pendek atau jangka panjang. Usaha – usaha ini jelas membantu pembangunan ekonomi di Negara yang kemudian dapat dinikmati oleh anggota masyarakat. Jadi
semua premi yang terkumpul itu dapat dipakai sebagai usaha investasi di dalam proyek ekonomi.
24
Di samping sebagai alat menghimpun dana pembangunan maka usaha perasuransian itu juga dilihat manfaatnya sebagai salah satu alat yang
memberikan jaminan bagi kelangusngan usaha- usaha besar yang pada suatu ketika mengalami kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang menimpa
perusahaan tersebut. Alat – alat produksi yang mengalami kerusakaan atau kebakaran sehingga musnah, dapat diganti atau dipulihkan oleh perusahaan
asuransi sehingga perusahaan – perusahaan tersebut tidak menjadi berhenti atau bangkrut melainkan dapat melanjutkan perusahaanya.
25
B. Prinsip dan Tujuan Asuransi
Asuransi sebagai suatu perjanjian dilengkapi juga dengan beberapa fisik. Hal ini bertujuan agar sistem perjanjian asuransi itu dapat dipelihara dan dipertahankan,
sebab suatu norma dapat tanpa dilengkapi dengan prinsipcenderung untuk tidak mempunyai kekuatan mengikat. Prinsip – prinsip yang terdapat dalam sistem
hukum asuransi tersebut antara lain:
26
1. Prinsip kepentingan yang dapat diasuransikan principle of insurable interest
prinsip ini dapat dijabarkan dalam pasal 250 KUHD , yang menentukan bahwa :
24
Djoko prakoso, Hukum asuransi Indonesia; Rineka Cipta,2004 hal 11
25
Ibid, hal 12
26
Man suparman, sastrawidjaja dan ending, hukum asuransi perlindungan tertanggung asuransi ,tertanggung ,usaha perasuransian, bandung,2003,hal 55-64
Universitas sumatera utara
“Apabila seseorang yang telah mengadakan pertanggungan untuk diri sendiri , atau apabila seseorang, yang untuknya telah diadakan suatu pertanggungan, pada
saat diadakannya pertanggungan itu tidak mempunyai kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu, maka penanggung tidaklah diwajibkan
memberikan ganti rugi . Apabila disimpulkan, maka ketentuan diatas mensyaratkan adanya
kepentingan dalam mengadakan perjanjian asuransi dengan akibat batalnya perjanjian tersebut. Dalam hal tidak ada kepentingan, maka penanggung tidak
diwajibkan untuk memberikan ganti rugi . Ketentuan terdapat dalam pasal 250 KUHD diatas untuk membedakan antara asuransi dengan permainan atau
perjudian Pada saat ditutupnya perjanjian asuransi itu harus ada kepentingan .
Permasalahan akan timbul apabila unsur kepentingan tersebut dibuktikan pada saat ditutupnya perjanjian asuransi.
2. Prinsip itikad baik principle of utmost goodfaith
Dalam perjanjian asuransi, unsur saling percaya antara penanggung dan tertanggung sangatlah penting. Tertanggung dengan itikad baik dan secara jujur
wajib memberikan segala keterangannya dengan benar mengenai objek asuransi yang akan diasuransikan . Di lain pihak tertanggung juga percaya bahwa kalau
terjadi persitiwa .penanggung akan membayar ganti rugi saling percaya ini dasarnya adalah itikad baik . Prinsip itikad baik ini harus dilaksanakan dalam
setiap perjanjian pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata , termasuk dalam perjanjian asuransi.
Universitas sumatera utara
Dalam perjanjian asuransi, banyak pasal – pasal KUHD yang dapat disimpulkan mengandung itikad baik. Pasal – Pasal itu antara lain 251,255,277
KUHD. Tetapi yang paling dikenal orang adalah pasal 251 KUHD, yang dikenal dengan kewajiban memberikan keterangan. Dalam pasal 251 KUHD tersbut,
asuransi menjadi batal apabila tertanggung memberikan keterangangan keliru atau tidak benar sama sekali tidak membeli keterangan. Sayangnya dalam pasal
tersebut, tidak dipersoalkan apakah tertanggung beritikad baik atau buruk. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasal 251 KUHD terlalu memberatkan
tertanggung. 3.
Prinsip Ganti rugi Principle of Indemnity Asuransi sebagaimana dapat disimpulkan dari pasal 246 KUHD
merupakan perjanjian penggantian kerugian. Ganti rugi disini mengandung arti bahwa penggantian kerugian dari penanggung harus seimbang dengan kerugian
yang sungguh- sungguh diderita oleh tertanggung . Tujuan prinsip ganti rugi atau indemnitas adalah untuk mengembalikan posisi keuangan tertanggung pada posisi
semula sesaat sebelum terjadinya kerugian. Tertanggung hanya berhak mendapatkan ganti kerugian yang sungguh – sungguh dialaminya, bukan untuk
mendapat keuntungan . Pasal 235 KUHD mengatur prinsip ganti rugi. Pasal – pasal yang ada
kaitannya dengan prinsip ganti rugi antara lain : pasal 246 , 250,252,253,277,278,280,284. Pasal 252 KUHD menentukan bahwa: “ Kecuali
dalam hal – hal yang disebutkan dalam ketentuan undang – undang ,maka tak bolehlah diadakan suatu pertanggungan kedua, untuk jangka waktu yang sudah
Universitas sumatera utara
dipertanggukan untuk harganya penuh, dan demikian itu atas ancaman batalnya pertanggungan kedua tersebut.”
Ketentuan di atas memberi pengaturan bahwa asuransi diancam batal, apanila diadakan asuransi yang kedua atas kepentingan yang telah diasuransikan
dengan nilai yang penuh , pada saat perjanjian asuransi yang kedua itu diadakan.
Beberapa penulis berpendapat bahwa asuransi berganda yang dikecualikan oleh pasal 252 KUHD itu adalah asuransi sesuai dengan ketentuan pasal 277
KUHD, yang menentukan bahwa : e.
Apabila berbagai pertanggungan , dengan itikad baik, telah diadakan mengenai satu – satunya barang , sedangkan dalam pertanggungan yang
pertama harga sepenuhnya telah dipertanggungkan, maka hanya pertanggungan pertama itulah yang mengikat , sedangkan para penanggung
berikutnya dibebaskan. f.
Apabila dalam pertanggungan yang pertama itu tidak dipertanggungkan harga sepenuhnya, maka para penanggung yang berikut bertanggung jawab
untuk harga yang selebihnya, menurut tertib waktu ditutupnya pertanggungan yang berikut itu.
Menurut pasal 277 KUHD , jika terjadi perjanjian yang berhubungan dengan asuransi yang berganda atas benda yang sama dengan kepentingan yang
sama dan waktu yang sama, dan harga pertanggungan penuh telah ada pada penanggung yang pertama, maka penanggung kedua dibebaskan. Penanggung
kedua hanya bertanggung jawab untuk pemenuhan kekurangan harga
Universitas sumatera utara
pertanggungan apabila dalam pertanggungan pertama tidak dipertanggungkan harga sepenuhnya.
Dengan demikian pasal 252 KUHD bertujuan untuk mencegah adanya penggantian kerugian yang menjadi melebihi dari kerugian yang diderita dan
mengharuskan adanya keseimbangan antara penggantian kerugian dengan nilai benda yang diasuransikan.Akan tetapi perlu diperhatikan adalah mengenai
berlakunya asas indemnitas ini , yang hanya berlaku dalam asuransi kerugian dan tidak berlaku dalam asuransi sejumlah uang . Hal ini karena dalam asuransi
sejumlah uang ganti rugi, tidak dipertimbangkan dengan kerugian yang sungguh – sungguh diderita, akan tetapi uang asuransi sudah ditetapkan sebelumnya pada
waktu ditutupnya perjanjian asuransi . Dasarnya, sebab pada asuransi sejumlah uang, kepentingannya tidak dapat dinilai dengan uang.
4. Prinsip Subrogasi principle of subrogation
Apabila terjadinya peristiwa yang tidak diharapkan terjadinya dalam perjanjian asuransi, maka tertanggung dapat menuntut penanggung untuk
memberikan ganti rugi. Akan tetapi, apabila sebab terjadinya kerugian itu diakibatkan oleh pihak , maka berarti tertanggung itu dapat menuntut penggantian
dari dua sumber . Sumber pertama dari penanggung dan sumber kedua dari pihak ketiga yang telah menyebabkan kerugian itu . Penggantian dari dua sumber itu
jelas bertentangan dengan asas dalam perjanjian asuransi itu sendiri, yaitu asas indeminitas dan asas hukum tentang larangan memperkaya diri sendiri secara
melawan hukum tanpa hak. Sebaliknya apabila ketiga itu juga dibebaskan begitu
Universitas sumatera utara
saja dari perbuatannya yang telah menyebabkan kerugian bagi tertanggung sangatlah tidak adil.
Untuk mencegah tercegahnya penyimpangan – penyimpangan seperti itu, undang – undang mengaturnya dalam pasal 284 KUHD yang menentukan bahwa
:
27
a. Apabila tertanggung di samping mempunyai hak – hak terhadap penanggung
juga mempunyai hak – hak terhadap pihak ketiga; “ Seorang penanggung yang telah membayar ganti kerugian sesuatu barang yang
dipertanggukan, menggantikan si tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap orang – orang ketiga berhubung dengan penerbitan
kerugian tersebut; dan si tertanggung itu adalah bertanggung jawab untuk setiap perbuatan yang dapat merugikan si penanggung terhadap orang- orang ketiga
Dengan adanya ketentuan demikian, berarti secara otomatis berdasarkan undang – undang, apabila terjadi kerugian yang menimpa tertanggung oleh pihak
ketiga, maka penanggung dapat menggantikan kedudukan tertanggung untuk melaksanakan hak – haknya terhadap pihak ketiga tersebut. Jadi subrogasi
berdasarkan undang – undang ini hanya dapat diberlakukan apabila ada dua factor yaitu :
b. Hak- Hak itulah timbulnya kerugian, Subrogasi ini hanya berlaku dalam
asuransi kerugian saja dan tidak berlaku terhadap asuransi sejumlah uang, oleh karena itu dalam asuransi sejumlah uang, jumlah ganti rugi telah ditetapkan
c. sebelumnya, yaitu pada waktu ditutupnya perjanjian asuransi .
27
Kitab Undang Hukum Dagang Pasal 284
Universitas sumatera utara
5. Prinsip Sebab akibat Principle of Proximate cause
Kewajiban penanggung untuk mengganti kerugian kepada tertanggung timbul apabila peristiwa yang menjadi sebab adanya kerugian itu dijamin oleh
polis. Akan tetapi, tidaklah mudah untuk menentukan suatu peristiwa itu merupakan sebab timbulnya kerugian yang dijamin oleh polis. Terlebih – lebih
apabila peristiwanya banyak, sehingga sulit untuk menetukan mana yang menjadi sebab timbulnya kerugian.
Dalam hal ini , ada 3 pendapat untuk menentukan sebab timbulnya kerugian dalam perjanjian asuransi, yaitu :
28
a. Pendapat menurut peradilan di inggris , yang menyatakan bahwa sebab dari
kerugian itu secara urutan kronologis terletak terdekat kepada kerugian . inilah yang disebut Causa Proxima.
b. Pendapat yang kedua ialah di dalam pengertian hukum pertanggungan, sebab
itu tiap – tiap peristiwa yang tidak dapat ditiadakan tanpa ikut melenyapkan kerugian itu. Dalam perkataan lain ialah tiap peristiwa yang dianggap sebagai
condito sinequanon terhadap kerugian itu. c.
Causa remota, bahwa yang menjadi sebab dari timbulnya kerugian itu ialah peristiwa yang terjauh. Ajaran ini merupakan lanjutan dari pemecahan suatu
ajaran yang disebut “ sebab adequate “ yang mengemukakan bahwa dipandangsebagai sebab yang menimbulkan kerugian itu ialah peristiwa yang
pantas berdasarkan ukuran pengalaman yang harus menimbulkan kerugian itu.Jadi dengan demikian, berdasarkan sebab itulah timbul kerugian yang menjadi
28
Ibid, hal 62 -63
Universitas sumatera utara
tanggungan penanggung kecuali kalau polis dengan klausul All Risk, yaitu polis yang menanggung semua resiko. Dalam hal ini juga terdapa kekecualian, yaitu
apabila sebab itu terjadi karena kesalahan sendiri dari tertanggung pasal 276 KUHD .
6. Prinsip Kontribusi Principle of Contribution
Apabila dalam suatu polis ditandatangani oleh beberapa penanggung, maka masing – masing penanggung itu menurut imbangan dari jumlah mereka
untuk mana mereka yang menandatangani polis, hanya akan memikul jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita oleh Tertanggung. Prinsip Kontibusi ini
terjadi apabila ada asuransi berganda double insurance sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 278 KUHD.
Tujuan Asuransi
Adapun Tujuan asuransi dalam hal ini sebagai berikut yaitu:
29
1. Teori Pengalihan risiko
Menurut teori pengalihan risiko risk transfer theory tertanggung menyadari bahwa ada ancaman bahaya terhadap harta kekayaan miliknya atau
terhadap jiwamya. Jika bahaya tersebut menimpa harta kekayaan atau jiwanya, dia akan menderita kerugian atau korban jiwa atau cacat raganya. Tertanggung
sebagai pihak yang terancam bahaya merasa berat memikul beban risiko yang sewaktu – waktu dapat terjadi. Untuk mengurangi atau menghilangkan beban
risiko tersebut , pihak tertanggung berupaya mencari jalan kalau ada pihak lain yang bersedia mengambil alih beban risiko ancaman bahaya dan dia sanggup
29
Abdulkadir Muhammad, Op.Cit hlm.l12
Universitas sumatera utara
membayar kontra prestasi yang disebut premi. Berbeda dengan asuransi kerugian, pada asuransi jiwa apabila sampai berakhirnya jangka waktu asuransi tidak terjadi
peristiwa kematian atau kecelakaan yang menimpa diri tertanggung, maka tertanggung akan memperoleh pengembalian sejumlah uang dari penanggung
sesuai dengan isi perjanjian.Premi yang dibayar oleh tertanggung itu seolah – olah sebagai tabungan pada penanggung.
2. Pembayaran Ganti Kerugian
Dalam hal tidak terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, maka tidak ada masalah terhadap risiko yang ditanggung oleh penanggung. Dalam praktiknya
tidak senantiasa bahaya yang mengancam itu sungguh – sungguh terjadi. Ini merupakan kesempatan baik bagi penanggung mengumpulkan premi yang dibayar
oleh beberapa tertanggung yang mengikatkan diri kepadanya.Jika pada suatu ketika sungguh – sungguh terjadi perisitwa yang menimbulkan kerugian risiko
berubah menjadi kerugian, maka kepada tertanggung yang bersangkutan akan dibayarkan ganti kerugian seimbang dengan jumlah asuransinya.Dalam
praktiknya kerugian yang timbul itu bersifat sebagian partial loss , tidak semuanya berupa ganti kerugian total total loss . Dengan demikian, tertanggung
mengadakan asuransi yang bertujuan untuk memperoleh pembayaran ganti kerugian yang sungguh – sungguh dideritanya.
Pada asuransi jiwa apabila dalam jangka waktu asuransi terjadi peristia kematian atau kecelakaan yang menimpa dari tertanggung, maka penanggung
akan membayar jumlah asuransi yang telah disepakati bersama seperti tercantum dalam polis. Jumlah asuransi yang disepakati itu merupakan dasar perhitungan
Universitas sumatera utara
premi dan untuk memudahkan penanggung membayar sejumlah uang akibat terjadinya peristiwa kematian atau kecelakaan. Jadi, pembayaran sejumlah uang
itu bukan sebagai ganti kerugian, karena jiwa atau raga manusia bukan harta kekayaan dan tidak dapat dinilai dengan uang.
3. Pembayaran Santunan.
Asuransi kerugian dan asuransi jiwa diadakan berdasarkan perjanjian bebas sukarela antara penanggung dan tertanggung. Akan tetapi, undang –
undang mengatur asuransi yang bersifat wajib, artinya tertanggung terikat dengan penaggung karena perintah undang – undang, bukan karena perjanjian. Asuransi
ini disebut asuransi sosial uang bertujuan melindungi masyarakat dari ancaman bahaya kecelakaan yang mengakibatkan kematian atau cacat tubuh.
Tertanggung yang membayar kontribusi tersebut adalah mereka yang terikat pada suatu hubungan hukum tertentu yang ditetapkan undang – undang,
misalnya hubungan kerja, penumpang angkutan umum. Apabila meeka mendapat musibah kecelakaan dalam pekerjaanya atau selama angkutan berlangsung mereka
atau ahli warisnya akan memperoleh pembayaran santunan dari penaggung yang jumlahnya telah ditetapkan oleh undang – undang
4. Kesejahteraan Anggota.
Apabila beberapa orang berhimpun dalam suatu perkumpulan dan membayar kontribusi iuran kepada perkumpulan, maka perkumpulan itu
berkedudukan sebagai penanggung, sedangkan anggota perkumpulan berkedudukan sebagai tertanggung. Jika terjadi peristiwa yang mengakibatkan
keruguan atau kematian bagi anggota tertanggung . Perkumpulan akan
Universitas sumatera utara
membayar sejumlah uang kepada anggota tertanggung yang bersangkutan. Dalam hal ini asuransi saling menanggung tidak dapat digolongkan ke dalam
asuransi murni, tetapi hanya mempunyai unsur – unsur yang mirip dengan asuransi kerugian.
Asuransi kesejahteraan seperti ini lebih sesuai apabila dikelola oleh perkumpulan koperasi atau usaha bersama, Karena sesuai benar dengan asas dan
tujuan kedua badan hukum tersebut, Kedua badan hukum ini diatur dalam pasal 7 ayat 1 undang – undang nomor 2 tahun 1992 sebagai berikut:
“ usaha perasuransian hanya dapat dilakukan oleh badan hukum yang berbentuk : a.
Perusahan Perseroan persero b.
Koperasi c.
Perseroan terbatas d.
Usaha bersama mutual Setelah mengetahui mengenai apa saja tujuan Asuransi yang telah disampaikan di
atas, maka adapun tujuan dari Asuransi
Tujuan dari Asuransi
Setiap orang yang memiliki suatu benda tentu menghadapi suatu risiko bahwa nilai dari miliknya itu akan berkurang, baik karena hilangnya benda itu
maupun karena kerusakan atau karena msunah terbakar atau karena sebab lainnya. Banyak di antara sebab- sebab yang menjadikan pengurangan nilai itu dapat
dicegah dan sudah diharapkan akan terjadinya. Tetapi banyak juga sebab – sebab
Universitas sumatera utara
yang mengurangi nilai benda itu mempunyai sifat yang tidak dapat diharapkan lebih dahulu.
30
Disebabkan kebakaran, maka benda seseorang akan hancur, karena pencurian maka seseorang akan kehilangan barang – barang perhiasan, karena
angin topan maka seseorang akan menderita kerugian dari hasil panennya.Semua hal – hal ini adalah persitiwa – peristiwa yang pada satu pihak walaupun
kemungkinan itu akan terjadi itu besar, tidaklah dapat diharapkan terjadinya dengan suatu kepastian, dan pada pihak lain bahwa orang yang ditimpanya itu
biasanya menderita kerugian yang lebih besar dari faktor – faktor kerugian yang normal, sedangkan peristiwa – peristiwa ini kadang - kadang juga dapat
mengakibatkan mungkin jatuhnya keadaan keuangan dari seseorang.
31
Jika dihubungkan dengan asuransi maka dapatlah dikatakan bahwa kerugian orang – orang itu tadi dapat diperingan atau dikurangi, bahkan
ditanggung oleh orang lain asal untuk itu diperjanjikan sebelumnya. Di antara orang yang khawatir akan menderita kerugian dengan orang yang mau
menanggung kerugian itu diadakanlah perjanjian asuransi. Jadi berdasarkan besar kecilnya risiko yang dihadapi penanggung dari pengalaman perusahaanya dan
berapa besar persentase tentang kemungkinan suatu klaim tertentu akan terjadi, dan berdasarakn statistik ini pula penanggung dapat menghitung berapakah
besarnya penggantian kerugian itu dan jumlah inilah yang dimintakannya sebagai premi dari tertanggung, akan tetapi di dalam jumlah keseluruhannya ia masih juga
memasukkan segala ongkos – ongkos dan untuk dari perusahaanya.
30
Djoko prakoso, hukum asuransi Indonesia; Rineka cipta,Jakarta, 2004 . hlm 7
31
Ibid,hal 8
Universitas sumatera utara
Perjanjian Asuransi itu mempunyai tujuan untuk mengganti kerugian kepada tertanggung, jadi tertanggung harus dapat menunjukkan bahwa dia
menderita kerugian dan benar – benar menderita kerugian. Di dalam asuransi itu setiap waktu selalu dijaga supaya jangan sampai seorang tertanggung yang hanya
bermaksud menyingkirkan suatu kerugian saja dan mengharapkan suatu untung menikmati asuransi itu dengan cara memakai spekulasi, yang penting ialah bahwa
tertanggung harus mempunyai kepentingan bahwa kerugian untuk mana ia mempertanggungkan dirinya itu tidak akan menimpanya. Ajaran “ Kepentinan “
ini sangant penting di dalam seluruh Hukum Asuransi yang kita dapati di dalam beberapa pasal tertentu yaitu : Pasal – pasal 250 , 252 , 253, 274 , 275 , 277 , 279 ,
284, KUHD.
32
Pengaturan Mengenai Asuransi antara lain
C. Pengaturan Mengenai Asuransi dan Jenis – jenis Asuransi