3. Proses pembuangan uap bersamaan dengan udara buang,
pada tahap ini uap air dibuang keluar ruangan pengering bersamaan dengan aliran udara
buang. Pada dasarnya rangkaian proses yang terjadi selama pengeringan meliputi
dua proses sebagai berikut: • Proses perpindahan panas.
• Proses perpindahan massa.
2.3.2 Perpindahan Massa
Proses pengeringan utamanya ditentukan dari besarnya perpindahan massa dari material yang dikeringkan ke fluida pengering, adapun proses perpindahan
massa ini tergantung dari beberapa faktor antara lain : a
Koefisien perpindahan massa h
m
Perpindahan massa yang berhubungan dengan proses pengeringan adalah secara konveksi.
b Perbedaan konsentrasi air ΔC
A
antara fluida pengering dan material yang dikeringkan.
Perpindahan massa pada material dapat terjadi secara difusi, yaitu proses perpindahan massa dari bagian dalam material ke bagian permukaan material dan
dilanjutkan dengan perpindahan massa secara konveksi, yaitu proses perpindahan massa dari material ke fluida pengering udara yang mengalir. Sehingga
perpindahan massa secara konveksi dirumuskan sebagai berikut: Na = h
m
.A. C
AS
- C
A∞
kmols............................................................2.1 Dimana:
h
m
=koefisien perpindahan massa konveksi ms A
= luas penampang material luas permukaan perpindahan massa m
2
.
C
AS
=Konsentrasi molar air uap air di permukaan material kmolm
3
. C
A∞
=Konsentrasi molar uap air di udara pengering kmolm
3
Laju pengeringan tergantung pada besarnya laju perpindahan massa konveksi dari permukaan material menuju udara pengering. Laju perpindahan massa konveksi
tergantung pada koefisien perpindahan massa konveksi h
m
, besar kecilnya h
m
tergantung pada temperature rata – rata udara pengering dan kecepatan aliran fluida
udara pengering. Makin besar kecepatan dan tinggi temperature udara pengering maka semakin besar h
m
, semakin besar pula laju perpindahan massa konveksi.
2.4 Perpindahan Panas
Perpindahan panas atau heat transfer adalah ilmu untuk meramalkan energi atau proses perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan temperatur di
antara benda atau material, dimana energi yang berpindah tersebut dinamakan kalor atau panas heat. Panas akan berpindah dari medium yang bertemperatur lebih
tinggi ke medium yang temperaturnya lebih rendah. Perpindahan panas ini berlangsung terus sampai ada kesetimbangan temperatur diantara kedua medium
tersebut. Perpindahan panas dapat terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.4.1 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas yang terjadi akibat adanya perbedaan temperatur antara permukaan yang satu dengan permukaan yang
lain pada suatu media padat atau pada media fluida yang diam. Konsep yang ada pada konduksi adalah merupakan aktivitas atomik dan
molekuler. Sehingga peristiwa yang terjadi pada konduksi adalah perpindahan energi dari partikel yang lebih energetik molekul lebih berenergibertemperatur tinggi
menuju partikel yang kurang energetik molekul kurang berenergi bertemperatur lebih rendah, akibat adanya interaksi antara partikel-partikel tersebut.
Untuk kondisi perpindahan panas keadaan steady melalui dinding datar satu dimensi seperti ditunjukan pada gambar 2.5.