PENDAHULUAN 1 LANDASAN TEORI 9 METODE PENELITIAN 41 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 60 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 77 PENUTUP 95

xii DAFTAR TABEL Tabel Judul Tabel 1. Kategori, Definisi, dan Contoh Fraud Risk dalam SAS No. 99 yang Berkaitan dengan Financial Statement Fraud 25 Tabel 2. Daftar Sampel 78 Tabel 3. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov 79 Tabel 4. Hasil Uji Multikolinearitas 80 Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson 81 Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser 82 Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda 84 Tabel 8. Hasil Uji Simultan Uji F 85 Tabel 9. Hasil Koefisien Determinasi 86 Tabel 10. Hasil Uji Parsial Uji t 87 xiii DAFTAR GAMBAR Gambar Judul Gambar 1 Gambar Fraud Tree 14 Gambar 2 Fraud Triangle 22 Gambar 3 Kerangka Pemikiran 34 xiv ABSTRAK PENGARUH F INANCIAL STABILITY , EXTERNAL PRESSURE , PERSONAL F INANCIAL NEED , F INANCIAL TARGETS , DAN INEF F ECTIVE MONITORING PADA F INANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PRESPEKTIF F RAUD TRIANGLE Laurensia Lia Kurniawati NIM: 102114048 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2014 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh positif lima variabel fraud triangle terhadap financial statement fraud. Penelitian ini berdasarkan teori fraud triangle Cressey 1953. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk memberi bukti empiris pengaruh financial stability , external pressure , personal financial need , financial targets , dan ineffective monitoring dalam mendeteksi financial statement fraud. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai 2012. Teknik pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling . Total sampel penelitian ini adalah 183 perusahaan manufaktur. Variabel-variabel dari fraud triangle diukur dengan financial stability , external pressure , personal financial need , financial targets , dan ineffective monitoring . Financial statement fraud diukur dengan manajemen laba. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari pengujian menunjukkan bahwa external pressure dan financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Sementara itu, financial stability , personal financial need , dan ineffective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Kata Kunci: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, manajemen laba. xv ABSTRACT INFLUENCE OF FINANCIAL STABILITY, EXTERNAL PRESSURE, PERSONAL FINANCIAL NEED, FINANCIAL TARGETS, AND INEFFECTIVE MONITORING ON FINANCIAL STATEMENT FRAUD IN FRAUD TRIANGLE PERSPECTIVE Laurensia Lia Kurniawati Student Number: 102114048 Sanata Dharma University Yogyakarta 2014 This study aims to determine the positive effect of financial statement fraud against five variables on fraud triangle. This study is based on the theory of fraud triangle Cressey 1953. It is important because it provides empirical evidence of financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring in detecting financial statement fraud. The population of this study was the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the year 2010 until 2012. The sample selection technique was purposive sampling. Total sample of this study was 183 manufacturing companies. The variables of the fraud triangle was measured by financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, and ineffective monitoring. Financial statement fraud was measured by earnings management. The hypothesis testing was done by multiple regression analysis. The results showed that external pressure and financial targets had positive influenced to financial statement fraud. On the other hand, financial stability, personal financial need, and ineffective monitoring had no influenced on financial statement fraud. Keywords: financial statement fraud, financial stability, external pressure, personal financial need, financial targets, ineffective monitoring, earnings management. 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi sebagai mana yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan SAK 2009. Oleh karena itu, perusahaan selalu ingin menggambarkan kondisi laporan keuangannya dalam keadaan yang terbaik pada saat penerbitan laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut dapat menimbulkan potensi kecurangan yang terjadi pada laporan keuangan. Ketika terjadi kecurangan dalam laporan keuangan, informasi dalam laporan keuangan tersebut menjadi tidak relevan dan reliabel bagi investor maupun kreditor untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan karena analisis yang dilakukan tidak berdasarkan informasi sebenarnya. Informasi dalam laporan keuangan harus didasarkan pada kebutuhan pemakai, bukan pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Informasi yang disajikan atas dasar kebutuhan dan keinginan pihak tertentu menimbulkan risiko kecurangan fraud , karena laporan keuangan tidak menggambarkan kondisi perusahaan yang sebenarnya tetapi laporan keuangan disusun agar kepentingan pihak-pihak tertentu dapat tercapai. Menurut Association of Certified Fraud Examiners ACFE kecurangan adalah tindakan penipuan atau kekeliruan yang dibuat oleh seseorang atau badan yang mengetahui bahwa kekeliruan tersebut dapat mengakibatkan beberapa manfaat yang tidak baik kepada individu atau entitas atau pihak lain Ernst Young LLP, 2009. Cressey dikutip oleh Skousen et al ., 2009 menyimpulkan bahwa kecurangan secara umum mempunyai tiga sifat umum. Faktor risiko kecurangan tersebut adalah pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut juga sebagai fraud triangle . Teori Cressey tentang faktor risiko kecurangan berdasarkan pada serangkaian proses wawancara dengan orang-orang yang dihukum karena penggelapan Skousen et al ., 2009. Menurut teori Crassey, pressure, opportunity, dan rationalization selalu hadir pada situasi fraud . Konsep fraud triangle ini juga terdapat dalam SAS No.99 , Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit Skousen et al., 2009. Penggunaan analisis fraud triangle untuk mendeteksi adanya kecurangan dalam laporan keuangan sebelumnya pernah dilakukan oleh Cressey 1953, Turner et al . 2003, Lou dan Wang 2009, Skousen et al. 2009. Skousen et al . 2009 mengatakan bahwa Persons 1995 dan Kaminski, Wetzel, Guan 2004 mengembangkan model prediksi kecurangan menggunakan rasio keuangan, tetapi model tersebut mendapati tingkat kesalahan klasifikasi yang tinggi. Lou dan Wang 2009 mengatakan bahwa selama dua dekade terakhir, minat dari praktisi dan akademisi di bidang kecurangan pelaporan keuangan telah tumbuh secara dramatis. Pada dekade ini banyak skandal akuntansi yang menyebabkan berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen puncak telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan. Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis tekanan, tiga jenis peluang dan rasionalisasi yang mengakibatkan kecurangan pada laporan keuangan. Keempat jenis tekanan adalah 1. Financial stability. Ketika financial stability perusahaan berada dibawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan dimata publik. 2. External pressure. Perusahaan yang sering mendapat external pressure akam memotivasi tindakan memanipulasi laporan keuangan. 3. Personal financial need. Peran personal financial need dalam suatau perusahaan adalah untuk melakukan pengendalaian terhadap terjadinya tindak kecurangan laporan keuangan. 4. Financial targets . Dalam menjalankan tugasnya, manajer akan melakukan segala cara agar financial targets dapat terpenuhi. Ketiga jenis peluang adalah 1. Nature of industry. Perusahaan akan melakukan segala cara agar nature of industry dalam perusahaan tersebut sesuai yang diharapkan. 2 . Ineffective monitoring. Terjadinya kecurangan merupakan salah satu dampak dari ineffective monitoring dalam perusahaan. 3. Organizational structure . Apabila organizational structure dalam suatu perusahaan tidak stabil maka akan menimpulkan peluang kecurangan.