penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
” Pengertian
penghasilan income
menurut SAK
meliputi pendapatan revenue; dan keuntungan gain. Pendapatan merupakan
penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal perusahaan, yang bisa dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan
jasa fees, bunga, deviden, royalti dan sewa. Keuntungan gains mencerminkan pos lainnya yang memenuhi definisi penghasilan dan
mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.
Pengertian penghasilan
menurut Undang-Undang
Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 lebih luas daripada pengertian
penghasilan menurut Pernyataan Standar Akuntansi PSAK. Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan, penghasilan adalah setiap tambahan
ekonomis yang diperoleh Wajib Pajak yang dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan, sedangkan menurut PSAK, penghasilan meliputi
pendapatan dan keuntungan.
3. Definisi Pajak Penghasilan
Pengertian pajak penghasilan berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Pengh
asilan Pasal 4 ayat 1, “Pajak yang dikenakan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak dari manapun asalnya yang dapat dipergunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak tersebut.
”
Pengertian pajak penghasilan menurut Pernyataan Standar Akuntansi PSAK 46 tentang Akuntansi Pajak
Penghasilan, “Pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas
penghasilan kena pajak perusahaan. ”
C. Subjek Pajak Penghasilan, Objek Pajak Penghasilan, Penghasilan Yang
Dikecualikan Dari Objek Pajak, dan Penghasilan Yang Dikenai Pajak Bersifat Final
1.
Subjek Pajak Penghasilan
Subjek pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 2 adalah sebagai berikut :
a. Orang pribadi dan warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan
menggantikan yang berhak. b.
Badan Badan adalah sekumpulan orang danatau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.