Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas IX
116
A. Menjelaskan Alur Peristiwa dari Suatu Sinopsis Novel
Alur adalah rangkaian peristiwa yang sambung-menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan logika sebab-akibat. Dalam sebuah cerita
terdapat berbagai peristiwa. Peristiwa-peristiwa dalam cerita itu tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan antara peristiwa satu dengan peristiwa yang lainnya.
Rangkaian peristiwa itulah yang membentuk alur cerita. Misalnya, sebuah cerita dimulai dari peristiwa A dan diakhiri dengan peristiwa E. A, B, C, D,
dan E itulah alur cerita.
Alur yang berurutan dari peristiwa A - E dinamakan plot maju atau alur maju. Jadi, dinamakan plot maju atau alur maju kalau peristiwa-peristiwa dalam
cerita itu berurutan, baik berurutan waktu maupun berurutan kejadiannya. Sebaliknya, dikatakan plot mundur sorot balik kalau peristiwa terakhir
didahulukan kemudian bergerak ke peristiwa-peristiwa sebelumnya. Jadi, alur mundur itu peristiwanya dimulai dari peristiwa E diikuti peristiwa-
peristiwa D, C, B, dan A.
Ada pula plot campuran, yaitu bila susunan peristiwanya ada yang maju dan ada yang mundur. Misalnya, peristiwa D didahulukan, lalu diikuti
peristiwa B, A, C, dan diakhiri peristiwa E. Alur maju pada umumnya terdiri atas beberapa tahapan berikut ini.
a.
Pendahuluan, merupakan paparan awal cerita. Pengarang mulai memperkenalkan tempat kejadian, waktu, topik, dan tokoh-tokoh.
b. Penampilan masalah, pada tahap ini konflik dalam cerita mulai ditampilkan.
c. Puncak ketegangan, sering disebut klimaks. Pada tahap klimaks ini
konflik meningkat dan semakin ruwet. d.
Ketegangan menurun, pada tahap ini konflik menurun. Emosi yang memuncak telah berkurang.
e. Penyelesaian, pada tahap ini penyelesaian dapat dipaparkan oleh
pengarang dapat juga menggantung. Artinya, pembaca diharapkan mampu menafsirkan sendiri penyelesaian ceritanya.
Tahapan alur tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pendahuluan Penampilan masalah
Ketegangan menurun
Penyelesaian Puncak ketegangan
klimaks
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kondisi Pertanian di Indonesia
117 Dengarkan pembacaan sinopsis novel berikut dengan saksama
Kemarau
Karya: A.A. Navis Para petani semakin merasa berputus
asa karena musim kemarau panjang yang sedang menimpa negeri ini. Sawah dan
ladang mereka sangat kering dan cuaca panas sangat menyengat tubuh. Keadaan
itu membuat mereka tidak mau lagi mengolah sawah atau mengairi sawah
mereka. Mereka hanya bermalas-malasan dan bermain kartu.
Namun, ada seorang petani yang tidak ikut bermalas-malasan. Ia adalah Sutan
Duano. Dalam keadaan kemarau panjang ini, ia tetap mengairi sawahnya dengan
mengangkat air dari danau yang ada di sekitar desa mereka sehingga padinya
tetap tumbuh. Ia tidak menghiraukan panas matahari yang membakar tubuhnya. Ia
berharap agar para petani di desanya mengikuti perbuatan yang ia lakukan. Ia
juga berusaha memberikan ceramah kepada ibu-ibu yang ikut dalam pengajian
di surau desa mereka. Namun, tak satu pun petani yang menghiraukan ceramahnya,
apalagi mengikuti langkah-langkah yang dilakukannya. Tampaknya, keputusasaan
penduduk desa telah sampai pada puncaknya.
Suatu hari ada seorang bocah kecil bernama Acin yang membantunya mengairi
sawah sehingga keduanya saling bergantian mengambil air di danau dan mengairi sawah
mereka. Penduduk desa yang melihat kerja sama antara keduanya bukannya men-
contoh apa yang mereka lakukan, melainkan mempergunjingkan dan menyebar fitnah,
bahwa Sutan Duano mencoba mencari perhatian Gundam, ibu si bocah itu, yang
memang telah menjadi janda. Bahkan, seorang janda yang menaruh hati kepada
Sutan Duano pun kemudian mempercayai gunjingan itu. Gunjingan itu semakin me-
manaskan telinga Sutan Duano, tetapi ia tidak menanggapinya dan tetap bersikap
tenang. Suatu hari ia menerima telegram dari
Masri, anaknya yang sudah dua puluh tahun disia-siakannya. Ia diminta untuk pergi ke
Surabaya. Dalam hatinya, ia ingin bertemu dengan anak semata wayangnya itu, namun
ia tidak mau meninggalkan si bocah kecil yang masih memerlukan bimbingannya.
Setelah mempertimbangkan masak-masak, ia pun memutuskan untuk pergi ke
Surabaya. Sementara itu, para penduduk desa merasa kehilangan atas kepergiannya.
Apalagi setelah mereka membuktikan bahwa semua saran yang diberikan olehnya
memberikan hasil. Mereka menyesal telah salah sangka terhadapnya.
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, Sutan Duano pun berangkat ke Surabaya.
Namun, sesampainya di kota tersebut, hatinya menjadi hancur ketika ia bertemu
dengan mertua anaknya. Ternyata mertua anaknya adalah Iyah, mantan istrinya. Ia
marah kepada Iyah karena telah menikahkan dua orang yang bersaudara. Karena marahnya
itu, Sutan Diano mengancam akan memberitahukan kepada Masri dan Arni.
Namun, Iyah berusaha menghalanginya dengan memukul kepala mantan suaminya
itu dengan sepotong kayu. Kalau saja Arni tidak menghalanginya, kemungkinan besar
Sutan Duano tidak akan selamat.
Melihat mantan suaminya bersimbah darah, Iyah merasa menyesal. Kemudian,
ia memberitahukan kepada Arni bahwa Sutan Duano adalah mantan suaminya.
Betapa terkejutnya Arni mendengarnya. Ia kemudian menceritakan hal itu kepada
suaminya, sehingga mereka sepakat untuk berpisah. Tak lama kemudian, Iyah meninggal
dunia, sedangkan Sutan Duano pulang ke kampung halamannya dan menikah dengan
Gundam.
Sumber: 115 Ikhtisar Roman Sastra Indonesia, 1999
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahasa Indonesia untuk SMPMTs Kelas IX
118
Tugas
Kerjakanlah tugas-tugas berikut dengan baik
1. Analisislah tahapan alur novel yang kalian dengarkan tersebut
Kerjakanlah dengan membuat format berikut
2. Simpulkan jenis alur novel yang telah kalian dengarkan tersebut
No. Bukti
1.
2. 3.
4. 5.
Tahap Alur
Pendahuluan
Penampilan masalah Puncak ketegangan
Ketegangan menurun Penyelesaian
Contoh: Para petani semakin putus asa karena
musim kemarau panjang. Akan tetapi, mereka hanya bermalas-malasan dan
bermain kartu. Namun, ada seorang petani yang tidak ikut bermalas-malasan.
Ia adalah Sutan Duano. .............................................................
............................................................. .............................................................
.............................................................
B. Berpidato dengan Intonasi, Artikulasi, dan Volume yang Jelas