2.1.3.3 Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan muntahmuntah, dengan tingkat yang berbeda-beda, biasanya
cukup ringan dan terjadi dipagi hari. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi juga disebabkan oleh peningkatan kadar hormon yang
diproduksi selama hamil seperti HCG dan estrogen. Sesudah 12 minggu gejala-gejala itu biasanya menghilang, karena tubuh sudah
menyesuaikan diri, dan juga perubahan kadar hormon yang semula meningkat kembali ke normal
2.1.3.4 Sering buang air kecil
Pada awal kehamilan terjadi peningkatan hemodinamik untuk menyeimbangkan tekanan darah, sehingga terjadi tingkat filtrasi
glomerulus yang mengakibatkan peningkatan sekresi urin. Sedangkan perubahan ukuran uterus mengakibatkan perubahan anatomi pada
organ-organ pelvis, termasuk kandung kemih, yang mengakibatkan gejala inkontinensia pada sebagian wanita hamil.
2.1.4 Perubahan Fisik Dan Psikologis Yang Terjadi Pada Wanita Hamil
2.1.4.1 Perubahan fisik
a Mudah mengantuk
b Sering buang air kecil
c Mual dengan atau tanpa muntah atau mengeluarkan air secara
berlebihan
d Rasa panas dalam perut dan mengganggu pencernaan, gas dalam
perut dan rasa kembung e
Enggan makan dan mengidam f
Pembesaran pada payudara 2.1.4.2
Perubahan psikologis a
Emosional, mudah marah, suasana hati yang beragam, cengeng b
Perasaan was-was, takut, elasi rasa senang yang berlebihan yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas fisik dan mental.
2.1.5 Emesis Gravidarum
2.1.5.1 Pengertian
Emesis gravidarum adalah muntah-muntah pada wanita hamil.
11
Keadaan ini biasanya didahului rasa mual Nausea. Mual dan muntah sering terjadi pada 60-80 Primigravida dan 40-
60 Multigravida. Mual biasanya terjadi pada pagi hari tetapi dapat pula timbul setiap saat pada malam hari. Rasa mual biasanya dimulai pada
minggu-minggu pertama kehamilan dan berakhir pada bulan keempat. Namun sekitar 12 ibu hamil masih mengalaminya hingga usia kehamilan
9 bulan.
Kedua hal itu adalah gejala yang wajar dan sering didapati pada sebagian besar ibu hamil. Kebanyakan mual dan muntah ini terjadi di pagi
hari atau biasa disebut morning sickness, tetapi dapat juga terjadi pada
siang hari atau bahkan pada malam hari.
Mual dan muntah ini terjadi pada minggu ke 6 setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 12 minggu pertama
kehamilan.
Keluhan pertama saat kehamilan adalah rasa mual dan muntah- muntah yang pada beberapa wanita berawal tidak lama setelah pembuahan
dan seringkali berlanjut sampai akhir bulan keempat. Sebagian besar wanita sering mengalami masalah karena mual dan muntah ini, khususnya
muntah di pagi hari. Beberapa wanita yang tidak mengalami keluhan- keluhan semacam ini dalam satu kehamilan mungkin akan mengalaminya
dengan hebat dalam kehamilan-kehamilan berikutnya.
12
2.1.5.2 Penyebab Emesis Gravidarum
Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada yang mengatakan bahwa perasaan mual
disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG Human Chorionic Gonadotrophin dalam serum.
10
Ada anggapan bahwa kadar hormon estrogen yang tinggi saat hamil
muda, mungkin merupakan penyebabnya, wanita yang hamil untuk pertama kalinya dan wanita yang bertubuh besar, memiliki hormon
estrogen yang bersirkulasi lebih tinggi dan lebih cenderung mengalami
gangguan kehamilan.
Dalam kehamilan terjadi kekenduran relatif jaringan otot dalam sistem pencernaan sehingga pencernaan menjadi kurang efisien, dan
kelebihan asam dalam lambung. Tetapi pencetus fisik ini belum dapat
menjelaskan secara pasti penyebab terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, karena sebagian besar hal ini terjadi pada semua kehamilan,
namun tidak semua ibu hamil mengalaminya.
12
Pada bulan-bulan awal dan pertengahan kehamilan. Hal ini
disebabkan makanan yang buruk dan rahim yang mudah teriritasi.
Selain faktor fisik, faktor emosional juga punya andil besar dalam menyebabkan mual dan muntah pada kehamilan. Para wanita yang
mengalami mual berkepanjangan kelihatannya mendapatkan dukungan lebih sedikit dari suaminya atau orang tua mereka.
Dalam masyarakat primitif yang cara hidupnya lebih sederhana, lebih santai dan tidak banyak tuntutan, jarang sekali ditemukan ibu hamil
yang mengalami rasa mual ini. Ketidakstabilan emosi dan keadaan sosial lingkungan dapat menjadi pemicu terjadinya emesis gravidarum.
Pola makan calon ibu sebelum maupun pada minggu-minggu awal kehamilan, serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya
emesis gravidarum ini. Studi membuktikan bahwa calon ibu yang makan makanan berprotein tinggi namun berkarbohidrat dan bervitamin B6
rendah lebih berpeluang menderita mual hebat. Keparahan mual pun berkaitan dengan gaya hidup calon ibu. Kurang makan, kurang tidur atau
istirahat dan stress dapat memperburuk rasa mual.
9
2.1.5.3 Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum
Tanda-tanda emesis gravidarum berupa : 1
Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah
Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula terjadi setiap saat.
2 Nafsu makan berkurang
3 Mudah lelah
4 Emosi yang cenderung tidak stabil
Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi terus-menerus
dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat
terkena dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
12
2.1.5.4 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin
Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja
apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya
gangguan pada kehamilan.
Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan
karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallory-Weiss akibat
perdarahan gastrointestinal.
10
2.1.5.5 Tanda-tanda dehidrasi :
1 Berat badan menurun
2 Denyut nadi meningkat 120 x menit dan terus naik
3 Tekanan darah menurun diastolik 50 mmHg dan terus turun
4 Mata cekung
5 Elastisitas kulit menghilang
Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan
lainnya. Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda
mengandung anak perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan terpaksa dibawa ke rumah sakit,
kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-
laki dan 352 sisanya melahirkan perempuan.
9
Bayi-bayi dari wanita yang menderita hiperemesis gravidarum sepanjang kehamilan lebih cenderung memiliki kelainan dan pertumbuhan
yang sedikit terbelakang. Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu
dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan
bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering.
2.1.5.6 Hal-hal Yang Harus Dilakukan Dalam Mengatasi Emesis
Gravidarum
14
Makan sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari cukup porsi kecil.
Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat menimbulkan rasa mual.
Simpan beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun dari tempat tidur di pagi hari.
Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara perlahan-lahan.
Berolahraga dan menghirup udara segar, dengan melakukan olah raga ringan, berjalan kaki atau berlari-lari kecil akan membantu
mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari. Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6
mencegah dan mengurangi rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.
2.1.5.7 Hal-hal Yang Harus Dihindari
Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit untuk dicerna.
Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.
Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi hal yang problematik karena hanya dengan
memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.
Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau menyengat seperti dari tempat sampah, asap rokok biasanya dapat
menimbulkan rasa mual dan muntah. Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat
dapat memberikan tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual.
9
2.1.6 Hiperemesis Gravidarum
2.1.6.1 Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena pada
umumnya menjadi buruk karena terjadi dehidrasi.
13
Hiperemesis diartikan sebagai muntah yang terjadi secara berlebihan selama kehamilan.
14
Hiperemesis Gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan muntahtumpah yang berlebihan, lebih dari 10 kali dalam 24 jam atau
setiap saat, sehingga mengganggu kesehatan dan pekerjaan sehari-hari.
15
Hiperemesis Gravidarum
vomitus yang
merusak dalam
kehamilan adalah nausea dan vomitus dalam kehamilan yang berkembang
sedemikian luas sehingga menjadi efek sistemik, dehidrasi dan penurunan berat badan.
16
2.1.6.2 Etiologi
Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Beberapa faktor yang telah ditemukan yaitu :
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda.
Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic akibat hamil serta resistensi yang menurun dari pihak ibu
terhadap perubahan, ini merupakan faktor organik. Alergi sebagai salah satu respons dari jaringan ibu terhadap anak.
Faktor psikologi memegang peranan penting pada penyakit ini, rumah tangga retak, kehilangan pekerjaan, takut terhadap kehamilan dan
persalinan. Takut terhadap tanggug jawab sebagai ibu.
2.1.6.3 Patologi
1 Hati
Pada hiperemesis gravidarum tanpa komplikasi hanya ditemukan degenerasi lemak tanpa nekronis, degenerasi lemak tersebut terletak
sentrilobuler. 2
Jantung Jantung menjadi lebih kecil dari pada biasanya dan beratnya atrofi, ini
sejalan dengan lamanya penyakit. hsdddddddddddddddddddd
3 Otak
bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb Adakalanya terdapat bercak-bercak pendarahan pada otak dan kelainan
seperti pada ensefalopati wernicke dapat dijumpai. 4
Ginjal mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Ginjal tampak pucat dan generasi lemak dapat ditemukan pada tabulikonturti.
2.1.6.4 Tanda dan Gejala
Hiperemesis Gravidarum, menurut berat ringannya dapat dibagi kedalam 3 tiga tingkatan:
Tingkat n
I mmmmmmmsefsdvgdhtfsdfgsdertmmmsdfvsfgdefgfgdfg
Mual terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun
dan merasa nyeri pada epigastrium, nadi meningkat sekitar 100menit, tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit
mengurang, lidah mengering dan mata cekung.
Tingkat n
II ismdfvjkmsjdvjkjdksjJKjhfurks.aihdjfbjk.liahye.ajkdajn
d Penderita tampak lebih lemah dan apatis, turgor kulit lemah
mengurang, lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikteris, berat
badan turun
dan mata
menjadi cekung,
tensi turun,
hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi. Aseton tercium dalam hawa pernafasan karena mempunyai aroma yang khas dan dapat
pula ditemukan dalam air seni.
Tingkat n
III JSDHKHBVCSHDVCJHKSHDVBJKSDJKSBCVKJV
Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat, suhu meningkat
tensi menurun, komplikasi fatal terjadi pada susunan syaraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala : nistagmus,
diplopia dan perubahan mental, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B kompleks, timbulnya
ikterus menunjukkan adanya payah hati.
2.1.6.5 Diagnosa
Diagnosis Hiperemesis Gravidarum biasanya tidak sukar, namun harus dibedakan dahulu antara NVP dan juga setelah mengeksklusi
diagnosis banding lainnya.
1
,
3
,
5
Harus ditentukan adanya kehamilan muda dan muntah yang terus menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum.
Hiperemesis Gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin,
sehingga pengobatan perlu segera diberikan. JJ
2.1.6.6 Penatalaksanaan
MSDVCSDFDVFD
Berikut adalah algoritma alur penatalaksaan hiperemesis gravidarum
5
:
1 Obat-obatan
KJSHDGCVJKHYJSHDGJHSGJDHJHJSDHJHD Pengobatan mual dan muntah dengan vitamin B6 atau dikombinasikan
dengan doxylamin aman dan efektif dan direkomendasikan sebagai lini pertama dari farmakoterapi. Anti histamin juga dianjurkan seperti
dramamin, ovamin, atau pada keadaan lebih parah diberikan antimetik seperti
promethazine, prochlorperazine,
chlorpromazine, atau
metoklopramid yang dapat diberikan secara parenteral, namun bila belum mencapai keadaan tersebut dianjurkan diberikan secara oral atau
rektal.
12
Gambar 2.1 : Algoritma Penatalaksanaan Hiperemesis Gravidarum Jueckstock R et al. Managing hyperemesis gravidarum: a multimodal challenge. BMC Medicine.. 8:46. 2010
2 Isolasi
JSKDJKJSHKJGKJHGJGJHGJHGJGHGJHGJGJHGGG Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran udara baik. Cacat cairan yang keluar dan masuk. Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita.
Sampai muntah berhenti dan penderita mau makan, tidak diberikan makanminum selama 24 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja
gejala-gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan. 3
Terapi n
Psikologik JKSDKJUSKDHGKJSGDKGKSGDKGKSDJ
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dan konflik yang kiranya dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4 Cairan
n Parenteral
SDKJKSJDBGKJGSKGKGKGKJGKGKJGS Berikan cairan parental yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukosa 5 dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C dan bila ada kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
5 Penghentian
n kehamilan
SJHDJHGJSDVJHUGIKJUGSKLDJUJJ Bila keadaan memburuk dilakukan pemeriksaan medik dan psikiatrik,
manifestasi komplikasi organis adalah delirium, kebutuhan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan dalam keadaan demikian perlu
dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan
keadaan yang
memerlukan pertimbangan gugur kandung diantaranya:
a Gangguan
n kejiwaan
jkjkjbgkjgkjgkjgkjgkjgkjkjgkkjgkjgkjjHJH 1 Delirium
2 ji
Apatis, n
somnolen n
sampai n
koma kiswdckjubgksjdsk
3 Terjadi gangguan jiwa ensepalopati wernicle b
n Gangguan
n penglihatan
dgbdgfdfJKJCFBVJKBKSBJVBKSDJS 1
n Pendarahan
b retina
2 Kemunduran penglihatan c Gangguan
m faal
JKSJDKVBHSKJDVMJHVMSHDVCSMDVH 1 Hati
b dalam
b bentuk
b ikterus
2 Ginjal b
dalam b
bentuk b
anuria 3
n Jantung dan pembuluh darah terjadi nadi meningkat
4 Tekanan darah menurun
2.1.6.7 Diet Hiperemesis Gravidarum
1 Tujuan
Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara berangsur
memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. 2
Syarat Diet
hiperemesis gravidarum
memiliki beberapa
syarat, diantaranya
n adalah:
a Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80 dari kebutuhan energi total b Lemak rendah, yaitu 10 dari kebutuhan energi total
c Protein sedang, yaitu 10-15 dari kebutuhan energi total
d Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari
e Makanan mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering dalam porsi kecil
f Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
g Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien
3 Macam-macam b
Diet Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :
a b
Diet b
Hiperemesis b
I Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis
gravidarum berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus, ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang terkandung di dalamnya kurang, maka tidak
diberikan dalam waktu lama. b
n Diet
b Hiperemesis
b II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat
pada tahap ini dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
c n
Diet b
Hiperemesis b
III Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi
kebutuhan energi dan semua zat gizi. 4 Makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III adalah :
a Roti panggang, biskuit, crackers b Buah segar dan sari buah
c Minuman botol ringan coca cola, fanta, limun, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer
5 Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan dan
berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap juga tidak b
dianjurkan.
2.1.7 Distribusi Data Klinik Ibu Hamil yang Mengalami Hiperemesis
Gravidarum
a. Gravida
Faktor presdisposisi yang sering ditemukan sebagai penyebab hiperemesis gravidarum adalah pada primigravida.
5
,
6
Berdasarkan hasil sebuah penelitian dapat disimpulkan bahwa kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami oleh
primigravida daripada multigravida, hal ini berhubungan dengan tingkat stres dan usia si ibu saat mengalami kehamilan pertama.
17
Hiperemesis gravidarum terjadi 60-80 pada primigravida dan 40-60 pada multigravida.
15
b. Pendidikan
Kejadian hiperemesis pada ibu hamil lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan rendah.
5
,
6
Secara teoritis, ibu hamil yang berpendidikan lebih tinggi cenderung lebih memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya.
9
c. Usia Kehamilan
HCG merupakan faktor endokrin yang paling mungkin berperan dalam hiperemesis gravidarum. Kesimpulan ini didapatkan dari
asosiasi yang terlihat dari peningkatan produksi HCG dan fakta
bahwa insidensi hiperemesis gravidarum tertinggi pada puncak produksi HCG, yaitu 9 minggu pertama kehamilan pertama.
5
Pada beberapa sumber juga disebutkan bahwa hiperemesis gravidarum
lebih banyak ditemukan pada primigravida dibandingkan pada multi atau grande gravida.
5
,
6
,
10
,
12
d. Riwayat Kehamilan
Faktor presdisposisi yang sering dikemukakan adalah pada mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Data klinik yang tinggi pada mola
hidatidosa dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut
hormon korionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
6
Riwayat emesis
gravidarum berat sebelumnya juga dapat menjadi salah satu faktor predisposisi, karena emesis gravidarum berat biasanya terjadi dengan
riwayat emesis gravidarum berat juga sebelumnya.
3
e. Riwayat Penyakit Ibu
Penyebab hiperemesis gravidarum lainnya adalah faktor endokrin seperti hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
6
Hipertiroid pada kehamilan adalah hiperfungsi kelenjar tiroid ditandai dengan naiknya
metabolisme basal 15-20 , kadang kala diserta pembesaran ringan kelenjar tiroid. Penderita hipertiroid biasanya mengalami gangguan
haid ataupun kemandulan. Kadang juga terjadi saat kehamilan atau timbul penyakit baru, timbul dalam masa kehamilan seperti
hiperemesis gravidarum. Hal ini diduga karena TSH memiliki struktur protein yang sangat mirip dengan HCG, sehingga dapat terjadi
hiperstimulasi pada reseptor HCG.
5
,18
2.2 Kerangka Teori
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Distribusi Data Klinik Pasien Dengan Hiperemesis Gravidarum
Di RSUP Persahabatan tahun 2010
1. Gravida
2. Pendidikan
3. Usia Kehamilan
4. Riwayat Kehamilan
5. Riwayat penyakit ibu
6. Obesitas
7. Merokok
8. Usia Ibu
Distribusi Data Klinik Pasien
Hiperemesis Gravidarum