Berisikan suatu masalah mengenai Pengertian umum mengenai asuransi jiwa serta klaim asuransi dan cara
menyelesaikan klaim
BAB IV : Penyelesain Tuntutan Pembayaran Klaim asuransi Dalam
Mnc Life Cab. Medan Berisikan suatu masalah mengenai penyelesain pembayaran
klaim asuransi jiwa tersebut
BAB V : PENUTUP
Berisikan kesimpulan dan saran – saran yang ditarik berdasarkan hasil analisi data
G. Keaslian Penulisan
Penulisan ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari penulis sendiri , dengan masukkan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penulisan
skripsi ini. Skripsi ini berjudul : tinjauan hukum tentang tuntutan pembayaran klaim asuransi jiwa pada Pt Mnc Life Cab medan. Skripsi ini belum pernah
dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, dan sebelumnya telah dilakukan penelusuran dan pemeriksaan di Perpustakaan
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, judul ini., kalaupun ada kemiripan hal itu pastilah dilakukan dengan tidak sama dan tentunyamasalah substansinya
berbeda seperti :
Universitas sumatera utara
1. Judul Skripsi : “ Pelaksanan Klaim asuransi kendaraan bermotor roda empat
dan hambatannya di PT. Asuransi Harta aman Pratama,Tbk” . Medan. Ditulis oleh Dyah Septari Mario Siregar, NIM : 070200320 Faklutas Hukum
USU. 2.
Judul Skripsi : “ Tinjauan Hukum Tentang Sistem Pembayaran Klaim Asuransi Jiwa Medical Dengan Pemeriksaan Dokter Pada PT. Asuransi
jiwa Bumi Putera 1912. Di tulis oleh M. Herry Surya, Nim 940200129. Skripsi ini asli karya ilmiah saya sendiri. Karya ini diharapkan berguna di
kalangan mahasiswa serta masyarakat yang yang berkaitan dengan program yang ada di Perusahaan Mnc Life Insurance Cab Medan.
Universitas sumatera utara
BAB II ASURANSI DAN PERJANJIAN ASURANSI
A. Pengertian Asuransi menurut ketentuan umum dan Premi dalam Asuransi
Menurut ketentuan pasal 246 KUHD yang memuat bahwa asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu.
13
Berdasarkan definisi tersebut dapat diuraikan unsur – unsure asuransi atau pertanggungan sebagai berikut:
14
1. Pihak- pihak . subjek asuransi adalah pihak – pihak dalam asuransi, yaitu
penanggung dan tertanggung yang mengadakan perjanjan asuransi. Penanggung dan tertanggung adalah pendukung kewajiban dan hak.
Penanggung wajib memikul risiko yang dialihkan kepadanya dan berhak memperoleh pembayaran premi, sedangkan tertanggung wajib membayar
premi dan berhak memperoleh penggantian jika timbul kerugian atas harta milik yang diasuransikan.
2. Status pihak – pihak, Penanggung harus berstatus sebagai perusahaan badan
hukum , dapat berbentuk Perseroan Terbatas PT. Tertanggung dapat
13
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia: citra aditya bakti,bandung,2006 hal 8
14
Ibid
Universitas sumatera utara
berstatus sebagai perseorangan, persekutuan, atau badan hukum baik sebagai perusahaan ataupun bukan perusahaan.
3. Objek Asuransi, Objek asuransi dapat beruba benda, hak atau kepentingan
yang melekat pada benda, dan sejumlah uang yang disebut premi atau ganti kerugian.
4. Peristiwa Asuransi, adalah perbuatan hukum berupa persetujuan atau
kesepakatan bebas antara penanggung dan tertanggung mengenai objek asuransi
5. Hubungan Asuransi , yang terjadi antara penanggung dan tertanggung adalah
keterikatan yang timbul karena persetujuan atau kesepakatan bebas. Asuransi dalam bahasa belanda disebut verzekering yang berarti
pertanggungan atau asuransi dalam bahasa inggris disebut inssurance.
15
Asuransi berasal dari bahasa inggris “assure” yang berarti menanggung dan “assurance”
yang berarti tanggungan.
16
1. Undang – undang nomor 2 tahun 1992 :
Dalam hukum asuransi kita mengenal berbagai macam istilah, ada yang mempergunakan istilah hukum pertanggungan, dalam bahasa belanda disebut
Verzekering Recht, dan dalam istilah bahasa Inggris disebut Insurance Law, sedangkan dalam praktek-praktek sejak zaman Hindia Belanda sampai sekarang
banyak dipakai orang istilah Asuransi Asurantie.
15
J.C.T. Simorangkir, Rudy Erwin, J.T. Prasetyo, Kamus Hukum, Jakarta; Sinar Grafika, 2009 Hal 182
16
I.P.M. Ranuhandoko, Terminologi Hukum : Inggris-Indonesia Jakarta; Sinar Grafika, 2006, Hal 75.
Universitas sumatera utara
Menurut ketentuan pasal 1 angka 1 undang – undang nomr 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian
17
2. New York insurance law
: “
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara 2 dua pihak atau lebih dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi untuk memberikan penggantian kepada tertanngung dengan kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang akan timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarakna atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Dalam Pasal 41 New York insurance law, dalam definisi tersebut hanya meliputi ganti kerugian terhadap harta kekayaan, tetapi juga meliputi pengertian
yang ada manfaatnya bagi tertanggung. Jadi termasuk juga pembayaran sejumlah uang pada asuransi jiwa. Dalam pasal 41 new York insurance law meliputi
asurasni kerugian dan asuransi jumlah.
18
3.Berdasarkan KUHperdata Menurut KUHperdata bahwa berdasarkan ketentuan pasal 1774
KUHperdata, perjanjian asuransi itu dimasukkan menjadi salah satu jenis atauperjanjian untung – untungan di samping pertaruhan dan perjudian dan bunga
cagak hidup
19
17
Undang – undang no. 2 tahun 1992 dalam pasal 1 ayat 1
18
Pasal 41 New York Insurance Law
. Untuk memahami
Universitas sumatera utara
lebih lanjut Abdulkadir Muhammad membuat perbandingan antara rumusan pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 dan Pasal 246 KUHD :
20
1. Definisi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 meliputi asuransi kerugian
dan asuransi jiwa. Asuransi kerugian dibuktikan oleh bagian kalimat “penggantian karena kerugian, kerusakan, kehilangan keuntungan yang
diharapkan”. Asuransi jiwa dibuktikan oleh kalimat “memberikan pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang”, bagian ini tidak ada
dalam Pasal 246 KUHD. 2.
Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 secara eksplisit meliputi juga asuransi untuk kepentingan pihak ketiga, hal ini terdapat dalam
bagian kalimat “tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga”, bagian ini tidak terdapat dalam pasal 246 KUHD.
3. Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 meliputi obek asuransi
berupa benda, kepentingan yang melekat atas benda, sejumlah uang jiwa manusia. Objek asuransi berupa jiwa manusia tidak terdapat dalam definisi pasal 246
KUHD. 4.
Definisi dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 meliputi evenement berupa peristiwa yang menimbulkan kerugian pada benda objek asuransi dan
peristiwa meninggalnya seseorang. Peristiwa meninggalnya seseorang tidak terdapat dalam Pasal 246 KUHD.
Pengertian Premi Dalam Asuransi
19
Kitab Undang – undang Hukum perdata Paal 1774
20
Abdulkadir Muhammad, Hukum Asuransi Indonesia Op.Cit., Hal 11-12
Universitas sumatera utara
Dalam pasal 246 KUHD terdapat rumusan
21
“ dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi .
:
22
Untuk mencegah terjadinya pembatalan asuransi karena premi tidak dibayar biasanya pihak – pihak mencantumkan klausula dalam polis yang
menyatakan: “ Premi harus dibayar di muka pada waktu yang telah ditentukan ”.Jika Premi Tidak dibayar pada waktu yang telah ditentukan, asuransi tidak
“ Berdasarkan rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa premi adalah salah
satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiaban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam hubungan hukum
asuransi, penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Apabila premi tidak
dibayar, asuransi dapat dibatalkan atau tidak setidak – tidaknya asuransi tidak berjalan. Premi harus dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggung
pihak yang berkepentingan. Sebagai perjanjian timbal balik, asuransi bersifat konsensual, artinya sejak
terjadi kesepakatan timbulah kewajiban dan hak kedua belah pihak. Akan tetapi, asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah
dipenuhi. Dengan kata lain, risiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayar oleh tertanggung. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa ada
tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran premi. Premi merupakan kunci perjanjian asuransi.
21
Abdulkadir Muhammad, Hukum asuransi indonesia . Op.Cit hal 105
22
Kitab Undang Hukum Dagang Pasal 246
Universitas sumatera utara
berjalan. Jika terjadi peristiwa yang menimbulkan kerugian, Penanggung tidak berkewajiban membayar klaim tertanggung.
Berdasarkan uraikan diatas, maka dapat dipahami bahwa premi asuransi merupakan syarat mutlak untuk menentukan perjanjian asuransi dilaksanakan atau
tidak. Kriteria premi asuransi adalah sebagai berikut : a.
Dalam Bentuk Sejumlah uang, b.
Dibayar lebih dahulu oleh Tertanggung, c.
Sebagai imbalan pengalihan risiko, d.
Dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai risiko yang dialihkan. Ekstensi lembaga asuransi sebagai usaha di Indonesia, telah diberikan
dasar hukum yang kokoh oleh undang – undang nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Legalisasi terhadap kegiatan usaha asruansi melalui
pemberian izin usaha ini sangan diperlukan., mengingat bahwa perusahaan asuransi dalam melaksanakaan kegiatannya itu dilakukan dengan cara
mengumpulkan dana masyarakat dalam bentuk uang premi, yang kemudian harus dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pembayaran klaim.
23
Usaha pertanggungan itu dapat dijelmahkan sebagai berikut, bahwa usaha asuransi itu berarti memasukkan premi yang kemudian merupakan suatu dana .
Dana yang tersimpan dalam waktu yang beberapa lama di dalam perusahaan dapat dipergunakan oleh perusahaan tersebut untuk membiayai suatu usaha yang
mendatangkan keuntungan baginya di samping membantu masyarakat meningkatkan usaha – usaha dengan memberikan modal atau kredit untuk jangka
23
Ibid, hal 10
Universitas sumatera utara
pendek atau jangka panjang. Usaha – usaha ini jelas membantu pembangunan ekonomi di Negara yang kemudian dapat dinikmati oleh anggota masyarakat. Jadi
semua premi yang terkumpul itu dapat dipakai sebagai usaha investasi di dalam proyek ekonomi.
24
Di samping sebagai alat menghimpun dana pembangunan maka usaha perasuransian itu juga dilihat manfaatnya sebagai salah satu alat yang
memberikan jaminan bagi kelangusngan usaha- usaha besar yang pada suatu ketika mengalami kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang menimpa
perusahaan tersebut. Alat – alat produksi yang mengalami kerusakaan atau kebakaran sehingga musnah, dapat diganti atau dipulihkan oleh perusahaan
asuransi sehingga perusahaan – perusahaan tersebut tidak menjadi berhenti atau bangkrut melainkan dapat melanjutkan perusahaanya.
25
B. Prinsip dan Tujuan Asuransi