Potensi Tari Saman Sebagai Atraksi Wisata Budaya Di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

(1)

POTENSI TARI SAMAN

SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA

D I N A N G R O E A C E H D A R U S S A L A M

KERTAS KARYA

OLEH :

KATMY TAWAR RANI NIM : 072204019

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA D I N A N G R O E A C E H D A R U S S A L A M

OLEH :

KATMY TAWAR RANI NIM : 072204019

Dosen Pembimbing Dosen Pembaca

Drs. Haris Sutan Lubis, MSP Arwina Sufika, SE.,M.Si Nip. 19590907 198702 1 002 Nip. 19640821 199802 2 001


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kertas Karya : POTENSI TARI SAMAN SEBAGAI ATRASI WISATA BUDAYA DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM

Oleh : KATMY TAWAR RANI

Nim : 072204019

FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A Nip. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, SE.,M.Si Nip. 19640821 199802 2 001


(4)

Dengan Asma Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Penulis menyampaikan rasa syukur kehadirat-Nya, karena Keridhoan – Nyalah Kertas Karya yang berjudul “POTENSI TARI SAMAN SEBAGAI ATRAKSI WISATA BUDAYA DI PROVINSI NANGROE ACEH DARUSSALAM”, sebagaimana mestinya.

Kertas Karya ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir semester dan memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Pariwisata Diplona III, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan kertas karya ini masih banyak kekurangan, baik informasi, teknik penyusunan, maupun penggunaan kalimat, karena ilmu pengetahuan dan pengalaman penulis yang masih kurang, buku bacaan dan bahasa yang dikuasai juga sangat terbatas.

Oleh karena itu penulis dengan rendah hati menerima kritikan dan saran yang membangun dari semua pihak. Kertas karya ini juga dapat terselesaikan karena dipacu dorongan, bantuan nasehat dan bimbingan dari semua pihak. Sehubungan dengan itu. Penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam kertas karya ini.


(5)

Akhir kata, semoga kertas karya ini dapat berguna baik bagi penulis sendiri maupun masyarakat banyak untuk kemajuan kepariwisataan dan Kebudayaan Indonesia di masa yang akan datang.

Wassalam

Medan, 23 Juni 2011

Katmy Tawar Rani NIM : 072204019


(6)

Daftar Isi ... iii

Abstrak ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2 Pembahasan Masalah ... 2

1.3 Tujuan penulis ... 2

1.4 Metode penelitian ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 4

BAB II URAIAN TEORITIS ... 5

2.1 Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan, Objek Dan Daya Tarik Wisata ... 5

2.1.1 Pengertian Pariwisata ... 5

2.1.2 Kepariwisataan ... 6

2.1.3 Objek dan Daya Tarik Wisata ... 6

2.2 Motivasi Perjalanan Wisata dan Bentuk Pariwisata ... 7

2.3 Pengertian Industri Pariwisata ... 8

2.4 Produk Industri Pariwisata ... 11

2.5 Pengertian Kebudayaan ... 12


(7)

BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG TARI SAMAN ... 17

3.1 Pengertian, Sejarah Serta Makna dan Fungsi Tari Saman ... 17

3.1.1 Pengertian Tari Saman ... 17

3.1.2 Sejarah Tari Saman ... 17

3.1.3 Makna Dan Fungsi Tari Saman ... 19

3.2 Lagu dan Syair serta Nyanyian Tari Saman ... 19

3.2.1 Lagu dan Syair Tari Saman ... 19

3.2.2 Nyanyian Tari Saman ... 20

3.3 Jenis – Jenis Tari Saman ... 20

3.4 Cara Persembahan Tari Saman ... 22

3.5 Bahasa dan Pakaian Yang Dipakai Dalam Tari Saman .... 25

3.5.1 Bahasa Yang Digunakan Dalam Tari Saman ... 25

3.5.2 Pakaian Yang Digunakan Dalam Tari Saman ... 25

3.6 Beberapa Istilah Dalam Tari Saman ... 27

3.7 Tahapan Main Saman ... 29

3.8 Nama – Nama Pemain Dalam Tari Saman ... 33

3.9 Komposisi Pemain Saman ... 34

BAB IV KEKUATAN MAGIS DALAM TARI SAMAN ... 35

4.1 Rengum ... 35

4.2 Persalaman ... 35

4.3 Uluni Lagu ... 36

4.4 Babakni Lagu ... 36


(8)

(9)

ABSTRAK

Nangroe Aceh Darussalam sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia, memiliki potensi dan peluang besar dalam pengembangan kepariwisataannya, dengan keindahan alam yang sangat mempesona, tarian-tarian yang unik yang dapat diandalkan untuk menarik arus kunjungan wisatawan.

Suatu objek wisata dalam mendatangkan wisatawan apabila memiliki 3 faktor utama yang menjadi keterikan bagi wisatawan untuk datang ke objek dan daya tarik wisata tersebut. Faktor tersebut yaitu adanya something to do, something to see, dan something to buy di objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi. Selain itu juga dibutuhkan sebuah pengemasan produk wisata yang profesional sehingga laku dijual kepada wisatawan.

Oleh karena itu peranan dari berbagai pihak pariwisata Nangroe Aceh Darussalam dituntut untuk memberikan sumbangan, saran, serta masukan-masukan demi tercapainya tujuan nasional di bidang pariwisata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Key words : Tari Saman, Nangroe Aceh Darussalam, Wisata Budaya


(10)

Nangroe Aceh Darussalam sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) di Indonesia, memiliki potensi dan peluang besar dalam pengembangan kepariwisataannya, dengan keindahan alam yang sangat mempesona, tarian-tarian yang unik yang dapat diandalkan untuk menarik arus kunjungan wisatawan.

Suatu objek wisata dalam mendatangkan wisatawan apabila memiliki 3 faktor utama yang menjadi keterikan bagi wisatawan untuk datang ke objek dan daya tarik wisata tersebut. Faktor tersebut yaitu adanya something to do, something to see, dan something to buy di objek dan daya tarik wisata yang dikunjungi. Selain itu juga dibutuhkan sebuah pengemasan produk wisata yang profesional sehingga laku dijual kepada wisatawan.

Oleh karena itu peranan dari berbagai pihak pariwisata Nangroe Aceh Darussalam dituntut untuk memberikan sumbangan, saran, serta masukan-masukan demi tercapainya tujuan nasional di bidang pariwisata dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Key words : Tari Saman, Nangroe Aceh Darussalam, Wisata Budaya


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Kebudayaan merupakan faktor pendukung suatu objek dan daya tarik wisata. Apabila objek dan daya tarik wisata tidak memiliki kebudayaan yang dapat diperkenalkan maka objek dan daya tarik wisata tersebut tidak memiliki nilai tambahan untuk dijual, sebab di Indonesia sudah dikenal dengan budaya dan adat istiadat yang mendukung suatu objek dan daya tarik wisata. Untuk mengenalkan suatu budaya disuatu tempat, harus dilakukan suatu pengenalan – pengenalan kepada wisatawan. Pengenalan tersebut dapat berupa suatu pertunjukan seni di negara ataupun daerah asal wisatawan, sehingga wisatawan tersebut berminat untuk datang langsung ketempat asal kesenian tersebut. Pengertian lainnya adalah dengan dilakukannya promosi melalui media elektronika maupun media cetak.

Untuk meningkatkan pembangunan di bidang pariwisata sangat terkait oleh berbagai aspek kehidupan dan juga sangat terkait dengan SDA dan SDM yang dimulai. Salah satu modal yang dimiliki bangsa Indonesia dalam hal kepariwisataan adalah kebudayaan. Dengan perkembangan dan kemajuan zaman saat ini, sebagai bangsa yang memiliki keanekaragaman budaya, maka harus memiliki beraneka ragam budaya yang ada, agar tetap dilestarikan keberadaannya.


(12)

Kunjungan wisata di suatu tempat tidak terlepas dari kerjasama berbagai pihak yang mengatur kegiatan di bidang pariwisata. Salah satu kawasan wisata yang dapat ditawarkan adalah Kabupaten Aceh Tenggara karena selain memiliki pemandangan yang indah, kesenian Tari Saman juga sebagai daya tarik wisatawan untuk datang ke daerah ini.

Dalam hal ini perencanaan daya tarik wisata budaya hanya sebatas menawarkan komponennya saja. Tidak termasuk dalam hal promosi dan juga pemasaran.

1.2Pembatasan Masalah

Mengingat terbatasnya pengetahuan, pengalaman serta data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, penulis hanya membatasi ruang lingkup permasalahan hanya pada gerakan-gerakan yang unik sebagai bagian daya tarik atraksi budaya dalam menarik wisatawan. Namun demikian penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk membahas dan mengganti lebih dalam lagi setiap masalah yang berhubungan dengan kertas karya ini.

1.3Tujuan Penulisan

Di dalam pembahasan yang telah dibuat harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas dengan maksud memberi pertimbangan kepada masyarakat wisata.


(13)

  3

a. Memperkenalkan arti dan makna kebudayaan

b. Menghimbau agar Pemprov NAD dapat memberikan perhatian yang lebih, dalam pengembangan kebudayaan daerah Aceh Tenggara khususnya Gayo.

c. Untuk menumbuhkan kembangkan kesadaran rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.

d. Sebagai salah satu syarat dalam mencapai gelar Ahli Madya program D-3 Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

1.4Metode Penelitian

Dalam pengumpulan data yang diperlukan untuk menyelesaikan kertas karya ini, penulis menggunakan metode penelitian yang terdiri dari dua jenis yaitu:

a. Library Research,

yaitu suatu metode pengumpulan data yang berdasarkan pada literatur, tulisan-tulisan ilmiah, brosur-brosur maupun sumber data lainnya baik dari perpustakaan maupun dari tempat-tempat lainnya yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti di kertas karya ini.

b. Field Research

Metode penelitian, pengumpulan data yang didasarkan pada penelitian langsung ke lapangan, melakukan pengamatan di objek dan melakukan wawancara langsung dengan orang-orang terkait.


(14)

1.5Sistematika Penulisan

Agar memudahkan pemahaman atas isi kertas karya ini, maka penulis membuat tahapan-tahapan penulisan secara sistematis agar penguraian yang dilakukan terarah sedemikian rupa. Adapun sistematika penulisan tersebut adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis menguraikan alasan pemilihan judul, pembatasan masalah, tujuan penulisan, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : URAIAN TEORITIS KEPARIWISTAAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian kepariwisataan, wisatawan, pengertian kebudayaan dengan periwisata, sarana dan prasarana pariwisata.

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG TARI SAMAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang pengertian Tari Saman, makna dan fungsi Tari Saman syair yang ada di dalam Tari Saman, nyanyian, gerakan dalam Tari Saman, penari.

BAB IV : KUATAN MAGIS DALAM TARI SAMAN

Dalam bab ini penulis akan mengurakan tentang kekuatan-kekuatan magis yang ada di dalam Tari Saman. Ragam, persalaman ulu ni lagu, penutup.

BAB V : PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


(15)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Pariwisata, Kepariwisataan, Objek dan Daya Tarik Wisata 2.1.1 Pengertian Pariwisata

 Menurut Hunziker dan Kraft (dalam Yoeti, 1966 : 115 ) pariwisata adalah keseluruhan hubungan dan gejala-gejala pariwisata yang timbul dari adanya perjalanan dan tinggalnya orang asing dimana perjalanannya tidak untuk menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan mencari nafkah.

 Menurut Oka A Yoeti, (dalam Yoeti, 1996 : 114) Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilaksanakan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

 Menurut UU NO. 9 / 1990, Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.


(16)

2.1.2Kepariwisataan

Menurut UU No.9 / 1990 bahwa kepariwisataan adalah sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Menurut ketetapan MPR No. I-II tahun 1960 bahwa dalam dunia modern pada hakikatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi hiburan jasmani dan rohani setelah beberapa waktu bekerja dan serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain (pariwisata dalam negeri) atau negara lain (pariwisata manca Negara).

Dengan demikian pengertian kepariwisataan ini jauh lebih luas dari pada pengertian pariwisata, Karena kepariwisataan mencakup segala kegiatan atau penyelenggaraan usaha perjalanan wisata, usaha jasa pramuwisata, konvensi dan lain-lain yang kesemuannya harus dapat memberikan kepuasan wisatawan baik rohani maupun jasmani.

2.1.3 Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam UU No. 9/1990 tentang kepariwisataan yang dimaksud dengan objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Dalam bahasa Inggris istilah objek dan daya tarik wisata ini disebut “attraction

yang berarti segala sesuatu yang memiliki daya tarik, baik benda yang berbentuk fisik maupun nonfisik.


(17)

  7

2.2 Motivasi Perjalanan Wisata dan Bentuk Pariwisata 2.2.1 Motivasi Perjalanan Wisata

Pada hakikatnya mobilitasi manusia merupakan salah satu sifat utama kehidupan manusia itu sendiri yang tidak pernah puas terkaku pada suatu tempat untuk memenuhi tuntutan kelangsungan hidupnya.

Dengan bertambahnya jumlah produk dan meningkatnya keadaan sosial ekomomi, yang ditunjang oleh kemajuan teknologi, mendorong manusia untuk membuat permintaan jauh lebih banyak dari pada sebelumnya. Mobilitas manusia timbul karena berbagai macam dorongan kebutuhan atau kepentingan yang disebut dengan motivasi yang dapat digolongkan sebagai berikut :

1. Dorongan kebutuhan dengan atau ekonomi 2. Dorongan kebutuhan kepentingan politik 3. Dorongan kebutuhan keamanan

4. Dorongan kebutuhan kesehatan dan pemukiman

5. Dorongan kebutuhan kepentingan keagamaan, pendidikan

6. Dorongan kebutuhan minat kebudayaaan, hubugan keluarga dan untuk rekasi

Semua dorongan tersebut di atas adalah merupakan faktor mendasar bagi kebanyakan masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata (dalam Yoeti, 1996 : 176).


(18)

2.2.2 Bentuk Pariwisata

Secara umum pengertian pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan objek wisata yang dapat disaksikan oleh pengunjung menurut situasi tertentu dan waktu yang tepat, serta kemauan untuk mendatangi mengunjungi dengan menggunakan alat pengangkutan yang dapat menjangkau objek yang dimaksud. Bentuk pariwisata dibagi atas :

1. Menurut letak geografisnya

2. Menurut alasan / tujuan perjalanan 3. Menurut objeknya

4. Menurut jumlah yang melakukan perjalanan 5. Menurut jenis kelamin

6. Menurut alat pengangkutan

7. Menurut umur wisatawan (dalam Yoeti, 1996 : 183)

2.3 Pengertian Industri Pariwisata

Industry pariwisata dapat didefinisikan sebagai berikut :

R.S. Darmaji (dalam Yoeti, 1996 : 153) mengatakan “Industri pariwisata merupakan rangkuman dari pada berbagai macam bidang usaha, yang secara bersama – sama menghasilkan produk – produk maupun jasa / pelayanan atau service yang nantinya baik secara langsung ataupun tidak langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan selama perjalanannya”.

Hunziker (dalam Yoeti, 1996 : 154) dari Bern University memberikan rumusan tentang industri pariwisata sebagai berikut : “Tourism enterprises are all


(19)

  9

business entites whiech, by combining various various means of production, provide goods and service of a specially tourist nature“ yang berarti : industri pariwisata adalah seluruh kegiatan bisnis hasil produksi, keuntungan dari barang dan jasa pembawaan yang khusus pada wisatawan.

Hampir bersamaan dengan batasan yang dikemukakan oleh Hunzieker, Berneker (dalam Yoeti, 1996 : 154) memberikan rumusan atau batasan tentang industri pariwisata sebagai berikut : (tourism industry are economic entities for the provision of service to satisfy the need for trabel or other beed related to it and further make a destination between (mainlu tose involved int the promotion and advertising for tourism) and enterprises estabilishing relation between tourist object, i.e travel agent, tour operator and other intermedieteries) yang berarti : (industri pariwisata merupakan dalam suatu perjalanan atau kebutuhan lainnya yang berhubungan dengan perjalanan tersebut dan selanjutnya memberikan batasan antara “ subject oriented” (bidang usaha yang terlibat dalam promosi dan iklan tentang kepariwisataan) dan perusahaan lain yang berhubungan antara wisatawan dan objek wisata travel agen, tour operator, dan perantara lainnya).

G.A Schmool dalam bukunya tourism promotion (dalam Yoeti, 1996 : 1954) member batasan industri pariwisata sebagai berikut :

“Tourism is a highly decentralized industry consisiting of enterprises different in size, location, function, type organition, range of service provide, and method use to market and sell them”, (Industri pariwisata adalah pemusatan industri yang terdiri dari perusahaan–perusahaan yang berbeda, baik dalam


(20)

ukuran, lokasi, jenis organisasi, pemberian pelayanan, dan cara yang digunakan dalam memasarkannya).

Batasan lain diberikan oleh L.J. Lickorish dan A.C, Kershaw (dalam Yoeti, 1996 : 156) dari British travel Assosiation (BTA) yang merumuskan industri pariwisata dengan agak terperinci sebagai berikut :

Industri pariwisata adalah keseluruhan para penjual produk wisata yang mana bersama-sama memberikan kepuasan kepada wisatawan

o Industry pokok, melayani dalam hal transpotasi, penginapan dan makanan serta persiapan perjalanan (travel Agen, Tour Operator dan lainnya )

o Industry tambahan, industri pariwisata yang menyediakan souvenir serta kebutuhan lainnya, hiburan, asuransi, pelayanan bank dan lainnya. o Juga termasuk dalam kelompok penyedia pada industri pokok

pariwisata, keperluan masyarakat, dan industri yang menangani promosi pariwisata lainnya.

Batasan terakhir yang kita kemukakan disini adalah batasan yang dirumuskan oleh Krippendorf (dalam Yoeti, 1996 : 156) sebagai berikut:

Industri pariwisata merupakan wujud dari seluruh kegiatan bisnis yang mana menyediakan barang-barang dan pelayanan berbagai macam jenis kebutuhan yang tepat bagi kepuasan wisatawan dan melakukan hubungan dalam perjalanan biasa dari ke semua kegiatan mereka. Itu tidak berhubungan apapun dengan industri yang menyediakan pelayanan yang berlebihan, lebih banyak atau hanya sesekali saja kepada wisatawan.


(21)

  11

2.4Produk Industri Pariwisata

Pada umumnya yang dimaksud dengan “produk” dalam ilmu ekonomi adalah sesuatu yang dihasilkan melalui proses produksi. Dalam pengetian ini ditekankan bahwa dari tujuan akhir proses adalah tidak lain suatu barang (produk) yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan guna memenuhi kebutuhan manusia.

Medlik dan Middleton (dalam Yoeti, 1996 : 165) mengemukakan bahwa produk pariwisata adalah semua jasa-jasa atau servis yang dibutuhkan wisatawan sejak ia berangkat meninggalkan rumah sampai ia kembali ke tempat tinggalnya. Adapun produk-produk ataupun jasa-jasa tersebut adalah adalah sebagai berikut :

1. Biro Perjalanan Umum

Memberikan informasi tentang objek wisatayang berada di suatu daerah, mengurus dokumen-dokumen perjalanan, maupun mengatur rencana perjalanan kegiatan-kegiatan dari perjalanan lainnya.

2. Transportasi darat, laut, udara

Memberikan pelayanan kepada wisatawan berupa alat transportasi yang membawa ke daerah-daerah yang telah dipilihnya.

3. Jasa-jasa pelayanan dari perhotelan, akomodasi, bar, restoran, dan fasilitas-fasilitas lainnya.

4. Jasa-jasa transportasi lokal (bus, taksi, coach) dalam melakukan city seigh seeing, pada objek wisata dan atraksi wisata lainnya,

5. Objek wisata atau atraksi wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata yang terdapat di daerah tujuan wisata sebagai daya tarik agar orang berkenan berkunjungan.


(22)

6. Jasa-jasa souvenir shop dan shooping center, tempat wisatawan berbelanja atau membeli buah tangan yang akan dibawa pulang.

7. Perusahaan pendukung, seperti penjual money charger, bank, penjual post card, perangko dan lainnya.

Produk industri pariwisata terdiri dari bagian macam produk antara lain : 1. Produk nyata (Tangible Product) yang terdiri dari :

o Prasarana pariwisata atau (infrastructure) seperti jalan, pelabuhan udara dan laut, telekomunikasi, dll.

o Sarana pariwisata (superstructure) seperti hotel, restoran. alat transportasi, dan lain-lain.

o Objek dan daya tarik wisata seperti sumber daya alam, budaya, sejarah beserta atraksi-atraksinya.

2. Produk tidak nyata (Intangible Product) terdiri dari :

o Service (pelayanan) yaitu sumber daya manusia yang memiliki keahlian dalam teknik pelayanan

o Sapta Pesona

2.5Pengertian Kebudayaan

Dalam masyarakat ramai kebudayaan sering diartikan sebagai “the general body of art” yang meliputi seni sastra, seni musik, seni pahat, seni rupa, ilmu pengetahuan dan filsafat atau bagian yang indah dari kehidupan manusia. (Koentjaraningrat, 1996 : 7)


(23)

  13

Oleh para ahli Abtropologi telah banyak dikemukakan defenisi mengenai kebudayaan, dan mendapatkan 160 macam defenisi. Dari ke 160 defenisi tersebut telah dikutip beberapa diantaranya yang mewakili keseluruhan defenisi tersebut. Satu pendapat yang sampai sekarang masih amat berguna dan merupakan defenisi yang sistematis dan ilmiah adalah yang dikemukakan oleh E.B.Tyalor dalam bukunya Primitive Culture 1817 (dalam Mahjunis, 1967 : 53) yang mengatakan bahwa kebudayaan adalah : Keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain serta kebiasaan lain yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat (1962: 77) Kebudayaan adalah : Seluruh kelakuan dan hasil kelakukan manusia yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat.

2.6Hubungan Kebudayaan dengan Kepariwisataan

Seperti yang tertera pada pengertian kebudayaan, bahwa kebudayaan itu adalah hasil karya manusia yang berupa benda maupun kesenian baik seni suara, seni musik, seni tari dan seni lainnya. Dan hasil karya manusia ini merupakan salah satu potensi pariwisata yang mendukung perkembangan kepariwisataan. Dari pengertian ini saja dapat disimpulkan bahwa kebudayaan itu sangat erat hubungannya dengan kepariwisataan.


(24)

Hal ini diperkuat dalam UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi : “Perintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia”, yang pada penjelasannya menyatakan bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan di daerah-daerah di seluruh provinsi. Dalam penjalasan UUD 45 itu juga dikatakan bahwa usaha memajukan kebudayaan bangsa harus menuju ke arah kemajuan adat, budaya dan persatuan dengan tidak menolak bahan-bahan dari kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan dan memperkaya kebudayaan bangsa sendiri serta mempertimbangkan derajat kemanusiaan bangsa Indobesia tidak dapat terlaksana tanpa peran serta masyarakat Indonesia dimanapun mereka berada.

Berdasarkan kenyataan itu maka sektor pariwisata sebagai salah satu kegiatan masyarakat di dalam pembangunan bangsa harus dapat pula menjaga tantangan tersebut. Sejalan dengan itu, wajarlah jika dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sektor pariwisata diberi misi untuk turut mengembangkan kebudayaan nasional.

Ada 3 poin dalam Ketetapan MPR No. 11/MPR/1993 mengenai GBHN Bab I sektor pariwisata, yang mengemukakan eratnya hubungan kebudayaan dengan pariwisata.

1. Dalam pembangunan kepariwisataan dijaga ketat terpeliharanya kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi atau mutu lingkungan hidup. Kepariwisataan perlu ditata secara menyeluruh serta terpadu dengan melibatkan sektor lain yang terkait dalam suatu keutuhan usaha


(25)

  15

kepariwisataan yang saling menunjang dan menguntungkan, baik yang berskala kecil, menengah maupun besar.

2. Pengembangan pariwisata nusantara dilaksanakan sejalan dengan upaya memupuk rasa cinta tanah air dan bangsa serta menanamkan jiwa, semangat, dan nilai-nilai luhur bangsa dalam bentuk penggalakan pariwisataan. Daya tarik wisata sebagai Negara tujuan wisata manca negara perlu ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan benda dan khasanah bersejarah yang menggambarkan ketinggian budaya dan kesabaran bangsa serta didukung dengan promosi yang memikat.

3. Kesadaran dan peran aktif masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan perlu makin ditingkatkan melalui penyuluhan dan pembinaan kelompok seni budaya, industri kerajinan serta upaya lain untuk meningkatkan kualitas kebudayaan dan daya tarik pariwisata Indobesia, industri kerajinan serta upaya lain untuk meningkatkan kualitas kebudayaan dan daya tarik pariwisata Indonesia dengan tetap menjaga nilai-nilai agama, citra kepribadian bangsa, serta harkat dan martabat bangsa. Dalam upaya mengembangkan usaha pariwisata harus dicegah hal-hal yang dapat merugikan kehidupan masyarakat dan kelestarian kehidupan budaya bangsa. Dalam pembangunan kawasan pariwisata, keikutsertaan masyarakat setempat terus ditingkatkan.

Dari ketiga poin tersebut diatas, dapat disimpulkan peranan masyarakat sangat besar dalam mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya yang telah dimiliki, salah satu cara pengembangan kebudayaan adalah melalui kegiatan


(26)

kepariwisataan. Karena dengan kepariwisataan, kebudayaan yang dimiliki oleh suatu bangsa dapat diketahui dan dapat dinikmati wisatawan yang datang ke negara atau daerah tujuan wisata adalah memenuhi rasa ingin tahu, mengagumi atau melayani seni budaya dari daerah atau negara wisata yang dikunjungi.

Dan perkembangan kepariwisataan yang dilakukan, diharapkan tidak memudarkan nulai-nilai budaya yang telah ada sehingga kebudayaan dan kepariwisataan tetap menjadi satu kesatuan yang utuh dan saling mendukung.


(27)

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG TARI SAMAN

3.1 Pengertian, Sejarah serta Nama dan Fungsi Tari Saman 3.1.1 Pengertian Tari Saman

Tari Saman adalah tarian suku Gayo yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan Bahasa Arab dan Bahasa Gayo.

Tari Saman merupakan kolaborasi antara seni dan seni suara yang dijuluki dengan tari Tangan Seribu. Tari Saman biasanya ditampilkan untuk Merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW, merontok padi, Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia dll.

3.1.2 Sejarah Tari Saman

Kata Saman menjadi nama kesenian tradisional di Gayo Lues karena orang yang pertama mengajarkan dan mengembangkan agama Islam di Dataran Tinggi Gayo bernama Syeh Gayo yang berasal dari negeri Arab. Pada saat mengajarkan agama Islam Syeh Saman menggerakkan tangan ke kiri, ke kanan, ke atas dan ke bawah atau sambil betepuk tangan dan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim waasyhaduanna Muhammaddar rasullah). Oleh karena itu, tari tersebut diberi nama Saman.


(28)

yaitu, Asal usul Gajah putih yang dikumpulkan oleh Sulaiman Hanfiah dkk (1984: 140-149). Gajah putih merupakan penjelmaan dari seorang sahabat yang sudah meninggal dunia. Ketika Gajah putuh ini akan dibawa ke Istana Raja Aceh oleh orang-orang yang diperintah oleh raja. Gajah Putih tidak mau berajalan dan melawan, Gajah Putih menghentak-hentakkan kakinya ke tanah, sehingga bunyi dik-dik-dik.

Orang-orang yang melihat Gajah Putih melawan, ikut membantu mengusir supaya Gajah Putih mau berjalan. Kaum lelaki berusaha mengusir sambil menggerakkan atau mengayunkan tangan supaya Gajah Putih mau berjalan. Kaum wanita juga ikut mengusir dengan cara mengipas-ngipaskan kain panjang, tapi Gajah Putih tetap saja tudak mau berjalan. Namun, ketika sahabatnya yang membawa, Gajah Putih pun berjalan dan sampailah ke Istana Raja Aceh.

Gerakan tangan para lelaki yang ikut mengusir Gajah Putih selalu diulang-ulangi sehingga menjadi tradisi dan menjadi kebiasaan (kesenian) para pemuda pada waktu itu dan gerakan Gajah Putih yang menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dan menimbulkan bunyi dik – dik – dik selalu ditirukan orang-orang yang melihat kehadian itu. Begitu juga gerakan kaum wanita yang mengipas-ngipaskan kain panjang sering diulang-ulangi sambil menceritakan kejadian itu kepada orang lain. Akhirnya kebiasaan tersebut dilaksanakan dan digunakan pada saat merasa gembira atau pada saaat menyampaikan pesan dan nasihat kepada anak, teman, masyarakat atau kepada saja yang dianggap perlu untuk disampaikan. Karena kebiasaan tersebut berlangsung secara terus menerus, akhirnya gerakan itu disebut sebagai Tari Saman.


(29)

  19

3.1.3 Makna dan Fungsi

Tari Saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah). Tarian ini menceritakan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan. Sebelum Saman dimulai yaitu sebagai muqaddinmah atau pembukaan, tampil seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat mewakili masyarakat setempat (keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

3.2 Lagu dan Syair Serat Nyayian Tari Saman. 3.2.1. Lagu dan Syair Tari Saman

Pengungkapannya secara bersama dan kontiniu, pemainnya terdiri dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian Tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara grup tamu dengan grup sepangkalan (dua grup). Tarian Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan alat musik, akan tetapi menggunakan iringan musik, akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut syech. Karena keseragaman farmasi dan ketetapan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.


(30)

Pada zaman dahulu, dipertunjukkan dalam acara adat tertentu. Selain itu, khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-acara yang bersifat resmi, seperti kunjungan tamu-tamu antar kabupaten dan negara atau dalam pembukaan sebuah vestifal dan acara lainnya.

3.2.2 Nyanyian

Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari Tari Saman. Cara menyanyikan lagu dalam Tari Saman dibagi dalam 5 macam :

1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat

2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari

3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.

4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya digunakan sebagai tanda perubahan gerak.

3.3 Jenis-Jenis Tari Saman

Menurut cara dan tempat persembahan dari Tari Saman, maka Tari Saman itu dapat dibagi 6 macam yaitu :

1. Saman Jejunten dilakukan pemuda pada malam hari. Saman Jejunten dianggap sebagai latihan dan susunan atau posisi dilakukan secara sembarangan. Saman Jejunten ini merupakan salah satu kesempatan untuk mengarang atau untuk membuat lagu baru oleh pemain saman dan gerakan selalu didiskusikan, sehingga lahir lagu (gerak) baru.


(31)

  21

2. Saman Jalu

Saman Jalu atau festival biasanya dilakukan pada hari ulang tahun Kemerdekaan Republik Indonesia. Saman Jalu dipersembahkan satu per satu di atas panggung dan dinilai oleh dewan juri. Penilaian dilakukan terhadap keseragaman gerak, Kesopanan syair (redet), ketetapan waktu, tertib, inovasi, dan penguasaan panggung. Pemenang Tari Saman festival diberikan hadiah sesuai dengan perinkatnya masing-masing.

3. Saman Hiburan

Saman Hiburan ialah Tari Saman yang dipersembahlan untuk menghibur para tamu pada acara-acara tertentu. Saman hiburan ini, syairnya biasanya berisi sanjungan dan pujian terhadap tamu yang hadir.

4. Saman Njik

Saman Njik yaitu saman yang dilakukan pada saat merontok (jamu njik) padi. Saman Njik ini dilakukan pada saat istirahat merontok padi. Tarian Saman dilakukan pada posisi duduk diatas pematang (patal) sawah. Pada saat inilah kesempatan para pemuda (sebujang) menyampaikan isi hatinya kepada pemudi-pemudi (seberu) yang menonton Tari Saman

5. Saman Kumah Sara

Pesta perkawinan pada suku Gayo selalu dilakukan pada malam hari (Kumah Sara). Pada malam itu biasanya diundang beberapa kampong


(32)

melalui famili (kaum biak, kuluh rege) yang ada di kampung lain. Famili itu membawa tamu (mah atur) terutama pemuda dan pemudi. Begitu sampai tamu (amu) ini ketempat pesta, langsung memainkan Tari Saman yang dilakukan secara duduk melingkar dan kaki menjulur (genyur) ke depan. Setelah semua tamu datang.

6. Jamu Saman

Jamu Saman dilakukan dengan mengundang pemuda kampung lain untuk menari Saman semalam suntuk. Jamu saman ini juga dapat dibagi dua macam, yaitu jamu saman sara Ingi dan Jamu saman Roa Ingi. Pada jamu saman sara Ingi, menari saman dilakukan hanya satu malam saja sedangkan jamu saman Roa ingi menari saman dilakukan selama dua hari dua malam. Pada saat berlangsung Tari Saman ini, masing-masing mencari sahabat (serinen). Kalau mau berlanjut hubungan persahabatan ini, biasa menjadi hubungan persaudaraan. Jamu Saman ini dilakukan secara bergantian.

3.4 Cara Persembahan Jamu Saman

Adapun cara persembahan menjamu Saman adalah sebagai berikut :

3.4.1 Mango

Mango dilakukan dengan mengundang pemuda-pemuda kampung lain, biasanya dipilih beberapa orang untuk utusan. Utusan ini membawa tepak (batil) yang lengkap dengan isinya sambil menyerahkan batil ini dinyatakan maksud. Jika ada persetujuan, maka pembicaraan dilanjutkan untuk menentukan hari


(33)

  23

pelaksaanaan dan segala hal-hal yang diperlukan. Saman sara Ingi biasanya mengundang kampung yang masih berada dalam satu kecamatan sedangkan saman Roa Ingi mengundang tamu dari kampung lintas kecamatan atau dari kecamatan lain.

3.4.2 Persiapan Tempat

Tempat persembahan Tari Saman dibuat teratak (rerampen), luasnya tergantung kepada jumlah penduduk kampung. Pada begian dinding atau pinggir digantung tebu dan kelapa muda sebagai minuman tamu yang beru datang. kemudian setiap keluarga dikampung yang melaksanakan Jamu Saman mengundang semua famili yang ada dikampung dan menyediakan makanan sesuai dengan kemampuan.

3.4.3 Penyambutan Jamu Saman

Peyambutan tamu (jamu) dilakukan di luar kampung berjarak lebih kurang 1 km atau disesuaikan dengan keadaan tempat atau lapangan. Penyambutan dilakukan dengan Didong Belang (didong Ala). Pemain Didong Alo sudah dipersiapkan, baik dari tuan rumah (sukut) maupun dari pihak tamu.

3.4.4 Persiapan Makanan

Cara mempersiapkan makanan tamu yang diundang ada 2 macam. Pertama, menyiapkan dapur umum dan memberikan makanan secara serentak.


(34)

Kedua, dengan cara membawa serinen ke rumah masing-masing. Hal ini dilakukan sesuai kesepakatan kedua belah pihak pada saat mango.

3.4.5 Persiapan Persembahan

Persiapan persembahan pada saat jamu saman dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB setelah selesai Solat Isya sampai pukul 04.30 sebelum solbuh dan pada saat siang hari mulai pukul 10.00 – 12.00 WIB dan dilanjutkan pukul 14.00 WIB. Persembahan diawali dengan pidato adat (melengkan) atau pidato (keketar) yang dilakukan secara bergantian. Mengkan atau keketar berisi ucapan selamat datang kepada para tamu, permohonan maaf bila ada kekurangan dan harapan kepada semua tamu penonton untuk dapat menjaga sopan santun yang berlaku.

3.4.6 Main Tari Saman

Main tri saman yang pertama dilakukan oleh tuan rumah (sukut) selama 30 menit tanpa diundi kemudian dilanjutkan oleh pihak tamu (jamu). Demikian seterusnya secara bergantian selama dua hari dua malam, hanya berhenti pada saat waktu salat dan makan saja.

3.4.7 Niro Ijin

Niro Ijin dilakukan pada pagi hari (hari yang terakhir) pada bagian ini masing-masing penari saman menyatakan permohonan maaf melalui syair (redet) Saman. Setelah selesai dilanjutkan dengan tari Bisnes, juga syair (jangin)


(35)

  25

menyatakan mohon maaf serta sanjungan terhadap Tari Saman yang sudah dipersembahkan. Kemudian dilanjutkan dengan melengkan untuk melepas kepulangan tamu yang diantar kepinggiran kampung setelah diberi nasi (Kero Selpah) untuk makan padi saat berhenti di tengah jalan menuju kampung halaman.

3.4.8 Memangka dan Mengging

Memangka adalah group yang memimpin permainan Tari Saman sedangkan yang mengikuti Tari Saman disebut Mengging. Apabila Tari Saman yang dimainkan tidak dapat diikuti, maka pihak tersebut dinyatakan kalah. Selama dalam pertandingan antara Jamu Saman yang memangka dan mengging dilakukan secara bergantian atau diberi waktu bagi masing-masing grup lebih kurang setengah jam sampai waktu dua hari dua malam. Waktu istirahat hanya pada waktu solat lima waktu dan makan saja.

3.5 Bahasa dan Pakian Tari Saman

3.5.1 Bahasa yang Digunakan dalam Tari Saman

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dam kemauan dari seseorang kepada orang lain, dengan menggunakan bunyi ujaran yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena Tari Saman adalah Tarian masyarakat Gayo. Jadi bahasa yang digunakan adalah bahasa Gayo.

Bahasa Gayo merupakan salah satu bahasa daerah di nusantara ini termasuk ke dalam rumpun bahasa melayu. Terbukti kosa kata Bahasa Gayo


(36)

banyak mempunyai persamaan dengan berbagai bahasa suku di Indonesia disamping mempunyai kekayaan kosa kata, juga bahasa Gayo memiliki ciri-ciri khas yang membedakannya dengan bahasa suku lainnya di nusantara ini.

3.5.2 Pakaian Yang Digunakan Dalam Tari Saman

Pakaian yang digunakan dalam Tari Saman disebut pakaian Medekala. Pakaian Medekala (pakaian yang dipakai pada waktu tertentu saja ini hanya dipakai untuk acara-acara resmi saja seperti acara perkawinan, sunat rasul, pesta tahunan (jamu saman), tari bisnes dan pakaian ini lazim disebut sebagai baju tabor) baju seragam. Baju Medekala ini juga disebut sebagai baju tabur (baju seragam). Baju Medekala ini juga dibedakan menurut jenis kelamin, seperti dibawah ini :

3.5.2.1 Pakaian Jema Banen

Pakaian Jema Banen ini juga dibedakan menurut tingkat usia seperti berikut ini :

1) Pakaian Seberu (anak gadis) menggunakan baju merawang dengan nama tampuk manis (sederino). Memakai sarung kain panjang (upung kerawang) bermotif tiang 17 atau 21.

2) Pakaian Jema Tue (orangtua), menggunakan baju kerawang lengan panjang kain sarung dan upung kerawang.

3.5.2.2 Pakaian Jema Rawan

Pakaian Jema Rawan juga dibedakan menurut tingkat usia seperti dibawah ini :


(37)

  27

1. Pakaian Sebujang (lajang), mengenakan baju kantong (baju pokok) dengan motif kerawang dilengkapi dengan bulang taleng, celana panjang, (balik seruje) dan kain sarung setengah tiang.

2. Pakaian Jema Tue (orang tua), memakai jenis baju dan celana warna hitam bermotif kerawang.

3.6Beberapa Istilah Dalam Tari Saman

Ada beberapa Istilah dalam Tari Saman seperti berikut ini :

3.6.1 Keketar

Keketar adalah sambutan yang disampaikan oleh penghulu (Gecik) sebelum permainan Tari Saman dimulai. Keketar berisi petunjuk, saran harapan kepada semua penonton, agar mengikuti aturan yang berlaku.

Contoh :

Kaum biakni ama si nge tenes ku gergel tete ini. Kuluh regeni ine si nge sawah ku batang ruang ini. Sekerna ara angan kasat, cinteni ate. Sengappe male kita senguren, reriahe male kite reramen. Si cemak enti amat-amat, si kemali enti peperi. Gelep bersuluh, takut berpong. Buge ara we kahe cemak nge salah amat, kemali nge salah peri. Lat batat, rumput ranting, kayu atu, muserah ku bagi we. Assalamualaikum Warahmatullahirabara Katuh.

3.6.2 Salam

Salam merupakan bagian awal dari Tari Saman. Salam bertujuan untuk menyampaikan salam kepada semua yang hadir. Salam disampaikan oleh pengangkat atau peserta lain secara bergantian. Salam disampaikan dengan cara melantunkan atau sek.


(38)

Contoh :

Peratma salam, kedue salam, ketige salam, salam alaikum. Salam pertama ku Bapak gecik, we simudidik rakyat jelata. Salam kedue ku jamuni kami, singe sawahku batang ruang ini. Salam ketige ku para penonton, si gaib irai, dekat iengon.

Salam keopat kadang ara gere kona, salam merdeka buh penutupe.

3.6.3 Sek

Sek adalah penangkat atau peserta yang lain atau Guro Didong melantunkan, cerita atau kadang-kadang berisi tentang petunjuk atau penjelasan

Contoh :

Uren rintik-rintik,

Taruk Pengalangan nge mucengkere. Ari ruesku nge tali sidik,

Ari tubuhmu nge tali kune. (Idris Cike, Blangkejeren) Atau

Kadang males peh we tubuhmu berkaum biak, Berkuluh rege urum senini ruesku.

Enti mulo emas pirak kupang busuk, Urum penan silemak lungi

Ulungi kayu si mabuk pait peh, Gere terjuhan naku

(Ramli Penggalangan, Blangkejeren)

3.6.4 Saur

Saur adalah redet diikuti oleh seluruh peserta Tari Saman secara serentak setelah penangkat atau salah satu peserta melantunkan redet. Saur ini berfungsi untuk menyemarakkan Tari Saman.

Contoh :

Ginah sanah peh ningko kemah, Geh muah kayu i toa.


(39)

  29

3.6.5 Redet

Redet adalah syair Tari Saman yang biasanya berbentuk puisi dan sering juga diikuti dengan cerita tertentu.

Contoh :

Pien...ne ipon emasmu, Tulu....atas-tuyuh roa.

(Saman Mangang, Rikit Gaib)

3.7 Tahapan Main Saman

Tari Saman dilakukan pada posisi berbasis yang berjumlah ganjil sekitar II sanpai dengan 31 Orang. Tari Saman mempunyai tahapan-tahapan penyajian mulai dari awal sampai selesai persembahan. Tahapan-tahapan itu adalah sebagai berikut :

3.7.1 Rengum

Rengum merupakan permulaan dalam permainan tari Saman. Bagian ini disebutsebagi regnum karena memang bagian ini dominan menggunakan bunyi m. Rengum ini berfungsi untuk konsentrasi dan menyatukan rasa dan gerak untuk bebrmain saman sehingga dilakukan pada bagian awal Tari Saman. Perangkat menyampaikan salam (sek) kepada para penonton. Contoh Rengum seperti berikut ini :

Em…..Lem…laho Em….Lem….laho lahoya sare…..l allah lem an hala

la hoya hele lem an hala


(40)

artinya :

Em…Tiada Tuhan Selain Allah

Em…. Tiada Tuhan Selain Allah

Begitulah – begitulah semua Kaum bapak begitu

pula kaum ibu nah

Itulah – itulah Tiada Tuhan Selain Allah

3.7.2 Uluni Lagu

Setelah habis regnum masuk ke bagian ulu ni lagu. Ulu ni lagu biasanya memakai tepuk dua (tepok Roa) sambil melantunkan redet-redet tertentu.

Contoh redet ulu ni lagu adalah sebagai berikut : Asalni kededes Asalni kededes Kedie Asalni kededes keramil sentan rerempil he kemenjadi Jadi Bola Ari ulung kele Keramil sentan rerempil kedie sentan rerempil he kemenjadi Jadi Bola Ari ulung kele Keramil

sentan rerempil he – menjadi – jadi Bola

Inget – inget bes Yah ku ine e Asal Bola Daun Kelapa


(41)

  31 artinya : asal bola daun kelapa Kiranya asal bola kelapa Dari daun kelapa Begitu

menjadi – jadi bola Asal bola Daun kelapa asal bola daun kelapa begitu dijalin jalin kiranya menjadi – jadi bola

asal bola daun kelapa dari daun kelapa begitu dijalin – jalin menjadi jadi bola ingat – ingat awas

sayangku aduh ibu lagu – lagu

3.7.3 Lagu pertama

Setelah habis ulu ni lagu langsung masuk kepada lagu atau gerakan pertama. Lagu pertama biasanya masih gerak yang ringan-ringan atau sering disebut dengan lagu semelah. Lagu semelah sering dijuluki dengan lagu wajib, karena dikuasai dan dimainkan oleh semua kampung. Habis redet ulu ni lagu


(42)

memimpin Tari Saman yang berada pada tengah-tengah barisan) sambil menggerakkan badan dan meliukkan kepala sesuai dengan lagu yang sedang dimainkan. Setelah penangkat setelah selesai melantunkan redet kemudian diikuti (saur) oleh para peserta Tari Saman. Contoh redet lagu pertama seperti berikut ini:

Ado gure –e Pemulen demu

( Majid, Aman Isah, Ketukah) atau

Saree, salamalaikum saree ratah bewenne ( Asip Usman, porang)

Setelah habis masuk lagu pertama masuki kelagu-lagu berikutnya dengan gerak yang lain dan redet yang berbeda pula. Setelah beberapa lagu maka masuklah ke bagian anak ni lagu.

3.7.4 Anakni Lagu

Anakni Lagu memiliki gerak dan redet tersendiri. Pada saat melantunkan redet badan naik turun, ke muka ke belakang atau bersilang sambil bertepuk tangan. Contoh redet anakni lagu adalah seperti dibawah ini :

Simu pusing, dibawah arun. Gemulang tujoh, saboh neraca. Sadeal leha hala hum hala. Sadeal lehe hele hum hele Sigenyan yan e, yan e ala ehu Sigeyan yan e, yan e ala ehu. (Sinonim)

Atau

Dak we kene jingki, Ta kunehmi we kene niu,

Payah kejang ne alakmu mamur, Ijangkatan jemur imai kujingki. (Saman Seneren, Rikit Gaib)


(43)

  33

Setelah habis anakni lagu dilanjutkan ke lagu berikutnya dengan gerakan dan redet yang berbeda (misalnya lagu Tepok Sara, Tepok Roa, Tepok Dele, Lagu Kertek, Lagi Kirep, Lagu Cerkop dan lain-lain) dan ditutup dengan anakni lagu dan Tari Saman pun selesai kemudian dilanjutkan oleh pihak lawan.

3.8 Nama-Nama Pemain Tari Saman

Setiap pemain Tari Saman memiliki nama sesuai dengan posisi yang ditempati di dalam pasukan (barisan). Nama-nama itu adalah sebagai berikut :

3.8.1 Penangkat

Penangkat adalah orang yang mengatur gerak, perpindahan lagu, memulai gerak, menghentikan gerak, sek untuk penganturan dan memilih redet yang akan dilantunkan. Penangkat terletak pada posisi ditengah-tengah. Penangkat menggunakan baju pokok atau baju keraben bertiang silang seperti tanda kali.

3.8.2 Pengapit

Pengapit berada pada kiri dan kanan Penangkat. Pengapit ini bertugas untuk membantu bila penangkat ada kekeliruan. Pengapit menggunakan baju pokok tiga tiang.

3.8.3 Penupang Lah

Penupang Lah berada disamping kiri Pengapit (baris kiri) dan disamping kanan Pengapit (baris kanan). Memakai baju dua tiang, Penupang sebelah kiri tiang baju miring kanan dan Penupang sebelah kanan tiang baju miring kiri.


(44)

3.8.4 Penyepit

Penyepit adalah penari biasa yang berada atau mendukung gerak tari yang dikomandoi pengangkat. Memakai baju sama dengan Penupang Lah.

3.8.5 Anggota

Peserta Tari Saman yang berada diantara penyepit dengan penupang iwih.

3.8.6 Penupang Iwih

Penupang iwih berfungsi untuk menahan gerak dari tengah supaya tampak kompak dan bersatu.

3.9 Komposisi Pemain Saman

Setiap posisi pemain Saman memiliki nama yang berbeda. Setiap posisi memiliki tugas dan fungsi masing-masing sehingga satu gruf Saman itu disebut sebagai pasuken. Posisi pemain Saman tergantung kepada keahlian bermain saman dan ditentukan oleh pelatih Saman.

Skema Pasukan untuk 11 Orang

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11

Keterangan :

1) Nomor 06 sebagi penangkat, 2) Nomor 05 dan 07 sebagi pengapit, 3) Nomor 04 dan 08 sebagi penupang lah, 4) Nomor 03 dan 09 sebagi penyepit, 5) Nomor 02 dan 10 sebagi onggota dan


(45)

BAB IV

KEKUATAN MAGIS DALAM TARI SAMAN

4.1 Rengum

Zaman sekarang bisa saja dikatakan tidak ada orang yang tidak mengenal Tari Saman. Hampir semua orang mengenalnya baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Dalam sertiap penampilannya Tari Saman sungguh memukau. Dari awal hingga akhir pertunjukan tarian ini selalu menghadirkan suasana magic baik bagi penari maupun penontonnya. Pada pementasan tarian saman ini, penonton akan terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut dalam emosi para penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggentarkan panggung dan jiwa-jiwa penari-penari dan penontonnya. Suara hening langsung tercipta saat itu. Penonton diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuha.

4.2 Persalaman

Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana untuk kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Lagu menunjukkan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi setelah tercipta suasana khidmah lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditunjukkan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan “Assalamualaikum”. Lalu meminta izin untuk bermain saman (adat dan etika).


(46)

4.3 Ulu ni lagu

Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babak ulu ni lagu, gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepak-tepuk di dada gerakan badan dan kepala. Namun gerakannya masih lamban. Suasana hikmat nasih terasa disini. Bagian ini sebagai pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekin dengan suara melengking akan memberikan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair :

Inget – inget Pengku – male i Gunjang

Ingat – ingat Teman akan Digunjang

4.4 Babak Lagu

Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak tarian saman. Para penari dituntut konsntrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (Derek). Gerakan yang runtuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentakkan dada. paha maupun, tepukan, gerakan badan ke atas-ke bawah secara serentak maupun bersilang, badan miring ke kiri-ke kanan, kiri serentak maupun bersilang (singkeh kuwen), Gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar di bawah (girik), maupun petikan jari. Diselingi gerakan lambat yang diawali ucapan syair


(47)

  37

dan syech. Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penonton pun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Menyaksikan babak ini kita tidak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik seakan ikut dalam rama penari yang bergerak serentak. Lalu kita diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernapasan dan babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfial obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi telah pulih, dimulai gerak cepat yang menggebu- gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tidak ada suara lain selain suara memukul, menghentikan dada, tepuk tangan, menghentakkan paha yang ditarikkan secara cepat. Gerak cepat tanda vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.

4.5 Penutup Lagu

Setelah itu kemudian kita akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair adalah


(48)

5.1 Kesimpulan

Tarian Saman perlu dilestarikan agar tidak hilang. Melestarikannya dengan cara sering ditampilkan di sebuah acara-acara. Bukan saja acara yang resmi maupun acara tidak resmi. Bukan hanya kita, bahkan penerus-penerus bangsa yang berikutnya dapat melihat dari saman itu nantinya. Kita harus memperkenalkan kepada anak-anak bangsa-bangsa, tari-tarian. Termasuk Tari Saman. Karena Tari Saman termasuk salah satu tarian jarang dijumpai.

Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia yang baik, harus melestarikan tarian tersebut agar tidak musnah apalagi sampai diambil oleh bangsa lain.

Kerjasama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk dapat melestarikan Tari Saman ini agar tidak hilang atau punah. Pihak yang paling berperan dalam hal ini adalah pemerintah dan masyarakat Aceh Gayo itu sendiri, dan juga pihak perjalanan wisata yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan untuk dapat melihat Tari Saman tersebut.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Isma Tantawi dan Buniyamin. 2011. Pilar-Pilar Kebudayaan Gayo Lues.Medan : USU Press.

YOETI, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Penerbit Angkasa Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung Angkasa.

http ://www.google.corn

http ://www.Suara Pembaruan.cornlnews/2005/01/02/Bidikanistana.Gift http ://www.mozilla.com


(1)

  34

3.8.4 Penyepit

Penyepit adalah penari biasa yang berada atau mendukung gerak tari yang dikomandoi pengangkat. Memakai baju sama dengan Penupang Lah.

3.8.5 Anggota

Peserta Tari Saman yang berada diantara penyepit dengan penupang iwih.

3.8.6 Penupang Iwih

Penupang iwih berfungsi untuk menahan gerak dari tengah supaya tampak kompak dan bersatu.

3.9 Komposisi Pemain Saman

Setiap posisi pemain Saman memiliki nama yang berbeda. Setiap posisi memiliki tugas dan fungsi masing-masing sehingga satu gruf Saman itu disebut sebagai pasuken. Posisi pemain Saman tergantung kepada keahlian bermain saman dan ditentukan oleh pelatih Saman.

Skema Pasukan untuk 11 Orang

01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 Keterangan :

1) Nomor 06 sebagi penangkat, 2) Nomor 05 dan 07 sebagi pengapit, 3) Nomor 04 dan 08 sebagi penupang lah, 4) Nomor 03 dan 09 sebagi penyepit, 5) Nomor 02 dan 10 sebagi onggota dan


(2)

BAB IV

KEKUATAN MAGIS DALAM TARI SAMAN

4.1 Rengum

Zaman sekarang bisa saja dikatakan tidak ada orang yang tidak mengenal Tari Saman. Hampir semua orang mengenalnya baik yang berada di dalam maupun di luar negeri. Dalam sertiap penampilannya Tari Saman sungguh memukau. Dari awal hingga akhir pertunjukan tarian ini selalu menghadirkan suasana magic baik bagi penari maupun penontonnya. Pada pementasan tarian saman ini, penonton akan terdiam seketika saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut dalam emosi para penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema. Menggentarkan panggung dan jiwa-jiwa penari-penari dan penontonnya. Suara hening langsung tercipta saat itu. Penonton diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuha.

4.2 Persalaman

Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana untuk kepala tertunduk dan tangan bersikap sembah. Lagu menunjukkan penyerahan diri kepada Allah SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi setelah tercipta suasana khidmah lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditunjukkan kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan “Assalamualaikum”. Lalu meminta izin untuk bermain saman (adat dan etika).


(3)

  36

4.3 Ulu ni lagu

Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu ni Lagu. Secara harfiah ulu ni lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari. Dalam babak ulu ni lagu, gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak tangan, tepak-tepuk di dada gerakan badan dan kepala. Namun gerakannya masih lamban. Suasana hikmat nasih terasa disini. Bagian ini sebagai pemanasan sebelum kita diajak dalam ekstase gerak cepat saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekin dengan suara melengking akan memberikan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat dengan ucapan syair :

Inget – inget Pengku – male i Gunjang

Ingat – ingat Teman akan Digunjang

4.4 Babak Lagu

Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak tarian saman. Para penari dituntut konsntrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (Derek). Gerakan yang runtuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentakkan dada. paha maupun, tepukan, gerakan badan ke atas-ke bawah secara serentak maupun bersilang, badan miring ke kiri-ke kanan, kiri serentak maupun bersilang (singkeh kuwen), Gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar di bawah


(4)

  37

dan syech. Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan kedinamisannya, para penonton pun ikut menahan nafas mengikuti pergantian gerak dan naik turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Menyaksikan babak ini kita tidak ingin mengedipkan mata sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang menarik seakan ikut dalam rama penari yang bergerak serentak. Lalu kita diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernapasan dan babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfial obatnya gerak. Diiringi nyanyian sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi telah pulih, dimulai gerak cepat yang menggebu- gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya terlihat gerak saja. Disini tidak ada suara lain selain suara memukul, menghentikan dada, tepuk tangan, menghentakkan paha yang ditarikkan secara cepat. Gerak cepat tanda vokal inilah yang kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.

4.5 Penutup Lagu

Setelah itu kemudian kita akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair adalah


(5)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tarian Saman perlu dilestarikan agar tidak hilang. Melestarikannya dengan cara sering ditampilkan di sebuah acara-acara. Bukan saja acara yang resmi maupun acara tidak resmi. Bukan hanya kita, bahkan penerus-penerus bangsa yang berikutnya dapat melihat dari saman itu nantinya. Kita harus memperkenalkan kepada anak-anak bangsa-bangsa, tari-tarian. Termasuk Tari Saman. Karena Tari Saman termasuk salah satu tarian jarang dijumpai.

Oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia yang baik, harus melestarikan tarian tersebut agar tidak musnah apalagi sampai diambil oleh bangsa lain.

Kerjasama berbagai pihak sangat dibutuhkan untuk dapat melestarikan Tari Saman ini agar tidak hilang atau punah. Pihak yang paling berperan dalam hal ini adalah pemerintah dan masyarakat Aceh Gayo itu sendiri, dan juga pihak perjalanan wisata yang diharapkan dapat mendatangkan wisatawan untuk dapat melihat Tari Saman tersebut.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Isma Tantawi dan Buniyamin. 2011. Pilar-Pilar Kebudayaan Gayo Lues. Medan : USU Press.

YOETI, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Penerbit Angkasa Yoeti, Oka A. 1996. Pemasaran Pariwisata. Bandung Angkasa.

http ://www.google.corn

http ://www.Suara Pembaruan.cornlnews/2005/01/02/Bidikanistana.Gift http ://www.mozilla.com