SENI TARI
180
Tarian upacara adat atau agama ini pada saat tertentu juga dapat dipresentasikan dalam acara-acara lain yang
berhubungan dengan berbagai peristiwa yang sesuai untuk pertunjukan tarian tersebut. Oleh sebab itu, tarian ini eksis dari
zaman dulu hingga sekarang.
Pertunjukan tari-tarian pergaulan cukup diandalkan pada daerah masing-masing untuk digunakan sebagai promosi daerah.
Berbagai kegiataneven dan keperluan adat tarian ini hadir sebagai suguhan pertunjukan yang menarik bagi wisatawan lokal
maupun mancanegara. Secara khusus pertunjukan tarian di bawah ini konsep koreografinya untuk keperluan upacara maupun
pertunjukan pada kegiatan atau acara-acara yang penting.
4. Tari Pergaulan
Tarian ini mengisyaratkan pergaulan antara muda dan mudi. Tarian ini biasanya dilakukan pada saat bulan purnama
seagai tari pergaulan muda mudikaum remajayang merupakan tari sosial yang memiliki latar belakang cerita. Tarian ini
merupakan wujud suka cita warga desa dalam menyambut panen, bersih desa, atau acara lainnya yang berhubungan
dengan berlangsungnya pertemuan antara kaum mudalaki-laki dan mudiputri.
Ciri-ciri yang nampak pada tari-tarian jenis ini adalah : 1.
Gerak tari ini dilakukan secara bebas, yang mengikuti adalah muda dan mudi atau warga masyarakat secara umum.
2. Tarian ini sering dilaksanakan pada saat bulan pernama baik
untuk kalangan anak-anak, remaja putra dan putri atau dewasa maupun orang tua, dapat dilakukan di arena yang
luas atau tanah lapang. Pelaksanaan pertunjukan tarian ditujukan untuk keperluan upacara serta kebiasaan yang
sering digelar, acara tersebut merupakan puncak dari kegiatan pada waktu siang harinya.
3. Tarian ini pada dasarnya digunakan sebagai sarana untuk
komunikasi atau pergaulan antara laki-lakiperempuan, anak, remaja dan orang tua atau kegiatan yang berhubungan
dengan hajad orang banyak di suatu desa.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SENI TARI
181
Beberapa contoh tari sosial di bawah ini berkembang baik di Indonesia adalah yakni Tari Lenso, Tari Serampang Dua
Belas, Tari Joget, Tari Gandrung, Tari Tayub dll.
Sumber Koleksi DepBudPar Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.56-3.57 Bersih Desa
Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi Pribadi Gb. 3.58 .Jepen Rebana Gb. 3..59 Sanduri
Sumber Koleksi GNP TMII Jkt Sumber Koleksi GNP TMII JKt Gb. 3.60- 3.61 Tari Warak Dugder
Di unduh dari : Bukupaket.com
SENI TARI
182
5. Tari Teatrikal
Ciri tarian jenis ini adalah bahwa tarian ini merupakan bentuk pertunjukan yang dikemas secara lengkap antara unsur
seni rupa, musik teater, dan tari. Pertunjukan digarap komunikasi dengan penonton, sehingga kesan teatrikal nampak.
Salah satu contoh adalah Kesenian Betawi. Pada jaman dahulu hidup dan berkembang kesenian ini. Kesenian ini memiliki
mode penyajian secara teatrikal. Konsumsi pertunjukan lebih diarahkan untuk ceritera rakyat. Unsur ceritera dapat digunakan
sebagai media untuk improvisasi di atas panggung. Masalah lain yang dapat difungsikan adalah unsur dialog atau komunikasi
dengan penonton. Oleh sebab itu pertunjukan ini sangat digemari di kalangan masyarakat luas terutama masyarakat luas.
Selain kesenian Betawi, yang memiliki potensi pengembangan budaya asli dari daerah setempat. Contoh-contoh
kesenian tersebut antara ini lain sebab: dalah tari Topeng Betawi, Tari Topeng Gong, Tari Rengganis BetawiJakarta, Jenis Ebeg,
Tari Buncis Banyumas, Reog Ponorogo dengan Dadap-Pentul- Kuda Kepang PonorogoJatim. Ludrug.
Sumber Koleksi Anj. TIMTI Sumber Koleksi DepBudPar Gb. 3.62 Tari Kebyar KEbeng Gb. 3.63 Tari Reog Polodero
Di unduh dari : Bukupaket.com
SENI TARI
183
Kesenian Tari dan upacara adat sepertinya saling berkaitan, baik sebagai pelengkap maupun perantara untuk mencapai
tujuan. Memohon keselamatan, perlindungan, biasanya mengadakan pertunjukan kesenian.
KesenianTari Dolalak Purworejo dan Barong Bali sangat dekat dengan masyarakatnya. Tarian ini sering
dijadikan pelengkap adat yakni untuk perkawinan dan upacara agama.
1. Tarian ini tumbuh dan berkembang pada sekelompok suku
baik yang berada di pedalamandi lingkungan masyarakat ramai.
2. Konsep koreografinya memegang ketat pada tradisi-tradisi masyarakat atau adat secara ketat, sehingga sangat
menjujung tradisi nenek moyang yang mewariskannya. 3. Akulturasi dengan Alam lingkungan menjadi sarana mediasi.
Tarian ini dikoreografi berhubungan dengan masalah- masalah religi dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang dianut
dan diyakini, sehingga implementasi upacaranya dilaksanakan sesuai tradisi yang turun temurun.
4. Tarian ini lebih menekankan pada ritual-ritual atau upacara, sehingga memiliki perberbedaan dengan tarian rakyat,
karena tarian rakyat.
Gb. 62
D. PERKEMBANGAN TARI