39 Sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan, guru hendaknya member
pengantar mengenai bahan yang akan sangat tergantung pada setiap individu, keadaan siswa dan juga karakteristik bahan yang akan diberikan.
4 Penyajian
Guru memberikan bahan pembelajaran sesuai dengan metode dan teknik yang telah ditentukan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Selain
memberikan bahan yang diajarkan, guru juga harus memberikan beberapa pertanyaan pemahaman yang akan dijadikan sebagai acuan dalam pembelajaran.
5 Diskusi
Untuk memperdalam pemahaman siswa, diberikan suatu tugas yang disesuaikan secara berkelompok.
6 Pengukuhan
Sebagai sarana atau alat untuk mengetahui pemahaman siswa, siswa diberikan suatu ujian atau tugas khusus.
2.4 Sudut Pandang Sebagai Bahan Ajar di SMA
Pembelajaran sastra harus bisa mengembangkan cipta, rasa, dan karsa anak didik. Kriteria pemilihan bahan ajar dari segi pendidikan mencakup banyak hal
atau mengandung penjelasan yang dapat bermanfaat untuk anak didik. Oleh karena itu, isi novel sebagai bahan ajar harus sanggup berperan sebagai sarana
pendidikan menuju pembentukan kebulatan kepribadian anak didik. Naskah novel sebagai bahan ajar pun harus sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu agar manusia
menjadi cerdas dan berbudi luhur. Sudut pandang salah satu hal yang ada didalam novel yang dapat dipakai sebagai bahan ajar untuk siswa.
40 Dalam pengertiannya sudut pandang disebut juga titik kisah, pusat
pengisahan, yang masing-masing mempunyai pengertian. Titik kisah adalah posisi pengarang dalam suatu cerita, atau cara pengarang memandang suatu cerita
Hayati dan Adiwardojo dalam Hidayati 2010:23-24. Pusat pengisahan adalah posisi dan penempatan diri pengarang dalam ceritanya, atau dari mana ia melihat
peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam peristiwanya itu. Dari titik pandangan pengarang itu pulalah pembaca mengikuti jalannya cerita dan memahami temanya
Baribin dalam Hidayati 2010:23. Sebagai bahan ajar SMA sudut pandang biasanya digunakan untuk
memberikan penjelasan tentang sifat-sifat, ciri-ciri fisik, setting waktu atau pun tempat, dan konflik yang sedang dihadapi oleh tokoh-tokoh yang ada dalam
sebuah novel. Dalam pengajaran sudut pandang dibagi menjadi empat jenis yaitu 1 sudut pandang first person-central atau akuan-sertaan; 2 sudut pandang first-
peripheral atau akuan-taksertaan; 3 sudut pandang third-person-omniscient atau diaan-mahatahu; dan 4 sudut pandang third-person-limited atau diaan-terbatas.
Didalam sudut pandang akuan-sertaan, tokoh sentral cerita adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita, sementara dalam sudut
pandang akuan- taksertaan tokoh “aku” hanya menjadi pembantu atau pengantar
tokoh lain yang lebih penting. Pencerita pada umumnya muncul di awal atau di akhir cerita saja.
Didalam sudut pandang diaan-mahatahu, pengarang berada di luar cerita, biasanya pengarang hanya menjadi seorang pengamat yang mahatahu dan bahkan
mampu berdialog langsung dengan pembaca. Sedangkan dalam diaan-terbatas,
41 pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas hak
berceritanya. Pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan tumpuan cerita.
Penjelasan di atas itu sangat mendukung dalam pembelajaran sudut pandang karena itu semua dapat membantu siswa untuk mengetahui dan
memahami sifat-sifat, ciri-ciri fisik, setting waktu atau pun tempat, dan konflik yang sedang dihadapi oleh tokoh-tokoh yang ada dalam sebuah novel atau karya
sastra yang diajarkan. Oleh karena itu, menurut peneliti sudut pandang dalam sebuah novel atau karya sastra dapat diajarkan di SMA.
42
BAB III METODE PENILITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Atar Semi 1993:63 berpendapat bahwa pendekatan merupakan cara memandang dan mendekati suatu objek atau dengan kata lain dapat disebut bahwa
pendekatan adalah asumsi-asumsi dasar yang dijadikan pegangan dalam memandang suatu objek. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan Strukturalis yang dikemukakan oleh Tveztan Todorov mengenai sudut pandang pengarang tentang teknik „aku‟-an. Strukturalis merupakan pendekatan
yang mengurai elemen-elemen yang membangun karya sastra. Melalui pendekatan ini dapat diketahui teknik yang digunakan pengarang melalui sudut
pandangnya dalam sebuah novel. Pendekatan ini menganalisis novel Edensor karya Andrea Hirata yang mengungkap aspek kejiwaan dan aspek sosial tokoh
utama dalam novel. Strukturalis digunakan dalam penelitian ini disebabkan oleh karena karya sastra tidak dapat dipahami secara utuh apabila dipisahkan dari
teknik yang digunakan pengarang dalam menghasilkan karyanya.
3.2 Sasaran Penelitian
Sasaran dalam penelitian ini adalah: teknik sudut pandang yang digunakan oleh pengarang melalui tokoh “aku” dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.
Mengurai lu asnya pandangan, kedalaman pendangan, serta ujaran tokoh “aku”
dalam novel Edensor karya Andrea Hirata.