memacu pertumbuhan vegetatif, tanaman krisan harus mendapatkan penyinaran antara 14-16 jam Cahyono, 1999.
Krisan termasuk tanaman yang mudah sekali penanamannya, dapat dilakukan dengan stek batang atau anakan. Cara sederhana ini dapat
menghasilkan bunga dalam waktu sekitar tiga bulan. Jarak tanamnya sangat bervariasi tergantung dari situasi lokasi penanaman; tetapi penanaman Krisan
tergolong sangat efisien Soekartawi,1996.
2. GREENHOUSE
Istilah greenhouse menurut Widyastuti 1993 berasal dari kata ”green” yang berarti hijau dan ”house” yang berarti rumah. Oleh karena itu greenhouse bisa
diterjemahkan sebagai rumah hijau, karena tanaman yang ditanam di dalamnya selalu tampak hijau sepanjang tahun. Pada mulanya greenhouse menggunakan
kaca sebagai atap dan dindingnya sehingga di Indonesia greenhouse diistilahkan sebagai rumah kaca. Tetapi dengan perkembangan material saat ini atap dan
dinding greenhouse banyak menggunakan bahan plastik, sehingga sering disebut sebagai serra. Serra dapat terbuat dari plastik, net, maupun kasa Sutiyoso, 2004.
Fungsi greenhouse di daerah tropis berbeda dengan greenhouse di daerah subtropis. Iklim di negara–negara subtropis sangat fluktuatif, pada musim dingin
sulit sekali dilakukan kegiatan pertanian dengan hasil yang optimal sehingga pertanian di negara–negara subtropis sangat tergantung pada musim. Dengan
adanya greenhouse yang dilengkapi sistem pengendalian lingkungan seperti pengaturan suhu, angin, cahaya, kelembaban, dan kadar karbondioksida, maka
keadaan tersebut dapat diatasi. Fungsi greenhouse di daerah tropis seperti di Indonesia lebih ditekankan
sebagai sarana pelindung tanaman terhadap iklim ekstrim, terutama mengurangi intensitas cahaya matahari, terpaan curah hujan, dan mengurangi intensitas
serangan hama penyakit Widyastuti, 1993. Sistem pengendalian lingkungan di dalam greenhouse merupakan faktor
penting dalam pemeliharaan tanaman. Hal ini dilakukan agar tanaman mendapatkan lingkungan yang sesuai di dalam greenhouse. Elemen-elemen
8
lingkungan di dalam greenhouse yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman meliputi cahaya, temperatur udara, kelembaban udara, kadar CO
2
di dalam udara, ketersediaan air dan unsur nutrisi di dalam media tumbuh, serta
kondisi keasaman tanah Widyarti, 2001. Konsekuensi dari diberinya perlindungan berupa greenhouse menimbulkan
efek rumah kaca, yaitu suatu kondisi lingkungan di dalam greenhouse menjadi tidak optimal bagi pertumbuhan tanaman, terutama temperatur udara yang terlalu
tinggi. Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian terhadap lingkungan di dalam greenhouse Widyarti, 2001.
Indonesia yang beriklim panas dan lembab mempunyai kebutuhan yang berbeda untuk budidaya tanaman. Masalah utama yang terjadi adalah tingginya
suhu udara di dalam bangunan sehingga perbedaan suhu antara di dalam dan luar bangunan menjadi besar sehingga terkadang melebihi interval yang diizinkan
untuk pertumbuhan tanaman. Untuk mengatasi hal tersebut greenhouse di Indonesia harus mempunyai sistem ventilasi yang baik dan mempergunakan
penutup atap yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Di Indonesia dibutuhkan greenhouse untuk kondisi spesifik. Greenhouse
tinggi dengan keadaan terbuka, sesuai untuk area beriklim hangat, di daerah berangin kuat greenhouse rendah lebih sesuai, di daerah berawan diperlukan
greenhouse yang sedikit mungkin menutupi sinar agar tanaman mendapat cahaya yang optimal, dan untuk daerah beriklim dingin sebaiknya membangun
greenhouse tertutup Serhalawan, 2004. Ada beberapa model rumah plastik, diantaranya model terowongan, multispan,
tusuk gigi, dan piggy back system. Berdasarkan pengalaman pekebun hidroponik, model yang sesuai di Indoensia adalah piggy back system. Udara panas bisa keluar
dari keempat sisi dan atap Untung, 2004.
3. SISTEM INFORMASI 3.1. Data, Informasi dan Sistem