dan pertumbuhan tanaman padi didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Oh 1979. Menurut Oh 1979 hal ini terjadi karena jerami padi
mengandung substrat dalam jumlah yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan populasi jasad renik selama stadia vegetatif dari pertumbuhan
tanaman padi. Lebih lanjut Oh menyatakan bahwa jerami segar mampu menyimpan mengonservasi unsur -unsur hara, terutama N, dalam tanah untuk
digunakan oleh tanaman padi pada stadia pertumbuhan generatif the later stages of growth .
Pemberian jerami padi juga dapat memperbaiki sifat-sifat tanah lainnya, selain ketersediaan N dalam tanah. Pemberian jerami dapat meningkatkan
ketersediaan unsur -unsur lain seperti K dan P Beaton et al, 1992; Dei, 1975, dan unsur-unsur mikro Prasad dan Sinha, 1995, sedangkan pupuk hijau sangat
memengaruhi ketersediaan N Hegde, 1996. Pemberian jerami padi cenderung menurunkan emisi gas N
2
O karena pemberian jerami mendorong kondisi tanah menjadi lebih reduktif sehingga N
lebih banyak hilang dalam bentuk N
2
daripada N
2
O. Tetapi kehilangan N dalam bentuk gas N
2
ini diharapkan akan be rkurang dengan meningkatnya tingkat penambatan N
2
oleh bakteri penambat N
2
dalam tanah tergenang, khususnya dengan pemberian jerami padi.
Bertitik tolak dari hasil penelitian ini dan mengingat harga pupuk N semakin mahal karena peningkatan tajam harga sumber energi minyak bumi,
maka pengembalian jerami padi ke lahan sawah dapat dipertimbangkan sebagai salah satu cara pengelolaan suplai N secara terpadu dalam budidaya padi sawah.
Penelitian seperti ini harus dilanjutkan dan diperluas dengan tujuan untuk memanfaatkan berbagai potensi sumber N dalam meningkatkan suatu teknologi
intensifikasi budidaya padi sawah dengan biaya yang murah dan berwawasan lingkungan.
5.1. Implikasi pada Pengelolaan Nitrogen dari Pupuk Mineral dan Jerami
Padi
Pada kondisi tergenang, komposisi kimia dari jerami atau kompos tampaknya memengaruhi pelepasan N dari bahan organik tersebut. Oleh karena
itu, dalam pengelolaan N dari bahan organik yang diberikan ke dalam tanah
seharusnya diarahkan pada pemilihan jenis dan tingkat dekomposisi bahan organik dikomposkan atau tidak dikomposkan serta cara dan waktu pemberian
bahan organik ke dalam tanah. Pemberian jerami padi menghasilkan imobilisasi N yang mengarah pada kekurangan N pada stadia awal pertumbuhan tanaman
padi jika jerami padi diberikan segera sebelum penanaman bibit padi. Hasil percobaan ini menunjukkan bahwa pemberian jerami padi dalam bentuk
potongan-potongan jerami ke dalam tanah tergenang tiga minggu sebelum tanam, dapat mengurangi potensi imobilisasi N. Selain itu juga dapat mengurangi
akumulasi N-NH
4 +
dalam tanah pada saat tanam dimana sistem akar tanaman belum mampu mengambil N dari tanah. Tetapi konsentrasi N-NH
4 +
dalam tanah akibat pemberian jerami tersebut meningkat pada stadia pertumbuhan berikutnya
antara stadia pembentukan anakan dan awal pembentukan malai ketika kebutuhan N tanaman padi tinggi.
Untuk mengurangi emisi gas N
2
O, jerami padi sebaiknya diberikan ke dalam tanah sesaat sebelum tanah digenangi. Dengan cara tersebut diharapkan N-
NO
3 -
dalam tanah akan diimobilisasi oleh jasad renik dan selanjutnya dilepaskan kembali ke dalam tanah pada saat tanah digenangi atau disawahkan sehingga
tersedia bagi tanaman padi. Pemberian kompos jerami padi secara tunggal dapat menyebabkan
tanaman mengalami kekurangan N karena pelepasan N-NH
4 +
dari kompos relatif rendah selama pertumbuhan tanaman padi Gambar 9a. Tanaka 1978
menyatakan bahwa pemberian kompos jerami merupakan metode yang terbaik untuk daur ulang K dan Si, tetapi bukan untuk N. Untuk jangka panjang
diharapkan kompos jerami mampu meningkatkan kesuburan tanah melalui peningkatan kandungan humusnya dalam tanah bila diberikan secara teratur ke
dalam tanah. Penambahan urea secara terpisah dalam dua kali pemberian dan
pemberian kombinasi kompos dengan urea dapat meningkatkan ketersediaan N dalam tanah pada stadia awal pertumbuhan tanaman serta membantu
menyelaraskan suplai N dengan kebutuhan N tanaman sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan serta produksi tanaman padi.
Pemberian jerami padi yang dikombinasikan de ngan urea ke dalam tanah merupakan suatu pilihan bila dikaitkan dengan kekhawatiran akan meningkatnya
pelepasan gas CH
4
atau akumulasi senyawa-senyawa organik dalam tanah sawah jika hanya diberi jerami padi. Untuk mengendalikan pelepasan gas CH
4
, maka urea dapat diganti dengan ZA amonium sulfat. Sulfat dari ZA tersebut akan
mempertahankan kondisi redoks tanah relatif lebih tinggi sehingga menghalangi reduksi CO
2
menjadi CH
4
. Selain itu, praktek ini dilakukan untuk mempertahankan suplai hara N yang seimbang, baik yang berasal dari hidrolisis
urea maupun dari mineralisasi N dalam jerami padi. Kandungan bahan organik tanah selain bergantung pada jumlah bahan
organik yang diberikan ke dalam tanah, juga bergantung pada laju dekomposisi bahan organik dalam tanah. Karena laju dekomposisi bahan organik dalam tanah
tergenang lebih lambat daripada di dalam tanah aerob, maka pengembalian residu tanaman atau bahan organik ke dalam tanah sawah akan meningkatkan kandungan
bahan organik tanah dan kandungan N tanah. Oleh karena itu, secara umum praktek ini akan memberikan dampak positif untuk jangka panjang terhadap
kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN