelaskan penemuan yang ditemukan pada variabel riwayat kehamilan, dimana tidak ditemukannya pasien dengan molahidatidosa ataupun gemelli, yang merupakan faktor predisposisi dari hiperemesis, sementara ditemukan 6,67% ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya. Hal ini juga menjelaskan penemuan pada variabel penyakit ibu, dimana tidak ada pasien dengan hipertiroid, sementara menurut teori ditemukan bahwa TSH memiliki struktur protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi hiperstimulasi pada reseptor HCG.5,18 Kemudian ada juga sebuah studi lain yang mengatakan bahwa di luar komunitas Barat, kebanyakan HG terjadi oleh penyebab-penyebab tiroid.8 Namun sebagaimana penjelasan sebelumnya, sensitivitas setiap individu berbeda terhadap stimulus. Sementara penemuan terhadap persentase diabetes mellitus (0,03%) dan penyakit lainnya (30%) sesuai dengan teori bahwa biasanya hiperemesis gravidarum ditemui dengan penyakit lain, seperti gangguan pankreas, gangguan hormonal dan infeksi5, seperti infeksi H.pylori, yang diduga


(50)

dialami dua ibu yang mengalami sindroma dispepsia, yang diduga disebabkan infeksi H.pylori sebagaimana yang tercantum dalam rekam medik.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan kesulitan dalam membaca rekam medik pasien dan logbook pasien rawat jalan, dikarenakan tulisan pada keduanya kurang jelas, sehingga peneliti harus bertanya kepada petugas rekam medik dan perawat poli kebidanan.


(51)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa wanita hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum di RSUP Persahabatan pada tahun 2010 memiliki persentase sebesar 0,43% dari seluruh pasien hamil pada tahun tersebut. Dari wanita hamil dengan hiperemesis gravidarum tersebut didapatkan distribusi data kliniknya sebagai berikut :

 Persentase terbesar dari kehamilan pasien secara berurutan adalah

multigravida (53%), primigravida (37%) dan grande gravida (10%).

 Sebagian besar pasien adalah tamatan SMA (80%), dan masing-masing

10% sisanya adalah tamatan SMP dan tamatan D3/S1.

 Sebagian besar (77%) dari pasien mengalami hiperemesis gravidarum

pada trisemester pertama, sedangkan sisanya pada trisemester kedua.

 Selain itu, 6,67% pasien dengan hiperemesis gravidarum pernah memiliki

riwayat emesis gravidarum berat sebelumnya dan tidak ada diantara mereka yang mengalami molahidatidosa dan gemelli pada saat menderita hiperemesis gravidarum.

 Kemudian 3,3% pasien mengalami diabetes dan 30% mengalami penyakit

lain berupa infeksi, ISPA, asma, sindroma dispepsia dan hemoroid saat mengalami hiperemesis gravidarum.


(52)

5.2 Saran

Hiperemesis gravidarum merupakan sebuah penyakit dengan penyebab yang kompleks, baik berasal dari fisik maupun psikologis. Oleh karenanya dalam penanganannya dibutuhkan multimodalitas dan kerjasama yang baik antar masing-masing petugas kesehatan, masyarakat dan pasien sendiri.5 Kerjasama yang baik juga akan dapat mencegah penyakit ini, melalui pencegahan penyebab-penyebabnya. Hal ini akan dapat dicapai jika gambaran mengenai pasien dengan penyakit ini jelas, seperti yang diusahakan oleh peneliti dengan meneliti gambaran demografis berupa distribusi data klinik.

Dari hasil didapatkan bahwa penderita hiperemesis gravidarum sebagian besar mengalaminya pada trisemester pertama (77%), oleh karena itu peneliti menyarankan perlunya konseling prenatal pada ibu hamil trisemester pertama, agar ibu hamil mengetahui gejala-gejala yang mengarah ke hiperemesis gravidarum dan tepat waktu berkonsultasi pada petugas kesehatan, sehingga penanganannya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Konseling prenatal juga dapat memantau keadaan psikologis ibu hamil yang dapat mempengaruhi kehamilannya juga. Selain itu pada riwayat kehamilan didapatkan bahwa 6,67% ibu memiliki riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya, dan 30% ibu menderita penyakit saat mengalami hiperemesis gravidarum, dan tiga persennya menderita diabetes. Oleh karena itu, saat konseling prenatal peneliti juga menyarankan agar anamnesis dilakukan secara menyeluruh, sehingga mencakup penyakit yang dapat mengkomplikasi hiperemesis gravidarum, beserta predisposisinya (seperti riwayat NVP berat sebelumnya).


(53)

DAFTAR PUSTAKA

1

Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jaggerc C. Pregnancy nausea related to women's obstetric and personal histories. Gynecol Obstet Invest,43:108-111. 1997.

2

Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F. Nausea and vomiting in pregnancy. Dtsch Arztebl, 104:A1821-1826.2007.

3

Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea and vomiting during pregnancy. Br J Gen Pract, 43:245-248. 1993.

4

ACOG (American College of Obstetrics and Gynecology). Practice bulletin: nausea and vomiting of pregnancy. Obstet Gynecol,103(4):803-814. 2004.

5

Jueckstock R et al. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010 http://www.biomedcentral.com/1741-7015/8/46 pdf diunduh pada 12 Januari 2011

6

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer. 2005.

7

O'Brien B, Naber S. Nausea and vomiting during pregnancy: effects on the quality of women's lives. Birth, 19:138-143. 1992.

8

Vania J, Marleau JD. Is Hyperemesis Gravidarum Related to Country of Origin?: Short Report. Canadin Family Physician, 46 : 1607-08. 2000.

9

Saifuddin A.B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.

10

Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005.

11

Dorland’s Online Medical Dictionary. www.dorlands.com diakses pada 10 Januari 2011

12

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom

KD. William’s Obstetric.22nd ed. California : McGraw-Hill.2007

13

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obsetri, Jilid I. Jakarta: EGC. 1998.

14

Farrer, Helen. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.1999.

15

Dodds L, Fell DB, Joseph KS, Allen VM, Butler B..Outcomes of pregnancies complicated by hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol. 107(2 Pt 1):285-92. 2006.


(54)

16

Teber, Ben-Zian. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC. 2002.

17

Eliakim R., Abulafia O., Sherer D.M. Hyperemesis gravidarum: A current review. American Journal of Perinatology 17 (4): 207–218. 2000.

18

N K Kuscu, F Koyuncu. Hyperemesis gravidarum: current concepts and management.Postgrad Med J 2002;78:76–79

19

Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. 2006


(55)

Lampiran 1. Contoh Lembar Coding

Nama No RM G P U R P J Keterangan

N A 120-7946 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia F P 125-6246 1 4 2 0 0 0

S 121-6948 2 4 2 0 0 0 E T Y 125-5949 2 4 2 0 0 0

E K 121-2570 3 4 1 3 0 0 Riwayat EG Berat D 121-6383 3 4 1 0 0 0

N N A 123-3293 1 4 2 0 0 0 V R 126-6945 3 4 1 0 0 0 S 123-8543 2 4 2 0 0 0

A bt M 125-6344 2 4 1 0 4 1 Hemoroid E B 126-7500 2 4 1 0 0 0

L A 124-1300 2 4 1 0 0 0 P M W 125-4004 1 5 1 0 0 0

T 125-6304 2 3 1 0 4 1 Infeksi, Riw abortus ec infeksi

S P P 122-7406 2 4 1 0 4 1 Asma

P R 116-1510 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia C D 126-7020 1 5 2 0 0 0

I N 122-3322 1 4 2 0 4 1 Asma


(56)

Lampiran 2. Contoh Lembar Tablating

Variabel Hasil Ukur Jumlah

Hiperemesis Gravidarum Mengalami Tidak Mengalami

Gravida Primigravida

Multigravida Grande Gravida Pendidikan Tidak Sekolah

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D3/S1 Usia Kehamilan Trisemester I Trisemester II Trisemester III Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa

Gemelli

Riwayat Emesis Grav Berat Sebelumnya* // Penyakit Ibu Hipertiroid

Diabetes Gastritis Penyakit Lain~ Jumlah Penyakit Yang

Diderita

1 2

≥3

Keterangan : data pada baris ke 2 dan selanjutnya diisi oleh data yang sudah diseleksi di kriteria abu2, dengan kata lain hanya oleh yang mengalami hiperemesis

*jumlah diisi sbbya//tidak


(57)

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Syarif Hadi

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Juni 1990

Alamat : Jl. Munggang No. 20b Condet Kramat Jati Jakarta Timur

Email : syhadiass@windowslive.com

No.Telpon : 08567778966/02180871369 Riwayat Pendidikan

 1995 – 1996 : TK Islam Assa’adah

 1996 – 2002 : SDN Cawang 05 PG

 2002 – 2005 : SMP Global Islamic School

 2005 – 2008 : SMAN 14 Jakarta

 2008 – Sekarang : FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi

 OSIS SMP Global Islamic School

 KIR SMAN 14 Jakarta


(1)

5.2 Saran

Hiperemesis gravidarum merupakan sebuah penyakit dengan penyebab yang kompleks, baik berasal dari fisik maupun psikologis. Oleh karenanya dalam penanganannya dibutuhkan multimodalitas dan kerjasama yang baik antar masing-masing petugas kesehatan, masyarakat dan pasien sendiri.5 Kerjasama yang baik juga akan dapat mencegah penyakit ini, melalui pencegahan penyebab-penyebabnya. Hal ini akan dapat dicapai jika gambaran mengenai pasien dengan penyakit ini jelas, seperti yang diusahakan oleh peneliti dengan meneliti gambaran demografis berupa distribusi data klinik.

Dari hasil didapatkan bahwa penderita hiperemesis gravidarum sebagian besar mengalaminya pada trisemester pertama (77%), oleh karena itu peneliti menyarankan perlunya konseling prenatal pada ibu hamil trisemester pertama, agar ibu hamil mengetahui gejala-gejala yang mengarah ke hiperemesis gravidarum dan tepat waktu berkonsultasi pada petugas kesehatan, sehingga penanganannya dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Konseling prenatal juga dapat memantau keadaan psikologis ibu hamil yang dapat mempengaruhi kehamilannya juga. Selain itu pada riwayat kehamilan didapatkan bahwa 6,67% ibu memiliki riwayat hiperemesis gravidarum sebelumnya, dan 30% ibu menderita penyakit saat mengalami hiperemesis gravidarum, dan tiga persennya menderita diabetes. Oleh karena itu, saat konseling prenatal peneliti juga menyarankan agar anamnesis dilakukan secara menyeluruh, sehingga mencakup penyakit yang dapat mengkomplikasi hiperemesis gravidarum, beserta predisposisinya (seperti riwayat NVP berat sebelumnya).


(2)

DAFTAR PUSTAKA

1

Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jaggerc C. Pregnancy nausea related to

women's obstetric and personal histories. Gynecol Obstet Invest,43:108-111.

1997.

2

Mylonas I, Gingelmaier A, Kainer F. Nausea and vomiting in pregnancy. Dtsch Arztebl, 104:A1821-1826.2007.

3

Gadsby R, Barnie-Adshead AM, Jagger C. A prospective study of nausea and

vomiting during pregnancy. Br J Gen Pract, 43:245-248. 1993.

4

ACOG (American College of Obstetrics and Gynecology). Practice bulletin:

nausea and vomiting of pregnancy. Obstet Gynecol,103(4):803-814. 2004.

5

Jueckstock R et al.Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal

challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010

http://www.biomedcentral.com/1741-7015/8/46 pdf diunduh pada 12 Januari 2011

6

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer. 2005.

7

O'Brien B, Naber S. Nausea and vomiting during pregnancy: effects on the

quality of women's lives. Birth, 19:138-143. 1992.

8

Vania J, Marleau JD. Is Hyperemesis Gravidarum Related to Country of

Origin?: Short Report. Canadin Family Physician, 46 : 1607-08. 2000.

9

Saifuddin A.B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002.

10

Wiknjosastro, H. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2005.

11

Dorland’s Online Medical Dictionary. www.dorlands.com diakses pada 10 Januari 2011

12

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Hauth JC, Gilstrap LC, Wenstrom KD. William’s Obstetric.22nd ed. California : McGraw-Hill.2007

13

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obsetri, Jilid I. Jakarta: EGC. 1998.

14

Farrer, Helen. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC.1999.

15

Dodds L, Fell DB, Joseph KS, Allen VM, Butler B..Outcomes of pregnancies

complicated by hyperemesis gravidarum. Obstet Gynecol. 107(2 Pt 1):285-92.


(3)

16

Teber, Ben-Zian. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC. 2002.

17

Eliakim R., Abulafia O., Sherer D.M. Hyperemesis gravidarum: A current

review. American Journal of Perinatology 17 (4): 207–218. 2000.

18

N K Kuscu, F Koyuncu. Hyperemesis gravidarum: current concepts and

management. Postgrad Med J 2002;78:76–79

19

Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta. 2006


(4)

Lampiran 1. Contoh Lembar Coding

Nama No RM G P U R P J Keterangan

N A 120-7946 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia

F P 125-6246 1 4 2 0 0 0

S 121-6948 2 4 2 0 0 0

E T Y 125-5949 2 4 2 0 0 0

E K 121-2570 3 4 1 3 0 0 Riwayat EG Berat

D 121-6383 3 4 1 0 0 0

N N A 123-3293 1 4 2 0 0 0

V R 126-6945 3 4 1 0 0 0

S 123-8543 2 4 2 0 0 0

A bt M 125-6344 2 4 1 0 4 1 Hemoroid

E B 126-7500 2 4 1 0 0 0

L A 124-1300 2 4 1 0 0 0

P M W 125-4004 1 5 1 0 0 0

T 125-6304 2 3 1 0 4 1 Infeksi, Riw abortus ec

infeksi

S P P 122-7406 2 4 1 0 4 1 Asma

P R 116-1510 1 4 1 0 4 1 Sindroma Dispepsia

C D 126-7020 1 5 2 0 0 0

I N 122-3322 1 4 2 0 4 1 Asma


(5)

Lampiran 2. Contoh Lembar Tablating

Variabel Hasil Ukur Jumlah

Hiperemesis Gravidarum Mengalami Tidak Mengalami

Gravida Primigravida

Multigravida Grande Gravida

Pendidikan Tidak Sekolah

Tamat SD Tamat SMP Tamat SMA Tamat D3/S1

Usia Kehamilan Trisemester I

Trisemester II Trisemester III

Riwayat Kehamilan Mola Hidatidosa

Gemelli

Riwayat Emesis Grav Berat Sebelumnya* //

Penyakit Ibu Hipertiroid

Diabetes Gastritis Penyakit Lain~ Jumlah Penyakit Yang

Diderita

1 2

≥3

Keterangan : data pada baris ke 2 dan selanjutnya diisi oleh data yang sudah diseleksi di kriteria abu2, dengan kata lain hanya oleh yang mengalami hiperemesis

*jumlah diisi sbbya//tidak


(6)

Lampiran 4. Daftar Riwayat Hidup

Daftar Riwayat Hidup

Nama : Syarif Hadi

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 6 Juni 1990

Alamat : Jl. Munggang No. 20b Condet Kramat Jati Jakarta Timur

Email : syhadiass@windowslive.com

No.Telpon : 08567778966/02180871369 Riwayat Pendidikan

 1995 – 1996 : TK Islam Assa’adah  1996 – 2002 : SDN Cawang 05 PG

 2002 – 2005 : SMP Global Islamic School  2005 – 2008 : SMAN 14 Jakarta

 2008 – Sekarang : FKIK Prodi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Riwayat Organisasi

 OSIS SMP Global Islamic School  KIR SMAN 14 Jakarta