41 kepekaan dan kepedulian sosial, peka dan peduli terhadap masalah-
masalah sosial dan mendorong munculnya tanggungjawab untuk pemecahannya dan memiliki kesadaran bahkan tergerak untuk menjadi
solusi sesuai dengan kedudukan dan kapasitasnya sebagai pelajar. 2. Konsep Kemiskinan
a. Pengertian Kemiskinan
Definisi mengenai kemiskinan sangat beragam mulai dari ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan dasar hingga definisi
kemiskinan dengan mempertimbangkan komponen sosial dan moral. Kemiskinan dapat diartikan suatu kondisi serba kekurangan.
Kemiskinan juga dapat dicirikan dengan ketidakmampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pangan, perumahan, dan pakaian,
tingkat pendapatan rendah, pendidikan dan keahlian rendah, keterkucilan
sosial karena
keterbatasan kemampuan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Singkatnya,
kemiskinan dapat didefinisikan sebagai suatu standar hidup yang rendah yaitu suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau
segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan
Pengertian kemiskinan dalam arti luas adalah keterbatasan yang disandang oleh seseorang, sebuah keluarga, sebuah komunitas atau
bahkan sebuah negara yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan hak dan keadilan, terancamnya
posisi tawar bargaining dalam pergaulan dunia, hilangnya generasi, serta suramnya masa depan bangsa dan negara. Kemiskinan bersifat
multi dimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam- macam, maka kemiskinan pun memiliki banyak aspek primer yang
berupa miskin akan aset, organisasi sosial politik, pengetahuan dan keterampilan serta aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan
sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Dimensi-dimensi kemiskinan tersebut termanifestasikan dalam bentuk kekurangan gizi,
air, perumahan yang sehat, perawatan kesehatan yang kurang baik dan tingkat pendidikan yang rendah. Selain itu, dimensi-dimensi
kemiskinan saling berkaitan baik secara langsung maupun tidak