Sejarah Perkembangan Batik GAMBARAN UMUM SEKILAS KOTA SOLO DAN BATIK

commit to user Nilai-nilai budaya masyakat Solo,terungkap pula pada kendaraan andong maupun becak yang merupakan kendaraan tradisional masih banyak dijumpai di Solo dan menjadi salah satu sarana transportasi andalan masyarakat Solo. Maraknya moderisasi yang ke Solo,nampaknya yang mempertahankan adat istiadat dan nilai-nilai budaya Jawa dalam kehidupan sehari-hari.Alat transportasi adalah: a. Andong b. Becak c. Trans Batik Solo. Ratna Titi Sari 2010:147

D. Sejarah Perkembangan Batik

Batik sebagai benda pakai yang mempunyai seni tinggi, selain itu juga mempunyai nilai historis. Ditinjau dari segi sejarahnya,batik ada keunikan. Ada juga bahwa batik merupakan karya asli bangsa Indonesia dalam hal ini Prof.Dr.R.M. Wiryo Suparto1964:4 menyatakan ,Bangsa Indonesia sebelum bertemu dengan kebudayaan India telah mengenal tehnik membuat batik. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai asal batik , ternyata tidak menghambat pertumbuhan batik Indonesia. Pendapat di atas belum dipastikan mengenai asal-usul batik di Indonesia meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai asal batik,ternyata tidak menghambat pertumbuhan batik di Indonesia,tetapi yang jelas batik sudah ada sejak zaman nenek moyang. Dan adanya hubungan bangsa lain membawa dampak terhadap perkembangan batik di Indonesia. commit to user Pada mulanya batik di Indonesia tidak dikerjakan dengan proses lilin,akan tetapi dengan bubur ketan sebagai penolak masuknya warna yang digambarkan pada permukaan kain mori ,dengan menggunakn semacam pencil dari bamboo batiknya dikenal dengan batik sianbut. Kemudian ditemukan lilin tawon atau bees wax sebagai bahan pengganti ketan dan bahan tersebut berkembang menjadi lilin batik di Indonesia. Adapun campuran lilin tersebut mula-mula hanya sejenis lilin dari tawon,semacam lancang kemudian dicampur dengan damar dari tumbuhan ditambahkan minyak dari tmbuhan dan parafin . Setelah ditemukan bahan tersebut kemudian ditemukan alat dari bahan tembaga yang disebut canting. Semula kegiatan membatik ini dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga pada waktu luang saja sebagai pekerjaan sampingan. Lama kelamaan kegemaran masyarakat tentang batik mulai meningkat , untuk itulah orang mulai berusaha untuk memproduksi batik secara tepat dan banyak . Maka terciptalah stempel dari tembaga untuk mengecap lilin dan dihasilkan batik cap. Dengan tehnik ini dapat meningkatkan produktifitas batik. R.M. Wiryo Suparto.1964:4 Filosofi Batik Batik tidak hanya sekedar wastra, tetapi karya seni budaya yang selalu hadir pada upacara-upacara tradisi dalam masyarakat Jawa. Batik selalu menyertai setiap tahapan dalam daur hidup manusia. Filosofi dalam pola batik yang merupakan harapan-harapan atau doa itulah yang menyebabkan batik selalu ada pada setiap upacara-upacar masyarakat Jawa, dari saat dilahirkan hingga maut menjemput. commit to user a. Pada saat lahir si bayi di beri alas batik yang sudah tua,yang kemudian disebut kain Kopohan yang disimpan hingga dewasa. Setelah bayi dimandikan lalu diselimuti Bahasa Jawa : di Gedhong dengan kain milik orang tua atau neneknya. Semua itu mengandung harapan agar si bayi kelak dikarunia umur panjang. b. Menjelang usia remaja ada upacara khitanan dan pemandian gadis saat haid pertama. Batik yang digunakan untuk anak laki-laki berpola Parang Pamor dengan harapan sebagai pria akan memiliki pamor atau kepribadian.Sedang untuk gadis setelah dimandikan dengan kain mori putih suci, kemudian mengenakan busana jawa dengan batik berpola Parang Canthel. Permohonan yang tersirat adalah agar sigadis cepat kecanthel bahasa jawa atau cepat terkait lekas mendapat jodoh. c. Pernikahan merupakan upacara yang terbesar dalam hidup manusia. Batik yang terlibatkan sangat banyak, dengan pola-pola yang mengandung filosofi yang indah dan baik. Dimulai saat lamaran,pada waktu melamar si pemuda mengenakan batik dengan pola Satriya Manah yang mempunya arti dia akan memanah hati si gadis. Dalam hal ini si gadisnya mengenakan batik dengan pola Semen Rante pola ini melambangkan bahwa si gadis akan dirantai atau diikat dalam pernikahan. d. Menjelang upacara pernikahan kedua calon mempelai di mandikan guna mensucikan dan menghilangkan semua halangan upacara siraman. Ibu dari pengantin mengenakan kain berpola Nitik Cakar yang melambangkan permohonan agar putra putri pengantin kelak di beri kemudahan dalam mencari commit to user nafkah. Calon pengantin pria setelah siraman berbusana jawa batiknya berpola Ceplok Satriya Wibawa, yang melambangkan permohonan kelak dia menjadi pribadi yang bersifat kesatria dan penuh dengan wibawa.Ada upacara yang disebut nyantri yaitu : calon pengantin pria pada malam sebelum akad nikah ketemu calon pengantin putri dan menginap dirumah yang berdekatan. Saat itu dia harus melaui ujian dalam pengetahuannya agama sebagai seorang Islam =nyantridan mengenakan batik santri. e. Keesokan harinya pada saat akad nikah batik yang dipakai oleh kedua mempelai adalah batik berpola Wahyu Tumurun yang mempunyai makna agar selalu mendapatkan petunjuk dari Allah SWT.Pada saat upacara panggih dikenakan batik berpola Bondet yang melambangkan jalinan cinta kasih. Orang tua pengantin mengenakan batik Truntum yang melambangkan berkumpulnya ke dua keluarga dan selalu tumbuh cinta. Sedangkan besan mengenakan batik berpola Wahyu Tumurun. Kedua pengantin mengenakan busana kebesaran dengan dodot alas alasan yang diprada emas. f. Saat yang paling berbahagia adalah saat menunggu kelahiran putra pertama. Pada kehamilan yang ke tujuh bulan diadakan upacara yang melibatkan batik batik dengan pola yang mengandung harapan bagi si ibu maupun si bayi pada peristiwa ini dipakai 7 macam kain dan stu potong lurik. Pola pola kain yang dipakai antara lain :Babon angrem lambang kasih sayang dan kesabaran, Sidomukti,Sidoasih,Sidoluhur,Semen Rama,Semen Gendhong mengandung harapan agar si bayi lahir dengan selamat dan si ibu jadi menggendong putranya, satu potong lurik dengan pola Yuyu Sekandhang. commit to user g. Kematian yang tentu akan dialami oleh semua orang, peristiwanya pun disertai dengan pola tertentu.Untuk melayat di pakai batik dengan pola Slobog dari kata ini timbul kata Lobok dalam bahasa jawa artinya longgar , maksudnya agar yang ditinggal di beri hati yang longgar dan ikhlas, sedangkan yang pergi mendapatkan jalan yang longgar atau lapang menuju tempatnya di sisi Allah SWT. Di Puro Mangkunegaran terdapat pola Buket Pakis kain ini pun di pergunakan dalam upacara melayat. Sehelai wastra batik tradisional bukan hanya selembaran wastra sekedar sebagai busana, tetapi pola-polanya memiliki makna yang mengandung pesan atau harapan. Oleh karena itu wastra batik tradisional mempunyai keindahan baik visual maupaun spiritual. Sehingga dalam tradisi jawa khususnya, wastra batik selalu dihadirkan dalam setiapa tahapan daur hidup manusia, dimulai dari kelahiran hingga sang pencipta memanggilnya kembali.Pada saat dilahirkan, seorang bayi setelah dimandikan, diselimuti Jawa = digedhong dengan wastra batik yang sudah lama dimiliki orang tau atau neneknya. Hal ini mengandung makna agar bocah tersebut dikaruniai umur panjang. www.googlefilosofibatik.com. Tanggal akses 20 November 2010,jam 19.00 WIB commit to user

E. Perkembangan Batik di Kota Solo