kedua belh pihak untuk mennyelesaikan perkara. Mereka dapat menawarkan penilaian yang netral dari posisi masing-masing pihak. Mereka juga mengajarkan
kepada para pihak bagaimana terlibat dalam negosiasi pemecahan masalah secara efektif, menilai alternatif-alternatif dan menemukan pemecahan yang kreatif
terhadap konflik mereka. Dengan demikian, maka seorang mediator tidak hanya bertindak sebagai
penengah belaka, penyelenggara dan atau pemimpin, tetapi ia juga harus membantu para pihak untuk mendesain penyelesaian sengketanya, sehingga dapat
menghasilkan kesepakatan bersama.
2.2.5.4 Prosedur Mediasi
Indonesia memiliki dua model mediasi, yaitu mediasi yang dilakukan di dalam peradilan dan mediasi yang dilaksanakan di luar peradilan. Untuk mediasi
di luar pengadilan prosedurnya diserahkan kepada masing-masing lembaga dengan mengingat Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa. Namun Undang-undang ini tidak mengatur secara rinci prosedur mediasi. Secara umum pranata APS, proses mediasinya
diatur dalam Pasal 6 ayat 2 yang berbunyi “Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 diselesaikan dalam pertemuan langsung oleh para pihak dalam waktu paling lama 14 empat belas hari dan hasilnya dituangkan dalam suatu
kesepakatan tertulis”. Selanjutnya ayat 3 : “Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat diselesaikan, maka
atas kesepakat tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan
melalui bantuan seorang atau lebih penesahat ahli maupun melalui seorang mediator”.
Mencermati pasal 2 diatas, ketentuan ini mengatur waktu negosiasi sebagai salah satu APS. Waktu negosiasi dengan batasan waktu maksimal 14 empat belas
hari. Namun jika mengalami kegagalan maka selanjutnya menggunakan pranata APS lain yang disebut mediasi dengan batasan waktu maksimal 14 empat belas
hari juga sebagaimana tertuang dalam pasal 6 ayat 4 yang berbunyi : “Apabila para pihak tersebut dalam waktu paling lama 14 empat belas hari dengan
bantuan seorang atau lebih penasehat ahli maupun melalui seorang mediator tidak berhasil mencapai kata sepakat, atau mediator tidak berhasil mempertemukan
kedua belah pihak, maka para pihak dapat menghubungi sebuah lembaga arbitrase atau lembaga alternatif penyelesaian sengketa untuk menun
juk seorang mediator”.
Secara umum deskripsi proses mediasi sebagaimana skema berikut Saifullah, 2009:88 :
Bagan 2.3 Proses Mediasi
Sebagaimana skema diatas bahwa proses mediasi diawali dari para pihak yang bersengketa sepakat untuk menyelesaikan sengketa melalui jalur mediasi.
Mereka datang ke kantor mediasi dan memilih mediator sesuai dengan kesepakatan bersama dan sesuai dengan jenis perkaranya. Pada tahap ini dibahas
juga tentang peran mediator, waktu, prosedur dan biaya selama proses mediasi. Setelah itu mediator dapat mengadakan pertemuan kepada masing-masing pihak
secara terpisah untuk mengumpulkan bahan-bahan awal. Tahap berikutnya adalah pertemuan antara pihak yang bersengketa bersama
mediator. Pada tahap ini proses mediasi berlangsung. Seorang mediator harus Pihak-pihak yang bersengketa
Pihak-pihak yang bersengketa
LembagaPusat Mediasi
Pihak I Pihak II
Meeting: Mediator, Pihak I, Pihak II
Kaukus Kaukus
Meetings
Membuat Akta Kesepakatan Jika berhasil
memanage pertemuan itu dengan baik. jika telah terjadi kesepakatan maka kesepakatan itu dituangkan secara tertulis pada notaris. Namun jika mengalami
kebuntuan, maka mediator dapat mengadakan kaukus pertemuan terpisah. Jika terjadi kesepakatan, maka kesepakatan tersebut dapat dituangkan kepada notaris.
Namun kenyataan di lapangan, banyak pula hasil kesepakatan yang dilakukan di bawah tangan dengan pertimbangan mereka parap ihak akan membangun
komitmen dan loyal terhadap hasil kesepakatan, serta mereka sendiri yang akan menjaganya.
2.2.5.5 Model-model Mediasi