Sistem informasi perhutani BKPH Padalarang modul penerimaan kayu pengeluaran kayu dan penggajian

(1)

1

Dengan pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih sejalan dengan kemajuan zaman, maka penggunaan komputer pun semakin meningkat dan peranannya sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yang dapat membantu dan menunjang manusia dalam mengerjakan suatu pekerjaan.

Peranan komputer sangat dibutuhkan dalam membantu menyelesaikan suatu pekerjaan yang dihadapi, sehingga banyak instansi/lembaga-lembaga yang menggunakan komputer untuk menunjang dan membantu dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Dengan komputer suatu pekerjaan akan terasa lebih cepat terselesaikan dan tidak manual.

Penggunaan komputer yang umum adalah penggunaan komputer di suatu perusahaan. Fungsi dari penggunaan komputer pada suatu perusahaan pada umumnya adalah sebagai alat bantu pengolahan data, perhitungan gaji karyawan, dan lain-lain.

Dengan menggunakan sistem yang bersifat komputerisasi hasil yang dicapai akan lebih optimal dan pekerjaan yang dilakukan akan lebih mudah, efektif dan efisien. Pembuatan program aplikasi (software) akan memperluas pemanfaatan komputer dalam dunia pendidikan maupun dunia kerja untuk mendapatkan informasi yang cepat, akurat dan tepat waktu.

Di Perhutani BKPH Padalarang yang berada di bawah naungan Perhutani Regional Jawabarat dan Banten, yang bergerak pada bidang penerimaan kayu dan


(2)

2

pengeluaran kayu masih mengalami kesulitan dalam pengolahan data karena masih menggunakan proses pencatatan data dengan mengisi kertas formulir khusus lalu disimpan disebuah rak lemari. Yang mengakibatkan sulitnya pegawai jika membutuhkan data dimasa lalu dalam pekerjaannya atau sekedar melihat kembali data-data terdahulu. Untuk melakukan hal tersebut, para pegawai harus membuka kembali lemari penyimpanan arsip dan mencari data dengan mencari satu persatu berdasarkan nomor dokumen dari sekian banyak arsip. Proses tersebut membutuhkan waktu pencarian yang lama dan tidak efisien.

Juga dalam divisi kepegawain seperti pencatatan data pegawai masih dilakukan hanya dengan membuat formulir yang berisi data pegawai di aplikasi Microsoft word lalu diprint dan disimpan dipenyimpanan dokumen khusus pegawai. Sama halnya dengan data pegawai, pencatatan absen pun dicatat hanya dengan secarik kertas yang berisi table kosong yang dibuat di aplikasi Microsoft excel, lalu disimpan pada penyimpanan dokumen khusus absen. Pada saat penggajian, kepala urusan tata usaha membuat slip gaji di Microsoft word dan menghitung gaji dengan kalkulator, juga dicocokan data absensi dan pegawai yaitu dengan membuka lagi lembaran kertas dokumen tersebut untuk melihat data absen dan data golongan gaji, tunjangan dan lain - lain lalu dihitung berdasarkan data tersebut menggunakan kalkulator dan dicetak slip gaji di Microsoft word. Proses ini mengakibatkan lamanya divisi kepegawaian untuk menentukan penghitungan gaji karena proses pencocokan data yang lama dan tidak efisien.

Berdasarkan permasalahan yang ada di atas maka dibutuhkan sebuah aplikasi yang lebih efisien pada instansi Perhutani BKPH Padalarang. Oleh karena


(3)

itu, pada laporan ini penulis akan membuat suatu sistem informasi yang

dituangkan kedalam judul “Sistem Informasi Perhutani BKPH Padalarang

Modul Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian“ 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan terjadinya beberapa masalah yaitu :

1. Proses pencatatan data penerimaan kayu dan pengeluaran kayu masih

dilakukan hanya dengan mencatatnya pada sebuah formulir.

2. Adanya keterbatasan dalam proses pencarian data yang membutuhkan waktu

yang cukup lama dan sulit karena bertumpuknya formulir yang berisi data pada penyimpanan arsip sehingga pegawai harus membuka satu persatu tumpukan formulir tersebut.

3. Proses penggajian cenderung lebih lama karena diakibatkan oleh sulitnya

mengumpulkan data, karena media penyimpanan masih berupa arsip yang mengharuskan bagian penggajian mencari data pegawai dan data absensi satu persatu ditumpukan arsip untuk dicocokan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi ini ada beberaoa hal dan rumusan masalah yang harus diperhatikan, antara lain :

1. Bagaimana menggambarkan sistem informasi penerimaan kayu dan


(4)

4

2. Bagaimana cara menggambarkan sistem informasi proses penggajian yang

sedang berjalan di Perhutani BKPH Padalarang.

3. Bagaimana merancang sistem informasi penerimaan kayu dan pengeluaran

kayu yang sekaligus dapat mempercepat proses pencarian data di Perhutani BKPH Padalarang.

4. Bagaimana perancangan sistem informasi penggajian yang dapat membantu

mempercepat proses penghitungan gaji yang sedang berjalan.

5. Bagaimana pengujian aplikasi program sistem informasi penerimaan

pengeluaran kayu dan penggajian di Perhutani BKPH Padalarang.

6. Bagaimana mengimplementasikan sistem informasi penerimaan pengeluaran

kayu di Perhutani BKPH Padalarang.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini memberikan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat mempermudah dalam penyajian informasi dan data yang akurat serta cepat.

1.3.1 Maksud Penelitian.

Maksud dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk membangun sistem informasi penerimaan pengeluaran kayu dan penggajian guna membantu dalam proses pengolahan data pada Perhutani BKPH Padalarang.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pembuatan penelitian ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui permasalahan bagaimana proses penerimaan kayu,


(5)

2. Untuk membuat suatu Sistem Informasi yang dapat terintegrasi dengan database dalam pengolahan data, guna mempermudah dalam proses pencariaan data dan penggajian pada Perhutani BKPH Padalarang.

3. Untuk melakukan pengujian sistem informasi guna mengetahui kesalahan

dan kekurangan di sistem informasi penerimaan pengeluaran kayu dan penggajian

4. Untuk mengimplementasikan Sistem Informasi pada instansi Perhutani

BKPH Padalarang kedalam bahasa pemgrograman yang terintegrasi dengan database sehingga menjadi satu paket aplikasi siap pakai.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah suatu hal yang penting dalam sebuah penelitian, itu memiliki arti yang bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Berikut penulis sampaikan kegunaan penelitian secara praktis dan akademis.

1.4.1 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik :

1. Bagi Perusahaan.

Kegunaan praktis dari penelitian ini diharapkan memberikan masukan-masukan ke perusahaan atau objek penelitian tentang kekurangan atau kelemahan yang masih ada pada objek penelitian. Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dan dapat memperlancar kegiatan yang berjalan pada perusahaan yang bersangkutan.


(6)

6

2. Bagi KPH.

Mempermudah proses pencarian data dan mempermudah proses pengeluaran kayu.

3. Bagi KRPH.

Mempermudah dalam mendapatkan data yang dinginkan dan laporan yang diperlukan.

4. Bagi Asper.

Diharapkan dapat mempermudah tugas asper sebagai pimpinan di bkph padalarang dalam memantau data pengeluaran penerimaan kayu dan penggajian.

5. Bagi Pegawai.

Mempermudah pegawai dalam melakukan pencatatan data penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian secara efektif dan efisien.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1. Bagi Pengembang Ilmu.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan informasi bagi pengembang ilmu, terutama mengenai pembuatan Sistem Informasi Penerimaan Pengeluaran Kayu dan Penggajian berbasis desktop.

2. Bagi Peneliti Lain.

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan referensi untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan khususnya tentang suatu Sistem Informasi Penerimaan Pengeluaran kayu dan Penggajian berbasis desktop yang memiliki nilai mutu.


(7)

3. Bagi Penulis.

Agar dapat menmbah wawasan dan meningkatkan pengetahuan dan menahami pentingnya teori yang didapat dalam perkuliahan serta dapat mengaplikasikan teori tersebut kedalam dunia pekerjaan.

1.5 Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas, maka perlu adanya batasan masalah sehingga pembahasan akan lebih terarah dan mempermudah dalam proses perancangan sistem itu sendiri, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibangun ini hanya mencangkup penerimaan kayu,

pengeluaran kayu dan penggajian.

2. Proses pencatatan absen pegawai hanya mencatat keterangan yang tidak

hadir.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi

Adapun lokasi penelitian dilakukan di instansi Perhutani BKPH Padalarang yang berlokasi di Jl. Jendral Amir Mahmud, gang Sirnagalih

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

No Kegiatan

September 2014

Oktober 2014

November 2014

Desember 2014


(8)

8

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penelitian dalam skripsi dibagi kedalam 5 bab, yaitu

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi dan waktu penelitian, dan sistematika penelitian.

Bab II. LANDASAN TEORI

1

Mengidentifikasi kebutuhan pemakai : a. Observasi b. Wawancara c.Dokumentasi 2 Membuat Prototype: a. Perancangan prosedur ( Flowmap, DFD ) b. Perancangan

Basis Data ( ERD ) c. Database dengan

MySQL

d. Tampilan dan fungsi dengan JAVA

3 Menguji Prototype :

a. User memberikan kritik dan saran

b. Pengujian BlackBox

4

Memperbaiki prototype : a. Melakukan penambahan

kekurangan didalam program yang diminta user

5

Mengembangkan versi produksi :

a. Implementasi SI Perhutani Modul penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian


(9)

Pada bab ini berisi landasan teori yang relevan dengan tema penelitian skripsi dan juga konsep pembuatan sistem informasi..

Bab III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisi tentang gambaran objek penelitian yang menyangkut visi misi perusahaan, struktur organisasi, dll. Didalam bab ini juga akan dijelaskan metode penelitian yang digunakan, untuk membuat sistem informasi meliputi desain penelitian, jenis dan metode pengumpulan data, dan analisis sistem yang berjalan dan yang diusulkan.

Bab IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi tentang perancangan sistem, perancangan antar muka, perancangan arsitektur jaringan, dan implementasi serta pengujian sistem informasi yang telah dibangun.

Bab V. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atas sistem

informasi yang telah dibangun berdasarkan identifikasi dan batasan masalah.


(10)

10

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem

Sistem dapat didefinisikan menurut dua kelompok pendekatan sistem, yaitu yang melakukan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemen. Definisi sistem berdasarkar pendekatan yang menekankan prosedur adalah sebagai berikut :

Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 2) : “Sistem adalah kumpulan elemen

-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud, tujuan dan sasaran yang sama”.

Dari dua pengertian tersebut, terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. Dapat disimpulkan bahwa sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen atau prosedur-prosedur yang saling berhubungan dan memiliki tujuan.

2.1.1. Bentuk Dasar Sistem

Menurut Jogiyanto (2005 : 4) : Bentuk umum dari suatu sistem terdiri atas masukan(input), proses dan keluaran (output). Dalam bentuk umum sistem ini terdapat satu ataulebih masukan yang akan di proses dan akan menghasilkan suatu keluaran.


(11)

2.1.2. Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu,yaitu

mempunyai komponen-komponen, batas sistem lingkungan luar

sistem,masukan,keluaran,pengolah dan sasaran atau tujuan.

1. Komponen Sistem

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,yang artinya saling bekerjasama membentuk suatu kesatuan.Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem.

2. Batasan Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan dan menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan juga merugikan.LIngkungan luar yang menguntungkan merupakan 11nergy dari sistem dan dengan demikian harus dijaga dan dipelihara.Sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,jika tidak maka akan menggannggu kelangsungan hidup dari sisitem.


(12)

12

Penghubung merupakan media yang menggabungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya.Keluaran dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lainnya melalui penghubung.Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.Masukan dapat berupa perawatan dan masukan sinyal menergi yaitu maintenance input adalah energy yang dimasukkan agar sistem tersebut dapat berjalan.Sinyal input adalah energi yamg diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem.

6. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yag berguna.Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.

7. Pengolahan Sistem

Suatu sistem mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya.Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran.


(13)

Suatu sistem mempunya tujuan dan sasaran,kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak aka nada.Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. Menurut Al-Bahra Ladjmudin (2013:3).

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya.Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada didalam sistem tersebut.

Oleh karena itu sistem dapat diklasifikasikan kedalam beberapa sudut pandang.Seperti contoh sistem yang bersifat abstrak,sistem alamiah,sifat yang bersifat determinicstic dan sistem yang bersifat terbuka dan tertutup.Adapun penjelasan lebih detail dan rinci akan dipaparkan dibawah ini

1. Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik.

2. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi karena proses alam tidak dibuat oleh manusia (ditentukan dan tunduk kepada kehendak sang pencipta alam).

3. Sistem tertentu (deterministic system)dan sistem tak tentu (probabilistic system).Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang dapat diprediksi.Sistem tertentu relatif stabil/konstan dalam jangka waktu yang lama.Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung probabilitas.


(14)

14

4. Sistem tertutup dan Sistem terbuka

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya.Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lain.Menurut Al-Bahra Ladjmudin (2013:6)

2.2. Pengertian Informasi

Menurut Jogiyanto H.M (2001 : 8) Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah hasil dari pengolahan satu atau beberapa data yang memberikan arti dan manfaat. Informasi yang diperoleh dari pengolahan data dapat dinilai berdasarkan sifatnya. Sifat informasi yang menentukan nilai informasi adalah sebagai berikut :

1. Kemudahan dalam memperoleh 2. Sifat luas dan kelengkapannya 3. Ketelitian (accuracy)

4. Kecocokan dengan pengguna (relevance) 5. Ketepatan waktu

6. Kejelasan (clarity)


(15)

8. Dapat dibuktikan

9. Tidak ada prasangka, dan 10. Dapat diukur

2.2.1 Konsep dasar informasi

Untuk informasi yang di hasilkan dari suatu proses pengolahan data harus memiliki kualitas yang berbeda. Menurut Jogianto (2005: 10) kualitas informasi terdiri dari tiga hal yaitu akurat, relevan dan tepat waktu.

1. Akurat

Akurat Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan, tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai kepenerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi terhadap keakuratan sebuah informasi antara lain adalah:

a. Kelengkapan (Completeness) Informasi

Informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan informasi yang menyeluruh dan mencangkup berbagai hal yang terkait di dalamnya. Karena apabila informasi yang dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan atau menentukan tindakan secara keseluruhan, sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk mengontrol atau memecahkan suatu masalah dengan baik.


(16)

16

b. Kebenaran (Correctness) Informasi

Informasi yang di hasilkan oleh proses pengolahan data, haruslah benar sesuai dengan perhitungan-perhitungan yang ada dalam proses tersebut.

c. Keamanan (Security) Informasi

Sebuah informasi harus aman, dalam arti hanya di akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan saja sesuai dengan sifat dan tujuan dari informasi tersebut.

2. Relevan

Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lain berbeda, maka informasi bisa di katakana berguna jika benar-benar berguna dan di butuhkan pemakainya.

3. Tepat pada waktunya

Beberapa informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merpakan landasan di dalam mengambil keputusan.

2.3. Pengertian Sistem Informasi

Menurut Al-Bahra Ladjmudin (2013:14) Sistem Informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan/atau untuk mengendalikan organisasi.

Bila mengacu pada definisi sistem maka sistem informasi dapat definisikan sebagai suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang terdiri atas


(17)

komponen - komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan yaitu menyajikan informasi. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan dengan tujuan untuk mengelola data sehingga menghasilkan informasi yang berguna. Sistem informasi juga mempunyai beberapa komponen, yaitu :

1. Hardware (perangkat keras)

seperti : keyboard, monitor, microprocessor dan lain sebagainya. 2. Software (perangkat lunak)

3. Brainware (manusia) 4. Data

5. Prosedur atau metode-metode.

2.3.1. Komponen Sistem Informasi

Menurut Jogiyanto (2005:12) Istilah dalam komponen sistem informasi adalah blok bangunan (building block) yang dapat di bagi menjadi enam blok, yaitu :

1. Blok masukan (input block)

Blok input merupakan data–data yang masuk ke dalam sistem informasi,

yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar yang dapat diolah menjadi suatu informasi tertentu.

2. Blok model (model block)

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan mengolah data input untuk menghasilkan suatu informasi yang dibutuhkan.


(18)

18

3. Blok keluaran (output block)

Merupakan informasi yang menghasilkan sekumpulan data yang nantinya akan disimpan berupa data cetak laporan.

4. Blok teknologi (technologi block)

Blok teknologi merupakan penunjang utama dalam berlangsunganya sistem informasi. Yang memiliki beberapa komponen yaitu alat memasukan data (input device), alat untuk menyimpan dan mengakses data (storege device), alat untuk menghasilkan dan mengirimkan keluaran (output divice) dan alat untuk membantuk pengendalian sistem secara keseluruan (control device). Teknologi informasi terdiri dari 3 (tiga) bagian utama, yaitu teknisi (humanware atau brainare), perangkat lunak (software), dan perangkat keras (hardware).

5. Blok basis data (database block)

Basis data merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan oleh perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu di

simpan dan perlu di organisasi sedemikian rupa, supaya informasi

yang dihasilkan berkualitas. 6. Blok kendali (control block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal–hal yang dapat merusak sistem dapat di cegah bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan kerusakan dalam penggunaan sistem.


(19)

2.4 Pengertian Gaji

Menurut Soemarso S. “Gaji sebagai imbalan yang diberikan kepada

pegawai yang diberi tugas- tugas administrasi dan pimpinan yang jumlahnya

biasa tetap secara bulanan”.

Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 373), “gaji merupakan pembayaran

atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai

jenjang jabatan menager, pegawai administrasi, supervisor, dll yang pada

umumnya gaji dibayarkan tetap tiap bulan”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa gaji merupakan sejumlah uang yang ditetapkan dan diterima seseorang atas pekerjaannya yang ditetapkan berdasarkan perhitungan masa waktu panjang (satu bulan).

2.5 JAVA RMI

1. RMI (Remote Method Invocation)

RMI menyediakan sarana dimana client server dapat berkomunikasi dan saling bertukar informasi. RMI memungkinkan pengembang perangkat lunak untuk merancang aplikasi terdistribusi dimana methods dari remote object dapat dipanggil dari JVM (Java Virtual Machine) lain, yang mungkin berjalan pada host yang berbeda.

Remote object adalah object dari RMI yang direferensikan secara remote. Pemrogram seakan-akan memanggil method dari kelas file lokal sedangkan dalam kenyataannya method yang bersifat remote disimpan di JVM server dan diakses oleh client. Dalam RMI, server akan menunggu


(20)

20

remote object, membuat referensi dan menunggu client untuk memanggil methods dari remote object ini. Sedangkan client akan mendapatkan remote reference dari satu atau lebih remote object dan memanggil methods untuk remote object tersebut.

Adapun dalam membangun RMI diperlukan langkah-langkah yaitu :

1. Membuat interface yang turunan dari kelas java.rmi.Remote dan setiap

method yang dideklarasikan melemparkan eksepsi

java.rmi.RemoteException.

2. Membuat kelas yang turunan dari kelas java.rmi.UnicastRemoteObject

dan mengimplementasi semua method dari interface yang sudah dibuat tadi.

3. Kelas yang telah dibuat tadi harus memiliki konstruktor yang melempareksepsi java.rmi.RemoteException.

4. Seluruh method yang di-override di interface tersebut harus melempar

eksepsi java.rmi.RemoteException.

2.6 Perangkat Lunak Pendukung

Untuk membuat sistem informasi yang terkomputerisasi tentu memerlukan perangkat lunak, yang berfungsi sebagai pendukung pembuatan sistem informasi tersebut. Adapun perangkat lunak pendukung yang digunakan peneliti adalah Netbeans, MySQL.


(21)

2.6.1 Netbeans

NetBeans merupakan sebuah proyek kode terbuka yang sukses dengan pengguna yang sangat luas, komunitas yang terus tumbuh, dan memiliki hampir 100 mitra (dan terus bertambah!). Sun Microsystems mendirikan proyek kode terbuka NetBeans pada bulan Juni 2000 dan terus menjadi sponsor utama. Saat ini terdapat dua produk : NetBeans IDE dan NetBeans Platform.

NetBeans IDE adalah sebuah lingkungan pengembangan - sebuah kakas untuk pemrogram menulis, mengompilasi, mencari kesalahan dan menyebarkan program. Netbeans IDE ditulis dalam Java - namun dapat mendukung bahasa pemrograman lain. Terdapat banyak modul untuk memperluas Netbeans IDE. Netbeans IDE adalah sebuah produk bebas dengan tanpa batasan bagaimana digunakan.

Tersedia juga NetBeans Platform; sebuah fondasi yang modular dan dapat diperluas yang dapat digunakan sebagai perangkat lunak dasar untuk membuat aplikasi desktop yang besar. Mitra ISV menyediakan plug-in bernilai tambah yang dapat dengan mudah diintegrasikan ke dalam Platform dan dapat juga digunakan untuk membuat kakas dan solusi sendiri.

Kedua produk adalah kode terbuka (open source) dan bebas (free) untuk penggunaan komersial dan non komersial. Kode sumber tersedia untuk guna ulang dengan lisensi Common Development and Distribution License (CDDL).

2.6.1 MySQL

Menurut Betha Sidik (2005 : 1) dalam buku yang berjudul MySQL untuk


(22)

22

perangkat lunak sistem manajemen basis data yang sangat popular dikalangan

pemrograman web, terutama dilingkungan linux dengan menggunakan script PHP

dan Perl”. MySQL merupakan database yang paling populer digunakan untuk

membangun aplikasi web yang menggunakan database sebagai sumber dan

pengelola datanya.

Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul

dibandingkan database server lainnya, terutama dalam kecepatan. Berikut ini

adalah bebrapa kelebihan MySQL, antara lain : 1. Portability

Database MySQL berfungsi dengan stabil tanpa kendala, berarti berlaku pada berbagai sistem operasi seperti Windows, Linux, FreeBSD, Mac OS X Server, Solaris, Amiga, HP-Unix, dan lain-lain.

2. Multiuser

MySQL merupakan database yang dapat digunakan untuk menangani beberapa user dalam waktu bersamaan tanpa mengalami masalah. Dan memungkinkan sebuah database server MySQL dapat diakses klien secara bersamaan pula.

3. Security

Sistem keamanan pada MySQL mempunyai beberapa lapisan keamanan seperti tingkatan subnetmask, hostname, dan izin akses user dengan sistem

perizinan yang mendetil serta kata sandi terenkripsi.


(23)

MySQL mampu menangani database dalam skala besar, dengan jumlah

records lebih dari 50 juta dan 60 ribu table serta 5 milyar baris. Selain itu

batas indeks yang dapat ditampung mencapai 32 indeks pada tiap tabelnya.

2.7 Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk pengembangan sistem informasi tersebut.

2.7.1. Metode Pendekatan

Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan Metode pendekatan terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem komputer yang memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang sama atau serupa dengan permasalahan aslinya .Metode pendekatan terstruktur memiliki tool-tool (alat bantu)untuk perancangan sistem seperti

flowmap,diagram konteks,data flow diagram dan kamus data.

2.7.2. Metode Pengembangan

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode paradigma prototype model seperti yang tertera pada gambar berikut ini :


(24)

24

Membuat Prototype Mengidentifikasikan kebutuhan

pemakai

Memperbaiki Prototype Menguji Prototype

Mengembangkan versi Produksi

1. Pengembangan dan pemakai bertemu 2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

3. Pengembangan mulai membuat protype

4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritikan atau sasaran

5. Pengembangan melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai (User)

6. Pengembangan perampungan sistem dengan masukan terakhir dari pemakai

Gambar 2.1 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype (Sumber : Abdul Kadir(2003:417))

Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi Kebutuhan Pemakai

Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun oleh pengembang sistem.

2. Pembuatan Prototype

Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan - kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem mulai membuat prototype. Pembuatan ini meliputi : perancangan sistem


(25)

yang akan dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan coding yaitu menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa pemograman yang akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan oleh Users.

3. Pengujian Prototype

Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem dan Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila terdapat kekurangan pada program.

4. Perbaikan Prototype

Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi sesuai dengan masukan atau saran dari user.


(26)

26

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data data relevan yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Perum Perhutani adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lingkup Departemen Kehutanan yang mengelola hutan dipulau Jawa. Terdapat tiga unit kerja, masing-masing, Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Unit II Jawa Timur dan Unit III Jawa Barat dan Banten.

Jawa Barat wilayah penyangga ibu kota Jakarta. Dengan posisi demikian, maka hutan di Jawa Barat dan Banten merupakan salah satu penyangga kesinambungan lingkungan dengan kedudukan yang amat penting.

Dengan luas sekitar 4,4 juta Ha, secara kedudukan geografis kedua propinsi ini berada 1040 – 1080 18 BT 50 51-70 50 LS. Dari luas keseluruhan, 22,2% diantaranya merupakan lahan datar dengan kemiringan 0-3% yang sebagian besar berada dibagian utara. Seme ntara itu bagian tengah selatan bertopografio landai sampai curam, berbukit serta bergunung dengan ketinggian ada yang mencapai 3.078 m dpl.

Propinsi Jawa Barat dan Banten dipengaruhi oleh 55 buah aliran sungai yang meliputi 26 Daerah Aliran Sungai (DAS). 3 DAS bermuara di selat


(27)

sunda, 12 ke Laut Jawa, dan selebihnya bermuara ke Sungai Samudera Indonesia. Beberapa DAS yang besar diantaranya Cisanggarung, Cimanuk, Cipanunggara, Citarum dan DAS Ciujung. Terkelolanya hutan dipulau Jawa Barat secara baik 6 akan menunjang keseimbangan lingkungan dalam menghadapi pesatnya laju pertumbuhan penduduk dengan segala dampaknya.

Selain itu di Jawa Barat terdapat 3 bendungan besar sebagai pembangkit listrik untuk menyuplai kebutuhan listrik daerah Jawa, Bali, madura dan Jakarta. Bendungan tersebut masing-masing Jatiluhur, Cirata, dan Saguling. Ketiganya mengandalkan pasokan air dari sungai Citarum.

Berdasarkan kepemilikannya, hutan terbagi menjadi hutan negara dan hutan milik. Hutan negara adalah kawasan hutan dan hutan yang tumbuh diatas tanah yang tidak dibebani hak milik. Sementara hutan milik adalah hutan yang tumbuh diatas tanah yang dibebani hak milik.

3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan 3.1.2.1Visi

Menjadi pengelola hutan lestari untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3.1.2.2 Misi

a. Mengelola sumberdaya hutan dengan prinsip Pengelolaan Hutan Lestari

berdasarkan karakteristik wilayah dan Daya Dukung Daerah Aliran Sungai (DAS) serta meningkatkan manfaat hasil hutan kayu dan bukan kayu, ekowisata, jasa lingkungan, agroforestri serta potensi usaha berbasis


(28)

28

kehutanan lainnya guna menghasilkan keuntungan untuk menjamin pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan.

b. Membangun dan mengembangkan perusahaan, organisasi serta

sumberdaya manusia perusahaan yang modern, profesional dan handal serta memberdayakan masyarakat desa hutan melalui pengembangan lembaga perekonomian koperasi masyarakat desa hutan atau koperasi petani hutan.

c. Mendukung dan turut berperan serta dalam pembangunan wilayah secara

regional dan nasional, serta memberikan kontribusi secara aktif dalam penyelesaian masalah lingkungan regional, nasional dan internasional.

3.1.3 Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang

Berdasarkan surat keputusan direksi Perum Perhutani nomor 199 / KPTS / DIR / 2009 Tanggal 04 Mei 2009. Perum Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari 4 sub direksi yang membawahi beberapa seksi, untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar struktur organisasi berikut.

Gambar 3.1 Struktur Organisasi di Perhutani BKPH Padalarang

Sumber : Perhutani BKPH Padalarang KPH

Asper / KBKPH

Kepala Urusan

TU & TK KAUR PHBM


(29)

Keterangan :

Struktur Organisasi Perhutani BKPH Padalarang terdiri dari :

1. Asisten Perhutani atau Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan

2. Kepala Urusan Tata Usaha dan Teknik Kehutanan

3. Kepala Urusan Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat.

4. Mandor atau Kepala Resort Pemangkuan Hutan.

3.1.4 Deskripsi Tugas

Dari penjelasan mengenai struktur jabatan Perum Perhutani BKPH Padalarang, masing- masing bagian mempunyai tugas dan fungsinya sendiri. Adapun tugas Perhutani BKPH Padalarang adalah sebagai berikut:

1. Asper atau KBKPH.

a. Mengelola kawasan hutan secara teknis diwilayahnya serta menjadi pembantu

atau pemegang cabang

b. Selain itu Asper juga berwenang untuk mengawasi dan memonitor kemajuan

pekerjaan di wilayahnya.

2. Kaur TU dan TK.

a. Membantu Asper membuat usulan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya.

b. Membantu Asper membuat laporan administrasi keuangan dan laporan lainya

tingkat BKPH.

c. Membantu Asper Membuat rencana dan usulan bidang kepegawaian.

d. Membuat melaksanakan urusan Umum dan perkantoran.

e. Membantu Asper dalam menginvestasikan pekerjaan, asset dan membuat


(30)

30

f. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Asper/KBKPH sesuai

bidangnya.

g. Bertanggungjawab kepada Asper/KBKPH.

3. Kaur PHBM.

a. Membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam menyusun rencana stategi

PHBM.

b. Membantu PHBM & Bina Lingkungn Melakukan pendampingan dan

penyuluhan kepada, Mandor, KRPH dan Asper dalam pelaksanaan PHBM serta Program Kemitraan

c. Bersama PHBM KPH melaksanakan monitoring evaluasi dan pelaporan

pelaksanaan PHBM dan Program Kemitraan.

d. Bersama Kaur Humas membantu PHBM & Bina Lingkungan dalam

mengkomunikasikan dan mempublikasikan kegiatan PHBM dan Program Kemitraan.

e. Memfasilitasi Terselenggaranya proses implementasi PHBM.

f. Bertanggung jawab Kepada Adm/KKPH.

4. KRPH

a. Mengusulkan Rencana Pengelolaan sumberdaya hutan (RTT dan rencana

lain)

b. Memimpin penyelenggaraan aktivitas pengelolaan sumberdaya hutan berupa :

1. Pembinaan sumber daya hutan.

2. Konservasi sumberdaya hutan


(31)

4. Perlindungan dan pengamanan sumberdaya hutan setra asset perusahaan.

c. Melaksanakan dan mengembangkan pengelolaan Sumberdaya Hutan

Bersama masyarakat (PHBM).

d. Melaksanakan pembinaan sumberdaya manusia dan keselamatan kerja.

e. Memberikan pelayanan kepada masyarakat.

f. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pengendalian pengolahan sumberdaya

hutan di wilayah kerjanya.

g. Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik kepada Asper.

h. Bertanggung jawab Kepada Asper.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut Jonathan Sarwono (2006:15)

“Kata sistematis merupakan kata kunci yang berkaitan dengan metode ilmiah

yang berarti adanya prosedur yang ditandai dengan keteraturan dan ketuntasan”.

Metode penelitian juga merupakan mekanisme atau cara mendapatkan pengetahuan dengan cara mengumpulkan, mencatat dan menganalisi data yang dikerjakan secara sistematis.

3.3.2.1Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Pengertian desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84) menerangkan bahwa :


(32)

32

“Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Dari uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa, desain penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada waktu tertentu.

3.3.2.2Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Sumber data ini terbagi menjadi dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.

3.2.2.1Sumber Data Primer

Sumber primer ini adalah suatu objek ataupun dokumen asli yang berupa material mentah dari pelaku utamanya yang disebut sebagai first-hand information. Data-data yang dikumpulkan di sumber primer ini berasal dari situasi langsung yang aktual ketika suatu peristiwa itu terjadi.

Teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

1. Wawancara

Melakukan tanya jawab pada pihak yang berkepentingan agar penelitian yang dilakukan sesuai dengan masalah yang terjadi serta mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sering terjadi pada bengkel tersebut.


(33)

2. Observasi

Melakukan observasi dengan melihat dokumen-dokumen dan meninjau langsung bagaimana cara kerja dalam sebuah perusahaan sehingga diperoleh data yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas.

3. Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan yang berkaitan dengan objek yang diteliti, diberikan kepada pimpinan atau pihak yang berwenang atau bagian lain yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti yaitu divisi akuntansi dan divisi satuan pengawas internal dan divisi keuangan.

3.2.2.2Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder dimana ini berarti data yang dikumpulkan ini berasal dari tangan kedua atau sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan. Data sekunder ini juga bisa berupa artikel-artikel dalam

surat kabar ataupun majalah yang populer, buku, artikel- artikel dari jurnal

ilmiah, buletin statistik, laporan-laporan, arsip organisasi, publikasi pemerintah, informasi dari organisasi, analisis yang dibuat oleh para ahli, hasil survei terdahulu, catatan-catatan publik mengenai peristiwa-peristiwa resmi serta catatan-catatan perpustakaan.

3.3.2.3Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan dan pengembangan sistem merupakan metode-metode yang akan digunakan dalam melakukan perancangan sistem informasi serta untuk pengembangan sistem informasi tersebut.


(34)

34

3.2.3.1Metode Pendekatan

Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode pendekatan terstruktur. Metode terstruktur adalah pengembangan sebuah model dari hasil analisa pemecahan masalah dengan menggunakan sebuah sistem komputer yang memiliki komponen-komponen dan hubungannya yang sama atau serupa dengan permasalahan aslinya .Metode pendekatan terstruktur memiliki tool-tool (alat

bantu) untuk perancangan sistem seperti flowmap, diagram konteks, data flow diagram dan kamus data.

3.2.3.2Metode Pengembangan

Untuk mempermudah penyusunan laporan dan pembuatan perangkat lunak maka metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode paradigma prototype model seperti yang tertera pada gambar berikut ini :

Gambar 3.2 Mekanisme pengembangan sistem dengan Prototype

Sumber : Abdul Kadir (2003:417) Meningkatkan

Kebutuhan Pemakai

Membuat Prototype

Menguji Prototype

Memperbaiki Prototype

Mengembangkan Versi Produksi

1. Pengembang dan pemakai bertemu 2. Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem

3. Pengembangmulai membuat prototype

4. Pemakai menguji prototype dan memberikan kritik dan saran

5. Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan ( user )

6. Pengembang merampungkan sistem dengan masukan terakhir dari pemakai


(35)

Adapun penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Kebutuhan Pemakai

Pada tahap ini merupakan tahap awal dalam membangun sebuah sistem informasi, dimana antara pemakai sistem (users) dan pengembang sistem bertemu. Users menjelaskan tentang kebutuhan sistem yang akan dibangun oleh pengembang sistem.

b. Pembuatan Prototype

Setelah menganalisa sistem yang akan dikembangkan serta kebutuhan - kebutuhan sistem untuk sistem yang akan dibangun, pengembang sistem mulai membuat prototype. Pembuatan ini meliputi : perancangan sistem yang akan dibangun, dan kemudian diimplementasikan dengan pembuatan coding yaitu menterjemahkan hasil rancangan kedalam bentuk bahasa pemograman yang akan menjadi sebuah sistem informasi yang diharapkan oleh Users.

c. Pengujian Prototype

Setelah tahap pembuatan prototype selesai, kemudian pengembang sistem dan Users melakukan pengujian program agar program dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan, dan users memberikan saran atau masukan bila terdapat kekurangan pada program.

d. Perbaikan Prototype

Pada tahap ini pengembang sistem melakukan perbaikan dan modifikasi sesuai dengan masukan atau saran dari user.


(36)

36

3.2.3.3Alat Bantu Analisis dan Perancangan

1. Flow Map

Menurut pendapat Andri Kristanto (2008:60) Flow Map adalah aliran data berbentuk dokumen atau formulir didalam suatu sistem informasi yang merupakan suatu aktifitas yang terkait dalam hubungannya dengan kebutuhan data dan informasi. Proses aliran dokumen ini terjadi dengan entitas diluar sistem.

2. Diagram Konteks

Menurut Andri Kristanto (2008:70) Diagram konteks (Context Diagram) adalah sebuah diagram sederhana yang menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem.

3. Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang digunakan untuk meng kan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (Jogiyanto, HM, 2005 :700).

4. Kamus Data

Menurut Andri Kristanto (2008:72) Kamus Data adalah kumpulan elemen-elemen atau simbol-simbol yang di gunakan untuk membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field atau file di dalam sistem.


(37)

5. Perancangan Basis Data

Tujuan perancangan adalah untuk mendefinisikan informasi apa yang dibutuhkan oleh sistem yang akan dibangun sehingga mudah untuk dilakukan transformasi kedalam kode aktual dan kita bisa memiliki basis data yang kompak dan efisien dalam penggunaan ruang penyimpanan, cepat dalam pengaksesan dan mudah dalam pemanipulasian (tambah, ubah, hapus) data.

6. Normalisasi

Andri Kristanto (2008:82) Untuk memberikan panduan yang sangat membantu bagi pengembang dalam menciptakan suatu table yang kuran efisien, maka diciptakanlah suatu teknik untuk mengurangi ketidakefisienan tabel dengan menggunakan teknik normalisasi. Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entity dan relasinya.

Adapun tujuan dari normalisasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Meminimalkan duplikasi data

b. Menyediakan fleksibilitas yang diperlukan untuk kebutuhan

fungsional yang berbeda.

c. Memungkinkan suatu model untuk digambarkan dalam perancangan

database.

7. Tabel Relasi

Menurut Andri Kristanto (2008:90) Tabel relasi adalah hubungan atau asosiasi suatu entitas dengan dirinya sendiri atau hubungan dengan entitas lainnya. Model basis data relasional meunjukkan suatu cara yang digunakan untuk


(38)

38

mengelola/mengorganisasi data secara fisik dalam memori sekunder yang akan berdampak pula pada bagaimana mengelompokkan dan membentuk keseluruhan data yang terkait dalam sistem yang akan ditinjau.

3.2.3.4Pengujian Software

Pengujian yang digunakan untuk menguji sistem yang baru adalah metode pengujian blackbox. Pengujian blackbox menurut Roger S Pressman berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak (Pressman,Roger, 2002 :551).

Pengujian black box itu sendiri adalah pengujian aspek fundamental sistem tanpa

memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian

black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada

spesifikasi perangkat lunak. Pengujian black box berusaha menemukan kesalahan

dalam kategori :

1. Fungsi-fungsi yang tidak benar atau hilang

2. Kesalahan Interface.

3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

4. Kesalahan kinerja

5. Inisialisasi yaitu dimana kita mendeklarisasikan suatu variabel dan kesalahan

terminasi.

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis sistem merupakan suatu tahap pemahaman proses yang bertujuan untuk mengetahui proses apa saja yang terlibat di dalam sistem, bagaimana kerja dari setiap proses yang terlibat didalam sistem, dan hubungan suatu proses dengan


(39)

proses yang lainnya. Dari pemahaman proses tersebut maka dapat dilakukan suatu evaluasi dan usulan terhadap sistem yang ada, untuk dikembangkan lebih lanjut.

3.3.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen yang sedang berjalan menguraikan dokumen-dokumen yang di gunakan pada Sistem Informasi di Perum Perhutani BKPH Padalarang diantaranya.

1. Nama Dokumen : DK301

Sumber : KRPH atau pegawai lapangan

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu bernomor

Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang

mengerjakan

2. Nama Dokumen : DK302

Sumber : KRPH atau pegawai lapangan

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Sebagai data penerimaan kayu tak bernomor

Elemen Data : Jenis kayu, nomor kayu, ukuran, volume, yang


(40)

40

3. Nama Dokumen : DK 307

Sumber : KPH

Distribusi : KAUR Tata Kelola

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Fungsi : Formulir untuk pengambilan kayu

Elemen Data : No dokumen, nama

6. Nama Dokumen : DK305

Fungsi : Sebagai bukti untuk kph yang berisi jumlah

penerimaan kayu dari krph ke bkph

Sumber : KAUR Tata Kelola

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Kelola, KPH

Elemen data : jumlah kayu, volume kayu, banyak kayu perkubik

7. Nama Dokumen : Data Pegawai

Fungsi : Data pegawai pada perhutani

Sumber : Pegawai

Rangkap : Satu

Distribusi : KAUR Tata Usaha

Elemen data : nip, nama pegawai, jenis kelamin, alamat, tanggal

lahir, jabatan, masa kerja, status

8. Nama Dokumen : Data Absensi


(41)

Sumber : Pegawai

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : nip, nama, status absen

9. Nama Dokumen : Data Gaji

Fungsi : Data gaji pada perhutani

Sumber : Kaur Tata Usaha

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : golongan, nominal gaji

10.Nama Dokumen : Data Tunjangan

Fungsi : Data tunjangan pada perhutani

Sumber : Kaur Tata Usaha

Bentuk : Dokumen

Rangkap : Satu

Distribusi : Bagian Tata Usaha

Elemen Data : jenis tunjangan, nominal tunjangan

11.Nama Dokumen : Slip Gaji

Fungsi : Slip gaji adalah bukti pembayaran gaji kepada

pegawai


(42)

42

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Usaha , Pimpinan, Pegawai

Elemen data : no slip, nip, nama pegawai, jabatan, gaji yang

diterima

12.Nama Dokumen : Laporan Penerimaan Kayu

Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah diterima

Sumber : BKPH

Rangkap : Tiga

Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola

Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen

13.Nama Dokumen : Laporan Pengeluaran Kayu

Fungsi : Sebagai bukti bahwa data kayu sudah dikeluarkan

Sumber : KAUR Tata Kelola

Rangkap : Tiga

Distribusi : KPH, KRPH, KAUR Tata Kelola

Elemen data : Jenis kayu, volume kayu, no dokumen

14.Nama Dokumen : Laporan Gaji

Fungsi : Sebagai bukti data pegawai yang sudah digaji

Sumber : KAUR Tata Usaha

Rangkap : Dua

Distribusi : KAUR Tata Usaha, Asper


(43)

3.3.2 Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan

Analisis prosedur disini menjelaskan secara sistematis kegiatan – kegiatan yang dilakukan didalam sistem informasi yang sedang berjalan di Perhutani BKPH Padalarang.

Prosedur penerimaan kayu bernomor dan tak bernomor pada Perum Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK 301 untuk kayu

bernomor dan formulir DK 302 untuk kayu tak bernomor yang berisi data kayu hasil tebangan dari wilayahnya, kemudian diberikan kepada KAUR Tata Kelola.

2. KAUR Tata Kelola melakukan pencatatan dan menghitung apakah data

sudah benar sesuai data yang ada dilapangan, hasil dari pengecekan oleh KAUR Tata Kelola lalu dipindahkan ke formulir DK305.

3. DK305 ini rangkap dua, diterima oleh ASPER untuk dicek apakah sesuai,

jika sesuai dan benar maka bukti ini disahkan, rangkap satu dikirim ke KPH sebagai bukti ketersediaan kayu di BKPH, rangkap kedua disimpan di kaur tu sebagai bukti dan arsip.

4. Kaur TU membuat laporan penerimaan kayu dan mengambil data dari arsip

DK305, lalu laporan ini diberikan kepada asper untuk disahkan.

5. Asper lalu mengesahkan laporan ini, dan dikirim lagi kepada kaur tu. Kaur

TU lalu menyerahkan lembar pertama untuk KRPH sebagai bukti bahwa data kayu sudah diterima oleh bkph dan disetor ke KPH, lembar kedua disimpan untuk arsip KAUR TU.


(44)

44

Prosedur pengeluaran kayu pada Perum Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. Pegawai KPH membawa formulir DK307 yang berisi data dan jenis kayu

yang akan diambil, formulir ini diserahkan kepada KAUR Tata Kelola

2. Formulir ini dicek, apakah kayu yang diminta KPH masih tersedia di BKPH

atau tidak, jika ada maka dibuatkan surat pengambilan dua rangkap.

3. Rangkap pertama untuk kph sebagai bukti pengambilan kayu dilapangan,

rangkap kedua untuk kaur tu sebagai arsip di bkph

4. Lalu kaur tu membuat laporan pengeluaran kayu tiga rangkap dan mengambil

data dari surat pengambilan kayu. Lalu laporan dini diberikan kepada asper untuk disahkan. Sesudah disahkan laporan rangkap pertama di berikan kepada KRPH sebagai bukti, lalu rangkap lainnya diberikan kepada kaur tu

5. Oleh kaur tu rangkap kedua diberikan kepada kph untuk bukti dan rangkap ketiga disimpan untuk arsip

Prosedur penggajian yang berjalan pada Perum Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. Pegawai mengisi data pegawai di Perum Perhutani BKPH Padalarang.

2. Dari data pegawai tersebut kemudian di buat daftar pegawai oleh bagian TU. Untuk di buat laporan daftar pegawai. Laporan daftar pegawai tersebut dicetak dua rangkap. Rangkap pertama diberikan kepada bagian TU sebagai arsip dan rangkap kedua diberikan kepada pimpinan.

3. Dari laporan daftar pegawai tersebut kemudian bagian TU menghitung


(45)

4. Slip gaji tersebut kemudian diserahkan kepada bagian TU untuk dicek dan kemudian diserahkan kepada pimpinan untuk disahkan. Setelah itu diberikan kembali kepada bagian TU untuk dilakukan pembayaran gaji kepada pegawai.

5. Slip gaji beserta uang pembayaran gaji kemudian diserahkan kepada pegawai sebagai bukti pembayaran gaji.

6. Dari slip gaji yang sudah di cek disahkan oleh pimpinan maka dibuatlah laporan gaji.

7. Laporan gaji di cetak dua rangkap. Rangkap pertama diserakan kepada pimpinan untuk diarsipkan, rangkap ke dua diserahkan kepada bagian TU.

3.3.2.1 Flow Map

Bagan alir Flowmapmenunjukkan arus dari pekerjaan secara keseluruhan

dari sistem termasuk arus laporan dan formulir beserta tembusan-tembusannya. Bagan alir ini digunakan terutama untuk alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Flowmap ini menjelaskan urut-urutan

dari prosedur-prosedur yang ada di dalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem.


(46)

46

Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.

Gambar 3.3 Flow map penerimaan kayu yang sedang berjalan.

Penerimaan Kayu Yang Sedang Berjalan

ASPER

KAUR TK KPH

KRPH

Formulir DK 301 atau DK 302

Formulir DK 301 atau DK 302

Mengisi formulir DK305

Laporan Disahkan

Laporan Formulir DK305 Yang Disahkan A 1 Formulir DK305 Yang Disahkan Formulir DK305 Yang Disahkan Formulir DK305 Formulir DK305 Formulir DK305 Yang Disahkan Membuat Laporan Penerimaan kayu Laporan penerimaan kayu Laporan Penerimaan Kayu Disahkan Laporan penerimaan kayu yang sudah disahkan Laporan penerimaan kayu yang sudah

disahkan Laporan penerimaan

kayu yang sudah disahkan B 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2


(47)

Keterangan : A1 : Arsip DK305

B1 : Arsip Laporan Penerimaan Kayu Yang Disahkan DK301 : Formulir Penerimaan Kayu Bernomor DK302 : Formulir Penerimaan Kayu Tak Bernomor DK305 : Formulir gabungan kayu


(48)

48

Flow map pengeluaran kayu yang sedang berjalan.

Gambar 3.4 Flowmap pengeluaran kayu yang sedang berjalan Keterangan :

A 1 : Arsip Ketersediaan Kayu B1 : Arsip Pengeluaran Kayu DK307 : Formulir pengeluaran kayu

Pengeluaran Kayu Yang Sedang Berjalan

KRPH ASPER

KAUR TK KPH

Formulir DK 307

Tersedia Formulir DK 307

Mengecek ketersediaan kayu ya Disahkan Laporan Pengeluaran Kayu yang Disahkan A 1 Ketersediaan Kayu Tidak Membuat Laporan Pengeluaran Kayu Laporan Pengeluaran Kayu Laporan Pengeluaran Kayu Laporan Pengeluaran Kayu yang Disahkan Laporan Pengeluaran Kayu yang Disahkan B 1 Laporan Pengeluaran Kayu Yang Disahkan DK307 1 2 3 1 2 3 1 2 3 3 1 2 2


(49)

Flow map penggajian yang sedang berjalan

Gambar 3.5 Flowmap penggajian yang sedang berjalan Keterangan :

A1 : Arsip daftar pegawai B1 : Arsip absen

Penggajian Yang Sedang Berjalan

Kaur TU Asper

Pegawai Data Pegawai Hitung dan Cetak Slip Gaji Daftar Pegawai A 1 B 1 Absen Gaji Pokok C 1 Tunjangan D 1 Slip Gaji Slip Gaji Slip Gaji Slip Gaji Disahkan Slip Gaji Slip Gaji yang sudah disahkan Slip Gaji yang sudah disahkan E 1 Slip Gaji yang sudah disahkan Membuat Laporan Gaji

Slip Gaji Yang Sudah Disahkan Laporan Gaji F 1 Laporan Gaji F 1 G 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1


(50)

50

C1 : Arsip gaji pokok D1 : Arsip tunjangan

E1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan F1 : Arsip laporan gaji

G1 : Arsip data pegawai

3.3.2.2 Diagram Konteks

Diagram konteks ini merupakan gambaran secara umum sistem yang berjalan secara menyeluruh, dan dengan diagram konteks ini akan diketahui seluruh masukan ke sistem atau keluaran dari sistem dan siapa saja yang memberikan data ke sistem dan kepada siapa saja data informasi yang dihasilkan sistem.

Adapun gambaran umum sistem dari flow map yang berjalan adalah sebagai berikut

Gambar 3.6 Diagram konteks yang sedang berjalan

Sistem Informasi modul Penerimaan kayu dan penggajian KRPH

KPH

Pegawai

Penerimaan Kayu

Laporan Penerimaan

Formulir

Data Pegawai Slip gaji yang sudah disahkan

Pengeluaran Kayu Formulir

Laporan pengeluaran kayu Laporan Penerimaan kayu

ASPER Slip Gaji


(51)

3.3.2.3 Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan bagian dari analisis sistem berdasarkan flow map dan digram konteks diatas. Data flow diagram ini juga pemecahan dari diagram konteks yang didalamnya terdapat proses-proses berikut penyimpanan data.

Gambar 3.7 Dfd level 1 yang sedang berjalan 1.0 Penerimaan Kayu 2.0 Pengelolaan Gaji Pegawai 3.0 Pengeluaran Kayu KRPH

Laporan Penerimaan kayu Formulir Penerimaan Kayu

Arsip Laporan Penerimaan Kayu yang sudah disahkan

Laporan penerimaan kayu yang sudah disahkan

Pegawai

Arsip Tarif Gaji Daftar pegawai Data gaji

Data pegawaii

Arsip Laporan gaji Slip gaji pegawai yang sudah disahkan

Data pegawai

Arsip Slip gaji Slip gaji

KPH

Pengeluaran Kayu

Laporan pengeluaran kayu Formulir

Arsip Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan

Yang sudah disahkan

Yang sudah disahkan

Laporan penerimaan Kayu yang akan disahkan

Laporan penerimaan kayu yang sudah disahkan

Asper

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang akan disahkan

Laporan gaji

Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Laporan pengeluaran Kayu


(52)

52

Gambar 3.8 Dfd level 1 proses 2 yang sedang berjalan

3.3.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat mengevaluasi sistem berdasarkan sistem pengolahan data dan penggajian yang sedang berjalan di Perum Perhutani BKPH Padalarang yang masih terdapat permasalahan - permasalahan, yaitu:

Tabel 3.1 Evaluasi sitem yang berjalan

2.1 Hitung gaji

pegawai

Arsip tarif gaji

Arsip slip Gaji Data gaji

Slip gaji

2.2 Cek Slip Gaji

Asper Slip gaji daftar pegawai Data pegawai 2.3 Pembayaran gaji

Slip gaji yang sudah disahkan 2.4

Buat lap gaji Lap gaji pegawai

Arsip laporan gaji Slip gaji yang disahkan

Data Pegawai

Absensi Data absensi

Slip gaji yang disahkan Pegawai

No. Permasalahan Solusi Bagian

1. Dalam pengolahan data

penerimaan kayu dan

pengambilan kayu masih belum

Membangun sistem

informasi penerimaan

dan pengambilan kayu

Kepala Urusan Tata Kelola


(53)

terkomputerisasi yang terintegrasi

dengan database sehingga

pengolahan data penerimaan dan pengeluaran kayu kurang efektif dan efisien selain itu belum adanya laporan dari penerimaan dan pengambilan yang tercetak secara otomatis

terkomputerisasi yang

terintegrasi dengan

database sehingga

penerimaan dan

pengambilan kayu dapat

berjalan efektif dan

efisien

2. Dalam proses penggajian masih

belum terkomputerisasi dalam

artian tidak saling terhubung dalam proses pengambilan data di penghitungan gaji. Pegawai harus membuka arsip pegawai, arsip geji pokok , arsip tunjangan dan arsip absen untuk mengecek kecocokan data

Membangun sistem

penggajian yang dapat

mempermudah dalam

proses perhitungan gaji, dan saling terhubungnya

antara dokumen –

dokumen yang

dibutuhkan dalam proses penghitungan

Kepala Urusan Tata Usaha


(54)

54 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.1 Perancangan Sistem

Pada tahap perancangan sistem ini akan dijelaskan mengenai perancangan pada objek yang digunakan, perancangan arsitektur program yang akan dibuat, perancangan tampilan dan perancangan menu pada form yang dibutuhkan.

4.1.1 Tujuan Perancangan Sistem

Dalam membangun suatu sistem, perancangan sistem merupakan langkah yang sangat penting, karena bila di tahap perancangan sistem terdapat suatu kesalahan maka akan salah pula di tahap berikutnya. Tujuan dari perancangan sistem secara garis besar adalah untuk menghasilkan bentuk rancangan yang dapat memenuhi kebutuhan akan penyelesaian masalah secara cepat dan benar.

Perancangan sistem menggambarkan suatu rancangan sistem yang akan dibangun sebelum dilakukan pengkodean ke dalam suatu bahasa pemrograman. Dalam perancangan suatu sistem tidak terlepas dari hasil analisis, karena dari hasil analisis sistem baru dapat dibuat suatu perancangan sistem.

4.1.2 Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan

Adapun gambaran umum dari sistem yang diusulkan adalah penulis akan merancang sebuah sistem terkomputerisasi dan otomatisasi yang sebelumnya tidak ada, sehingga proses pengelolaan data penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian di Perhutani BKPH Padalarang bisa dilakukan dengan


(55)

lebih mudah dan efisien.

4.1.3 Perancangan Prosedur Yang Diusulkan

Perancangan prosedur merupakan awal dari pembuatan sistem yang akan dibuat. Sedangkan perancangan prosedur yang diusulkan merupakan tahap untuk memperbaiki atau meningkatkan efisiensi kerja.Perbedaan antara prosedur yang lama dan yang diusulkan adalah jika yang lama menggunakan cara manual dan dokumen. Sedangkan sistem informasi yang baru menggunakan alat bantu komputer dan dilakukan secara otomatis. Berikut adalah proses atau prosedur yang diusulkan :

Prosedur penerimaan kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :

1. KRPH atau pegawai lapangan membawa formulir DK301 dan DK302 yang

berisi data hasil tebangan kemudian diberikan kepada KAUR Tata Kelola. 2. Pada bagian kaur tata kelola lalu menginputkan data tersebut kesistem dan

mencetak laporan gabungan, yang berisi data gabungan kayu yang berasal dari formulir DK301 dan DK302.

3. Laporan gabungan tersebut dicetak dua rangkap dan diberikan kepada asper untuk disahkan

4. Kemudian asper memberikan laporan gabungan yang sudah disahkan tersebut

kepada kph dan krph sebagai laporan.

Prosedur pengeluaran kayu pada Perhutani BKPH Padalarang diantaranya sebagai berikut :


(56)

56

1. KPH atau pegawai setingkat membawa formulir DK307 yang berisi data kayu

apa saja yang akan diambil, lalu formulir tersebut diserahkan kepada KAUR Tata Kelola.

2. KAUR Tata Kelola lalu mencari ketersediaan kayu didatabase, jika tidak

tersedia maka formulir itu dikembalikan lagi kepada KPH.

3. Jika tersedia maka KAUR Tata Kelola menginputkan kayu apa saja yang akan

diambil lalu dibuatkan laporan untuk pengambilan kayu.

4. Laporan pengambilan kayu dicetak dua rangkap lalu diberikan kepada asper untuk disahkan.

5. Laporan pengambilan kayu yang sudah disahkan oleh asper lalu rangkap

pertama diberikan kepada kph untuk bukti sekaligus syarat pengambilan kayu, rangkap kedua diberikan kepada krph untuk laporan pengeluaran.

Prosedur penggajian pada Perhutani BKHP Padalarang diantaranya sebagai berikut : 1. Pegawai memberikan informasi data baik data tentang dirinya maupun data

absensi ke kaur tu.

2. Lalu kaur tu menginput data tersebut kepada sistem, jika absensi kaur tu menginputkan data tersebut ke sistem setiap harinya secara berkala.

3. lalu kaur tu mencetak slip gaji, yang berisi informasi gaji pegawai yang sudah

di hitung otomatis oleh sistem.

4. Slip gaji dicetak duang rangkap, lalu diberikan kepada asper untuk disahkan.


(57)

5. Kaur tu lalu menyimpan salah satu rangkap slip gaji untuk disimpan sebagai arsip, dan memberikan rangkap lainnya untuk diberikan lagi kepada pegawai. Prosedur yang lama maupun yang baru tidak jauh berbedah, hanya mengurangi beberapa dokumen yang bisa disatukan dan hanya pengolahan datanya saja yang berubah dari manual menjadi terkomputerisasi.

4.1.3.1Flow Map

Pada dasarnya flowmap sistem yang diusulkan oleh penulis dalam sistem yang telah berjalan sebelumnya tidak jauh berbeda, hanya untuk membedakan antara sistem yang sedang berjalan dengan yang diusulkan terletak dalam tata cara proses penginputan data dan penyimpanannya yaitu dari proses manual ke metode terkomputerisasi. Adapun flowmap yang diusulkan adalah sebagai berikut :


(58)

58

Gambar 4.1 Flowmap penerimaan kayu yang diusulkan Keterangan :

DK 301 : Formulir penerimaan kayu bernomor DK302 : Formulir penerimaan kayu tak bernomor

Flowmap Penerimaan kayu yang diusulkan

KAUR TK ASPER KPH

KRPH

DK301 / DK302 DK301 / DK302

Input data DK301 / DK302

Perhutani

Cetak laporan gabungan penerimaan kayu

Laporan gabungan Penerimaan kayu

Laporan gabungan penerimaan kayu

Disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu

yang disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu

yang disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu

yang disahkan

1 2

1 2

2 1

2


(59)

Gambar 4.2 Flowmap penggajian yang diusulkan

Flowmap penggajian yang diusulkan

Kaur TU Asper

Pegawai P erh u tan i

Data pegawai Data pegawai

Input data pegawai

Proses penghitungan gaji

Cetak slip gaji

Slip gaji Slip gaji

Disahkan

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang

sudah disahkan

Slip gaji Slip gaji

Slip gaji yang sudah disahkan Slip gaji yang

sudah disahkan

A1

Data induk pegawai

B1

Data kehadiran Data kehadiran Input data kehadiran

Laporan daftar pegawai Buat laporan data

pegawai

Laporan daftar pegawai

C 1

Buat laporan gaji

Laporan gaji Buat laporan kehadiran Lap kehadiran Lap kehadiran D 1 Laporan gaji E 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1


(60)

60

Keterangan :

A1 : Arsip slip gaji yang sudah disahkan B1 : Arsip data induk pegawai

C1 : Laporan daftar pegawai D1 : Laporan kehadiran E1 : Laporan gaji


(61)

Gambar 4.3 Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan Keterangan :

DK307 : Formulir yang berisi data kayu yang akan di ambil berdasarkan nomor dokumen

Flowmap Pengeluaran kayu yang diusulkan

KAUR TK ASPER KRPH

KPH

DK307 DK307

Cek Ketersediaan

Kayu Perhutani

Tersedia DK307

Tidak

Input data DK307 ya

Cetak laporan pengeluaran kayu

Laporan

Pengeluaran Kayu Laporan

pengeluaran kayu

Disahkan

Laporan pengeluaran kayu

yang disahkan

Laporan pengeluaran kayu

yang disahkan

Laporan pengeluaran kayu

yang disahkan

1 2

1 2

1 2

1


(62)

62

4.1.3.2Diagram Konteks

Diagram konteks merupakan diagram tingkat tinggi yang menggambarkan seluruh jaringan baik masukan maupun keluaran dari suatu sistem. Tujuan pembuatan diagram konteks yaitu untuk memperlihatkan sebuah proses yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pada diagram konteks akan terlihat bagaimana arus data yang masuk dan bagaimana arus data yang keluar dari entitas luar yang mempengaruhi sistem.

Dibawah ini adalah diagram konteks yang diusulkan secara garis besar dan dapat lihat sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram kontek SI penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan penggajian yang diusulkan

Sistem informasi penerimaan kayu, pengeluaran kayu dan

penggajian KRPH

Asper KPH Data penerimaan kayu

Pegawai

Laporan pengeluaran kayu yg sudah disahkan Laporan gabungan penerimaan

kayu yang disahkan

Data pengeluaran kayu

Laporan pengeluaran kayu yang dusahkan Laporan gabungan penerimaan kayu yang

disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu yang akan disahkan Laporan pengeluaran kayu

yang akan disahkan Slip gaji yang akan

disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu yang sudah disahkan

Laporan pengeluaran kayu yang akan disahkan

Slip gaji yang sudah disahkan Data pegawai

Data kehadiran

Slip gaji yang sudah disahkan


(63)

4.1.3.3Data Flow Diagram

Data flow diagram merupakan bagian dari analisis sistem berdasarkan flow map dan digram konteks diatas. Data flow diagram ini juga pemecahan dari diagram konteks yang didalamnya terdapat proses-proses berikut penyimpanan data.

4.1.3.3.1DFD Level 1

Gambar 4.5 Dfd Level 1 yang diusulkan

1.0 Penerimaan kayu 2.0 Pengelolaan gaji pegawai KRPH KPH

Data penerimaan kayu

Data pengeluaran kayu

File pengeluaran kayu File Penerimaan

kayu

Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan

Data pengeluaran kayu Laporan gabungan penerimaan kayu

yang sudah disahkan Laporan pengeluaran kayu

yang sudah disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu yang sudah disahkan

pegawai Asper Slip gaji Data pegawai Data kehadiran File kehadiran File pegawai Data kehadiran Data kehadiran Data pegawai Data pegawai

Slip gaji yang akan disahkan

Slip gaji yang sudah disahkan

3.0 Pengeluaran kayu

Laporan pengeluaran kayu yang akan disahkan

Laporan pengeluaran kayu yang sudah disahkan Data Penerimaan Kayu

Data penerimaan kayu

Laporan gabungan penerimaan kayu yag akan disahkan

Laporan gabungan penerimaan kayu yag akan sudah disahkan


(64)

64

4.1.3.3.2 DFD Level 1 proses 2

Gambar 4.6 DFD Level 1 proses 2 yang diusulkan

2.1 Pengelolaan data

pegawai pegawai

2.2 Pengelolaan data

kehadiran

2.3 Hitung gaji

Asper Data pegawai

File pegawai Data pegawai

Data pegawai

Data pegawai

File kehadiran

Data kehadiran

Data kehadiran

Data kehadiran Data pegawai

Data kehadiran

2.4 Pembuatan Slip gaji dan laporan Data pegawai

Data kehadiran

Slip gaji

Slip gaji yang sudah disahkan

Laporan kehadiran

Laporan data pegawai

Slip gaji yang akan disahkan Slip gaji yang sudah


(65)

4.1.3.3.3 DFD Level 2 Proses 1

Gambar 4.7 DFD Level 2 proses 1 yang diusulkan

4.1.3.3.4 DFD Level 2 Proses 3

Gambar 4.8 DFD Level 2 proses 3 yang diusulkan

KRPH 1.1 Tambah Data Kayu File Penerimaan Kayu

Data Penerimaan Kayu

Data penerimaan kayu

1.4 Hapus data

kayu

1.2 Cari data kayu

1.3 Edit data kayu Data penerimaan kayu

Data penerimaan kayu

Data penerimaan kayu Data penerimaan kayu

Data penerimaan kayu 1.5

Cetak laporan Data penerimaan kayu Laporan penerimaan kayu

yang sudah disahkan

Asper

Laporan penerimaan kayu yang akan disahkan

Laporan penerimaan kayu yang sudah

disahkan KPH 3.1 Tambah data pengeluaran kayu File pengeluaran Kayu

Data pengeluaran kayu

Data pengeluaran kayu

3.2 Cari data kayu Data pengeluaran kayu 3.3

Cetak laporan Data pengeluaran kayu Laporan pengeluaran kayu

Data pengeluaran kayu Asper

Laporan pengeluaran kayu yang akan disahkan Laporan pengeluaran kayu


(66)

66

4.1.3.4Kamus Data

Kamus data adalah penjabaran dari aliran-aliran data yang ada di dalam sebuah data flow diagram. Berikut ini kamus data yang ada pada sistem informasi penerimaan dan pengeluaran barang :

1. Nama Arus Data : Data penerimaan kayu

Alias : -

Aliran Data : File kayu – proses 1.1, laporan – proses 1.3

Struktur Data : Nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk,

jenpenebangan, maspem, noid, jenis, nokayu, panjang, lebar, tebal, a3, c3, nama, alamat

2. Nama Arus Data : Data pengeluaran kayu

Alias : -

Aliran Data : File pengeluaran kayu – proses 1.2, laporan-proses

1.3

Struktur Data : kd_transaksi, tgl_transaksi, no_dokumen, nip,

nama_pegawai

3. Nama Arus Data : Data pegawai

Alias : -

Aliran Data : File pegawai – proses 2.1, laporan – proses 2.4

Struktur Data : id_pegawai, nip, nama, tempat_lahir, tgl_lahir,

jenis_kelamin, alamat, golongan, jab_struktur,


(67)

4. Nama Arus Data : Data kehadiran

Alias : -

Aliran Data : File kehadiran – proses 2.2

Struktur Data : tgl, nip, nama, izin, sakit, alpa, keterangan

5. Nama Arus Data : Slip gaji

Alias : -

Aliran Data : Asper - proses 2.4, pegawai – proses 2.1

Struktur Data : nomor_slip, bulan, tahun, nip, nama_peg, tgl_lahir,

jabatan, golongan, status_kawin, jumlah_anak,

gapok, tunjab_struk, tunj_keluarga, tunj_anak,

transport, kesehatan, asuransi, gaji_bersih

6. Nama Arus Data : Laporan penerimaan kayu

Alias : -

Aliran Data : Asper – proses 1.3

Struktur Data : nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk,

jen_peng, maspem, jenis, nokayu, a3, c3, nama, alamat

7. Nama Arus Data : Laporan pengeluaran kayu

Alias : -

Aliran Data : Asper – proses 1.3

Struktur Data : kd_transaksi, tgl_transaksi, no_dokumen, nip,


(68)

68

4.1.4 Perancangan Basis Data

Sebagai penunjang sistem pengolahan data dengan bantuan komputer, maka harus ditentukan bagaimana bentuk rancangan database yang digunakan. Perancangan database ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan file database sistem yang diperlukan.

4.1.4.1Normalisasi

Normalisasi merupakan suatu proses pengelompokan data elemen menjadi table-tabel yang menunjukan entity dan relasinya yang berfungsi untuk menghilangkan redudansi data, menentukan key yang unik untuk mengakses data atau merupakan pembentukan relation sedemikian rupa sehingga database tersebut mudah di modifikasi.

1. Bentuk tidak normal ( Unnormal )

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan disimpan, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, dapat saja data tidak lengkap atauterduplikasi dan data dikumpulkan apa adanya.

{nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, maspem, nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, tglmaspem, nodok, noid, jenis, nokayu, panjang, lebar, tebal, a3, c3, nama, alamat, nodok, noid, jenis, banyak, panjang, lebar, tebal, a1, a2, c1, lain, nama, alamat, tgl, nip, nama, izin, sakit, alpa, keterangan, nomor slip, bulan, tahun, nip, nama_peg, tgl_lahir, jabatan, golongan, status_kawin, jumlah_anak, gapok, tunjab_struk, tunj_keluarga, tunj_anak, transport, kesehatan, asuransi,


(69)

gaji_bersih, id_pegawai, nip, nama, tempat_lahir, tgl_lahir, jenis_kelamin, alamat, golongan, jab_struktur, bagian, status_kawin, jumlah_anak, kd_transaksi, tgl_transaksi, bo_dokumen, nip, nama_pegawai, kd_transaksi, tgl_transaksi, no_dokumen, nip, nama_pegawai }

2. Bentuk normal pertama

{nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, maspem, nodok, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, tglmaspem, nokayu, a3, c3, jenis, banyak, panjang, lebar, tebal, a1, a2, c1, lain, tgl, nip, nama, izin, sakit, alpa, keterangan, nomor slip, bulan, tahun, nip, nama_peg, tgl_lahir, jabatan, golongan, status_kawin, jumlah_anak, gapok, tunjab_struk, tunj_keluarga, tunj_anak, transport, kesehatan, asuransi, gaji_bersih, id_pegawai, nip, nama, tempat_lahir, tgl_lahir, jenis_kelamin, alamat, golongan, jab_struktur, bagian, status_kawin, jumlah_anak, kd_transaksi, tgl_transaksi, bo_dokumen, no_dokumen, nip, nama_pegawai }

3. Bentuk normalisasi

absen = {tgl*, nip**, nama, izin, sakit, alpa, keterangan }

bpkb = {nodok*, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, maspem }

bpkbdetail = {noid*, nodok** jenis, nokayu, panjang, lebar, tebal, a3, c3, nama, alamat }

bpktb = {nodok*, tglpen, kabkot, kph, bkph, penunjuk, jenpenebangan, maspem }


(70)

70

bpktbdetail = {noid*, nodok**, jenis, banyak, panjang, lebar, tebal, a1, a2, c1, lain, nama, alamat}

hitung_gaji = {nomor_slip*, nip**, nama_peg, tgl_lahir, jabatan, golongan, status_kawin, jumlah_anak, gapok, tunjab_struk, tunj_keluarga, tunj_anak, transport, kesehatan, asuransi, bulan, tahun }

pegawai = {id_pegawai*, nip**, nama , tempat_lahir , tgl_lahir, jenis_kelamin , alamat , golongan , jab_struktur, jab_fungsional, bagian, status_kawin, jumlah_anak, foto }

transaksi = {kd_transaksi*, tgl_transaksi, no_dokumen**, nip**,

nama_pegawai**}

transaksi2 = {kd_transaksi*, tgl_transaksi, no_dokumen**, nip**,

nama_pegawai**}

4.1.4.2Relasi Tabel

Relasi antar tabel menggambarkan hubungan antar table-tabel yang ada pada suatu sistem pengolahan data. Gambar hubungan relasi antar table pada sistem informasi pengolahan data di Perhutani BKPH Padalarang adalah sebagai berikut :


(71)

Gambar 4.9 Tabel Relasi

4.1.4.3Entity Relationship Diagram

ERD adalah bentuk bagan yang menggunakan relasi entitas suatu informasi. Entitas relasi diagram dibuat dengan menggunakan persepsi yang terdiri dari sekumpulan objek dasar yaitu entitas dan hubungan antar entitas. Derajat keterhubungan antar entitas pada suatu relasi tersebut dengan kardinalitas.

Hitung Gaji nomor_slip* bulan tahun nip** nama_peg tgl_lahir jabatan golongan status_kawin jumlah_anak gapok tunjab_struk tunj_anak transport kesehatan asuransi gaji_bersih Absen Tgl* nip** nama Izin sakit alpa keterangan Pegawai nip* nama tempat_lahir tgl_lahir jenis_kelamin alamat golongan jab_struktur bagian status_kawin jumlah_anak foto bpkb nodok* tglpen kabkot kph bkph penunjuk jenpenebangan maspem bpkbdetail nodok** noid* jenis nokayu panjang lebar tebal a3 c3 nama alamat bpktb nodok* tglpen kabkot kph bkph penunjuk jenpenebangan tglmaspem bpktbdetail nodok** noid* jenis banyak panjang lebar tebal a1 a2 c1 lain nama alamat transaksi kd_transaksi* tgl_transaksi nodok** nip** nama_pegawai transaksi2 kd_transaksi* tgl_transaksi nodok** nip** nama_pegawai


(72)

72

Terdapat tiga jenis kardinalitas diantaranya : 1.1-1 : Menunjukan hubungan satu ke Satu 2.1-N : Menunjukan hubungan satu ke banyak 3.N-N : Menunjukan hubungan banyak ke banyak

Untuk lebih jelas ERD sistem informasi penjualan di PD.H.Organik adalah sebagai berikut :

Gambar 4.10 Entity Relationship Diagram

Hitung_gaji mendapatkan pegawai memiliki absen

1 1 1 1

mengelola

transaksi2 transaksi1

1

n n

bpkb memiliki

1

memiliki bpktb

1

memiliki

bpkbdetail

memiliki

bpktbdetail


(1)

iv

4. Citra Noviyasari, S.Si, MT. Selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi. Selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.

5. Andris Sahata, S.Kom, M.Kom. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Tono Hartono S.Si., MT, Selaku Dosen Wali yang telah bayak berperan selama proses perkuliahan di Program Studi Sistem Informasi.

7. Perhutani BKPH Padalarang khususnya Bapak Nasdi yang telah mengijinkan dan memberikan toleransi waktu kerja untuk penulis dalam menyelesaikan penelitian skripsi ini.

8. Seluruh Pegawai Perhutani yang telah memberikan data-data penelitian yang dibutuhkan oleh penulis.

9. Keluarga besar penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung dan memberikan do’a yang tulus untuk kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Toat, dan teman - teman Sistem Informasi 02 angkatan 2010 yang selalu memberikan dukungannya.

11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini, penulis ucapkan terimakasih atas segala bantuannya.


(2)

v

Dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah mereka berikan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan laporan skripsi ini, Amin yarobbal alamin.

Akhir kata, mudah-mudahan Skripsi ini berguna bagi kita semua. Penulis menyadari, sebagai manusia tentu tidak luput dari kesalahan. Begitu pula dengan Skripsi ini, tentu belum sempurna. Oleh sebab itu apabila terdapat kesalahan dalam Skripsi ini penulis mohon maaf dan harap dimaklumi.

Bandung, Januari 2015 Penulis

Agus Sutarman NIM. 10510019


(3)

(4)

(5)

1. DATA DIRI

Nama Lengkap : Agus Sutarman Nama Panggilan : Agus

Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 03 Agustus 1991 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Hobi : Nonton, Otomotif, Browsing, Olahraga Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl Ciawitali No. 110 Rt 04 Rw.10 Cimahi

No. Telp : 081221369873

E-mail : sugasuharman@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun Uraian Keterangan

2010-Sekarang

Mahasisiwa Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM Bandung) Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Sistem Informasi (Angkatan 2010)

Sedang menempuh study

2007-2010 SMK TI Pembangunan Cimahi Lulus/Berijazah

2004-2007 SMP Tut Wuri Handayani Cimahi Lulus/Berijazah


(6)