aktivitas CSRnya memiliki tujuan tertentu seperti menciptakan reputasi
positif, kehumasan atau manfaat sejenis lainnya Burke dan Logsdon,
1996.
4. Teori
Legitimasi Perusahaan
akan melakukan aktivitas CSR dikarenakan adanya tekanan
sosial, politik dan ekonomi dari luar perusahaan. Sehingga perusahaan
akan menyeimbangkan tuntutan tersebut dengan melakukan apa
yang diinginkan oleh masyarakat dan apa yang diharuskan oleh peraturan
Deegan, 2002.
5. Teori
Stakeholder Aktivitas
CSR menurut teori ini dilakukan untuk mengakomodasi keinginan
dan kebutuhan pemangku kepentingan stakeholder sehingga perusahaan
dapat beraktivitas dengsn baik dengan seluruh dukungan pemangku
kepentingan tersebut Clarkson, 1995.
Studi Pendahuluan yang Dilakukan
Industri perbankan di Indonesia saat ini tumbuh cukup pesat,
ditambah dengan masalah pengungkapan praktik CSR dan lebih intens,
Corporate Social Responsibility CSR telah menjadi semakin menonjol dalam
akuntansi sosial dan tata kelola perusahaan. Tingkat partisipasi perusahaan
dalam CSR dapat dijelaskan ke dalam berbagai motivasi seperti motivasi
accruistic strategis Lanros, 2001; Udayasankar, 2007, motif ekonomi
Hillman dan Keim, 2001, motif moral Payne, 2002, reaksi konsumen Mc
William dan Siegel , 2010, mengurangi risiko bisnis perusahaan Bourin dan
Savarina, 2004. Untuk alasan ini, CSR telah mengisyaratkan kepada
perusahaan bahwa partisipasi mereka dalam CSR akan direspon oleh publik
sehingga terdorong untuk meningkatkan kinerja.
Penerapan CSR pada industri perbankan juga telah dilakukan oleh
penelitian sebelumnya. Trisnawati 2011 melakukan analisis pengungkapan
CSR pada 27 bank konvensional di Indonesia. Dimensi yang diteliti mencakup
1 Profile and organization strategy 2 Economics scope 3 Environmental
5
scope dan 4 Social scope. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa hanya
terdapat 2 bank yang tidak mengungkapkan CSR. Pada dimensi sosial, yang
merupakan dimensi implementasi CSR, Hasil penelitian menunjukkan semua
bank melaporkannya, namun kebanyaknnya hanya dalam lingkup yang sangat
terbatas. Implementasi CSR lebih kepada kegiatan‐kegiatan yang `seremonial`
seperti donor darah, khitanan masal, jalan sehat dan hal‐hal lain yang lebih
menonjolkan citra organisasi. Selanjutnya Fitria 2010, melakukan penelitian
terhadap 3 bank konvensional dan 3 bank syariah. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengungkapan CSR bank konvensional lebih baik
dibandingkan bank syariah.
Menurut Afda Maulihazmi 2012 dalam penelitiannya yang berjudul
“Kegiatan Corporate Responsibility Bank Rakyat Indonesia BRI Persero
melalui Program BRI Pesat Peduli Pasar rakyat, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa latar belakang dan tujuan diadakannya kegiatan CSR
melalui BRI‐Pesat oleh BRI adalah untuk menyadarkan seluruh elemen pasar
tradisional agar mau dan mampu meningkatkan daya saingnya terhadap
pasar modern, mengenai pemaknaan CSR melalui program tersebut ternyata
dimaknai sama oleh pihak pihak yang bekerja sama dengan BRI tersebut
yakni sebagai kegiatan sosial yang diharapkan mampu meningkatkan daya
saing pasar tradisional, serta model manajemen startegis perusahaan yang
meliputi analisis lingkungan, formulasi strategi, serta adanya evaluasi
terhadap pelaksanaan kegiatan CSR melalu program BRI‐Pesat.
Terkait penelitian mitra sebelumnya, Pada akhir 2011, bank BTPN
bekerjasama dengan Manajemen Bisnis Institut pertanian Bogor‐MBIPB
telah melakukan survey terhadap 316 responden yang tersebar di seluruh
Indonesia untuk mengukur keberhasilan program DAYA . Indikatornya diukur
dengan Customer Satisfaction Index. Hasilnya adalah: kegiatan yang
dilaksanakan seperti di pusat informasi, dialog interaktif dan layanan
kesehatan telah memberikan kepuasan sebesar 87.06 pada triwulan1,skor
6