Faktor-Faktor yang Menghambat Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari.

Keterbatasan akan kepemilikian modal, keterbatasan teknis dan manajemen, dan mencari jejaring dengan pihak ketiga bagi petani ikan untuk pengembangan budidaya ikan air tawar dapat diatasi melalui keberadaan lembaga Unit Pelayanan Pengembangan UPP perikanan yang baru saja dibentuk pada tanggal 24 April 2008. Fungsi dan tujuan dari UPP adalah meningkatkan kemampuan dan kemandirian untuk pengelolaan SDA perikanan budidaya ikan air tawar secara optimal.

2. Faktor-Faktor yang Menghambat Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari.

Dalam pemetaan sosial, didapat beberapa faktor penghambat yang dihadapi dalam program pengembangan budidaya ikan air tawar di Desa Tegal Arum, antara lain: 1 mahalnya biaya produksi teruatama pakan; 2 tingkat keterampilan petani tentang perikanan yang belum memadai; 3 peranan kelembagaan Mina Sari, tidak sesuai dengan yang diharapkan; dan 4 belum tersosialisasinya program peningkatan produksi perikanan dengan baik. Dalam diskusi yang diselenggarakan pengkaji selama melaksanakan penelitian bersama dengan anggota dan pengurus Mina Sari, staf Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tebo, dan Petugas Penyuluh, berbagai permasalahan tersebut dikelompokkan dalam tiga permasalahan, seperti tertuang dalam Gambar 3 diagram tulang ikan. Gambar 3. Diagram Tulang Ikan Permasalahan Penguatan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari Dalam diagram tulang ikan pada Gambar 3, terdapat empat masalah utama yang teridentifikasi, yaitu: 1. Kelembagaan a. Anggota, terdapat permasalahan: pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi motivasi dalam pengembangan budidaya ikan air tawar; pemahaman tentang norma-norma kelembagaan yang masih rendah, sehingga pengembalian dana dari bantuan bergulir yang diberikan sebagian besar tidak dikembalikan; pengetahuan dan pengembangan kapasitas petani masih terbatas, sehingga mengalami kendala dalam hal benih, kolam, pengairan, pakan, penerbaran benih, pemasaran dan keamanan. Peningkatan pendapatan melalui buidaya ikan air tawar KELEMBAGAAN KEBIJAKAN KONDISI KOMUNITAS Belum memberdayakan lembaga Program kurang partisipatif Perilaku Petani kebun menjadi petani ikan Masuknya ikan dari daerah lain Krisis ekonomi global Pola kerja Pengurus Kinerja kelembagaan Keefektifan mencapai tujuan Anggota Pendidikan Pengetahuan dan pengembangan kapasitas petani Belum adanya pengalaman tentang organisasi kesibukan personal Pembagian kerja tdk jelas motivasi tidak konsisten Efesiensi penggunaan sumberdaya Dari ½ hari kerja menjadi 1 hari kerja Kualitas ikan yang dihasilkan lebih rendah Daya beli masyarakat rendah Benih, kolam, pengairan, pakan, penebaran benih, pemasaran, kemanan Pemahaman tentang norma-norma kelembagaan Interaksi dgn kelembagaan lain Perikanan menjadi usaha sampingan yang tidak produktif Motivasi untuk pengembangan rendah Kredit macet Partisipasi dalam kelembagaan rendah Produktifitas tenaga kerja rendah Sulit bersaing dengan ikan dari dareah lain Harga getah karet turun b. Pengurus, terdapat permasalahan: belum adanya pengalaman tentang berorganisasi; pembagian kerja yang tidak jelas; dan motivasi yang tidak konsisten yang terlihat dari kesibukan masing-masing pengurus. c. Kinerja Kelembagaan, terdapat permasalahan: keefektifan kelembagaan dalam mencapai tujuan; efisiensi penggunaan sumberdaya; dan keberlanjutan kelembagaan berinteraksi dengan kelembagaan lain. 2. Kondisi Komunitas a. Krisis ekonomi global, terdapat permasalahan: Belum stabilnya ekonomi dalam negeri karena kondisi perekonomian global, dapat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi lokal. Dampak yang dirasakan adalah turunnya harga getah karet, dari harga Rp. 11.000,-kg menjadi Rp. 4.000,- kg, sedangkan harga pakan ikan mengalami kenaikan. Kondisi menyebabkan petani ikan mengalami keterbatasan modal dan kesulitan dalam pemberian pakan ikan sehingga pembesaran ikan menjadi terganggu. b. Perilaku, terdapat permasalahan: Merubah perilaku masyarakat untuk melakukan budidaya ikan air tawar masih sangat sulit, hal ini dikarenakan masyarakat telah terbiasa dengan berkebun karet sehingga usaha di bidang budidaya ikan air tawar kolam hanya sebagai usaha sampingan yang tidak produktif. Akibatnya bila dihitung secara ekonomi mengalami kerugian karena tidak dikelola secara profesional. c. Pola kerja, terdapat permasalahan: masyarakat tidak terbiasa untuk bekerja secara terus-menerus dalam waktu yang lama di kolam karena waktu bekerja mereka sebagai pekebun karet hanya pada pagi sampai menjelang siang hari sedangkan bila perikanan maka mereka harus bekerja selama satu hari penuh. d. Masuknya ikan dari daerah lain, terdapat permasalahan: Masuknya komoditi ikan dari daerah Sumatera Barat, Sumatera Utara dan Lampung dapat merupakan ancaman bagi pengembangan ekonomi lokal di Desa Tegal Arum. Ikan yang dihasilkan belum dapat memenuhi jumlah, jenis, mutu, tempat, waktu dan harga dari daerah lain yang memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan ikan yang dihasilkan dari petani ikan di Desa Tegal Arum. 3. Kebijakan a. Belum memberdayakan lembaga, terdapat permasalahan: Pemerintah dalam pemberian program belum melakukan pendekatan pelaksanaan program yang partisipatif atau belum memberdayakan petani ikan. b. Belum memikirkan jaringan yang lebih luas, terdapat permasalahan: pemerintah belum memikirkan jaringan pemasaran ikan yang dihasilkan oleh petani. Petani kesulitan dalam memasarkan hasil panen ikan mereka, selama ini hasil panen ikan mereka di jual kepada masyarakat di sekitar dusun saja dan pedagang ikan keliling. Ikhtisar Keberadaaan Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari di Desa Tegal Arum yang bertujuan mengatasi penurunan pendapatan dikarenakan kebun karet yang sudah tua melalui budidaya ikan air tawar belum sepenuhnya optimal. Keterbatasan yang dimiliki oleh Mina Sari terutama dalam pelayanan kepada anggota disebabkan keterbatasan kapasitas pengurus dalam mengelola Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari dan juga karena rendahnya partisipasi anggota Mina Sari. Kondisi ini menyebabkan kinerja kelembagaan Mina Sari belum menunjukan hasil yang optimal guna memanfaatkan potensi dan sumberdaya dalam rangka pengembangan budidaya ikan air tawar. Rendahnya partisipasi anggota dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan mereka akan norma yang berlaku di Mina Sari. Masih adanya tunggakan serta kesadaran untuk mengembalikan bantuan penguatan modal yang diberikan, mengidentifikasikan bahwa pengetahuan anggota tentang mekanisme perguliran bantuan penguatan modal masih rendah. Selain rendahnya norma tentang Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari, pengetahuan dan keterampilan anggota terutama dalam mengembangkan budidaya ikan air tawar yang produktif dirasakan masih kurang. Hal ini meyebabkan budidaya ikan air tawar yang mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembangkan belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Dari aspek keorganisasian, Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari dalam rangka meningkatkan usaha anggota untuk pengembangan budidaya ikan air tawar mengalami permasalahan, yaitu :1 tidak mempunyai suatu perencanaan program kerja yang baik; 2 keterbatasan waktu para pengurus yang mempunyai kesibukan masing-masing; 3 belum adanya pembagian tugas yang jelas; 4 pemanfaatan teknologi yang belum maksimal; 5 tidak adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan; dan 6 pengurus tidak pernah mencatat kegiatan perikanan dari anggota. Dengan permasalahan tersebut, Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari sebagai lembaga ekonomi lokal belum mampu menjadi lembaga yang mandiri baik dalam menentukan nasib sendiri maupun dalam pengembangan kelembagaan. Faktor yang mendukung penguatan kelembagaan adalah: 1 Kondisi komunitas, yaitu adanya kelembagaan pasar, besarnya populasi penduduk usia produktif usia 15-64 tahun, potensi sumber daya alam yang potensial, dan masih belum terpenuhinya kebutuhan konsumsi ikan di Kabupaten Tebo sebesar 732 tontahun atau 1,8 kg perkapitatahun; 2 Terbentuknya suatu Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari; dan 3 Dukungan kebijakan dari pemerintah terhadap petani ikan melalui program-program peningkatan produksi perikanan yang telah diberikan kepada petani ikan. Faktor yang menghambat penguatan kelembagaan adalah: 1 Kondisi komunitas, yaitu, merubah perilaku masyarakat untuk melakukan budidaya ikan air tawar masih sulit sehingga usaha budidaya ikan air tawar kolam hanya sebagai usaha sampingan yang tidak produktif, masuknya komoditi dari daerah lain; 2 Belum optimalnya Kelembagaan Tani Ikan Mina Sari dalam meningkatkan usaha anggota; dan 3 Pemerintah dalam pemberian program belum melakukan pendekatan pelaksanaan program yang partisipatif atau belum memberdayakan petani ikan, selain itu kelembagaan yang ada belum dimanfaatkan untuk memberdayakan petani ikan. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN TANI IKAN MINA SARI Pengkaji bekerja sama dengan pengurus kelembagaan tani ikan mina sari menyelenggarakan FGD untuk merumuskan strategi penguatan kelembagaan tani ikan mina sari sebagai upaya intervensi sosial pada tataran mikro individu dan keluarga dan tataran meso kelompok-kelompok kecil yaitu kepada petani ikan dan kelembagaan tani ikan mina sari. Dengan melibatkan partisipasi anggota dan pengurus dalam perancangan strategi dan aksi, diharapkan rancangan tersebut dapat berjalan secara efektif. FGD diselenggarakan dengan melibatkan beberapa stakeholder, terdiri dari: 1. anggota dan pengurus mina sari; 2. Kepala Desa; 3. petugas PPL; 4. staf Dinas Peternakan dan Perikanan. FGD dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 20 November 2008 bertempat di rumah ketua mina sari, dengan agenda: 1. membahas permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan program penguatan kelembagaan tani ikan mina sari dan pengembangan usaha; 2. mencari model pengembangan kelembagaan yang partisipatif sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, potensi ekonomi lokal dan sumber daya yang ada berdasarkan pemikiran dan kesepakatan bersama seluruh stakeholder; 3. menyusun rancangan aksi atau pengembangan program penguatan kelembagaan tani ikan mina sari agar di masa yang akan datang program berjalan efektif. Berbagai tanggapan, saran, dan hasil diskusi di atas dapat disajikan dalam bentuk Tabel 17 75 Tabel 17. Analisis Masalah, Potensi, dan Alternatif Pemecahan Masalah Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar No. MASALAH PENYEBAB DAMPAK POTENSI PEMECAHAN MASALAH 1 2 3 4 5 6

1. Kelembagaan

Dokumen yang terkait

Kelembagaan Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo Sumatera Utara

3 45 50

Sistem Usaha Tani Mina Padi Ikan Mas Studi Kasus Di Desa Totap Majawa Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun

0 43 109

Pemberdayaan Kelompok Tani (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Propinsi Jawa Barat)

0 11 106

Strategi Penguatan Kelompok Tani dalam Pengembangan Usaha Kasus Kelompok Tani Karya Agung Desa Giriwinangun, Kecamatan Rimbo Ilir, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

2 26 226

KAJIAN EKONOMI KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI DI DESA BANARAN KAJIAN EKONOMI KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI DI DESA BANARAN Studi Kasus Desa Banaran, Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo.

0 2 16

PROSES PEMBUATAN AKTA JUAL BELI BERDASARKAN KUASA LISAN DI KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO.

0 1 31

ANALISA FINANSIAL PEREMAJAAN PERKEBUNAN KARET (Hevea brasiliensis) RAKYAT DI DESA PURWOHARJO KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI.

0 1 12

Rencana Pelaksanaan Peningkatan Jalan Kabupaten Ruas Km 12 - Jalan 21 Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo Propinsi Jambi (STA 0+000 - STA 6+000).

0 0 6

Manfaat Program Pemberdayaan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Penguatan Aksebilitas Petani (studi Kasus di Kelompok Tani Bina Harapan, Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut).

0 0 2

EVALUASI SISTEM PENCAIRAN DAN REALISASI ALOKASI DANA DESA (ADD) DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN RIMBO BUJANG KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI TAHUN 2015.

0 1 16