Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung

b Evaluasi proses pembelajaran Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengamati proses pembelajaran sedang berlangsung. Artinya, dengan evaluasi proses dapat diketahui bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas guru selama pembelajaran berlangsung, bagaimana keterampilan guru dalam membuka sampai dengan menutup pembelajaran. c Evaluasi hasil belajar Yaitu evaluasi yang dirancang untuk mengetahui hasil pembelajaran dalam bentuk hasil atau prestasi belajar siswa. Hasil belajar akan nampak pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan pengalaman belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan evaluasi hasil belajar dapat ditetapkan boleh atau tidaknya siswa melanjutkan belajar ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang.

2.2 Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum rencana pembelajaran jangka panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain joice Weil dalam Rusman, 2012:133.

2.2.1 Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran Langsung

Pembelajaran Directive Learning merupakan model pengajaran yang bersifat teacher center. Hal ini mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkan langsung kepada seluruh kelas. Model Directive Learning menekankan pada penguasaan konsep danatau perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif, dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1 transformasi dan ketrampilan secara langsung, 2 pembelajaran berorientasi pada tujuan tertentu, 3 materi pembelajaran yang telah terstrukturisasi, 4 lingkungan belajar yang telah terstrukturisasi, dan 5 distrukturisasi oleh guru. Guru berperan sebagai penyampai informasi, dan dalam hal ini guru seyogyanya menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape recorder, gambar, peragaan, dan sebagainya. Informasi yang disampaikan dapat berupa pengetahuan prosedural yaitu pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu atau pengetahuan deklaratif, yaitu pengetahuan tentang sesuatu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, atau generalisasi Husamah, 2013: 116- 119. Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar peserta didik tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini yaitu menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik, mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan, membimbing pelatihan, mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan Rosdiani Dini, 2013: 93 Pengajaran Langsung memerlukan perencanaan dan pelaksanaan yang sangat hati-hati di pihak guru agar efektif, pengajaran langsung mensyaratkan tiap detail ketrampilan atau isi didefinisikan secara seksama dan demonstrasi serta jadwal pelatihan direncanakan dan dilaksanakan secara seksama. Tujuan pembelajaran dapat dirancang bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa terutama melalui memperhatikan, mendengarkan, dan resitasi tanya jawab yang terencana. Ini tidak berarti bahwa pembelajaran bersifat otoriter, dingin dan tanpa humor. Ini berarti lingkungan berorientasi pada tugas dan memberi harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik Kardi dan Nur dalam Husamah, 2013: 123.124 Pada model Directive Learning terdapat fase langkah pembelajaran yang sangat penting. Fase-fase tersebut diantaranya : 1 Directing. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada seluruh kelas dan memastikan bahwa semua peserta didik mengetahui apa yang harus mereka kerjakan dan menarik perhatian peserta didik pada poin- poin yang dibutuhkan perhatian khusus. 2 Instructing. Guru memberi informasi dan menstrukturisasinya dengan baik. 3 Demonstrating. Guru menunjukan, mendeskripsikan, dan membuat model dengan menggunakan sumber serta display visual yang tepat. 4 Explaining and illustrating. Guru memberikan penjelasan-penjelasan akurat dengan tingkat kecepatan yang pas dan merujuk pada metode sebelumnya. 5 Question and Discussing. Guru bertanya dan memastikan seluruh peserta didik ikut ambil bagian. Guru mendengarkan dengan seksama jawaban peserta didik dan merespon secara konstruktif untuk mengembangkan belajar peserta didik. 6 Consolidating. Guru memaksimalkan kesempatan menguatkan dan mengembangkan apa yang sudah diajarkan melalui berbagai macam kegiatan dikelas. Guru dapat juga memberikan tugas-tugas yang difokuskan dengan baik untuk dikerjakan dirumah. Guru meminta peserta didik bersama pasangan atau kelompoknya melakukan refleksi atau membahas sebuah proses. 7 Evaluating pupil’s responses. Guru mengevaluasi presentasi hasil kerja peserta didik. 8 Summarizing. Guru merangkum apa yang telah diajarkan dan apa yang sudah dipelajari peserta didik selama dan menjelang akhir pelajaran. Guru mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahpahaman. Guru mengundang peserta didik mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dan menarik poin-poin serta ide-ide kunci Muijs dan Reynolds dalam Husamah, 2013: 121-123. Tujuan dari model pembelajaran Directive Learning ini adalah untuk menilai tingkat pengetahuan siswa. Selain itu, dengan model pembelajaran langsung guru dapat memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan. Tindakan dalam pembelajaran langsung dirancang untuk membuat sebuah lingkungan pendidikan yang berorientasi akademik dan terstruktur serta mengharuskan siswa untuk terlibat aktif saat pembelajaran.

2.2.2 Kelebihan Model Pembelajaran Directive Learning atau Pembelajaran