Kerangka Pemikiran LANDASAN TEORI

Kerangka Pemikiran Variabel Independen Variabel Dependen H 1+ H 2 + H 3+ H 4+ H 5+ Keterangan : = Pengaruh interaksi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. = Pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel dependen. Gambar III : Kerangka Pemikiran Tekanan Financial Stability External Pressure Personal Financial Need Financial Target Financial Statement Fraud Peluang Ineffective Monitoring

F. Hipotesis Penelitian

a. F inancial stability sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud. Ketika suatu perusahaan berada dalam kondisi stabil maka nilai perusahaan akan naik berdasarkan penilaian investor, kreditor, dan publik. Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan kecurangan laporan keuangan ketika stabilitas keuangan danatau profitabilitas terancam oleh keadaaan ekonomi, industri, atau situasi entitas yang beroperasi. Apabila perusahaan mengalami pertumbuhan yang berada di bawah rata-rata industri, manajemen akan memanipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan Skousen et a l ., 2009. Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan Skousen et al ., 2009. Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel financial stability . FASB mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup pasti atau diperoleh atau dikuasaidikendalikan oleh suatu entitas akibat transaksi atau kejadian masa lalu. Total aset menggambarkan kekayaan yang dimiliki perusahaan yang meliputi aset lancar dan aset tidak lancar. Tingginya aset yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi investor. Untuk menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya berupaya untuk menyajikan tampilan perusahaan yang meyakinkan bagi investor. Agar dapat menampilkan pertumbuhan perusahaan yang meningkat, manajemen perusahaan sering kali melakukan manipulasi laporan keuangan. Oleh sebab itu, adanya rasio perubahan total aset yang tinggi akan mengindikasikan terjadinya financial statement fraud yang tinggi pula . Penelitian Skousen et al . 2009 membuktikan bahwa semakin besar rasio perubahan total aset suatu perusahaan maka probabilitas dilakukannya tindak kecurangan pada laporan keuangan perusahaan tersebut semakin tinggi. Berdasar uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha 1 : F inancial stability berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. b. External pressure sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud. Perusahaan sering mengalami suatu tekanan dari pihak eksternal. Perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki persyaratan utang akan memotivasi tindakan memanipulasi laba. Rasio hutang merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk membayar kewajiban atau utang. Perusahaan dengan rasio hutang rendah akan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perusahaan lainnya karena mereka dapat memenuhi kewajiban perusahaannya dengan baik. Oleh sebab itu, rasio hutang yang tinggi mengindikasikan terjadinya financial statement fraud yang tinggi pula . Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al . 2009 membuktikan bahwa semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin rendah probabilitas perusahaan tersebut untuk melakukan fraud . Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: Ha 2 : External Pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. c. Personal financial need sebagai variabel untuk mengetahui pengaruh financial statement fraud. Personal Financial Need merupakan suatu kondisi dimana keuangan perusahaan dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif perusahaan. Ketika eksekutif perusahaan memiliki peranan keuangan yang kuat dalam suatu perusahaan, personal financial need dari eksekutif perusahaan tersebut akan turut terpengaruh oleh kinerja keuangan perusahaan Skousen et al. 2009. Sebagian saham yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kebijakan manajemen dalam kinerja dan keuangan perusahaan. Oleh karena itu, variabel personal financial need diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam manajer, direktur, maupun komisaris perusahaan. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Kondisi dimana sebagian saham dimiliki oleh manajer, direktur, maupun komisaris perusahaan, maka akan mempengaruhi kondisi