Konsep Multipel Representasi TINJAUAN PUSTAKA

Model PBL menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Siswa diberikan permasalahan pada awal pelaksanaan pembelajaran oleh guru, selanjutnya selama pelaksanaan pembelajaran siswa memecahkan masalah yang akhirnya mengintegrasikan pengetahuannya. PBL melibatkan siswa untuk mencari pengetahuannya sendiri serta dapat meningkatkan hasil belajar kognitifnya. Adapun kelebihan dalam model PBL diantaranya: 1 siswa dapat mengembangkan kemampuan atau keterampilan berpikir, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan intelektual; 2 siswa sebagai pembelajar yang otonom dan mandiri; dan 3 siswa diberikan kebebasan dalam menentukan idenya Arifah dan Siti,2014. Menurut Sanjaya dalam Wulandari dan Surjono, 2013 PBL merupakan suatu metode pembelajaran yang mempunyai banyak kelebihan dan kelemahan. Kelebihan PBL adalah sebagai berikut: a pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi pelajaran; b pemecahan masalah berlangsung selama proses pembelajaran menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan kepada siswa; c PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran; d membantu proses transfer siswa untuk memahami masalah-masalah dalam kehidupan sehari- hari; e membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri; f membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berfikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran oleh guru berdasarkan buku teks; g PBL menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai siswa; h memungkinkan aplikasi dalam dunia nyata; dan i merangsang siswa untuk belajar secara kontinu. Kelemahan PBL adalah sebagai berikut: a apabila siswa mengalami kegagalan atau kurang percaya diri dengan minat yang rendah mala siswa enggan untuk mencoba lagi; b PBL membutuhkan waktu yang cukup untuk persiapan; dan c pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah-masalah yang dipecahkan maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.

D. Kemampuan Metakognisi

Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai ‘berpikir mengenai berpikir ’, sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai mengetahui tentang mengetahui. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang Murti, 2011. Kuhn dalam Murti, 2011 mendefinisikan metakognisi sebagai kesadaran dan menajemen dari proses dan produk kognitif yang dimiliki seseorang, atau secara sederhana disebut sebagai “berpikir mengenai berpikir”. Secara umum, metakognisi dianggap sebagai suatu konstruk multidimensi. Anderson dan Krathwohl dalam Murti, 2011 mendefinisikan metakognisi sebagai rincian dari pengetahuan yang dapat dikuasi atau diajarkan pada setiap tahapan kognitif. Dalam lingkup pengetahuan tersebut, pengetahuan metakognitif menempati pada tingkat tertinggi setelah pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan metakognitif meliputi pengetahuan strategik, pengetahuan tugas-tugas berpikir dan pengetahuan pribadi. Sebagai contoh pengetahuan metakognitif, yaitu pengetahuan tentang langkah- langkah penelitian, rencana kegiatan dan program kerja; pengetahuan tentang