Lokasi dan waktu penelitian Alat dan bahan Metode

10

5.4. Analisis Ekonomi Formulasi Produk Pestisida Nabati Berbahan Dasar

Saponin, Azadirachtin, Eugenol, dan Sitronelal untuk Mengendalikan Hama Utama Kakao Conopomorpha cramerella, Hyposidra sp., dan Helopeltis sp.

5.4.1. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di kebun rakyat milik petani di Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali, Sulawesi Barat; dan kebun rakyat di kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

5.4.2. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah perangkat survey dan wawancara untuk pengambilan data.

5.4.3. Metode

Introduksi teknologi pengendalian hama utama kakao pada pertanaman kakao menggunakan formula pestida nabati usahatani ditingkat petani dan perkebunan diharapkan dapat diperoleh nilai tambah bagi petani maupun perkebunan, walaupun petani atau perkebunan harus mengeluarkan biaya tambahan, baik untuk pembelian produk pestisida nabati tersebut maupun biaya operasional lainnya. Untuk itu perlu dilakukan analisis usahatani dari introduksi teknologi itu. Perkebunanpetani pada umumnya bersedia mengeluarkan biaya tambahan dalam mengadopsi teknologi introduksi apabila merasa yakin akan menerima keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh dari teknologi tradisional yang biasa mereka lakukan. Untuk mengetahui kelayakan ekonomis introduksi teknologi baru, maka digunakan analisis anggaran masukan dan hasil input – output budget analysis Malian, 1989. Untuk menentukan tingkat efisiensi teknologi pengendalian hama kakao dengan pestisida nabati dibandingkan dengan pengendalian yang dilakukan oleh petani dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan yaitu dengan mengukur tingkat efiisiensi teknis dan efisiensi ekonomis. Efisiensi teknis diukur berdasarkan produksi kakao per satuan luas dan efisiensi ekonomi diukur berdasarkan Kay dan Edward, 1999: 1 Pendapatan per satuan luas Crop Value per Acre yang diukur dari nilai total produksi komoditas kakao dibagi per satuan luas areal penanaman, 2 Operating Expense Ratio OER yaitu rasio antara biaya operasional CV dan pendapatan kotor GR, makin kecil persentase OER makin efisien teknologi pengendalian penggunaan pestisida nabati yang diintroduksikan. 100 GR C OER         V 3 Net Farm Income from Operation Ratio NFIO yaitu rasio antara pendapatan kotor GR dikurangi biaya operasional teknologi yang diintroduksikan CV dan pendapatan 11 kotor GR, nilai ini menunjukkan persentase sisa pendapatan setelah dikurangi dengan biaya operasional. Makin besar persentase NFIO maka perlakuan mempunyai efsisiensi ekonomi semakin tinggi. 100 GR C - GR NFIO         V

6. PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah informasi satu sampai dua formulasi dan analisa ekonomi formulasi pestisida nabati berbahan aktif saponin, azadirachtin, eugenol, dan sitronelal untuk mengendalikan hama utama kakao C. cramerella, Hyposidra sp., dan Helopeltis sp..

7. MANFAAT EKONOMI

Pengendalian hama utama kakao pada pertanaman kakao menggunakan formula pestisida nabati pada usahatani ditingkat petani dan perkebunan diharapkan dapat diperoleh nilai tambah bagi petani maupun perkebunan. Di samping itu penggunaan pestisida nabati relatif lebih aman terhadap lingkungan dan aman terhadap residu pestisida, diharapkan tidak mendapat klaim dari negara pengimport kakao, yang akhirnya akan meningkatkan devisa negara.