obat untuk menekan sistim imunnya sangat berisiko untuk terjadinya kanker servik Imam Rasjidi,2007:9.
Faktor lain adalah bahan karsinogenik spesifik dari tembakau yang terdapat pada servik pada wanita perokok. Bahan ini merusak DNA sel epitel
skuamosa dan bersama infeksi Human Papilloma Virus HPV dapat mengakibatkan keganasan Imam Rasjidi,2007:9.
Dari penelitian Sapto Wiyono 2008 dapat diketahui bahwa faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya kanker servik adalah perempuan yang melakukan
pernikahan dini, hal tersebut disebabkan karena pada usia tersebut terjadi perubahan lokasi sambungan skuamokolumner sehingga relatif lebih peka
terhadap stimulasi onkogen. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Sapto Wiyono 2008, ada
faktor lain penyebab kanker servik yaitu jumlah paritas lebih dari 3 mengakibatkan frekuensi kanker servik menjadi 3 kali dan pekerja seksual
merupakan kelompok risiko tinggi oleh karena tingginya kemungkinan infeksi HPV. Studi epidemiologik menunjukan 90-95 kanker servik berkaitan dengan
infeksi HPV yang ditularkan melalui hubungan seksual.
2.1.7 Derajat Keparahan Kanker Servik
Menurut M.N.Bustan 2002, tingkat kelainan akibat terjadinya kanker servik dapat berupa:
1 Dysplasia ringan 2 Dysplasia sedang
3 Dysplasia penuh
4 Dysplasia insitu 5 Dysplasia invasif
Menurut C.J.H van De Velde 1996, untuk penelitian statistik prognosis dan terapi, dibutuhkan pembagian stadium yang luas. Pembagian internasional
terjadi atas prakarsa International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO:
Tabel 2.1 Stadium Kanker Servik Menurut IFGO 2000 Stadium
Keterangan Stadium 0
Karsinoma insitu, karsinoma intraepitel Stadium 1
Karsinoma hanya terbatas pada servik perluasan ke korpus uteri harus dikesampingkan.
Stadium Ia1 Karsinoma
preklinis hanya
didiagnosis dengan
menggunakan mikroskop, kedalaman infiltrasi kurang dari 3 mm.
Stadium Ia2 Lesi-lesi yang dapat diukur mikroskopik dengan kedalaman
invasi 3 sampai 5mm dari membran basal dan lebar tidak lebih dari 7 mm
Stadium Ib Lesi-lesi dengan ukuran yang lebih besar daripada yang
disebutkan dalam stadium Ia2. Stadium Ib1
Diameter kurang dari 4cm. Stadium Ib2
Diameter tumor lebih dari 4cm. Stadium II
Karinoma meluas diluar servik, tetapi belum sampai dinding pelvis, karsinoma tumbuh kedalam vagina, tetapi
tidak sampai sepertiga bagian bawah. Stadium IIa
Tidak ada perluasan ke dalam parametrium Stadium IIb
Jelas ada perluasan ke dalam parametrium. Stadium III
Karsinoma telah meluas sampai dinding pelvis. Pada pemeriksaan rektal tidak terdapat ruangan bebas karsinoma
antara tumor dan dinding pelvis, tumor tumbuh sampai
sepertiga bagian bawah vagina. Adanya hidronefrosis atau ginjal yang tidak berfungsi cocok dalam stadium ini,
kecuali disebabkan karena kelainan lain. Stadium IIIa
Tidak ada perluasan sampai dinding pelvis, tetapi pertumbuhan terus sampai sepertiga bagian bawah vagina.
Stadium IIIb Perluasan sampai dinding pelvis atau hidronefrosis atau
ginjal yang tidak berfungsi. Stadium IV
Karsinoma telah meluas sampai diluar pelvis minor atau secara klinis telah tumbuh ke dalam mukosa kandung
kencing atau rektum. Stadium IVa
Pertumbuhan tumor
tembus dalam
organ-organ sekelilingnya.
Stadium IVb Perluasan ke organ-organ jarak jauh.
Dalam perjalanannya, kanker servik membutuhkan waktu cukup lama dari kondisi normal sampai menjadi kanker. Dalam penelitian secara
epidemiologik dan laboratorik ada beberapa faktor yang berperan secara langsung dan tidak langsung. Dalam pemantauan perjalanan penyakit, diagnosis dysplasia
sering ditemukan pada usia 20 tahunan. Karsinoma insitu ditemukan pada usia 25- 35 tahun dan kanker servik invasive pada usia 40 tahun M.N.Bustan,2002:178.
Kondisi prakanker sampai karsinoma insitu stadium 0 sering tidak menunjukan gejala karena proses penyakitnya berada di dalam lapisan epitel dan
belum menimbulkan perubahan yang nyata dari servik M.N.Bustan,2002:178.
2.1.8 Deteksi Dini Kanker Servik