BAB II MEDIA FILM, MINAT BELAJAR
DAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
Media film adalah salah satu media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di dalam kelas untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi untuk
mencapai tujuan pendidikan. Media film juga menuntut para peserta didik untuk konsentrasi dan meningkatkan bagaimana keaktivan siswa di dalam kelas saat
proses pembelajaran khususnya dalam Pendidikan Agama Katolik. Dalam bab II ini penulis akan memaparkan secara lebih mendalam pengertian media film,
keaktivan belajar dan Pendidikan Agama Katolik.
A. Media Film
1. Pengertian Media
Secara harfiah kata “
media
” memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Iswarahadi 2013:35 dalam buku
Media dan Pewartaan Iman
menyebutkan bahwa
“komunikasi adalah suatu proses interaksi antara dua atau lebih orang yang berlangsung secara timbal balik”. Oleh karena itu media digunakan orang
untuk menyalurkan pesan atau informasi, wadah maupun sarana yang dipakai banyak orang. Media juga dapat dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
instrumen yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Media juga mempunyai peran dalam mengubah hidup sosial manusia di
dalam masyarakat. Media dimengerti oleh banyak masyarakat sebagai sarana yang hendak dicapai bagi orang yang akan menggunakan media tersebut. Media juga
memiliki batasan-batasan. Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional dikatakan
9
bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
Apa pun batasan yang diberikan oleh Asosiasi Pendidikan Nasional, media itu memiliki fungsi dan ada persamaan-persamaannya, yaitu media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima. Jadi bahan pengajaran dapat diterima dengan baik dengan pikiran,
perasaan dan minat peserta didik, sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan.
a. Jenis-jenis Media:
Media Visual:
media visual adalah media yang hanya bisa dilihat dengan
menggunakan indra penglihatan. Jenis media ini sering digunakan guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Berbagai jenis media ini
sangat mudah untuk didapatkan. Contoh media menurut Salahudin Anas dalam buku
Penelitian Tindakan Kelas
, media jumlahnya yang sangat banyak dan mudah untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Namun media visual ini meliputi
media yang tidak dapat diproyeksikan
non-projected visual
dan media yang diproyeksikan
project visual
. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya. Salahudin
Anas 2015:124
.
Media yang tidak dapat diproyeksikan adalah gambar yang disajikan secara fotografis, misalnya gambar tentang manusia, binatang, tempat
atau objek yang lainnya yang berkaitan dengan bahan atau isi pelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
10
Media Audio:
media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif hanya dapat didengar yang merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemampuan para peserta didik untuk mempelajari bahan atau materi yang disampaikan. Program kaset suara dan radio adalah bentuk media audio.
Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya. Penggunaan media audio di dalam kelas untuk pembelajaran
pada umumnya untuk menyampaikan materi pembelajaran tentang mendengarkan.
Media Audio Visual:
media audio visual adalah media yang bisa didengar
dan dilihat secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: teater, pementasan, film, dan televisi.
Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, maka disebut multimedia karena berbagai
format ada dalam internet dan saling terkoneksi satu sama lain. Media audio visual ini dapat dibedakan menjadi tiga hal. Pertama, media audio visual lebih
mempunyai arti sebagai sarana. Media audio visual lebih merupakan alat komunikasi yang bertujuan mempermudah, memperjelas dan memperlancar suatu
komunikasi dan mengarah pada alat indra dan telinga. Kedua, media audio visual lebih merupakan ungkapan bahasa yang menuntut adanya partisipatif seseorang
yang berkomunikasi. Pada dasarnya bahasa audio visual menuntut adanya suatu kreativitas, partisipasi, efektivitas dan kesadaran yang kritis. Ketiga, media audio
visual sebagai budaya. Hal ini merupakan pengungkapan pengalaman melalui gambar dan suara serta tulisan yang disatukan dengan konteks hidup seseorang.
Media audio visual lebih banyak berbicara dengan menggunakan hati dan
11
perasaan untuk menarik perasaan seseorang dalam menikmatinya. Dengan demikian orang yang menikmatinya dapat merasakan apa apa yang disampaikan
melalui media audio visual tersebut sampai dapat menyentuh hati dan perasaannya.
Pembelajaran di dalam kelas yang menggunakan media audio visual akan semakin lengkap dan optimal dalam penyajian bahan ajar kepada peserta didik.
Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi,
tetapi juga penyajian materi dapat digantikan oleh media dan peran guru dapat beralih menjadi seorang fasilitator.
b. Fungsi media pembelajaran
Dalam suatu proses belajar mengajar dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan.
Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan memengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus
diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks
pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Guru hendaknya dapat menggunakan peralatan yang lebih ekonomis, efisien dan mampu dimiliki oleh sekolah serta
tidak menolak digunakannya peralatan teknologi modern yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Beberapa fungsi media
pembelajaran menurut Salahudin Anas 2015:125 adalah sebagai berikut:
12
1 Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
melainkan memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif.
2 Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan
dan isi pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam pembelajaran harus selalu melihat pada tujuan dan bahan
ajar.
3 Media pembelajaran bukan berfungsi sebagai hiburan. Dengan demikian
tidak diperkenankan menggunakannya hanya untuk permainan atau memancing perhatian peserta didik.
4 Media pembelajaran berfungsi mempercepat proses belajar. Fungsi ini
mengandung arti bahwa dengan media pembelajaran peserta didik dapat menangkap tujuan dan bahan ajar lebih mudah dan lebih cepat.
5 Media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir
karena dapat dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
c. Memilih Media Pendidikan
Memilih media pendidikan harus didasarkan pada kriteria pemilihan yang obyektif. Penggunaan media pendidikan bukanlah sekedar untuk menampilkan
program pendidikan itu di dalam kelas. Penggunaannya haruslah bagian dari kegiatan belajar-mengajar secara keseluruhan. Dalam buku
Pedoman Umum tentang Media Pendidikan
yang ditulis oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1979: 11 ditegaskan bahwa dalam
memilih media pendidikan ada beberapa faktor serta kelebihan dan keterbatasan media pendidikan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1 Obyektivitas
Perlu dihindarkan sikap subyektif dalam memilih media pendidikan. Memilih media pendidikan tertentu tidak dapat dibenarkan jika
didasarkan atas alasan kesenangan pribadi terhadap media tersebut. Kalau berdasarkan data obyektif ternyata suatu jenis media pendidikan sangat
efektif dalam menunjang pencapaian tujuan intruksional, media tersebut harus dipilih dan guru jangan merasa bosan menggunakannya.
13
Jika media film sesuai dengan apa yang diinginkan yaitu membuat peserta didik menjadi aktif di dalam kelas, yang harus diperhatikan oleh seorang guru
adalah bagaimana menggunakan media film dengan sebaik-baiknya tanpa harus menghilangkan metode belajar lainnya.
2 Materi Program
Materi program pendidikan yang dipilih harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Walaupun secara teknis suatu program itu sangat baik dan
menarik, tetapi jika tidak sesuai dengan kurikulum, maka tidak banyak memberikan manfaat. Isi program media pendidikan juga harus sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya seperti yang hendak disampaikan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979:11
Kemampuan dan kreativitas guru di sini harus digunakan, karena setiap guru pasti memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing. Proses
pembelajaran menggunakan media film sangatlah bagus, tetapi di sini guru harus memilih apakah media yang dipakai sudah sesuai dengan materi yang akan
diberikan kepada para peserta didik. Media film bukan hanya sekedar menonton film saja, melainkan harus ada materi yang akan dicapai oleh para peserta didik di
dalam film tersebut. Jadi, media film dan materi pembelajaran harus saling berkesinambungan.
3 Tujuan
Tiap program media pendidikan mempunyai tujuan tertentu, dan perlu dipelajari apakah tujuan tersebut relevan dengan tujuan pengajaran di
sekolah yang akan menggunakannya. Di samping itu, perlu juga dikaji apakah program media pendidikan terlalu banyak mengetengahkan
masalah sehingga intinya menjadi kabur dan tujuannya tak tercapai. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979:11
14
Tujuan yang akan dicapai adalah bahwa media film berpengaruh terhadap keaktivan belajar siswa di dalam kelas dalam proses pembelajaran PAK. Media
film selain membuat peserta didik fokus dalam proses pembelajaran, apakah media film juga mampu membuat peserta didik lebih aktif. Selain dibantu dengan
media, peran seorang guru juga sangat berpengaruh dalam perkembangan anak di dalam sekolah maupun kelas.
4 Sasaran Program
Dalam membeli atau memilih program media pendidikan perlu diperhatikan apakah penggunaan program tersebut sesuai dengan
khalayak
audience
sasaran yang direncanakan jika ditinjau dari segi umum dan tingkat pengetahuan. Untuk mengajar SMP di kelas tujuh
hendaknya dicari program yang khalayak
audience
sasarannya SMP anak kelas delapan juga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
1979:11
Memikirkan materi dan tujuan program harus dipastikan apakah program yang akan dicapai tersebut sudah sesuai dengan sasaran atau tidak. Sebelum
melaksanakan program harus direncanakan secara matang, sehingga apa yang telah dipersiapkan sesuai dengan harapan yang kita inginkan. Sasaran program
juga harus nyata dan sesuai dengan target yang akan dipakai. Sasaran yang akan dipakai ialah peserta didik SMP kelas Tujuh, maka materi harus disesuaikan
dengan sasaran.
5 Situasi dan Kondisi
Perlu dipertimbangkan apakah program media itu sesuai dengan situasi sekolah yang akan menggunakannya. Misalnya, program yang baik untuk
anak di kota belum tentu cocok untuk anak di desa. Perlu juga diperhatikan apakah program media pendidikan tersebut direncanakan
untuk belajar secara klasikal atau belajar perorangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979:11
15
Media yang akan digunakan harus dilihat apakah sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada di sekolah. Harus diperiksa kembali perlengkapan apa saja yang
akan dipakai. Media film sangat cocok dipakai untuk sekolah SMP Stella Duce 2 Yogyakarta, karena memiliki perlengkapan yang diperlukan. Jika kita berada di
sebuah desa dan perlengkapan yang diinginkan tidak ada, kita bisa menggunakan media gambar, karena tetap relevan dan membantu para peserta didik dalam
proses pembelajaran. Di sinilah kreativitas dan kepekaan seorang guru sangat diperlukan, karena guru harus melihat dan mempraktikkan apa yang telah
dipelajari dan akan dilihat oleh para peserta didik.
2. Pengertian dan jenis Film
a. Pengertian Film
Film merupakan media yang ditemukan sebelum adanya radio dan televisi. Gambar adalah salah satu media film, karena dengan gambar kita dapat
merancang ataupun menggunakannya sebagai media film. Selain gambarfoto, diagram, sketsa pun menjadi salah satu film yang ada pertama kali. Di antara
media pendidikan, gambarfoto adalah media yang paling umum digunakan untuk proses pembelajaran, karena paling mudah dimengerti dan dinikmati oleh peserta
didik, tetapi dalam media pendidikan gambarfoto yang cocok dengan tujuan pembelajaran harus memiliki keaslian
autentik.
Gambar haruslah secara jujur atau sesuai kenyataan melukiskan situasi seperti kalau orang melihat benda yang
sebernarnya. Gambarfoto juga harus sederhana dan cukup jelas menunjukkan
point-point
pokok yang ada di dalam gambar. Selain itu juga Sadiman Arif
16
1989:29 menggunakan media gambarfoto memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain:
1 Kelebihan:
a Sifatnya konkret. Gambarfoto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata. b
Gambar dapat membatasi ruang dan waktu, tidak semua benda, objek dan peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa
ke objekperistiwa tersebut. Untuk itu gambarfoto dapat mengatasinya.
2 Kelemahan:
a Gambarfoto hanya menekankan persepsi indera mata.
b Gambarfoto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
Film adalah serangkaian gambar yang diproyeksikan ke layar pada kecepatan tertentu, sehingga menjadi urutan tingkatan yang berjalan terus dan
menggambarkan pergerakan yang nampak normal. Film pada hakikatnya merupakan
penemuan baru
dalam interaksi
belajar mengajar
yang mengkombinasikan dua macam indera pada saat yang sama. Film yang
dimaksudkan di sini adalah film sebagai audio visual untuk pengajaran. Penulis menggun
akan “media film” untuk menunjukkan pada program audio visual yang ditayangkan, bukan sekedar alat yang digunakan untuk merekam. Film, video dan
audio visual memiliki arti dan kegunaan yang sama dalam pendidikan yaitu sebagai salah satu sarana yang dapat digunakan untuk membantu proses
pembelajaran yang lebih efektif selain itu menggunakan media film dalam pendidikan pengajaran di kelas sangat berguna atau bermanfaat terutama untuk
mengembangkan pikiran, konsentrasi, menambah daya ingat, menumbuhkan
17
minat dan motivasi belajar. Film sendiri merupakan media yang dipakai untuk merekam suatu keadaan atau mengemukakan sesuatu. Film dipakai untuk
memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan. Sadiman Arif S 1998: 225 dalam bukunya yang berjudul
Media Pendidikan
mengungkapkan bahwa film terbukti secara signifikan lebih baik dari media yang lain dalam hal mengingat dan mampu memengaruhi emosi
para siswa.
b. Jenis-Jenis Film
Proses pembelajaran di dalam kelas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para peserta didik, media pembelajaran sangat membantu para
peserta didik memiliki minat untuk mengikuti proses tersebut. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan yang dalam konteks pembelajaran memiliki
beberapa jenis yang variatif, berikut adalah: 1 film dokumenter
documentaries,
2 film
docudrama
, 3 film drama dan semidrama, 4 film
action
laga, 5 film animasikartun dan 6 film kolosal. Yudhi Munadi, 2010: 117
1 Film dokumenter
documentaries
Menurut Heinich yang dilansir oleh Yudhi Munadi film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan memfiksikan fakta.
Documentary
sebagai “
a creative treatment of actuality
” yakni perlakuan kreatif terhadap suatu kenyataan. Poin terpenting dalam film ini menurutnya ialah menggambarkan permasalahan
manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya.
18
2 Film
docudrama
Film-film dokumenter yang membutuhkan pengadegan. Dengan demikian kisah-kisah yang ada dalam dokudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah
nyata dari kehidupan yang sebenarnya, bisa diambil dari sejarah Yudhi Munadi, 2010:118. Contoh dari film jenis dokudrama adalah kisah teladan para rasul,
Santo-Santa dan tokoh terkenal lainnya.
3 Film drama dan semi drama
Drama dan semi drama keduanya melukiskan
human relation.
Tema- temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga diambil dari nilai-nilai kehidupan
yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita Yudhi Munadi, 2010:118. Contoh film drama dan semidrama adalah kisah tentang penyesalan orang kafir, kisah
orang yang takut pada Allah, kisah orang yang hidup penuh dengan kesabaran, kisah indahnya hidup damai dan lain-lainnya.
4 Film
action
laga Film jenis ini mengandung aksi-aksi yang menegangkan. Pada umumnya
ada banyak adegan perkelahian, saling kejar-mengejar atau aksi menggunakan senjata api Adhi Prasetyo Nugroho, 2015:3. Jenis film ini yang mengandung
banyak gerakan dinamis para aktor dan aktris dalam sebagian besar adegan film, seperti halnya adegan baku tembak, perkelahian, kejar mengejar, ledakan, perang
dan lainya.
19
5 Film animasikartun
Film kartun dalam sinematografi dikategorikan sebagai bagian yang integral film yang memiliki ciri danbentuk khusus. Film secara umum merupakan
serangkaian gambar yang diambil dari obyek yang bergerak. Gambar obyek tersebut kemudian diproyeksikan ke sebuah layar dan memutarnya dalam
kecepatan tertentu sehingga menghasilkan gambar hidup. Film kartun dalam sinematografi adalah film yang pada awalnya dibuat dari tangan dan berupa
ilustrasi dimana semua gambarnya saling berkesinambungan Adhi Prasetyo Nugroho, 2015:3 Jenis film kartun animasi dengan berbagai alur cerita. Biasanya
genre
film ini memiliki
sub genre
hampir sama dengan
genre
utama film non animasi.
6 Film kolosal
Kolosal sendiri berarti luar biasa besar. Film jenis ini umumnya diproduksi dengan dana yang sangat banyak dan melibatkan banyak pemain, mulai dari
pemeran utama sapai figuran. Biasanya, film kolosal hampir selalu betema sejarah atau zaman kuno yang menampilkan adegan peperangan besar-besaran
Adhi Prasetyo Nugroho, 2015:2
c Peran Media dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan media pembelajaran memiliki peran yang lebih baik untuk peserta didik, namun dalam
buku
Penelitian Tindakan Kelas,
Salahudin Anas 2015:131 mengatakan bahwa
20
ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media pembelajaran, antara lain landasan filosofis dan psikologis.
a. Landasan Filosofis
Ada suatu pandangan bahwa dengan digunakannya berbagai jenis media teknologi baru di dalam kelas, proses pembelajaran kurang manusiawi atau
dengan kata lain penerapan teknologi dalam pembelajaran akan terjadi dehumanisasi. Dengan adanya berbagai media pembelajaran, siswa dapat
mempunyai banyak pilihan untuk menggunakan media yang lebih sesuai dengan karakteristik pribadinya.
Selain landasan filosofis, Salahudin Anas 2015:131 memiliki pandangan
lain untuk penggunaan media pembelajaran yaitu landasan psikologis: b.
Landasan Psikologis Kajian psikologis menyatakan bahwa peserta didik akan lebih mudah
mempelajari hal yang konkret dari pada yang abstrak. Berkaitan dengan kontinum konkret-abstrak dan berkaitan dengan penggunaan media pembelajaran.
Peran media dalam pembelajaran menjadi salah satu manfaat untuk proses pengajaran di dalam kelas. Media pembelajaran dimanfaatkan untuk menunjang
tercapaikan tujuan yang sudah direncanakan atau yang akan dicapai oleh seorang guru untuk para peserta didiknya. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus
melihat sejauh mana para peserta didik mendukung tercapainya tujuan dan diperlukan juga strategi belajar mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan.
Guru harus memiliki kreativitas yang tinggi dalam mengelola kelas. Dengan
21
berbekal kreativitas guru dapat membuat dan menyediakan sumber bahan yang sederhana, namun mudah dan bisa dimengerti oleh peserta didik. Setiap
pembelajaran, pemanfaatan sumber belajar secara optimal mungkin sangat penting, sehingga keefektivan pembelajaran ditentukan oleh kemauan dan
kemampuan mendayagunakan sumber belajar. Materi pembelajaran adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari seluruhan kurikulum,
yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979:3.
d Keuntungan dan Keterbatasan media film dalam proses pembelajaran
a Keuntungan media film
Kemampuan film untuk memanipulasikan waktu dan ruang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berikut beberapa keuntungan menggunakan media
film dalam proses pembelajaran menurut Azhar Arsyad dalam bukunya
Media Pendidikan
2014: 50. 1
Film dapat menyajikan suatu proses dengan lebih efektif dibandingkan dengan media lain.
2 Film dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika
membaca, berdiskusi, praktik dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar, bahkan dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak
dapat dilihat, seperti cara kerja jantung berdenyut.
22
3 Film memungkinkan adanya pengamatan yang baik terhadap suatu
keadaanperistiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung. 4
Film berguna mengajarkan keterampilan, karena memungkinkan adanya pengulangan, sehingga keterampilan mampu dipelajari secara berulang-
ulang. 5
Film dapat menyajikan peristiwa kepada kelompok besar, kelompok kecil, kelompok heterogen maupun perorangan.
6 Dengan kemampuan dan teknik pegambilan gambar
frame
demi
frame,
film yang dalam kecepatan moral memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Misalnya, bagaimana kejadian
mekarnya bunga, mulai dari larinya kuncup bunga hingga kuncupnya itu mekar.
b Keterbatasan media film
Media film memiliki banyak manfaat atau pun keuntungan, namun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap media memiliki keterbatasan juga. Berikut
beberapa keterbatasan media film menurut Azhar Arsyad dalam bukunya
Media Pendidikan
2015: 50: 1
Tidak semua siswa memiliki kemampuan berfikir yang sesuai dengan kecepatan sebuah film. Pada saat film dipertunjukkan, gambar-gambar
bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.
23
2 Produksi sebuah film pada umumnya mahal dan memakan waktu yang
cukup lama. 3
Film yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali film dan video itu dirancang dan diproduksi
khusus untuk kebutuhan sendiri.
B. Pengertian Belajar dan Minat