Prosedur pelaksana Anggaran Belanja Pegawai Pada UPT Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Kementrian-kementrian pemerintah baik yang ada di pusat maupun di daerah,

memberikan peranan yang sangat penting bagi sistem pemerintah yang ada di

Indonesia. Jenis Kementrian Pemerintah yang ada di Indonesia diantaranya adalah

Kementrian Keuangan, Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan, Kementrian

Kesehatan, Kementrian Sosial, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Perindustrian,

Kementrian Kelautan dan Perikanan, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral,

serta masih banyak lagi jenis Kementrian lainnya yang siap melayani kebutuhan

informasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Dari beberapa Kementrian yang ada, Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral merupakan Kementrian yang bertugas untuk membantu Presiden dalam

menyelenggarakan sebagian urusan pemerintah di bidang energy dan sumber daya

mineral. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral memiliki lima fungsi yaitu,

berfungsi dalam perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan, dan kebijakan

teknis di bidang energy dan sumber daya mineral, pelaksanaan urusan pemerintah di

bidang energy dan sumber daya mineral, pengelolaan barang milik/kekayaan Negara

yang menjadi tanggung jawab kementrian, pengawasan atas pelaksanaan tugas

kementrian, dan penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di

bidang tugas dan fungsi kementrian kepada presiden.

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral membawahi enam lembaga,


(2)

Energi, Ditjen Mineral, Batu Bara dan Panas Bumi, Badan Geologi, Badan Penelitian

dan Pengembangan ESDM, serta Badan Pendidikan dan Pelatihan ESDM. Badan

Geologi pun membawahi empat lembaga lainnya, diantaranya Pusat Sumber Daya

Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Pusat Lingkungan

Geologi, Pusat Survei Geologi. Badan Geologi ini bertugas untuk melaksanakan

penelitian dan pelayanan di bidang geologi. Dalam kegiatan organisasinya, Pusat

Survei Geologi menaungi dan membina Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi.

Sehingga dapat dikataka UPT. Museum Geologi tersebut merupakan organisasi atau

lembaga yang berada dibawah naunagan dan dalam pembinaan Pusat Survei Geologi

– Badan Geologi – mKementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebagai unit pelaksana teknis atau lembaga yang dalam pemerintah disebut

dengan satker (satuan kerja) yang berada di bawah naungan Kementrian Energi dan

Sumber Daya Mineral, tentunya UPT. Museum Geologi memerlukan suatu

perencanaan untuk menjaga kelangsungan usahanya serta sebagai alat control atas

kegiatan yang telah diprogramkan dalam jangka satu tahun. Bagi lembaga pemerintah

pusat, perencanaan tersebut dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara (APBN), APBN yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) tersebut harus dilaksanakan denagn tertib, efisien,

transparan serta dipertanggungjawabkan sesuai dengan perundang-undangan yang

berlaku pada akhir tahun anggaran.

Satker UPT. Museum Geologi membuat Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

(DIPA) yang akan disahkan oleh Dirjen Anggaran atas nama Mentri Keuangan. DIPA


(3)

dalam APBN dan agar kegiatan yang akan dilakukan tidak keluar dari apa yang telah

direncanakan. Dalam melaksanakan program atau kegiatan yang tercantum dalam

DIPA, tentunya upt. Museum Geologi akan membutuhkan dana untuk dapat

merealisasikan program atau kegiatan tersebut. Dana yang akan dipergunakan tersebut

berasal dari pemerintah. Pemerintah memberikan kepercayaan kepada UPT. Museum

Geologi untuk mengelola dana tersebut agar dapat bermanfaat dalam pengembangan

UPT. Museum Geologi sehingga setiap lembaga dapat melaksanakan tugas pokoknya

dengan baik dan sesuai dengan fungsinya masing-masing.

Dana yang berasal dari pemerintah tersebut, dugunakan oleh UPT,. Museum

Geologi untuk melakukan berbagai kegiatan belanja. Kegiatan belanja tersebut terdiri

dari beberapa jenis, diantaranya adalah belanja pegawai, belnja barang dan jasa,

belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dinas, belanja pinjaman, belanja subsidi,

belanja hibah, belanja bantuan social dan belanja modal.

Belanja pegawai adalah pengeluaran yang merupakan kompensasi terhadap

pegawai baik dalam bentuk uang atau barang, yang harus dibayarkan kepada pegawai

pemerintah dalam maupun luar negeri baik kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri

Sipil dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus Pegawai

Negeri Sipil sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali

pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, materi tersebut dijadikan sebagai

tema utama dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek dengan judul “ PROSEDUR

PELAKSANA ANGGARAN BELANJA PEGAWAI PADA UNIT PELAKSANA


(4)

SUMBER DAYA MINERAL “.

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Hal ini bertujuanagar mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan

keterampilan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataan yang ada di

lingkungan kerja.

Ada pun tujuan yang lebih mendasar dari kerja praktek ini diantaranya :

1. Untuk mengetahui kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam realisasi

anggaran belanja pegawai pada UPT. Museum Geologi – Badan Geologi

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

2. Untuk mengetahui prosedur dalam realisasi pengeluaran anggaran belanja

pegawai pada UPT.Museum Geologi – Badan Geologi Kementrian Energi dan

Sumber Daya Mineral.

3. Untuk mengetahui transaksi apa saja yang termasuk ke dalam jenis belanja

pegawai pada UPT. Museum Geologi – Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Ada pun kegunaan yang dapat di peroleh mahasiswa dengan adanya kerja

praktek ini, yaitu :

a. Bagi Penulis

1. Untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan mahasiswa (calon Ahli


(5)

diperoleh selama perkuliahan ke dalam praktek di dunia kerja yang

sesungguhnya.

2. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pengeluaran anggaran

belanja pegawai pada UPT. Museum Geologi – Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral.

3. Menerapkan kemampuan dan keterampilan akademis yang telah diperoleh

selama ini pada dunia kerja yang sesungguhnya

b. Bagi Instansi

1. Memperoleh masukan guna memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi

dalam melaksanakan kegiatan perusahaan selama ini.

2. Membatu dalam berbagai aktivitas perusahaan

c. Bagi Pihak Lain

1. Sebagai bahan referensi dan acuan untuk pembaca dan penulis selanjutnya

2. Sebagai bahan kajian dalam membandingkan antara bangku kuliah dengan

praktek di lapangan

1.4 Metode Kerja Praktek dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penulisan yang digunakan dalam pelaksanaan Kerja Praktek Metode

Block Release yaitu pelaksanaan kerja pada pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul

16.00 WIB. Masuk pada hari senin sampai dengan hari jum’at, hari sabtu, minggu dan


(6)

Adapun teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penyusunan

laporan ini adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Penulisan melakukan observasi lapangan tentang keadaan perusahaan serta

melalui pengamatan selama satu bulan di bagian anggaran belanja pegawai.

1 Observasi

Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan langsung ke lapangan dengan menggunakan instrument

berupa pedoman dalam bentuk lembar pengamatan mengenai pelaksanaan

prosedur anggaran belanja pegawai pada UPT. Museum Geologi Badan

Geologi Kementrian Sumber Daya dan Mineral.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Penulis melakukan kegiatan mencari, mempelajari dan mengumpulkan

teori serta bahan – bahan lain yang mendukung untuk penulisan yang berkaitan dengan permasalahan yang di bahas dengan cara membaca

buku-buku anggaran belanja pegawai dan buku-buku – buku penunjang lainnya. 3. Wawancara (Interview)

Penulisan mengadakan wawancara langsung kepada pembimbing

mengenai data yang diperlukan penulis.

4. Studi Dokumenter

Penulis mempelajari dokumen – dokumen (Arsip) yang dipergunakan di perusahaan khususnya di bagian penulis melakukan penelitian.


(7)

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Lokasi kantor Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi Badan Geologi

Kementrian Sumber Daya dan Mineral terletak di jalan Dipenogoro No. 57 Bandung.

Penulis melakukan kerja praktek pada tanggal 15 September 2010 sampai

dengan tanggal 12 Oktober 2010. Waktu kerja praktek pada hari senin sampai dengan

hari jum’at, masuk dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 sedangkan hari sabtu dan

minggu libur.


(8)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah singkat perusahaan

Museum Geologi didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Museum ini telah

direnovasi dengan dana bantuan dari JICA (Japan Internatinal Cooperation Agency).

Setelah mengalami renovasi, Museum Geologi dibuka kembali dan diresmikan oleh

Wakil Presiden RI, Megawati Soekarnoputri pada tanggal 23 Agustus 2000. Sebagai

salah satu monumen bersejara, museum berada di bawah perlindungan pemerintah

dan merupakan peninggalan nasional. Dalam museum ini tersimpan dan dikelola

materi-materi geologi yang berlimpah, seprti fosil, batuan, mineral. Kesemuanya itu

dikumpulkan selam kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.

MASA PENJAJAHAN BELANDA

Keberadaan Museum Geologi berkaitan erat dengan sejarah penyelidikan

geologi dan tambang di wilayah Nusantara yang dimulai sejak pertengahan abad

ke-17 oleh para ahli dari Eropa. Setelah di Eropa terjadi revolusi industry pada

pertengahan abad ke-18, mereka sangat membutuhkan bahan tambang sebagai bahn

dasar industri. Pemerintah Belanda sadar akanpentingnya penguasaan bahan galian di

wilayah Nusantara. Dengan jalan itu diharapkan perkembangan industri di Negara

Belanda dapat di tunjang. Maka dibentuklah Dienst van het Mijnwezen pada tahun

1850. Kelembagaan ini berganti nama jadi Dienst van den Mijnbouw pada tahun

1922, yang bertugas melakukan penyelidikan geologi dan sumber daya mineral.

Hasil pentyelidikan yang berupa conto-contoh batuan, mineral, fosil, laporan


(9)

tahun 1928 Dienst van den Mijnbouw membangun gedung di Rembrandt Straat

Bandung. Gedung tersebut pada awalnya bernama Geologisch Laboratorium yang

kemudian juga disebut Geologisch Museum. Gedung Geologisch Laboratorium

dirancang dengan gaya Art Deco oleh arsitek Ir. Melanda van Schouwenburg, dan

dibangun selama 11 bulan dengan 300 pekerja dan menghabiskan dana 400 Golden,

mulai pertengahan tahun 1928 sampai diresmikannya pada tanggal 16 Mei 1929.

Peresmian tersebut bertepatan dengan penyelenggaraan Kongres Ilmu Pengetahuan

Pasifik ke-4 (Fourth Pacific Science Congress) di Bandung pada tanggal 18-24 Mei

1929.

MASA PENJAJAHAN JEPANG

Sebagai akibat dari kekalahan pasukan Belanda dari pasukan Jepang pada

perang dunia II, keberadaan Dienst van den Mijnbouw berakhir. Letjen. H. Ter

Poorten (Panglima Tentara Sekutu di Hindia Belanda) atas nama Pemerintah Kolonial

Belanda menyerahkan kekuasaan territorial Indonesia kepada Letjen. H. Imamura

(Panglima Tentara Jepang) pada tahun 1942. Penyerahan ini dilakukan di Kalijati,

Subang. Dengan masuknya tentara Jepang ke Indonesia, Gedung Geologisch

Laboratorium berpindah kepengurusannyadan diberi nama KOGYO ZIMUSHO dan

setahun kemudian berganti nama CHISHITTSU CHOSACHO.

Pada masa pendudukan Jepang, pasukan Jepang mendidik dan melatih para

pemuda Indonesia untuk menjadi: PETA (Pembela Tanah Air) dan HEIHO (pasukan

pembantu bala tentara Jepang pada Perang Dunia II). Laporan hasil kegiatan di masa


(10)

penyelidikan) yang dibumihanguskan tatkala pasukan Jepang mengalami kekalahan di

mana-mana pada awal tahun 1945.

MASA KEMERDEKAAN

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, pengelolaan Museum Geologi

berada dibawah Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG/1945-1950). Pada

tanggal 19 September 1945, pasukan sekutu pimpinan Amerika Serikat dan Inggris

yang diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA) tiba di

Indonesia (mendarat di Tanjung Priuk, Jakarta). Di Bandung mereka berusaha

menguasai kembali kantor PDTG yang sudah dikuasai oleh para pegawai Indonesia.

Tekanan yang dilancarkan oleh pasukan Belanda memaksa kantor PDTG dipindahkan

ke Jl. Braga No. 3 dan No. 8 Bandung pada tanggal 12 Desember 1945. Kepindahan

kantor PDTG rupanya terdorong pula oleh gugurnya seorang pengemudi bernama

Sakiman dalam rangka berjuang mempertahankan kantor PDTG.

Pada waktu itu, Tentara Republik Indonesia Divisi III Siliwangi mendirikan

Bagian Tambang, yang tenaganya diambil dari PDTG. Setelah kantor di Rembrandt

Straat ditinggalkan oleh pegawai PDTG, pasukan Belanda pun di tempat itu

mendirikan lagi kantor yang bernama Geologische Dienst. Di mana-mana terjadi

pertempuran, maka sejak Desember 1945 sampai dengan Desember 1949, selama 4

tahun kantor PDTG terlunta-lunta pindah dari satu tempat ke tempat yang lain.

Pemerintah Indonesia berusaha menyelamatkan dokumen-dokumen hasil penelitian

geologi sehingga harus berpindah-pindahtempat dari Bandung – Tasikmalaya – Solo –


(11)

Dalam usaha menyelamatkan dokumen-dokumen tersebut, pada tanggal 7 Mei

1949, Kepala PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI (PDTG), Arie

Frederik Lasut, diculik dan di bunuh tentara Belanda dan gugur sebagau kusuma

bangsa di Desa Pakem Yogyakarta. Sekembalinya ke Bandung, Museum Geologi

mulai mendapat perhatian dari pemerintah RI, terbukti pada tahun 1960 Museum

Geologi dikunjungi oleh Presiden pertama RI , Ir. Soekarno. Pengelolaan Museum

Geologi yang tadinya di bawah PUSAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI

(PDTG) berganti nama menjadi: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia

(1950-1952), Djawatan Geologi (1952-1956), Pusat Djawatan Geologi (1956-1957),

Djawatan Geologi (1957-1963), Direktorat Geologi (1963-1978), Pusat Penelitian dan

Pengembangan Geologi (1978-2005), Pusat Survei Geologi mulai akhir tahun 2005

sampai sekarang.

Seiring dengan perkembangan jaman, pada tahun 1999 Museum Geologi

mendapat bantuan dari Pemerintah Jepang senilai 754,5 juta yen untuk direnovasi.

Setelah ditutup selama satu tahun, Museum Geologi dibuka kembali dan

pembukaanya diresmikan pada tanggal 20 Agustus tahun 2000 oleh Wakil Presiden

RI, waktu itu Ibu Megawati Soekarnoputri yang didampingi oleh Mentri

Pertambangan dan Energi Bapak Susilo Bambang Yudhoyono.

Dengan penataan yang baru ini peragaan Museum Geologi terbaik menjadi 3

ruangan yang meliputi Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia serta Geologi dan

Kehidupan Manusia. Sedangkan untuk dokumentasi koleksi tersedia sarana


(12)

Museum Geologi lebih mudah diakses oleh pengguna baik peneliti maupun grup

indusrti.

Mulai tahun 2002 Museum Geologi melalui Kepmen ESDM Nomor: 1725

tanggal 3 Desember 2002 mengalami perubahan bentuk organisasi menjadi Unit

pelaksana Teknis (UPT) Museum Geologi dilingkungan Balitbang ESDM.

Selanjutnya dengan dikeluarkannya Peraturan Mentri Energi dan Sumber Daya

Mineral No. 0030 tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi

dan Sumber Daya Mineral lebih diperjelas lagi bahwa pembinaan terhadap UPT.

Museum Geologi dilakukan oleh Pusat Survei Geologi dengan tetap menjalankan

tugas dan fungsi sebagaimana yang diatur dalam Keputusan Mentri Energi dan

Sumber Daya Mineral No. 1725 tahun 2002.

Untuk menjalankan tugas dan fungsi dengan baik Museum Geologi dibentuk 2

seksi dan 1 sub bagian yaitu Seksi Peragaan dan Seksi Dokumentasi dan Subbag Tata

Usaha. Guna lebih mengoptimalkan perannya sebagai lembaga yang

memasyarakatkan ilmu geologi, Museum Geologi juga mengadakan kegiatan antara

lain seperti penyuluhan, pameran, seminar serta kegiatan survey lapangan untuk

pengembangan peragaan dan dokumentasi koleksi.

Mulai akhir 2005 Museum Geologi berada dibawah Badan Geologi bersama

dengan terbentuknyaBadan Geologi sebagai Unit Eselon I yang ada di lingkungan

Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Pada tahun 2009, Museum Geologi

secara resmi telah menjasi satuan kerja tersendiri di bawah Badan Geologi,


(13)

Namun dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 47 tanggal 3

November 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementrian Negara dan Kantor

Menteri Koordinator menjadi Kementrian Negara, maka kedudukan UPT. Museum

Geologi berada di bawah naungan Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber

Daya Mineral.

2.1.1 Visi dan Misi UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

Adapun visi dan misi UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian

Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut :

VISI :

Terwujudnya Sumber Informasi Geologi (Dokumentasi Koleksi – Warisa

Geologi Indonesia) yang professional untuk mesyarakat.

MISI :

1) Memperagakan dan mengkomunikasikan koleksi museum,

2) Menyediakan informasi dan materi edukasi geologi,

3) Mendokumentasikan dan megkonservasi koleksi museum,

4) Melakukan penelitian koleksi dan pengembangan museum,

5) Melakukan pameran museum dan geologi,

6) Melakukan penyuluhan dan sosialisasi geologi,

7) Melakukan kerjasama dengan instansi dan sekolah,

8) Melakukan pengelolaan museum secara professional, dan


(14)

2.1.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Sebagai salah satu lembaga pemerintah, keberadaan tugas dan fungsi

merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang setiap kegiatan yang akan

dijalankan. Tugas pokok serta fungsi yang dijalankan memberikan gambaran akan

sebuah kinerja dan sebagai batasan kegiatan yang akan dilakukan suatu lembaga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1725 tahun

2002 tentang Organisasi dan Tata Usaha Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya

Mineral.

Dalam penyelenggaraan berbagai kegiatan kepemerintahan, Museum Geologi

mempunyai tugas dan fungsi, sebagai berikut :

TUGAS POKOK :

Museum Geologi mempunyai tugas teknis penunjang dan operasional unruk

melaksanakan penelitian, pengembangan dan konservasi serta memperagakan koleksi

geologi.

FUNGSI :

1) Penyiapan rencana dan program penelitian, pengembangan, konservasi,

peragaan dan publikasi koleksi geologi;

2) Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan dokumentasi;

3) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan peragaan;

4) Pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta publikasi;

5) Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama atas pelayanan jasa permuseuman;


(15)

7) Evaluasi pelaksanaan rencana dan program penelitian, pengembangan,

konservasi, peragaan dan publikasi koleksi geologi.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otorisasi dan

akuntabilitas seluruh organisasi. Struktur organisasi ada kalanya dengan tujuan dari

masing-masing organisasi, sebab struktur organisasi itu adalah cara masing-masing

organisasi dalam mengatur dirinya untuk bisa mencapai tujuan yang telah disepakati

dan yang ingin dicapainya.

Adapun susunan struktur organisasi dan tata kerja UPT. Museum Geologi :

STUKTUR ORGANISASI MUSEUM GEOLOGI

Gambar 3.1 Struktur Organisasi UPT. Museum Geologi

KEPALA MUSEUM GEOLOGI

KEPALA SEKSI DOKUMENTASI

KEPALA SEKSI PERAGAAN KEPALA SUB BAGIAN TATA

USAHA

KELOMPOK FUNGSIONAL


(16)

Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 1725

tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Museum Geologi dibawah unit Eselon I Badan Geologi, Kementrian Energi

dan Sumber Daya Mineral. Struktur Organisasi instansi Museum Geologi terdiri dari

2 (dua) Seksi yaitu Seksi Dokumentasi dan seksi Peragaan, 1 (satu) Sub Bagian Tata

Usaha, 1 (satu) Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi vertical dapat

dilihat pada gambar 3.1 diatas.

2.3 Deskripsi Jabatan Perusahaan

Suatu organisasi baik itu swasta maupun pemerintah pasti membutuhkan suatu

bagn atau struktur yang memuat perincian tugas dan wewenang masing-masing fungsi

yang ada di dalamnya. Semua itu bertujuan untuk mempermudah dalam pencapaian

tujuan kinerja dan pertanggungjawaban. Oleh karena itu masing-masing bagian dalam

UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral

memiliki tugas dan wewenang adalah sebagai berikut :

1) Kelompok Kerja Sub Bagian Tata Usaha

Kelompok Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan,

penyiapan bahn penyusunan program dan laporan, urusan ketatausahaan,

kepegawaian, keuangan, serta rumah tangga.sesuai dengan Keputusan Menteri

Energi dan Sumber daya Mineral No. 1725 tahun 2002 telah dibentuk 2 (dua)

Kelompok Kerja (Pokja) yang tedridi dari :

Pokja penyusunan Program dan Kepegawaian


(17)

Untuk kegiatan ketatausahaan dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata usaha

Museum Geologi.

2) Kelompok Kerja Seksi Peragaan

Peragaan Museum Geologi merupakan bagian yang secara langsung dapat

diakses oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, Seksi Peragaan selain harus

memelihara peragaan yang telah ada juga sebaiknya dapat melakukan

pengembangan peragaan serta harus mampu menyampaikan informasi geologi

kepada pengunjung sesuai dengan tingkat pendidikannya.

Seksi Peragaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan evaluasi

rencana, program pengelolaan, pengembangan peragaan dan publikasi koleksi

geologi, kerjasama serta pelayanan jasa pemuseuman. Susunan Kelompok Kerja

pada Seksi Peragaan adalah seperti berikut :

Pokja Pelayanan Pengunjung

Pokja Program Pengembangan Peragaan dan Publikasi

3) Kelompok Kerja Seksi dokumentasi

Museum Geologi mempunyai peran yang sangat penting untuk

mendokumentasikan koleksi geologi yang terdiri dari batuan, mineral, fosil,

termasuk dokumen lainnya yang sangat berharga bagi sejarah dan perkembangan

ilmu geologi di masa yang akan dating. Seksi Dokumentasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan dan evaluasi rencana, program pengelolaan,

pengembangan dokumentasi dan publikasi koleksi geologi, kerjasama setra


(18)

Pendokumentasian koleksi batuan, mineral dan fosil tersebut menjadi tugas

Seksi Dokumentasi. Sebelum koleksi tersebut disimpan di ruang dokumentasi

koleksi, maka diperlukan pembersihan secara khusus disamping pembuatan

prepart untuk penelitian koleksi tersebut. Setelah informasi tentang koleksi

tersebut diperoleh dari hasi penelitian, maka informasi tersebut disimpan sebagi

“database”. Oleh karena itu Seksi dokumentasi memerlukan Kelompok Kerja

yang terdiri dari :

Pokja Koleksi Batuan dan Mineral

Pokja Koleksi Fosil

4) Kelompok jabatan fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri sipil yang

diberi tugas, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwewenang

untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka

kelancaran pelaksanaan tugas Pemerintah. Kelompok Jabatan Fungsional UPT.

Museum Geologi sendiri mempunyai tugas yaitu, melaksanakan penyelidikan,

perekayasaan, penelitian dan pengembangan koleksi geologi.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Aspek kegiatan yang di lakukan di UPT. Museum Geologi Badan Geologi

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah hampir sama halnya dengan

fungsi dari instansi yang sebelumnya sudah di bahas di atas. Kegiatan yang menjadi

program di UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber


(19)

konservasi, peragaan, dan publikasi koleksi geologi. Setelah adanya perencanaan dan

pemrograman dari semua itu maka kegiatan selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian

dan pengembangan serta publikasi. Penelitian dan pengembangan ini hampir

dilakukan di seluruh Indonesia, dengan meneliti berbagai macam batuan, mineral dan

fosil. Setelah kegiatan penelitian dan pengembangan, maka akan dilakukan evaluasi


(20)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Kerja praktek merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat, karena dengan

dilakukannya kegiatan kerja praktek ini para mahasiswa dapat mengetahui lingkungan

dunia kerja yang sesungguhnya. Sehingga ilmu yang telah diperoleh selama ini di

bangku perkuliahan dapat diterapkan secara langsung. Penulis melaksanakan kegiatan

kerja praktek di UPT. Museum Geologi Badan Geologi DESDM yang beralamatkandi

Jalan Diponegoro No. 57 Bandung 40122. Penulis ditempatkan pada Subbagian Tata

Usaha dalam kelompok kerja keuangan dan rumah tangga.

Bagian ini bertugas :

1. Memposting dokumen SPM-LS dan SP2D ke buku realisasi anggaran,

2. Memposting dokumen SPM-UP/GU dan SP2D atas belanja perjalanan dinas

ke buku pembantu pengawasan kredit (wasdit),

3. Mengarsipkan berkas SPM dan SP2D,

4. Menginput data uang makan pegawai ke dalam aplikasi GPP,

5. Mempersiapkan untuk pembagian honor pegawai Non-PNS,

6. Menyiapkan berkas untuk pelaporan pajak,

7. Membuat surat dan berkas ralat SPM untuk revisi ke KPPN,

8. Membuat atau merekap SPM untuk laporan akhir September 2010,

9. Membuat ringkasan kontrak,

10.Membuat berita acara penutupan kas akhir bulan,


(21)

12.Membuat SPM,

13.Membuat dan menyusun laporan pajak bulanan,

14.Menginput bon pengeluaran barangpersediaan gudang, dan

15.Membukukan SPK.

Dibagian ini penulis bertugas melakukan posting dokumen SPM-UP/GU dan SP2D

atas belanja perjalanan dinas ke buku pembantu pengawasan kredit.

3.2 Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek

Kuliah kerja praktek dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah disepakati

antara pihak penulis dengan pihak perusahaan. Dalam pelaksanaan kerja praktek

dilakukan dalam suatu periode tertentu yaitu dari tanggal 15 September 2010 sampai

dengan 12 Oktober 2010. Kegiatan – kegatan yang dilakukan dalam melaksanakan kuliah kerja praktek ini dengan melakukan beberapa kegiatan ang ada di UPT.

Museum Geologi Badan Geologi DESDM dan pengamatan di anggaran belanja.

Berdasarkan berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan selama kerja praktek,

maka penulis menyusun laporan untuk membahas lebih rinci mengenai prosedur

pelaksanaan anggaran belanja pegawai pada UPT. Museum Geologi Badan Geologi

DESDM. Dalam penyusunan laporan ini, penulis membutuhkan data – data yang dapat menunjang terhadap penyelesaian laporan ini. Data – data yang dibutuhkan tersebut, penulis dapatkan selama melakukan kegiatan kerja praktek yaiu melalui

wawncara dengan pihak – pihak yang terkait, dari data – data (arsip), dokumen perusahaan, studi ke perpustakaan dan sumber lain yang dapat dijadikan bahan


(22)

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek 3.3.1 Prosedur

Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk

mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh

jarena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintahan hendaknya

memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasional

perusahaan.

Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan akan

dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik. Dalam Kamus Lengkap

Bahasa Indonesia (2006:446) dinyatakan bahwa :

Prosedur merupakan (a) tahap- tahap kegiatan di dalam melaksanakan suatu kegiatan dan, (b) metode langkah dini, langkah secara nyata dalam memecahkan suatu masalah.

Mulyadi (2005:5) menyatakan Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

Selain itu, definisi prosedur menurut Ardiyos (2006:457) prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

Sedangkan Sumadji (2006:527) menyatahan Prosedur adalah tahapan

kegiatan untuk menyelesaikan suatu aktivitas, prosedur merupakan metode yang dilakukan secara rinci dalam usaha untuk memecahkan suatu permasalahan.

Menurut Fernandez (2000:135) menyatakan Prosedur adalah suatu metode

yang jelas dan sistematis yang menetapkan bagaimana suatu fungsi dilakukan dan siapa yang bertanggung jawab pada setiap bagiannya.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai definisi prosedur diatas, maka dapat


(23)

rangkaian dari beberapa tahapan suatu tindakan secara sistematis dan jelas dimana

melibatkan beberapa orang yaitu antara satu orang dengan orang lain yang

bertanggungjawab pada setiap bagiannya untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha

atau transaksi yang dilakukan berulang-ulang telah sesuai dengan tujuan yang

diharapkan.

3.3.2 Manfaat Prosedur

Dalam melaksanakan suatu kegiatan pasti terdapat manfaatnya, begitu juga

dengan prosedur sebagi suatu tindakan yang terstruktur dalam mencapai tujuan

tertentu, memiliki manfaat yang jelas dalam pelaksanaannya. Sehingga tindakan yang

dilaksanakan dengan suatu prosedur akan mendatangkan manfaat yang baik pula.

Adapun manfaat prosedur menurut artikel konsep-konsep prosedur, diantaranya

adalah :

1. Memberikan keseragaman dalam melakukan tindakan.

2. Menyajikan pandangan yang menyeluruh pada situasi dan persoalan yang

dihadapi dengan realita.

3. Dapat menyederhanakan pelaksanaan dalam mengambil keputusan.

4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan yang timbul pada pelaksanaan kerja.

5. Tugas dapat dilaksanakn dengan cermat.

6. Keputusan yang salah dan terburu-buru dapat dikurangi.

7. Membantu usaha-usaha latihan karyawan dengan diterapkannya syarat-syarat

kerja, ditentukannya hubungan kerja, serta diuraikannya secara lengkap aliran


(24)

3.3.3 Tujuan Prosedur

Tujuan dari suatu tindakan merupakan suatu hal penting yang harus selalu ada.

Dengan adanya tujuan dari suatu tindakan dimaksudkan agar target yang akan dicapai

dari tindakan tersebut terlihat lebih jelas. Tujuan dari suatu tindakan tidak selalu

mudah untuk dicapai, karena dalam proses pencapaian tersebut pasti akan menemui

berbagaia hambatan. Namun, suatu tujuan tertentu akan tercapai apabila terdapat alur

kerja yang jelas dan tersusun dengan baik dalam proses pencapaiannya. Hal ini berarti

prosedur juga harus memiliki tujuan agar pelaksanaanya dapat berjalan dengan baik.

Menurut Mulyadi (2001:146) menyatakan bahwa dalam penyusunannya,

prosedur harus memiliki beberapa tujuan utama yang harus dikembangkan dengan

baik, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasiklan oleh system yang sudah ada,

baik mengenai mutu, ketetapan penyajian, maupun struktur informasi.

3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu

memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi akuntansi dan untuk

menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan

perlindungan kekayaan perusahaan.

4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam menyelenggarakan catatan akuntansi.

3.3.4 Fungsi Prosedur

Suatu tindakan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, harus didasarkan


(25)

tindakan tersebut harus memiliki fungsi yang jelas pula. Sehingga tindakan yang

dilaksanakan akan lebih optimal dalam pencapaian tujuannya. Menurut Hall

(2001:17) fungsi prosedur adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui urutan kegiatan dalam menjalankan suatu kegiatan.

2. Untuk menghindari penyimpanan-penyimpanan kegiatan yang seharusnya

tidak dilakukan.

3. Untuk mencegah pelaksanaan tugas yang tumpang tindih dan tidak berurutan,

sehingga menimbulkan aktivitas yang tidak jelas.

3.4 Anggaran

Dalam suatu organisasi baik swasta maupun pemerintah, penyusunan

anggaran sangatlah diperlukan sebagai alat perencanaan dan pengawasan kegiatan.

Dengan adanya anggaran, kita dapat mengetahui rencana kerja, mendapatkan

informasi untuk pengambilan keputusan, dan sebagai standar untuk evaluasi kinerja.

Berikut ini beberapa pengertian anggaran menurut para ahli.

Menurut Freeman (2003) Anggaran adalah sebuah proses yang dilakukan oleh

organisasi sector publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya kedalam kebutuhan-kebutuhan yang tidak terbatas ( the process of allocating resources to unlimited demands).

Menurut Nordiawan (2007:19) Anggaran dapat juga dikatakan sebagai

pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam ukuran finansial.

Selain itu juga, Supriyono (2007:3) mengemukakan bahwa Anggaran adalah

suatu rencana terinci yang menyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dinyatakan dalam satuan uang, untuk perolehan dan penggunaan sumber-sumber sutu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.


(26)

Lebih jelas lagi Munandar (2001:1) mengungkapkan pengertian Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Menurut Lampiran III Peraturan Kementrian Republik Indonesia Nomor 24

Tahun 2005, Anggaran merupakan pedoman tindakan yang dilakukan pemerintah

meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara sistematis untuk satu periode.

Berdasarkan uraian-uraian mengenai definisi anggaran diatas,maka dapat

disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis dan

terperinci mengenai seluruh kegiatan perusahaan yang akan dilakukan dalam satuan

periode tertentu yang akan dating, biasanya dinyatakan dalam satuan uang untuk

mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3.4.1 Unsur-Unsur Dalam Anggaran

Dalam suatu anggaran yang disusun oleh organisasi baik itu organisasi swasta

ataupun pemerintahan haruslah mencakup beberapa unsure yang biasanya terkandung

dalam suatu anggaran. Unsur-unsur tersebut harus terkandung dalam suatu anggaran

dikarenakan unsure-unsur tersebut menggambarkan rencana kegiatan perusahaan

yang akan dilakukan dalam periode yang akan dating. Menurut Munandar (2001:3),

suatu anggaran mempunyai empat unsu yaitu :

1. Rencana, ialah suatu penetuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan

yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Anggaran juga merupakan

suatu rencana, karena anggaran merupakan penentuan terlebih dahulu tentang

kegiatan-kegiatan perusahaan di waktu yang akan dating. Hanya saja anggaran


(27)

seperti misalnya disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan

perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter.

2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup semua kegiatan yang

akan dilakukan oleh semua bagian-bagian yang ada dalam perusahaan.

Mengingat bahwa anggaran adalah suatu rencana yang nantinya akan

dijadikan sebagai pedoman kerja, maka sudah semestinya bahwa anggaran

harus mencakup seluruh kegiatan perusahaan.

3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan

pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit

moneter yang berlaku di Indonesia ialah unit “Rupiah”. Unit moneter ini sangat diperlukan, mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang

beraneka ragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda,

seperti kilogram, meter, meer persegi, liter dan sebagainya. Dengan unit

moneter dapatlah diseragamhakan semua kesatuan yang berbeda tersebut,

sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisa

lebih lanjut.

4. Jangka waktu tertentu yang akan dating, yang menunjukan bahwa

anggaran berlakunya untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang

dimuat didalam anggaran adalah taksiran-taksiran tentang apa yang akan


(28)

3.4.2 Fungsi Anggaran

Bagi organisasi sector public seperti lembaga pemerintah, anggaran tidak

hanya sebuah rencana tahunan tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas

pengelolaan dana public yang dibebankan kepadanya. Anggaran dalam akuntansi

sector public memiliki beberapa fungsi, menurut Nordiawan (2007:20) fungsi

anggaran antara lain adalah :

1. Anggaran sebagai alat perencanaan

Dengan adanya anggaran, organisasi tahu apa yang harus dilakukan dan ke

arah mana kebijakan akan dibuat.

2. Anggaran sebagai alat pengendalian

Dengan adanya anggaran, organisasi nsektor public dapat menghidari adanya

pengeluaran yang terlalu besar (overspending) atau adanya penggunaan dana

yang tidak semestinya (misspending).

3. Anggaran sebagai alat kebijakan

Melalui anggaran, organisasi sector public dapat menentukan arah atas

kebijakan tertentu.

4. Anggaran sebagai alat politik

Dalam organisasi sector public, komitmen pengelola dalam melaksanakan

progam-program yang telah dijanjikan dapat dilihat melalui anggaran.

5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi

Melalui dokumen anggaran yang komprehensif, sebuah bagian, unit kerja, atau

departemen yang merupakan sub organisasi dapat mengetahui apa yang harus


(29)

6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja

Anggaran adalah suatu ukuran yang bisa menjadi patokan apakah suatu

bagian/unit kerja telah memenuhi target, baik berupa terlaksananya aktivitas

maupun terpenuhnya efisiensi biaya.

7. Anggaran sebagai alat motivasi

Anggaran dapat digunakan sebagai alat komunikasi dengan menjadikan

nilai-nilai nominal yang tercantum sebagai target pencapaian. Dengan catatan,

anggaran akan menjadi alat motivasi yang baik jika memenuhi sifat “ menantang tetapi masih mungkin untuk dicapai “ (challenging but attainable

atau demanding but achievable). Maksudnya adalah suatu anggaran

hendaknya jangan terlalu tinggi sehingga tidak dapat dipenuhi, juga jangan

terlalu rendah sehingga terlalu mudah dicapai.

3.4.3 Prosedur Penyusunan Anggaran

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam

rangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan

kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba

(profit planning). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana

operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan

jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan dimasa yang akan

datang.

Prosedur penyusunan anggaran dalam suatu perusahaan menurut Wikepedia


(30)

(http://wikipediaindonesia/anggaransektorpublik diakses 2 Desember 2010) dapat

dilakukan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan Anggaran

Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar

taksiran pendapatan yang tersedia. Terkait dengan masalah tersebut, yang

perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran pengeluaran,

hendaknya terlebih dahulu dilakukan penaksiran pendsapatan secara lebih

akurat. Selain itu, harus disadari adanya masalah yang cukup berbahaya jika

anggaran pendapatan diestimasi pada saat bersamaan dengan pembuatan

keputusan tentang anggaran pengeluaran.

2. Tahap Ratifikasi

Tahap ini merupakan tahap yang melibatkan proses politik yang cukuprumit

dan cukup berat. Pimpinan eksekutif dituntut tidak hanya memiliki managerial

skill namun juga harus mempunyai political skill, salesman ship, dan coalition

building yang memadai. Integritas dan kesiapan mental yang tinggi dari

eksekutif sangat penting dalam tahap ini. Hal tersebut penting karena dalam

tahap ini pimpinan eksekutif harus mempunyai kemampuan untuk menjawab

dan memberikan argumentasi yang rasional atas segala pertanyaan-pertanyaan

dan bantahan-bantahan dari pihak legislatif.

3. Tahap Implementasi / Pelaksanaan Anggaran

Dalam tahap ini yang paling penting adalah harus diperhatikan oleh manajer

keuangan public adalah dimilikinya system (informasi) akuntansi dan system


(31)

4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi

Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap

implementasi telah didukung dengan system akuntansi dan system

pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting

and evaluation tidak akan menemukan banyak masalah.

3.4.4 Prinsip Penyusunan Anggaran

Dalam setiap penyusunan anggaran didasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang

harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan

dengan baik. Adapun menurut Mardiasmo (2002:105) prinsip-prinsip dalam

penyusunan anggaran sector public adalah meliputi :

1. Otorisasi oleh Legislative

Anggaran public harus mendapatkan otorisasi dari legislative terlebih dahulu

sebelum eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

2. Komperehensif

Anggaran harus menunjukan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah.

Oleh karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip

anggaran bersifat komperehensif.

3. Keutuhan Anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana


(32)

4. Nondiscretionary Appopriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislative harus termanfaatkan secara

ekonomis, efisien dan efektif.

5. Periodik

Anggaran merupakan suatu proses periodic, bisa bersifat tahunan maupun

multi tahunan.

6. Akurat

Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi,

yang dapat dijadikan sebagi kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi

anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan

dan overestimate pengeluaran.

7. Jelas

Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak

membingungkan.

8. Diketahui Publik

Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

3.4.5 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran

Pelaksanaan anggarn setiap kegiatan tidak terlepas dari factor-faktor yang

mempengaruhinya. Factor-faktor tersebut sangat bermanfaat di dalam

melakukankegiatan penyusunan anggran sehingga tujuan yang akan dicapai dapat

direalisasikan secara optimal. Adapun factor-faktor penyusunan anggaran menurut


(33)

1. Factor Intern

Factor-faktor intern (Controlable) antara lain berupa :

a. Data penjualan pada tahun yang lalu,

b. Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga

jual,

c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan,

d. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya maupun

keterampilan dan keahliannya,

e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan,

f. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan,

g. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan

fungsi-fungsi perusahaan, baik di bidang perusahaan, baik dibidang

pemasaran, produksi, pembelanjaan administrasi maupun di bidang

personalia.

2. Factor Eksternal

Factor-faktor ekstern (Uncontrollable) antara lain berupa :

a. Keadaan persaingan,

b. Tingkat pertumbuhan penduduk,

c. Tingkat penghasilan mesyarakat,

d. Tingkat penyebaran penduduk,

e. Agama, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat,

f. Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dibidang polotik, ekonomi,


(34)

g. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan

teknologi, dsb.

3.4.6 Klasifikasi Anggaran

Dalam mengetahui kegiatan penyusunan anggaran kegiatan yang dilaksanakan

oleh setiap bagian tertentu, maka setiap kegiatan yang dilaksanakan harus bisa kita

klasifikasikan mengenai anggaran yang diperlukan. Klasifikasi anggaran merupakan

pengelompokan atau pembagian dari anggaran agar dapat memberikan gambaran

yang lebih rinci. Adapun klasifikasi anggaran menurut Arif (2009:126) adalah sebagai

berikut :

1. Klasifikasi Menurut Objek.

Anggaran disusun berdasarkan jenis pendapatan dan belanja. Pendapatan

terdiri dari penerimaan dalam negeri yang terdiri atas penerimaan perpajakan

dan penerimaan Negara bukan pajak. Pendapatan lain adalah pendapatan hibah

dan sebagainya.

2. Klasifikasi Berdasarkan Organisasi

Anggaran diklasifikasikan berdasarkan unit pemerintah seperti anggaran

departemen pertahanan, anggaran departemen luar negeri dan seterusnya

termasuk unit organisasi vertical di bawahnya. Klasifikasi ini memungkinkan

untuk melihat pengalokasian anggaran kepada sasaran-sasaran pembangunan

secara nasional. Kedua, disetiap kementrian Negara/ lembaga tidak memiliki


(35)

dan belanja relative lebih sedikit, seperti Departemen Keuangan. Di sisi lain,

ada unit yang belanjanya relative besar, sedangkan pendapatan kecil.

3. Klasifikasi Berdasarkan Fungsi

Anggaran disusun berdasarkan fungsi belanja di dalam Negara seperti di

dalam sector pendidikan, sector social dan seterusnya. Sector pendidikan bisa

terdapat di berbagai kementrian Negara/lembaga, tidak hanya di Departemen

Pendidikan. Klasifikasi ini umumnya hanya untuk belanja.

4. Klasifikasi Berdasarkan Sifat/Karakter (Nature)

Anggaran disusun berdasarkan sifat/karakter pendapatan dan belanja seperti

pendapatan dalam negeri dan belanja operasional serta belanja modal.

5. Klasifikasi Berdasarkan Kehematan

Anggaran disusun berdasarkan skala prioritasnya. Prioritas belanja disusun

berdasarkan tingkat kebutuhansesuai dengan kebijakan nasional, mengingat

terbatasnya pendapatan Negara. Untuk itu, didahulukan pendapatan dalam

negeri dan belanja operasional kemudian pembiayaan dan belanja modal

sesuai dengan tingkat prioritas.

3.5 Anggaran Belanja Pegawai

Disamping pendapatan, belanja juga merupakan bagian utama dari suatu

anggaran. Anggaran belanja merupakan batas tertinggi yang dapat direalisasikanoleh

suatu unit pemerintah. Anggaran belanja yang disusun haruslah anggaran belanja

yang sehat dalam pengertian produktif. Anggaran yang bersifat konsumtif memang


(36)

Menurut Nordiawan (2007:187), definisi belanja dilingkungan akuntansi pemerintahan di Indonesia diartikan sebagai semua pengeluaran bendahara umum Negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancer dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh kembali pembayarannya oleh pemerintah.

Menurut Bastian (2007:151) Belanja adalah jenis biaya yang timbulnya

berdampak langsung terhadap berkurangnya saldo kas maupun uang entitas yang berada di bank.

Berdasarkan uraian mengenai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belanja

adalah semua jenis biaya yang berupa pengeluaran oleh bendahara umum Negara

yang berakibat pada berkurangnya dana lancer atau saldo kas di bank.

Berbagai macam pengeluaran yang biasanya direncanakan dalam sebuah

anggaran tentunya akan mempersulit instansi/lembaga pemerintah dalam

merealisasikan anggaran yang telah disusun sebelumnya.untuk itulah dilakukan

pengelompokan belanja terhadap berbagai aktivitas belanja yang telah direncanakan.

Dengan mengacu pada format yang berlaku sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang ada saat ini, kelompok anggaran belanja, buku besar dan

buku pembantu harus dibentuk dan dipelihara meliputi perkiraan-perkiraan :

1. Belanja Operasi

Terdiri dari :

a. Belanja pegawai, antara lain terdiri dari Gaji dan Tunjangan Lainnya,

Honorarium, Uang Lembur, Upah Pegawai Harian Tetap dan Lain-lain

Belanja Pegawai.

b. Belanja Barang dan Jasa, antara lain terdiri dari Belanja Alat Tulis Kantor,


(37)

buku ilmiah, missal majalah), Pakaian Dinas, dan Lain-lain Belanja Non

Investasi.

c. Belanja Pemeliharaan, antara lain terdiri dari Pemeliharaan Gedung

Kantor, Pemeliharaan Rumah Dinas, Kendaraan Dinas, Investasi Kantor

dan Lain-lain Belanja Pemeliharaan.

d. Belanja Perjalanan Dinas, antara lain terdiri dari Belanja Perjalanan Dinas,

Perjalanan Dinas Tetap, Perjalanan Pindah, Perjalanan Pemulangan

Pegawai Pensiun, dan Perjalanan Dinas Lainnya.

e. Belanja PInjaman, antara lain terdiri dari Belanja Angsuran Bunga Hutang

dan Belanja Lainnya yang berhubungan dengan hutang.

f. Belanja Subsidi.

g. Belanja Hibah.

h. Belanja Bantuan Sosial.

2. Belanja Modal

Terdiri dari :

a. Belanja Aset Tetap, terdiri dari Belanja Tanah, Peralatan dan Mesin,

Gedung, Bangunan, Jalan, Irigasi, serta Belanja Aset Tetap.

b. Belanja Aset Lainnya

3. Belanja Tak Tersangka

Belanja tak tersangka ini dibentuk untuk tujuan mengatasi bencana alam,


(38)

3.5.1 Belanja Pegawai

Belanja pegawai merupakan salah satu kelompok yang ada diantara beberapa

kelompok belanja lainnya. Menurut Komite Standar Akuntansi Pemerintahan, belanja

pegawai merupakan belanja kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

Belanja pegawai merupakan belanja yang menampung seluruh pengeluaran

negara yang digunakan untuk membayar gaji pegawai, termasuk berbagai tunjangan

yang menjadi haknya, dan membayar honorarium, lembur, vakasi, tunjangan khusus

dan belanja pegawai transito, serta membayar pensiun dan asuransi kesehatan

(kontribusi sosial). Dalam klasifikasi tersebut termasuk pula belanja gaji/upah proyek

yang selama ini diklasifikasikan sebagai pengeluaran pembangunan. Dengan format

ini, maka akan terlihat pos yang tumpang tindih antara belanja pegawai yang

diklasifikasikan sebagai rutin dan pembangunan.

3.5.2 Kategori Utama Belanja Pegawai

Berdasarkan definisi belanja pegawai yang telah diuraikan sebelumnya,

dinyatakan bahwa belanja pegawai merupakan aktivitas pengeluaran yang dilakukan

untuk membayar gaji pegawai, termasuk berbagai tunjangan yang menjadi haknya,

dan membayar honorarium, lembur, vakasi, tunjangan khusus dan belanja pegawai

transito, serta membayar pensiun dan asuransi kesehatan (kontribusi sosial).


(39)

1. Gaji

Suatu bentuk balas jasa atau penghargaan yang diberikan secara teratur kepada

seorang pegawai atas jasa dan hasil kerjanya. Dimana gaji juga merupakan

suatu bentuk kompensasi, yakni imbalan jasa yang diberikan secara teratur

atas prestasi kerja yang diberikan kepada seorang pegawai. Seseorang

menerima gaji apabila ikatannya kuat, dilihat dari jangka waktu

penerimaannya, gaji pada umumnya diberikan pada setiap akhir bulan. Dalam

hal ini, pengertian gaji untuk seterusnya disebut dengan gaji pokok. Besarnya

gaji yang diberikan kepada seorang karyawan, biasanya sangat tergantung

dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki, kemampuan maupun

pengalaman kerjanya.

2. Tunjangan Lainnya

Unsure-unsur balas jasa yang diberikan dalam nilai rupiah secara langsung

kepada karyawan individual dan dapat diketahui secara pasti. Tunjangan

diberikan kepada karyawan dengan maksud agar dapat menimbulkan atau

meningkatkan semangat kerja dan kegairahan bagi para karyawan.

3. Honorarium

Honorarium adalah imbalan atas jasa hokum yang diterima oleh advokat

berdasarkan kesepakatam klien.

4. Uang Lembur

Setiap karyawan yang bekerja diluar jam kerja ataupun karyawan yang bekerja

pada hari-hari libur, ataupun karyawan yang memiliki jam kerja lebih besar


(40)

yang bersangkutan berhak untuk menerima uang lembur. Besarnya uang

lembur ini sangatlah bervariasi, tetapi biasanya setap perusahaan sudah

memiliki peraturan tersendiri yang mengatur secara khusus mengenai besarnya

uang lembur setiap karyawan yang mereka miliki. Karyawan bagian

pemasaran biasanya tidak memiliki fasilitas yang berupa uang lembur, karena

prestasi mereka diukur berdasarkan omzet penjualan yang mereka hasilkan.

Sebagai gantinya, biasanya mereka akan mendapat bonus yang besarnya

sesuai dengan apa yang mereka hasilkan kepada perusahaan.

5. Upah Pegawai Harian Tetap

Upah yang diterima atau diperoleh pegawai atas penghasilan dalam jumlah

tertentu secara teratur, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk

suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai yang bersangkutan bekerja

penuh (full time) dalam pekerjaan tersebut.

6. Lain-Lain Belanja Pegawai

3.6 Prosedur dalam Realisasi Pengeluaran Anggaran Belanja Pegawai pada UPT. Museum Geologi – Badan Geologi DESDM

Kegiatan belanja pegawai yang dilakukan oleh museum geologi tentunya

berdasarkan pada pagu yang telah ditetapkan dalam Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA) serta telah disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas

nama Menteri Keuangan. Adapun prosedur dalam realisasi pengeluaran angggaran


(41)

3.6.1 Tahap Pengajuan dan Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

Pada tahap ini, dokumen-dokumen yang digunakan dalam tahap prosedur

pengadaan barang modal diserahkan pada bagian keuangan yaitu pejabat pembuat

SPP untuk dilakukan pengujian oleh tim verifikasi dan juga pejabat pembuat SPP

tersebut. Dokumen-dokumen pendukung yang sebelumnya telah diotorisasi oleh

Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) dan dibutuhkan dalam pengajuan pembuatan SPP

diantaranya adalah :

a. Surat Penawaran

b. Company Profile

c. SIUP & SITU

d. Akta Notaris Pendiri Perusahaan

e. Dokumen Pengadaan Barang/Jasa

f. Dokumen Prakualifikasi Pengadaan Barang/Jasa

g. Dokumen Pengumuman Hasil Prakualifikasi

h. Surat Perjanjian Kontrak yang mencantumkan nomor rekening rekanan

i. Surat Pernyataan Penetapan Rekanan

j. Ringkasan Kontrak

k. Kuitansi

l. Jaminan dan Keterangan Bank

m. Faktur Pajak Standar

n. SSP (Surat Setoran Pajak)

o. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan


(42)

q. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan

r. Berita Acara Pembayaran

Pengujian terhadap dokumen-dokumen sumber yang akan dijadikan dasar

pembuatan SPP (Surat Permintaan Pembayaran) oleh pejabat pembuat SPP mencakup

pengujian terhadap kelengkapan dokumen pendukung, kesesuaian data informasi

mengenai perusahaan antara company profile dengan akta notaris pendirian

perusahaan, kesesuaian NPWP yang tercantum dalam ringkasan kontrak dengan yang

tercantum dalam surat keterangan baik, kebenaran perhitungan yang tercantum dalam

surat penawaran barang, kebenaran perhitungan dalam SPP dan faktur pajak,

kebenaran cara penulisan jumlah uang dalam angka dan huruf, serta memastikan

semua dokumen-dokumen pendukungnya telah diotorisasi oleh pihak-pihak yang

bertanggung jawab.

Kemudian apabila dokumen-dokumen yang diajukan telah benar dan sesuai

dengan persyaratan yang ada, maka pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksana

kegiatan akan membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang diotorisasi Pejabat

Pembuat Komitmen (P2K). pembayaran terhadap kegiatan belanja yang telah

dilakukan oleh Museum Geologi dapat melalui dua macam cara yaitu dengan cara

langsung (LS) atau dengan menggunakan uang persediaan (UP) yang berada di tangan

bendahara pengeluaran. Sedangkan dalam hal ini, pembayaran setiap kegiatan belanja

modal dilakukan dengan cara langsung yaitu pelaksanaan pembayaran kepada pihak

rekanan melalui penerbitan SPM-LS atas nama rekanan.

Pejabat pembuat SPP menerbitkan SPP dalam 5 (lima) rangkap, lembar


(43)

dan kelima untuk keperluan arsip dibagian keuangan khususnya yaitu petugas

pembuat SPP Museum Geologi. Selanjutnya, SPP-LS beserta dokumen

pendukungnya diseahkan kepada pejabat penerbit SPM-LS untuk diproses lebih

lanjut. Untuk lebih jelasnya prosedur pembuatan SPP-LS di UPT. Museum Geologi

dapat digambarkan dengan bagan alir di bawah ini :

Gambar 3.1 Prosedur Pengajuan dan Pembahasan SPP Flowchart Prosedur Pengajuan dan Pembuatan SPP

Tim Pengadaan Pejabat Pembuat SP Pejabat Pembuat Komitmen

mulai Menerima dokumen pendukung dari pihak Membuat dokumen-dokumen pengadaan Dok.pendukung laiinya Dok.pengadaan Ringkasan Kontrak SPK

FC NPWP & SIUP

Suratketeranganbak SSP&faktur pajak kuitansi 1 1 Mengecek dokumen yang diajukan tim pengadaan Membuat SSP 5 4 3 2 1 SPP 2 2 Mengotorisasi SPP Menyerahkan kepada pejabat penerbit SPM selesai N


(44)

3.6.2 Tahap Penerbitan Surat Perintah Membayar

Dalam tahapan ini, dokumen-dokumen pendukung beserta SPP-LS yang telah

diterbitkan oleh Pejabat Pembuat SPP diterima oleh petugas penerima SPP untuk

diteruskan kepada pejabat penerbit SPM (Surat Perintah Membayar). Pejabat penerbit

SPM membuat SPM-LS dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Penerimaan dan pengujian SPP-LS

Petugas penerima SPP memeriksa kelengkapan berkas SPP-LS, mengisi check

list kelengkapan berkas SPP, mencatatnya dalam buku pengawasan

penerimaan SPP dan membuat atau menandatangani tanda terima SPP

berkenaan. Selanjutnya petugas penerima SPP menyampaikan SPP-LS

dimaksud kepada pejabat penerbit SPM.

2. Pejabat penerbit SPM melakukan pengujian atas SPP-LS sebagai berikut :

a. Memeriksa secara rinci dokumen pendukung SPP-LS sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

b. Memeriksa ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh

keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu anggaran.

c. Memeriksa kebenaran atas hak tagih yang menyangkut antara lain :

1. Pihak yang ditunjuk untuk menerima pembayaran (nama

orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama bank).

2. Nilai tagihan yang akan dibayar harus sesuai ndengan hasil kerja yang

dicapai dan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak.


(45)

d. Memeriksa pencapaian tujuan kegiatan sesuai dengan indicator keluaran

yang tercantum dalam DIPA berkenaan dengan spesifikasi teknis yang

sudah ditetapkan dalam kontrak.

3. Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-LS, pejabat penguji SPP dan

penandatangan SPM dengan menggunakan aplikasi SPM akan menerbitkan

SPM-LS dalam 5 (lima) rangkap, yaitu :

a. Lembar kesatu, kedua dan ketiga disampaikan kepada KPPN

b. Lembar keempat sebagai arsip bagi pejabat pembuat SPM

c. Lembar kelima disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran

4. Setelah SPM diterbitkan maka SPM beserta dokumen-dokumen pendukung

yang menunjang diotorisasi oleh pejabat penerbit SPM untuk selanjutnya

diajukan kepada KPPN serta diproses lebih lanjut sehingga terbit SP2D.

Untuk lebih jelasnya mengenai tahapan prosedur penerbitan SPM di UPT.


(46)

Gambar 3.2 Prosedur Penerbitan SPM Flowchart prosedur penerbitan SPM

Petugas Penerima SPP Pejabat Penerbit SPM

mulai

Menerima 7memeriksa kelengkapan SPP beserta dokumen pendukungnya Dok.pendukung lainnya Dok.pengadaan Ringkasan kontrak SPK Surat keteranganbank SPP&faktur pajak kuitansi 3 2 1 SPP 1 1 Menguji SPP

Membuat & penerbitkan SPM

5 4 3 2 1 SPM-LS Mengajukan SPM&dokumen pendukungnya ke KPPN

selesai


(47)

3.6.3 Tahap Pengajuan Surat Perintah Membayar (SPM) ke KPPN

Pada tahapan ini, pejabat yang ditunjuk dari satker Museum Geologi akan

menyampaikan SPM-LS beserta dokumen-dokumen pendukungnya yang dilengkapi

dengan Arsip Data Komputer (ADK) berupa softcopy yang disimpan dalam suatu

flashdisk. Berkas tersebut diajukan kepada KPPN melalui loket penerimaan SPM

yang merupakan syarat mencairkan dana dalam rangka pembayaran kegiatan belanja

pegawai yang telah dilakukan oleh UPT. Museum Geologi. Adapun

dokumen-dokumen pendukung yang harus dilampirkan pada saat pengajuan SPM-LS ke KPPN

diantaranya adalah sebagai berikut :

a. SPM (lembar kesatu sampai dengan ketiga)

b. SPP (lembar kesatu sampai dengan ketiga)

c. Arsip data computer (ADK) yang dimasukkan kedalam flashdisk

d. Ringkasan kontrak

e. SPTB (surat pernyataan tanggung jawab belanja)

f. SSP (surat setoran pajak) dan faktur pajak standar

g. Surat keterangan atau referensi bank

h. Fotocopy NPWP dan surat keterangan terdaftar dari Dirjen Pajak

i. Fotocopy SIUP (surat izin usaha perdagangan)

Petugas KPPN pada loket penerimaan SPM memeriksa kelengkapan SPM-LS

beserta dokumen pendukungnya dengan mengisi check list kelengkapan berkas

SPM-LS, mencatat dalam daftar pengawasan penyelesaian SPM-LS, dan meneruskan

check list beserta kelengkapan SPM kepada seksi perbendaharaan untuk diproses


(48)

SPM kepada petugas MuseumGeologi yang mengajukan ke KPPn. Di dalam

dokumen bukti tanda terima tersebut terdapat waktu dan tanggal untuk mengambil

SPM beserta SP2D yang telah diterbitkan.

Setelah berkas SPM-LS beserta dokumen-dokumen pendukungnya masuk ke KPPN,

dalam jangka paling lambat satu hari kerja KPPN akan memproses SPM-LS yang

diajukan oleh satker Museum Geologi. Flowchart Prosedur Pengajuan SPM ke KPPN

Pejabat Penerbit SPM Petugas Penerimaan SPM dlloket KPPN

mulai Mempersiapkan dokumen SPM beserta dokumen pendukungnya SPTB Ringkasankontra SPK FC NPWP&SIUP Surat ket.bank SPP&fak.pajak kuitansi

3 SPP 2 SPP

1 SPP 3 SPM

2 SPM 1 SPM

ADK 1 1 Memeriksa kelengkapan berkas SPM&dok.pendukungnya

Mengisi check list kelengkapan

berkas SPM

Membuat bukti tanda terima SPM

2 1

Bukti tanda terima SPM

2


(49)

Gambar 3.3 Prosedur Pengajuan SPM ke KPPN

3.6.4 Tahap Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh KPPN dan Pencairan Dana

Setelah pengajuan SPM-LS yang telah dilakukan sebelumnya oleh pejabat

yang ditunjuk Museum Geologi, pada tahapan inilah KPPN akan menerbitkan Surat

Perintah Pencairan Dana (SP2D) melalui mekanisme berikut :

1. Pengujian SPM-LS & Dokumen Pendukung

Pengujian SPM yang dilaksanakan oleh seksi perbendaharaan KPPN

mencakup pengujian yang bersifat substantive dilakukan untuk :

a. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam SPM-LS

b. Menguji ketersediaan dana untuk kegiatan/sub kegiatan/MAK dalam

DIPA yang ditunjuk dalam SPM-LS tersebut

c. Menguji dokumen pendukung sebagai dasar penagihan

d. Menguji surat pernyataan tanggungjawab belanja (SPTB) dari pejabat

pembuat komitmen Museum Geologi mengenai tanggungjawab terhadap

kebenaran pelaksanaan pembayaran

e. Menguji faktur pajak beserta SSP-nya

Pengujian formal dilakukan untuk :

a. Mencocokan tandatangan pejabat penandatangan SPM-LS dengan

specimen tanda tangan yang dimiliki KPPN

b. Memeiksa cara penulisan/pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf

c. Memeriksa kebenaran dalam penulisan, termasuk tidak boleh terdapat


(50)

Setelah pihak KPPN melakukan pengujian substantive dan pengujian fofmal

terhadap SPM-LS yang diajukan oleh satker Museum Geologi, maka pihak

KPPN akan menindak lanjuti keputusan dari hasil pengujian SPM-LS yang

telah dilakukan sebelumnya.

2. Pengembalian SPM-LS dan Penerbitan SP2D

Keputusan dari hasil pengujian SPM-LS yang telah dilakukan KPPN ditindak

lanjuti dengan penerbitan SP2D apabila SPM-LS yang diajukan telah

memenuhi syarat yang ditentuksn, dan apabila tidak memenuhi syarat untuk

diterbitkan SP2D maka akan dilakukan pengembalian (retur) SPM kepada

penerbit SPM, dalam hal ini adalah Museum Geologi untuk dilakukan revisi

terhadap dokumen SPM beserta berkasnya yang mengandung kesalahan.

SPM-LS akan dikembalikan paling lambat satu hari kerja setelah SPM

diterima. SPM-LS beserta SP2D dikembalikan oleh KPPN dengan cara

diambil sendiri oleh petugas dari Museum Geologi dengan mengembalikan

dokumen tanda terima SPM kepada petugas loket pengambilan SP2D.

penerbitan SP2D oleh KPPN dilakukan dengan cara :

a. SP2D ditandatangani oleh Seksi Perbendaharaan dan Seksi Bank/Giro Pos

atau Seksi Bendum.

b. SP2D diterbitkan dalam rangkap 3 (tiga) dan dibubuhi stempel timbul

SEksi Bank/Giro Pos atau Seksi Bendum yang disampaikan kepada :


(51)

2. Lembar 2 : kepada penerbit SPM dalam hal ini pihak Museum Geologi

dengan dilampiri SPM yang telah dibubuhi cap “ telah diterbitkan SP2D tanggal …. Nomor …. “

3. Lembar 3 : sebagai arsip di KPPN (Seksi Vertifikasi dan Akuntansi),

dilengkapi lembar ke-1 SPM dan dokumen pendukungnya.

Setelah diterbitkan SP2D oleh pihak KPPN, maka anggaran dana untuk

keperluan belanja modal yang telah dilakukan Museum Geologi dapat segera

dicairkan dan secara otomatis dana untuk pembayaran belanja pegawai

tersebut masuk ke dalam rekening bank milik rekanan.

SP2D lembar ke-2, SPM lembar ke-2, dan faktur pajak standar yang

diterima kembali oleh penerbit SPM dalam hal ini adalah Museum Geologi,

akan dibubukan dan diarsipkan oleh bendahara pengeluaran Museum Geologi

ke dalam Buku Kas Umum (BKU) dan Kartu Pengawas (Karwas) realisasi

DIPA serta diinput kedalam aplikasi SAKPA untuk mencatat pengeluaran


(52)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa terhadap prosedur pelaksana

anggaran belanja pegawai pada UPT. Museum Geologi Badan Geologi DESDM maka

penulis memberikan kesimpulan bahwa dalam prosedur pengeluaran anggaran belanja

pada UPT. Museum Geologi terdiri dari 4 (empat) tahapan, yaitu :

1. Tahap pengajuan dan pembuatan surat permintaan pembayaran (SPP)

Pada tahap ini, dokumen-dokumen yang digunakan dalam tahap prosedur

pengadaan barang modal diserahkan pada bagian keuangan untuk dilakukan

pengujian oleh tim verifikasi dan juga pejabat pembuat SPP tersebut.

Kemudian apabila dokumen-dokumen yang diajukan telah benar dan sesuai

dengan persyaratan yang ada, maka pejabat yang bertanggung jawab atas

pelaksana kegiatan akan membuat Surat Permintaan Pembayaran (SPP) yang

diotorisasi Pejabat Pembuat Komitmen (P2K).

2. Tahap penerbitan surat perintah membayar

Dalam tahapan ini, dokumen-dokumen pendukung beserta SPP-LS yang telah

diterbitkan oleh Pejabat Pembuat SPP diterima oleh petugas penerima SPP

untuk diteruskan kepada pejabat penerbit SPM (Surat Perintah Membayar).

Pejabat penerbit SPM membuat SPM-LS dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Penerimaan dan pengujian SPP-LS


(53)

3. Setelah dilakukan pengujian terhadap SPP-LS, pejabat penguji SPP dan

penandatangan SPM dengan menggunakan aplikasi SPM akan

menerbitkan SPM-LS

4. Setelah SPM diterbitkan maka SPM beserta dokumen-dokumen pendukung

yang menunjang diotorisasi oleh pejabat penerbit SPM untuk selanjutnya

diajukan kepada KPPN serta diproses lebih lanjut sehingga terbit SP2D.

3. Tahap pengajuan surat perintah membayar (SPM) ke KPPN

Pada tahapan ini, pejabat menyampaikan SPM-LS beserta dokumen-dokumen

pendukungnya yang dilengkapi dengan Arsip Data Komputer (ADK) berupa

softcopy yang disimpan dalam suatu flashdisk.Berkas tersebut diajukan kepada

KPPN melalui loket penerimaan SPM yang merupakan syarat mencairkan dana

dalam rangka pembayaran kegiatan belanja pegawai yang telah dilakukan oleh

UPT. Museum Geologi.

4. Tahap penerbitan surat perintah pencairan dana (SP2D) oleh KPPN dan dana

pencairan

Pada tahapan inilah KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) melalui mekanisme berikut :

1. Pengujian SPM-LS & Dokumen Pendukung


(54)

4.2 Saran

Setelah melihat kepada tinjauan teori dalam membandingkan dengan apa yang

terjadi di UPT. Museum Geologi Badan Geologi DESDM dan hasil pengamatan yang

penulis lakukan selama melaksanakan kerja praktek, maka ada beberapa hal yang

dapat penulis sarankan :

1. Perlu meningkatkan pelayanan kepada unit-unit kerja dilingkungan UPT.

Museum Geologi dalam pengelolaan keuangan Negara ataupun daerah.

2. Setiap karyawan perlu ditingkatkan kedisiplinanya, sebaiknya para karyawan

yang telah melakukan keterlambatan melebihi batas yang ditetapkan sebaiknya

diberikan sanksi berupa surat peringatan atau penundaan kenaikan pangkat


(55)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah kerja praktek jenjang studi Diploma III program studi Akuntansi

Disusun oleh :

NAMA : INGWIE VALENTIN SANJANI NIM : 20308026

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(56)

Nama : Ingwie Valentin Sanjani

Tempat dan Tanggal Lahir : Bandung, 14 Februari 1991

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Sekeloa Tengah No. 22/152C Rt/Rw : 04/03

Bandung

Agama : Islam

PENDIDIKAN FORMAL

1. 1996 – 2002 SDN Haur Pancuh I, Bandung

2. 2002 – 2005 SLTP Pasundan 6, Bandung

3. 2005 – 2008 SMK – ICB Cinta Niaga, Bandung

4. 2008 – Sekarang Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia,


(57)

i

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Dengan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. Sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Kerja Praktek ini.

Dalam penyusunan Laporan Kerja Praktek ini penulis menyadari masih

banyak terdapat kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan penulis dalam

pengetahuan dan pengalaman bidang ini.

Laporan Kerja Praktek ini dibuat sebagai syarat dalam menempuh program

D-III Jurusan AKUNTANSI di UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(UNIKOM).

Berbagai cara dan usaha telah penulis lakukan untuk pengolahan dan

penyelesaian Laporan Kerja Praktek ini sesuai dengan apa yang telah didapatkan

selama mengikuti Kerja Praktek pada “ Unit Pelaksana Teknis Museum Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral “, tetapi keterbatasan kemampuan yang penulis miliki serta sifat khilaf yang senantiasa menyertai setiap

manusia. Oleh karena itu penulis merasa masih banyak kekurangan yang masih harus

banyak diperbaiki, dengan begitu penulis sangat menerapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pihak guna dijadikan pedoman dan pegangan di masa yang

akan datang.

Penilis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Kerja Praktek ini tidak


(58)

ii Indonesia.

2. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi.

3. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., Ak., M. Ak, selaku Dosen Wali Kelas 3AK5

4. Bapak Inta Budi Setya Nusa, SE., M. AK, selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

5. Seluruh Staff dan Dosen Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dr. Ir. Yunus Kusumahbrata, M.Sc, selaku kepala UPT. Museum Geologi

Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah

memberikan izin untuk melaksanakan Laporan Kerja Praktek.

7. Bapak Tetep Hidayat, BA, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

8. Bapak Endang Sutedja, S.Sos, selaku pembimbing Lapangan yang telah

memberikan arahan terkait dengan pekerjaan selam kegiatan Laporan Kerja

Praktek.

9. Bapak Tatang, selaku Staff Bagian Penatausahaan Administrasi Keuangan

10.Seluruh Staff Karyawan UPT. Museum Geologi

11. Bapak dan Mamah tercinta, karena tetes air mata dan seberkas do’a yang selalu engkau berikan untuk putrimu ini.

12. Rizqi tercinta yang selalu memberikan do’a, kebahagiaan, keceriaan dan dukungannya.


(59)

iii

14.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Semoga segala bantuan dan dukungan dari seluruh pihak yang terkait

mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Wassalammua’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2010

Penulis,


(60)

iv

DAFTAR LAMPIRAN . . . iiv

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek . . . 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek . . . 4

1.3. Kegunaan Kerja Praktek . . . 4

1.4. Metode Kerja Praktek dan Teknik Pengumpulan Data . . . 5

1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek . . . 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN . . . 8

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan . . . 8

2.1.1. Visi dan Misi . . . 13

2.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi . . . 14

2.2. Struktur Organisasi . . . 15

2.3. Deskripsi Jabatan Perusahaan . . . 16

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan . . . 18

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK . . . 20

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek . . . 20

3.2. Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek . . . 21

3.3. Pembahasan Hasil Kerja Praktek . . . 22

3.3.1. Prosedur . . . . . . 22


(61)

v

3.4.1. Unsur-Unsur dalam Anggaran . . . 26

3.4.2. Fungsi Anggaran . . . 28

3.4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran . . . 29

3.4.4. Prinsip Penyusunan Anggaran . . . 31

3.4.5. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran . . . 32

3.4.6. Klasifikasi Anggaran . . . 34

3.5. Anggaran Belanja Pegawai . . . 35

3.5.1. Belanja Pegawai . . . 38

3.5.2. Kategori Utama Belanja Pegawai . . . 38

3.6. Prosedur dalam Realisasi Anggaran Belanja Pegawai pada UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral . . . 40

3.6.1. Tahap Pengajuan dan Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) . . . 41

3.6.2. Tahap Penerbitan Surat Perintah Membayar . . . 44

3.6.3. Tahap Pengajuan Surat Perintah Membayar ke KPPN . . . 47

3.6.4. Tahap Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana oleh KPPN DAN Pencairan Dana . . . 49


(62)

vi

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(63)

vii

Lampiran 1 : Permohonan Kuliah Kerja Praktek

Lampiran 2 : Surat Penerimaan Kuliah Kerja Praktek

Lampiran 3 : Daftar Kehadiran Kuliah kerja Praktek

Lampiran 4 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaan

Lampiran 5 : Kartu Bimbingan

Lampiran 6 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Dosen Pembimbing

Lampiran 7 : Contoh Daftar Gaji Induk Untuk Para Pegawai

Lampiran 8 : Contoh Daftar Rekapitulasi Gaji Pegawai

Lampiran 9 : Contoh Daftar Perubahan Pegawai

Lampiran 10 : Contoh Daftar gaji Pegawai golongan IV (lembar 1)

Lampiran 11 : Contoh Daftar gaji Pegawai golongan IV (lembar 2)

Lampiran 12 : Contoh Surat Setoran Pajak (SSP)

Lampiran 13 : Contoh Surat Perintah Membayar

Lampiran 14 : Contoh Surat Perintah Pencairan Dana

Lampiran 15 : Daftar Rekapitulasi PAGU DIPA dan Realisasi anggaran


(1)

ii

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada yang terhormat :

1. Bapak Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Ibu Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Akuntansi. 3. Ibu Siti Kurnia Rahayu, SE., Ak., M. Ak, selaku Dosen Wali Kelas 3AK5

4. Bapak Inta Budi Setya Nusa, SE., M. AK, selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.

5. Seluruh Staff dan Dosen Universitas Komputer Indonesia.

6. Bapak Dr. Ir. Yunus Kusumahbrata, M.Sc, selaku kepala UPT. Museum Geologi Badan Geologi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Laporan Kerja Praktek.

7. Bapak Tetep Hidayat, BA, selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha.

8. Bapak Endang Sutedja, S.Sos, selaku pembimbing Lapangan yang telah memberikan arahan terkait dengan pekerjaan selam kegiatan Laporan Kerja Praktek.

9. Bapak Tatang, selaku Staff Bagian Penatausahaan Administrasi Keuangan 10.Seluruh Staff Karyawan UPT. Museum Geologi

11. Bapak dan Mamah tercinta, karena tetes air mata dan seberkas do’a yang selalu engkau berikan untuk putrimu ini.

12. Rizqi tercinta yang selalu memberikan do’a, kebahagiaan, keceriaan dan dukungannya.


(2)

iii

13.Teman-teman ku khususnya, Elisya, Lisda, Irnes, Riska, Desti, dan teman-teman 3AK5 yang selalu memberikan bantuan, dukungan dan kebersamaannya.

14.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Semoga segala bantuan dan dukungan dari seluruh pihak yang terkait mendapat balasan dari Allah SWT. Amin.

Wassalammua’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2010 Penulis,


(3)

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . i

DAFTAR ISI . . . iv

DAFTAR LAMPIRAN . . . iiv

BAB I PENDAHULUAN . . . 1

1.1. Latar Belakang Kerja Praktek . . . 1

1.2. Tujuan Kerja Praktek . . . 4

1.3. Kegunaan Kerja Praktek . . . 4

1.4. Metode Kerja Praktek dan Teknik Pengumpulan Data . . . 5

1.5. Lokasi dan Waktu Kerja Praktek . . . 7

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN . . . 8

2.1. Sejarah Singkat Perusahaan . . . 8

2.1.1. Visi dan Misi . . . 13

2.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi . . . 14

2.2. Struktur Organisasi . . . 15

2.3. Deskripsi Jabatan Perusahaan . . . 16

2.4. Aspek Kegiatan Perusahaan . . . 18

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK . . . 20

3.1. Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek . . . 20

3.2. Teknik Pelaksanaan Kerja Praktek . . . 21

3.3. Pembahasan Hasil Kerja Praktek . . . 22

3.3.1. Prosedur . . . . . . 22


(4)

v

3.3.3. Tujuan Prosedur . . . 24

3.3.4. Fungsi Prosedur . . . 24

3.4. Anggaran . . . . . . 25

3.4.1. Unsur-Unsur dalam Anggaran . . . 26

3.4.2. Fungsi Anggaran . . . 28

3.4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran . . . 29

3.4.4. Prinsip Penyusunan Anggaran . . . 31

3.4.5. Faktor yang Mempengaruhi Anggaran . . . 32

3.4.6. Klasifikasi Anggaran . . . 34

3.5. Anggaran Belanja Pegawai . . . 35

3.5.1. Belanja Pegawai . . . 38

3.5.2. Kategori Utama Belanja Pegawai . . . 38

3.6. Prosedur dalam Realisasi Anggaran Belanja Pegawai pada UPT. Museum Geologi Badan Geologi Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral . . . 40

3.6.1. Tahap Pengajuan dan Pembuatan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) . . . 41

3.6.2. Tahap Penerbitan Surat Perintah Membayar . . . 44

3.6.3. Tahap Pengajuan Surat Perintah Membayar ke KPPN . . . 47

3.6.4. Tahap Penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana oleh KPPN DAN Pencairan Dana . . . 49


(5)

vi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN . . . 52 4.1. Kesimpulan . . . 52 4.2. Saran . . . 54 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(6)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan Kuliah Kerja Praktek Lampiran 2 : Surat Penerimaan Kuliah Kerja Praktek Lampiran 3 : Daftar Kehadiran Kuliah kerja Praktek

Lampiran 4 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Perusahaan Lampiran 5 : Kartu Bimbingan

Lampiran 6 : Surat Keterangan Hasil Kuliah Kerja Praktek dari Dosen Pembimbing Lampiran 7 : Contoh Daftar Gaji Induk Untuk Para Pegawai

Lampiran 8 : Contoh Daftar Rekapitulasi Gaji Pegawai Lampiran 9 : Contoh Daftar Perubahan Pegawai

Lampiran 10 : Contoh Daftar gaji Pegawai golongan IV (lembar 1) Lampiran 11 : Contoh Daftar gaji Pegawai golongan IV (lembar 2) Lampiran 12 : Contoh Surat Setoran Pajak (SSP)

Lampiran 13 : Contoh Surat Perintah Membayar Lampiran 14 : Contoh Surat Perintah Pencairan Dana

Lampiran 15 : Daftar Rekapitulasi PAGU DIPA dan Realisasi anggaran Lampiran 16 : Daftar Penyerapan Anggaran