NO HIRARKI
JALAN PERSYARATAN TEKNIS
NAMA JALAN KRITERIA TEKNIS
Perlu pengaturan Traffic Management untuk membatasi lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh lalu lintas lambat
persimpangan dengan
pengaturan tertentu, tidak mengurangi kecepatan dan
kapasitas jalan 2
Kolektor Sekunder merupakan jaringan jalan yang menghubungkan antara kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder kedua, atau kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.
Jalan Katamso, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Arif Rahman Hakim, Jalan H. Ridwan Rais, Jalan
Hayam Wuruk, Jalan Dr.Susilo, Jalan Kapten Abdul Haq, Jalan Pramuka, Jalan Panglima Polim,
Jalan Sam Ratulangi, Jalan Teuku Cik Ditiro, Jalan Imba Kusuma Ratu, Jalan RA.Maulana, Jalan
M.Saleh Kramayudha, Jalan Mata Air, Jalan Padat Karya, Jalan Wan Abdurahman, Jalan Setia Budi,
Jalan Dr.Warsito, Cut Mutia, Jalan Dr.Wahidin Sudiro Husodo, Jalan Inpres, Jalan Pangeran
M.Noor, Jalan Cut Nyak Dien, Jalan Tamin, Jalan Agus Salim, Jalan Muhammad Ali, Jalan
Sisingamaraja, Jalan Rasuna Said, Jalan KH. Ahmad Dahlan, Jalan Salim Btubara, Jalan Pulau
Legundi, Jalan Pulau Tegal, Jalan Pulau Danar, Jalan WR.Supratman, Jalan Tirtayasa, Jalan Urip
Sumoharjo, Jalan Letkol Endro Suratmin, Jalan Sultan Agung, Jalan Untung Surapati, Jalan
Kimaja, Jalan Ratu Dibalau, Jalan RA.Basyid, Komaruddin,
Jalan kolektor sekunder didesain
berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 20 dua puluh kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 sembilan meter.
Jalan kolektor sekunder mempunyai
kapasitas yang lebih besar daripada volume lalu lintas rata-rata.
Pada jalan kolektor sekunder lalu lintas
cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat .
Persimpangan sebidang pada jalan
kolektor sekunder dengan pengaturan tertentu
3 Lokal Sekunder
menghubungkan kawasan sekunder kesatu
dengan perumahan,
kawasan sekunder kedua dengan
perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya
sampai ke perumahan. Semua jaringan jalan, selain jalan arteri primer,
kolektor primer, arteri sekunder, dan kolektor sekunder
kecepatan rencana minimal 20 kmjam
lebar minimal 7,5 meter
tidak terputus walaupun melalui desa
kelurahan
Sumber : RTRW Kota Bandar Lampung 2011-2031
Gambar 7. Peta Jaringan Jalan Kota Bandar Lampung
Gambar 7 Peta Jaringan Jalan Kota Bandar Lampung
2.6.4 Penduduk Kota Bandar Lampung
Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung setiap tahun mengalami peningkatan dengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata sebesar 3,39.
Kecamatan Tanjung Karang Pusat yang mempunyai fungsi utama perdagangan umum dan jasa, sedangkan Kedaton merupakan pusat
pendidikan karena faktor tersebut mengakibatkan Kecamatan ini memiliki kepadatan sedang dari pada Kecamatan lainnya. Pusat-pusat kegiatan
seperti perdagangan dan jasa tempat-tempat hiburan, pendidikan dan aktivitas-aktivitas yang terdapat di Kecamatan ini menjadi daya tarik
penduduk untuk tinggal sehingga mengakibatkan kepadatan penduduk. Tabel 8. Jumlah Penduduk Kota Bandar Lampung dan Proyeksi Jumlah
Penduduk Kota Bandar Lampung
No Kecamatan
Jumlah Penduduk Tahun 2013
2014 2015
2020 2025
2030
1 Teluk Betung Barat
61078 61566 62059
64581 67206
69938 2
Teluk Betung Selatan 92311 92665 93021
94822 96657
98528 3
Panjang 64267 64609
64952 66696
68486 70325
4 Tanjung Karang
timur 98384 101928 105600 126039 150435 179552
5 Teluk Betung Utara
62314 62321 62329
62369 62408
62447 6
Tanjung Karang Pusat
73983 74427 74873
77147 79489
81902 7
Tanjung Karang Barat
71820 74849 78006
95904 117909 144963
8 Kemiling
87976 94620 101765 146451 210760 303307 9
Kedaton 88440 88794
89149 90946
92780 94650
10 Rajabasa 55098 59090
63372 89908
127556 180968 11 Tanjung Seneng
52360 56720 61442
91649 136707 203918
12 Sukarame 83742 88529
93590 123577 163173 215457
13 Sukabumi 73252 76709
80329 101159 127391 160425
Jumlah 965024 996827 1030487 1231249 1500957 1866380
Sumber : RTRW Kota Bandar Lampung 2011-2031
2.7 Kebijakan Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang Kota BWK B Kota Bandar Lampung 2014-2034
2.7.1 Tujuan Penataan Ruang BWK B
Berdasarkan arahan dalam RTRW Kota Bandar Lampung, dasar perumusan tujuan penataan ruang yang telah diuraikan tersebut serta karakteristik
wilayah BWK B, maka ditetapkan tujuan penataan ruang BWK B yaitu;
“Mewujudkan kawasan pendidikan tinggi yang memadai dan berdaya saing dalam lingkup regional”
Masing-masing kata dalam tujuan penataan tersebut mengandung makna yaitu:
Kawasan Pendidikan mengandung pengertian bahwa BWK B akan
terus dikembangkan serta dioptimalkan menjadi pusat pendidikan tinggi di Kota Bandar Lampung.
Memadai mengandung pengertian bahwa kebutuhan akan pendidikan
tinggi di Kota Bandar Lampung harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Bandar Lampung baik dalam aspek biaya maupun
sarana dan prasarana pendukungnya.
Berdaya Saing mengandung pengertian bahwa kasawan pendidikan tinggi di BWK B diharapkan dapat menciptakan kualitas sumber daya
manusia yang mandiri, sehingga mampu meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di Kota Bandar Lampung.
2.7.2 Rencana Sistem Jaringan Jalan
Jaringan jalan di BWK B secara eksisting menghubungkan setiap wilayah yang berada di dalamnya serta menghubungkan keseluruh wilayah lainnya
di Kota Bandar Lampung yang terdiri dari jaringan jalan Arteri Primer Jalan Soekarno HattaBy Pass, Arteri Sekunder Jalan Teuku Umar dan
Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Kolektor Sekunder, dan jalan Lingkungan. Secara umum kondisi jaringan jalan di BWK B dalam kondisi
baik meskipun pada beberapa jaringan jalan terdapat kerusakangan sedang. Selain jaringan jalan tersebut di atas, pada BWK B juga terdapat jaringan
lokal dan lingkungan yang menghungkan antar lingkungan satu dengan lainnya. Berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum tahun 2011, panjang
jalan lingkungan yang membentang di Kecamatan Rajabasa kurang lebih 21 KM dan di Kecamatan Kedaton kurang lebih 77 KM dengan lebar rata-rata
3 meter. Jenis perkerasan pada jalan lingkungan tersebut sebagian besarnya berupa latasir, dan ada juga yang berupa lapen dan paving blok.
Tersedianya jaringan jalan yang memadai di BWK B berimplikasi pada tingkat aksesibilitas wilayahnya. Jaringan jalan utama kota yang
membentang di BWK B serta fungsi BWK B yang menjadi pusat pendidikan tinggi serta adanya perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa
mendorong terjadinya peningkatan arus lalu lintas di wilayah ini. Selain itu bertambahnya volume kendaraan dan perlintasan kereta api juga dirasakan
sebagai salah satu faktor penentu kondisi arus lalu lintas di BWK B Kedaton. Secara umum kondisi arus lalu lintas di wilayah ini setiap harinya
terpantau ramai lancar dan cenderung padat merayap pada jam-jam sibuk
pagi maupun sore hari. Kondisi tersebut terjadi pada beberapa ruas jalan utama seperti di Jalan Teuku Umar, Jalan Zainal Abidin Pagar Alam, Jalan
Urip Sumoharjo, dan Jalan Ki Maja. Sehingga pada beberapa ruas jalan tersebut tentunya perlu dilakukan
beberapa upaya penanganan yang diantaranya adalah :
Pengembangan rencana jalan layang di Jalan Jalan Ki Maja – Jalan Ratu Dibalau, Jalan Sultan Agung – Jalan Terusan Sultan Agung
Melakukan pelebaran jalan di Jalan Sultan Agung, Jalan Urip
Sumoharjo, Jalan Teuku Umar, Jalan Z.A. Pagar Alam, Jalan Pramuka
Penataan perempatan persimpangan jalan di pertigaan Jalan Teuku Umar – Jalan Ki Maja; perempatan Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Arif
Rahman Hakim; pertigaan Jalan Teuku Umar – Jalan Sultan Agung
Menghilangkan atau menertibkan hambatan samping pada beberapa ruas tersebut